MAKALAH
Dosen Pengampu:
Sri Widiyati, SKM., M.Kes
Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam beberapa tahun belakangan, diagnosis positif HIV atau AIDS
seringkali diibaratkan seperti bunyi lonceng kematian. Namun saat ini
perkembangan dunia pengobatan, HIV sebenarnya memiliki obat. Seperti
halnya dengan penyakit kronis/menahun lainnya, meskipun tidak dapat
menghilangkan penyakit namun dengan terapi obat yang tepat dapat
membantu memperpanjang harapan hidup.
Dengan menjalani terapi Anti Retroviral (ARV) penderita yang
terinfeksi virus HIV tetap bisa memiliki umur yang panjang, sehat dan
produktif. Terapi ARV secara teratur sangat penting bagi orang dengan HIV
positif, karena akan menekan jumlah virus HIV yang ada di tubuh sekaligus
menjaga kekebalan tubuh (CD4 > 350).
Tujuan penggunaan obat ARV bagi penderita HIV positif yaitu
mencegah penularan pada orang lain, mencegah munculnya gejala AIDS,
menjaga produktivitas dan meningkatkan kualitas hidup.
Selama ini bahkan hingga saat ini, pemerintah tetap menjamin ketersediaan
pengobatan ARV. Di tahun 2017, Kemenkes menganggarkan dana lebih
kurang 800 Milyar rupiah agar masyarakat, khususnya orang dengan HIV-
AIDS atau para ODHA, bisa mendapatkan dan memanfaatkannya secara
gratis.
Pada masa lalu, tidak semua ODHA bisa memulai terapi ARV, hanya
ODHA dengan persyaratan klinis tertentu (CD4<350). Namun, penelitian
klinis beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi HIV
sebaiknya memulai terapi ARV dini (tanpa memandang jumlah CD4) karena
terbukti memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan dan ketahanan hidup
pasien. Karena itu, Kemenkes menyambut baik kabar gembira tersebut
dengan melakukan inovasi treat all pada tahun 2018, yakni semua ODHA di
Indonesia dapat memulai terapi ARV berapapun jumlah CD4 nya. Program
penanggulangan AIDS di Indonesia, menuju pada getting 3 zeroes, yaitu zero
new infection, zero AIDS-related death dan zero stigma and discrimination.
Untuk mempercepat tujuan tercapainya getting 3 zeroes, maka
dikembangkan Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB) dengan
melibatkan peran aktif komunitas dengan pendekatan strategi pemberian obat
ARV/Strategic Use Of Antiretroviral (SUFA) sebagai pencegahan dan
pengobatan infeksi HIV. Pedoman ini merupakan pembaharuan atas
perkembangan pengobatan HIV dan AIDS dan menyelaraskan terapi ARV
pada dewasa, remaja, dan anak serta ibu hamil.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis dapat melaporkan pengobatan anti retroviral di Indonesia.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan definisi obat antiretroviral
b. Mengetahui kelompok yang memerlukan penggunaan antiretroviral
c. Diagnosis HIV
d. Menjelaskan tentang tata laksana pemberian antiretroviral
e. Penggolongan tentang pengobatan ARV
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Pengobatan antiretroviral merupakan bagian dari pengobatan HIV
dan AIDS untuk mengurangi risiko penularan HIV, menghambat
perburukan infeksi oportunistik, meningkatkan kualitas hidup penderita
HIV, dan menurunkan jumlah virus (viral load) dalam darah sampai tidak
terdeteksi.
Terapi antiretroviral (ART) adalah kombinasi dari beberapa obat
antiretroviral yang digunakan untuk memperlambat HIV berkembang biak
dan menyebar di dalam tubuh. Obat antiretroviral sendiri adalah
pengobatan untuk perawatan infeksi oleh retrovirus, terutama HIV.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengobatan antiretroviral merupakan bagian dari pengobatan HIV
dan AIDS untuk mengurangi risiko penularan HIV, menghambat
perburukan infeksi oportunistik, meningkatkan kualitas hidup penderita
HIV, dan menurunkan jumlah virus (viral load) dalam darah sampai tidak
terdeteksi.
Pengobatan antiretroviral (ARV) disasarkan pada penderita HIV
dengan berbagai macam penyebab. Pengobatan ARV ini merupakan
kombinasi dari beberapa obat antiretroviral yang digunakan untuk
memperlambat HIV berkembang biak dan menyebar di dalam tubuh.
Obat antiretroviral sendiri adalah pengobatan untuk perawatan infeksi
oleh retrovirus, terutama HIV.
Indikasi dalam pengobatan antiretroviral dengan memperhatikan
tiga hal yaitu; penderita dengan gangguan TBC harus melakukan
pengobatan TBC terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan
pengobatan ARV selama 2-8 minggu, dengan memperhatikan kepatuhan
dalam mengonsumsi obat ARV dan bayi dengan umur <18 bulan yang
terinfeksi HIV maka harus segera mendapatkan pengobatan
antiretroviral.
B. Saran
Semoga pengobatan yang ada di Indonesia dapat berkembang
dengan baik dan meningkatkan derajat kesehatan masyrakat di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan RI. (2018). Hari AIDS Sedunia, Momen STOP Penularan HIV:
Saya Berani, Saya Sehat!. (online), http://www.depkes.go.id diakses pada 29
Agustus 2019.