Anda di halaman 1dari 5

Artikel Penelitian

Pengaruh Akupunktur Segmental


terhadap Kadar Gula Darah pada
Tikus Jantan Galur Wistar yang
Diinduksi Aloksan

Kartika Dewi

Departemen Akupunktur/Biologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung

Abstrak: Diabetes melitus (DM) merupakan kelainan metabolik endokrin yang ditandai
hiperglikemia dan komplikasinya merupakan penyebab utama kematian. Glukosa merupakan
kunci regulasi sekresi insulin oleh sel β pankreas. Selain diet, olah raga, dan penggunaan obat
antidiabetes, akupunktur dianggap dapat menurunkan kadar gula darah pada penderita DM.
Dengan perangsangan titik-titik tertentu, akupunktur dianggap dapat menjadi terapi altenatif
DM tipe 2 dengan cara meningkatkan sekresi insulin dan memperbaiki peredaran darah
sistemik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek akupunktur segmental terhadap kadar
gula darah puasa (KGDP) tikus jantan galur Wistar, yang diabetes karena diinduksi aloksan.
Penelitian ini merupakan uji praklinis acak terkontrol. Hewan coba sebanyak 32 ekor
berkelamin jantan, berat badan antara 150-220 gram, dibagi secara acak menjadi 2 kelompok
(n=16) yaitu kelompok kasus dan kontrol. Pada kelompok kasus dilakukan akupunktur seg-
mental pada titik paravertebra Thorakal 5-11, setiap hari sekali selama 10 hari, kelompok
kontrol hanya diobservasi. Data KGDP diukur pada hari ke 6 dan hari ke 11. Data persentase
penurunan KGDP dianalisis dengan Independent T-test, α =0,05. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa persentase penurunan KGDP pada hari ke 6 untuk kelompok kasus dan kontrol 24,50%
dan 12,79% tetapi tidak berbeda bermakna secara statistik (p>0,05), pada hari ke 11 berturut-
turut 46,67% dan 18,69% (p<0,01). Sedangkan persentase penurunan KGDP antara hari ke 6
sampai ke 11 untuk kelompok kasus dan kontrol 28,63% dan 3,46% (p<0,01). Penelitian ini
menyimpulkan bahwa akupunktur berefek menurunkan KGDP pada hewan coba setelah lebih
dari 5 kali penusukan. J Indon Med Assoc. 2011;61:358-62.
Kata kunci: Akupunktur segmental, tikus jantan galur Wistar, kadar gula darah, aloksan

358 J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 9, September 2011


Pengaruh Akupunktur Segmental terhadap Kadar Gula Darah

The Effect of Segmental Acupuncture Toward Blood Sugar Level in


Alloxan-Induced Wistar Male Rats

Kartika Dewi

Acupuncture/Biology Departement, Medicine Faculty, Maranatha Christian University, Bandung

Abstract: Diabetes Mellitus (DM) is an endocrine metabolic disorder which, characterized by


hyperglycemia status, and whose complications can cause mortality. Glucose is the key regulator
of insulin secretion by the pancreatic beta cells. Besides diet, physical exercise and antidiabetic
medications, acupuncture is believed to have the ability in reducing the blood sugar of DM
patients. Acupuncture by stimulating some accupoints might be useful as an alternative therapy
for DM type 2 by increasing the insulin secretion and improving the systemic circulation. The aim
of this research is to elucidate the effect of segmental acupuncture on fasting blood sugar (FBS) in
alloxan-induced diabetic Wistar male rats. This research was a random controlled preclinical
study. There were 32 male Wistar rats, with average body weight of 150-220 grams, randomly
devided into 2 groups (n=16), the control and treated groups. Segmental needling was performed
on Thoracal 5-11 paravetebral acupoints of the treated group rats. The needling was applied once
daily for 10 days, while the control group were only observed without needling. The FBS level was
measured on the 6th day and 11th day. The data of percentage in reducing blood sugar were
analyzed with independent T-test, α=0.05. The results showed reduced of FBS were 24.50% and
12.79% (p>0.05) on the 6th day in the treated and control group. On the 11th day respectively
46.67% and 18.69% (p<0.01). The diference between the 6th and 11th day of the treated and
control groups, were 28.63% and 3.46% (p<0.01). As a conclusion, segmental acupuncture is
able to reduce the FBS level after more than 5 times needling in experimental animals. J Indon
Med Assoc. 2011;61:358-62.
Keywords: Segmental acupuncture, Wistar male rats, blood sugar level, alloxan

