Penulis
Ning Tyas Utami, Ayu Kristina, M. Nur Habib, Retma
Ayu Ningtyas, Arian Agung Prasetiyawan, Nunuk
Risqiani, Rina Marsidyani, Muis Ashari, Muzaiyanah,
Siti Istiqomah, Icha Al Alfatihah, Ulva Afifatul Laili.
ISBN :
Editor:
M. Azwan Anas, M.Taufik Kustiawan
Diterbitkan oleh:
PENA PERGERAKAN
Kantor DEMA IAIN Surakarta, Kompleks Student Center LT. 2
IAIN Surakarta,
Jl. Pandawa, Pucangan, Kartasura, Sukoharjo (57167)
Telp.
ii
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Hidup Mahasiswa !
Ketua Umum
DEMA IAIN Surakarta
Agung Fatrurrahman
vi
DAFTAR ISI
PRAKATA......................................................................iii
DAFTAR ISI..................................................................vii
KATA PENGANTAR......................................................viii
vii
viii
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
2
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
jika mereka meneruskan ke IAIN yang sudah ada
dikhawatirkan mereka akan mengalami kemunduran,
karena harus menyesuaikan diri dengan mahasiswa
lain lulusan SLTA umum dan MAN yang tidak disiapkan
secara khusus, kecuali lulusan SLTA yang dikelola oleh
pesantren-pesantren yang berkualifikasi baik. Dari
sinilah akhirnya lahir gagasan perlunya disiapkan IAIN
unggulan yang dapat menampung mereka.
Dua fakultas : Syari’ah dan Ushuluddin yang
telah dipindahkan ke Surakarta itu berkembang bagus
karena calon mahasiswa yang cukup unggul sebab
mereka berasal dari lulusan MAPK di seluruh Indonesia
dan perhatian dari pihak Departemen Agama Pusat
sangat besar. Kedua faktor ini menjadi motivator
besar dalam mengembangkan kedua fakultas itu.
Namun pada tahun 1997, tepatnya pada tanggal, 1
Juli 1997 situasi nasional berubah secara mencolok,
yakni seluruh fakultas IAIN, khususnya yang berada
di luar kampus induknya diubah statusnya menjadi
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) tidak
terkecuali dua fakultas yang baru beberapa tahun
pindah ke Surakarta, sehingga keduanya digabungkan
menjadi satu dengan nama STAIN Surakarta. Surakarta
sengaja diabadikan menjadi nama bagi STAIN ini, adalah
sebagai kenangan terhadap nama eks karesidenan
Surakarta tempo dulu, yang pernah berdiri pada Senin
Pon, 15 Juli 1946 dan berakhir pada Selasa Pon, 4 juli
3
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
4
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
5
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
6
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
ekstra kampus. Kita tidak bisa menampik bahwa
radikalisme dan terorisme telah merambah ke dunia
mahasiswa. Oleh karena itu, tugas mahasiswa yang
berada di organisasi internal maupun eksternal kampus
adalah menyampaikan bahwa Pancasila dan NKRI sudah
final dan tidak bisa diganggu gugat. Sampaikanlah
bahwa budaya kita adalah budaya santun dan toleran
terhadap sesama anak bangsa. Namun budaya kita
juga mengajarkan untuk tegas terhadap pihak-pihak
yang ingin mengganti Pancasila dan merubah bentuk
NKRI dengan yang lain.
7
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
8
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
Di tahun politik ini misalnya, pernyataan Habib
Rizieq selaku Imam Besar umat FPI tentang isu-
isu kampanye yang disiarkan oleh Front TV bahwa
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) datang ke Arab
Saudi untuk mengarahkan KBRI dan KJRI memenangkan
salah satu pasangan calon presiden (Redaksi, 2019).
Kemudian, isu pendidikan agama akan dihapuskan, PKI
diizinkan di Indonesia, melegalkan pernikahan sejenis
dan perbuatan zina (Tanjung, 2019). Isu lain tentang
rancangan masjid al Safar di tempat istirahat (rest area)
jalan tol Cipularang, KM 88 yang dibuat Ridwan Kamil
dituding Rahmat Baequni terdapat simbol iluminati.
Maka, pentingnya budaya literasi untuk menyaring
informasi berita-berita palsu tersebut (Arhdin, 2019).
Pasalnya, jika berita hoax dibiarkan mewabah,
keberadaannya akan mudah menimbulkan sikap saling
menfitnah, mengkafirkan, menyesatkan, lebih agresif,
provokatif, liberal, dan seterusnya kepada pihak
yang berbeda paham sampai bentuk ekstremisme,
radikalisme yang menjadi ancaman perdamaian dan
keamanan dunia. Apalagi polisi telah mengungkap
sindikat pelaku penyebaran hoax menamakan dirinya
‘Muslim Cyber Army’. Akibatnya citra Islam menjadi
buruk. Apalagi muncul anggapan bahwa Islam adalah
agama pedang yang cenderung mengakomodasi
kekerasan, menakutkan, ganas, dan beringas. Padahal
tidak.
9
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
10
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
merangkul, bukan memukul dan Islam yang berdamai,
bukan bertikai.