Pendahuluan dipahami bila di masa yang akan datang, penyakit DM dengan


Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelainan komplikasinya akan berkembang menjadi salah satu
metabolik endokrin yang sering ditemukan. Sejalan dengan penyebab utama kesakitan dan kematian di Indonesia.2
perbaikan standar kehidupan, perubahan gaya hidup, dan Prevalensi DM pada seluruh negara meningkat dengan
bertambahnya populasi usia lanjut, angka kesakitan DM pesat pada dua dekade terakhir. Begitu juga prevalensi
menunjukkan adanya peningkatan yang tajam. Data WHO Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) meningkat. Prevalensi
menyatakan bahwa di antara penyakit yang mematikan, DM DM tipe 2 diperkirakan meningkat lebih cepat dibandingkan
menduduki tempat ketiga sesudah penyakit kardiosere- dengan DM tipe 1, karena terdapat peningkatan obesitas
brovaskular dan keganasan. Suatu penelitian internasional dan kurangnya aktivitas. Insidensi DM tipe 1 maupun tipe 2
pada tahun 1997 melaporkan bahwa terdapat 135 juta bervariasi menurut letak geografisnya. Skandinavia mem-
penderita diabetes di dunia. Berdasarkan data itu maka pada punyai insidensi tertinggi DM tipe 1,3,4 menengah pada Eropa
tahun 2025 jumlahnya bisa mencapai lebih dari 300 juta Utara dan Amerika Serikat, rendah pada negara lingkar Pasifik
orang.1 seperti Jepang dan Cina. Sedangkan insidensi DM tipe 2
Prevalensi DM di Indonesia terus meningkat, untuk tertinggi pada beberapa negara di kepulauan Pasifik, mene-
Indonesia WHO memprediksi kenaikan jumlah penderita dari ngah di India dan Amerika Serikat, rendah di Rusia dan Cina.3
8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Angka kematian akibat komplikasi diabetes secara umum
2030. Berdasarkan pola pertambahan penduduk diperkirakan dapat dikendalikan, tetapi efek terapi pada komplikasi yang
pada tahun 2030 nanti akan ada 194 juta penduduk yang kronis tidak memuaskan. Dilaporkan bahwa komplikasi dia-
berusia di atas 20 tahun dan dengan asumsi prevalensi DM betes merupakan sebab utama dari angka kematian.1
pada urban (14,7%) dan rural (7,2%), maka diperkirakan Dibandingkan dengan pasien bukan diabetes maka
terdapat 12 juta penyandang diabetes di daerah urban dan angka kejadian penyakit kardiovaskular pada penderita dia-
8,1 juta di daerah rural. Melihat adanya kecenderungan betes adalah 4 kali lebih tinggi dan faktor risiko apopleksi
kenaikan prevalensi DM di berbagai daerah, maka dapat adalah 3-4 kali lebih tinggi.1

J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 9, September 2011 359


Pengaruh Akupunktur Segmental terhadap Kadar Gula Darah

Dilaporkan bahwa akupunktur pada hewan colon n = 2 (1.960 + 0.842 )2 (1)2 = 15.7 = 16
maupun manusia dapat meningkatkan produksi insulin. (1)2
Akupunktur dengan cara merangsang titik-titik tertentu n = besar sampel
merupakan terapi alternatif yang bertujuan meningkatkan Z 1-á / 2 95% = 1.960; Z1-â 80% = 0.842 ; sd=d
sekresi insulin pada Non Insulin Dependent Diabetes Mel-
litus (NIDDM) dan perbaikan peredaran darah sistemik.1,5 Dari rumus di atas didapat jumlah sampel sebanyak 16
Berdasarkan pengalaman klinis, akupunktur telah ter- ekor, untuk masing-masing kelompok.
bukti lebih efektif pada DM tipe 2 dibandingkan dengan DM Pada kelompok kasus (n=16) dilakukan penusukan
tipe1, serta pada yang dini dan kasus yang ringan diban- dengan jarum secara akupunktur segmental pada titik
dingkan dengan yang lanjut dan kasus yang berat.6 paravertebra Thorakal 5-11, setiap hari sekali selama 10 hari,
Beberapa penelitian klinik yang telah dilakukan mem- kelompok kontrol (n=16) hanya diobservasi.
buktikan bahwa akupunktur efektif untuk menurunkan kadar Data yang diukur adalah kadar gula darah puasa (KGDP)
gula darah pada penderita DM, di antaranya. Zhan et al.7 setelah penusukan hari ke 6 dan ke 11. Persentase penurunan
melaporkan dalam 14 kasus dengan NIDDM ringan dan KGDP dianalisis dengan Independent T-test, α = 0.05. Tempat
sedang yang diterapi hanya dengan akupunktur pada titik penelitian adalah laboratorium Farmakologi Fakultas
Pishu (BL20), Geshu (BL17) dan Zusanli (ST36), 7 kasus Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung pada
menunjukkan hasil yang sangat baik, 3 kasus perbaikan dan bulan April-Agustus 2008. Penelitian ini telah memperoleh
1 kasus tidak efektif. Tu et al,7 melaporkan 34 kasus dengan persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Fakultas Kedokteran,
NIDDM diobati dengan akupunktur, dan kombinasi kontrol Universitas Kristen Maranatha-Rumah Sakit Immanuel
makanan, mereka mengamati bahwa 70% pasien-pasien dengan memperhatikan prinsip 3R, refinement, reduction, dan
mendapat perbaikan dari gejala polifagi, polidipsi, poliuri dan replacement.
penurunan berat badan. Mo et al,7 melakukan penelitian pada Tikus diadaptasikan dengan suasana laboratorium
percobaan tikus diabetes dengan Elektro Akupunktur (EA) selama satu minggu. Pada akhir masa adaptasi diperiksa kadar
dan TENS pada bilateral titik Shenshu (BL23) dan Zusanli gula darah puasa dengan alat GlucoDr,® setelah dipuasakan
(ST36) didapatkan kadar glukosa plasma bermakna lebih selama 16 jam. Pada tikus kelompok kontrol dan kelompok
rendah pada EA (p<0.05). Zhang Yan-Hong memilih titik- kasus dilakukan penyuntikan larutan aloksan dengan dosis
titik telinga dan mendapat nilai efektif total 95.3%.6 Zhou 70 mg/kg BB secara intravena pada ekor.9 Kemudian tanda
Chao melakukan penusukan jarum di telinga dan tubuh dalam hiperglikemia diperiksa dalam waktu 3 hari (72 jam) setelah
terapi NIDDM, mendapatkan nilai efektif 94.9%.6 Tu Zhao- tikus diinduksi.9 Pemeriksaan kadar gula darah dilakukan
Hao menyuntikan lidocain dan vitamin B ke titik pada melalui pengambilan darah vena pada ekor dengan cara
pengobatan DM yang berhubungan dengan disfungsi saraf memotong sedikit ujung ekor sebanyak 2 kali yaitu sebelum
vegetatif dan dilaporkan nilai efektif total 90.5%.6 penelitian, pasca indular aleksan dan setelah perlakuan.
Banyak penelitian-penelitian telah dilakukan tetapi Pada tikus kelompok kasus dilakukan penusukan jarum
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah didapatkan akupuntur dengan cara tikus difiksasi pada bagian kepala,
penurunan kadar gula darah dengan penusukan titik panggul, kaki depan dan kaki belakang, setelah itu dilakukan
akupunktur secara segmental pada paravertebra torakal 5 - tindakan aseptik dan antiseptik pada titik akupunktur yaitu
11, yaitu titik-titik yang dipilih berdasarkan segmen spinal titik paravertebra torak 5-11 pada dorsal tubuh di sela iga
yang berkaitan dengan organ pankreas.8 Penelitian ini kedua sisi ruas tulang dada ke 5-11. Jarum akupunktur yang
menggunakan hewan coba tikus karena pada tikus dipakai adalah ukuran 0.20 x 13 mm. Penusukan dilakukan
mempunyai titik-titik akupunktur yang relatif sama dengan tegak lurus sedalam 6 mm11, dan jarum ditinggalkan selama 20
manusia.11 menit.10 Penusukan dilakukan 1 kali sehari, selama 10 hari.

Metode Hasil Penelitian


Penelitian ini merupakan uji praklinis acak terkontrol. Pemeriksaan kadar gula darah puasa dila-kukan sebelum
(Randomized Controlled praclinical trial) .Yang dilakukan penelitian dilakukan (sebagai skrining diabetes), sesudah
pada tikus jantan galur Wistar berusia ± 8-10 minggu, seba- induksi aloksan (untuk memastikan terjadi kenaikan kadar
nyak 32 ekor dengan berat badan antara 150-220 gram, kadar gula darah), dan setelah tindakan akupunktur 5 kali (hari ke-
glukosa darah puasa awal <100 mg/dL dan kadar glukosa 6) dan 10 kali (hari ke-11) pada kedua kelompok. Efek dinilai
darah puasa pasca induksi aloksan >200 mg/dL. Tikus yang dengan membandingkan nilai kadar gula darah setelah
memenuhi kriteria seleksi tersebut dibagi secara acak men- tindakan akupunktur pada tikus kasus dengan nilai kadar
jadi 2 kelompok yaitu kelompok kasus dan kelompok kontrol. gula darah pada tikus kontrol.
Besar sampel menggunakan rumus sebagai berikut : Perbandingan rerata KGDP awal antara tikus kelompok
2 ( Z 1−α /2 + Z 1− β ) 2 σ 2 kasus dengan kelompok kontrol, hasil uji statistik T-test
n = 2 didapat p-value=0,828, hal itu menunjukkan KGDP awal
d

360 J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 9, September 2011


Pengaruh Akupunktur Segmental terhadap Kadar Gula Darah

Tabel Data Kadar Gula Darah Sebelum dan Sesudah Perlakuan

Kelompok (Mean ±Std Dev) th p


Kontrol Kasus

KGDP awal (mg/dL) 92,32 ± 6,41 92,75 ± 4,80 0,22 0,828


KGDP sesudah induksi (mg/dL) 339,75 ± 119,60 352,31 ± 114,060 304 0,763
Penurunan KGDP hari ke 6 (%) 12,79 ± 32,81 24,50 ± 20,77 1,21 0.237
Penurunan KGDP hari ke 11 (%) 18,69 ± 35,24 46,67 ± 18,89 2,80 0,009
Penurunan KGDP hari ke 6-11 (%) 3,46 ± 28,18 28,63 ± 15,39 3,14 0,004

Keterangan: KGDP=Kadar Gula Darah Puasa , Std Dev. = Standar Deviasi

kelompok tikus kasus dan kelompok tikus kontrol homogen Penurunan KGD ini terjadi karena perangsangan titik
(p>0,05). akupunktur pada kulit dapat mempengaruhi organ dalam dari
Perbandingan rerata KGDP sesudah induksi antara tikus segmen spinal dengan persarafan yang sama melalui pola
kelompok kasus dengan kelompok kontrol, hasil uji statistik lengkung refleks kutaneoviseral dan somatoviseral dengan
T-test didapat p-value=0,763, hal ini menunjukkan KGDP melibatkan pusat refleks yang lebih tinggi di hipotalamus.8
sesudah induksi antara tikus kelompok kasus dan tikus Pada tingkat segmental dengan meregulasi fungsi organ
kelompok kontrol homogen (p>0,05). visera, akupunktur segmental memanfaatkan mekanisme ho-
Hasil uji statistik T-test, diperoleh p-value=0,237, hal meostasis sistem saraf otonom, melalui saraf simpatis dan
ini menunjukkan persentase penurunan KGDP pada kelom- parasimpatis, yang dalam hal ini memperbaiki gangguan
pok kasus tidak berbeda dibandingkan kelompok kontrol endokrin dan memulihkan sel β pankreas dengan merang-
(p>0,05). sang nerus vagus dan menginhibisi saraf simpatis. Asetilkolin
Hasil uji statistik T-test untuk pengukuran hari ke 11, dari n.Vagus menstimulasi produksi dan pelepasan insulin.1,12
diperoleh p-value=0.009, yang menunjukkan rerata persen- Pada tingkat pusat melalui aksis hipotalamus - hipofisis,
tase penurunan KGDP pada hari ke 11 antara kelompok tikus akupunktur berpengaruh terhadap produksi insulin melalui
kasus dengan kelompok tikus kontrol berbeda sangat hambatan pelepasan GHRIH (Growth Hormon Releasing
signifikan (p<0.01). Hal itu berarti pada pengukuran KGDP Inhibiting Hormon), sehingga sekresi insulin ditingkatkan.12
hari ke 11, perlakuan akupunktur pada kelompok tikus kasus Dalam penelitian yang dilakukan Mo et al, yang dikutip
memberikan efek penurunan KGDP yang sangat signifikan oleh Lili, pada percobaan tikus-tikus diabetes memper-
dibandingkan dengan kelompok tikus kontrol yang tidak gunakan Elektro Akupunktur (EA) & TENS dengan cara
mendapat perlakuan akupunktur. penusukan bilateral titik Shenshu (BL 23) dan Zusanli (ST
Hasil uji statistik T-test, perbedaan KGDP antara hari 36) didapatkan kelompok EA p<0,05 dan TENS p>0,05,
ke 6 sampai hari ke11, diperoleh p-value=0.004, hal itu sedangkan pada penelitian ini yang dilakukan dengan
menunjukkan rerata persentase penurunan KGDP antara penusukan akupunktur secara segmental pada titik para-
kelompok tikus kasus dengan kelompok tikus kontrol, vertebra Tahun 5 -11 ternyata memberikan hasil yang sangat
berbeda sangat signifikan (p<0.01) signifikan p<0,01.

Diskusi Kesimpulan
Hasil uji statistik perbandingan efek akupunktur Akupunktur segmental memberikan efek penurunan
terhadap KGDP pada hari ke 6 antara kelompok tikus kasus kadar gula darah. Penurunan kadar gula darah pada tikus
dan kelompok tikus kontrol, dengan hasil uji statistik T-test baru terlihat setelah dilakukan 5 kali penusukan.
diperoleh p-value=0,237 (p>0,05), dengan demikian perlakuan Disarankan untuk melakukan penelitian klinik lanjutan
akupunktur selama 5 hari berturut-turut belum memberikan pada manusia, dan selanjutnya sebagai terapi tambahan untuk
efek yang signifikan pada penurunan KGD. Sedangkan efek diabetes melitus karena terbukti cukup efektif dan aman.
akupunktur terhadap KGDP pada hari ke 11 didapatkan hasil
uji statistik T-test diperoleh p-value=0,009 (p<0,01), dengan Daftar Pustaka
demikian perlakuan akupunktur selama 10 hari berturut-turut 1. Zhang ZL. Acupuncture treatment for diabetes mellitus, Chinese-
memberikan efek yang sangat signifikan. Pada hasil English edition. Shanghai Science and Tecnical Publisher. 2007.
2. Perkeni. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus
pengukuran KGDP antara hari ke 6 - hari ke 11 didapatkan tipe 2 di Indonesia. Jakarta, 2006.
hasil uji statistik T-test diperoleh p-value=0,004 (p<0,01) 3. Power AC. Diabetes mellitus. In: Braunwald E, Fauci AS, Kasper
dengan demikian perlakuan akupunktur sampai 10 hari DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL. Eds. Harrison’s principle
memberikan efek penurunan KGD. Oleh karena itu dapat of internal medicine 16th ed. New York : McGraw-hill Companies,
Inc., 2005: 2152-80.
disimpulkan bahwa penurunan KGD terjadi setelah dilakukan 4. Suyono S. Kecenderungan peningkatan jumlah penyandang dia-
lebih dari 5 kali penusukan. betes. Dalam: Soegondo S, Soewondo P, Subekti I, Penyunting.

J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 9, September 2011 361


Pengaruh Akupunktur Segmental terhadap Kadar Gula Darah

Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu sebagai panduan 9. Ene AC, Nwankwo EA, Samdi LM. Alloxan induced diabetes in
penatalaksanaan diabetes melitus bagi dokter maupun edukator. rats and the effects of black caraway (Carum carvi L.) oil on
Pusat Diabetes dan Lipid RSUPN. Dr. Cipto Mangunkusumo/ their body weight. Res J Med Medical Sciences. 2007;2(2):48-52.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Balai Penerbit 10. Mi-Hyeon J, Min-Chul S, Gyo-Sung K, Choong-Yeol L, Ee-Hwa
FKUI; 2004. p. 1-5. K, Chang-Ju K. Acupuncture decrease nitric oxide synthase ex-
5. Fang-Ming X, Zhi-cheng L. Observation of the effect of acu- pression in periaqueductal gray area of rats with streptozotocin-
puncture in treating obesity with non-insulin-dependent diabetes induced diabetes. Neuroscience Letters. 2003;337:155-8.
mellitus. Int J Clin Acupt. 2006;15(1):15-9. 11. Li Zhongren. Nama dan lokasi titik akupunktur pada hewan.
6. Li-Ping W, Yu-Xin Y. Diabetes. Int J Clin Acupt. 2000;11(2): Ilmu Akupunktur Eksperimental, 2002:314-29.
115-8. 12. Cho Z.H, Wong E.K, Fallon J.H. Neuro-Acupuncture. vol.I Neu-
7. Guan-Yuan Jin, Jia-Jia X.Jin, Louis L.Jin. Contemporary medi- roscience Basics Los Angeles, 2001:56-77.
cal Acupuncture, a system approach. Higher Education Press,
Beijing China. 2006. YY
8. Bekkering R, Bussel R. Segmental acupuncture in medical acu-
puncture a western scientific approach. Churchill Livingstone,
Philadelphia. 1998.

362 J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 9, September 2011

Anda mungkin juga menyukai