Kaum muda harusnya memiliki pondasi kuat
dalam pemahaman keagamaan seperti prinsip dasar
Islam untuk hidup bersama dalam masyarakat yang
beragam. Sehingga mampu menunjukkan Islam yang
rahmatan lil alamin yaitu sebagai pemberi manfaat dan
kasih sayang kepada alam, bukan penebar kebencian.
Referensi
Arhdin. (2019, June). Kominfo Cap Isu Iluminati di Masjid
Karya Ridwan Kamil Hoaks. CNN Indonesia.
Retrieved from http://www.cnnindonesia.
com/nasional/20190612111210-20-402608/
kominfo-cap-isu-iluminati-di-masjid-karya-
ridwan-kamil-hoaks
Australia-Indonesia, F. A. M. (2018). Muslim Milenial :
Catatan & Kisah Wow Muslim Zaman Now. (S.
Setowara, Ed.). Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Kristina, A. (2019). Literasi Digital, Cara Dakwah Santri
Milenial. Retrieved April 8, 1BC, from http://
islamsantun.org/literasi-digital-cara-dakwah-
santri-milenial/
Redaksi. (2019, April 2). Habib Rizieq Dianggap
Menebar Fitnah Terkait Isu Kampanye Menteri
Luar Negeri di Arab Saudi. Mojok.Co. Retrieved
11
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
from https://mojok.co/red/rame/kilas/habib-
rizieq-dianggap-menebar-fitnah-terkait-isu-
kampanye-menteri-luar-negeri-di-arab-saudi/
Sirojuddin Cholili, M. (2016). Toleransi Beragama (Studi
Konsep Tawasut, I’tidal, Tawazun, dan Tasamuh)
sebagai Upaya Resolusi Konflik pada Masyarakat
Perumahan Giri Pekukuhan Asri Mojosari.
Tanjung, B. H. (2019, March). Jokowi Curhat 4 Fitnah
yang Kerap Manyasar Dirinya. Okezone.Com.
Retrieved from https://news.okezone.com/
read/2019/03/27/605/2035393/jokowi-curhat-
4-fitnah-yang-kerap-menyasar-dirinya
12
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
KE-INDONESIAAN
Radikalisme Menghantui Mimbar
Kebebasan Berpikir
Oleh: Retma Ayu Ning Tyas
Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris
Fakultas Adab dan Bahasa
13
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
14
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
Pulau dan penduduk dengan jumlah yang
cukup besar yang menjadikan Indonesia berada di
empat terbesar dunia, dan pastinya menghasilkan
berbagai macam ragam budaya. Data BPS tahun
2010 menyebutkan bahwa jumlah suku di Indonesia
ada sebanyak 1.331 kelompok suku, serta jumlah
bahasa di Indonesia menurut Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan atau Badan Bahasa telah memetakan
dan memverifikasi 652 bahasa daerah yang berbeda,
jumlah tersebut adalah hasil proses verifikasi sejak
1991-2017.
Untuk menjaga keragaman yang ada, dibutuhkan
adanya persatuan. Bersatu dalam segala lini, saling
menghargai di bidang agama, sosial, politik, ekonomi
serta yang lainnya. Aksi bersatu yang dimaksud adalah
menghargai perbedaan dalam bentuk toleransi.
Menjaga keberagaman tidak bisa dilakukan oleh
pemerintah pusat atau pemerintah daerah tapi juga
seluruh elemen masyarakat dan organisasi masyarakat.
Ormas berjumlah 344.039 yang terdata di kemendagri
harus saling bahu membahu menjaga keberagaman di
Indonesia. Merajut Indonesia adalah apa yang sejak
awal kita ikrarkan sebagai bangsa Indonesia. Bukankah
sejak diikrarkannya sumpah pemuda tahun 28 Oktober
1928 kita akan bersatu dalam bahasa, bangsa, dan
satu tanah air? Kaya ragamnya Indonesia, dari Sabang
15
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
Kasus-Kasus Intoleransi
Sebagai Negara yang berkembang, ada kalanya
toleransi dapat diamalkan dan kadangkala tidak.
Beberapa kasus intoleransi sebut saja misal perusakan
tiga patung suci umat Hindu di Pura Mandhara Giri
Semeru Agung, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur oleh
orang tak dikenal. Ada juga Penyerangan terhadap
ulama pengasuh pondok pesantren Karangasem,
16
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
Lamongan yang diindasi dilakukan oleh orang yang
mengidap gangguan jiwa di Lamongan. Kita juga masih
ingat peristiwa Perusakan Masjid di Tuban, Ancaman
bom di Kelenteng Kwan Tee Koen Karawang, Serangan
Gereja Santa Lidwina Sleman, Persekusi terhadap
Biksu di Tangerang. Peristiwa-peristiwa tersebut diatas
adalah hanya sebagian kecil masalah intoleransi yang
pernah terjadi sepanjang tahun 2018.
Pengeboman di Surabaya pada tanggal 13-14
mei 2018 adalah kasus yang cukup menggemparkan
sepanjang tahunn 2018. Sasaran pengeboman adalah
Gereja Santa Maria Tak Bercela, GKI Diponegoro dan
Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jemaat
Sawahan. Seperti yang dilansir oleh banyak media
mainstream bahwa tersangka dari pengeboman
tersebut berasal dari satu keluarga berjumlah 6 orang
terdiri dari sepasang suami istri dan empat orang
anaknya. Mereka adalah simpatisan ISIS (Islamic State
of Irak dan Suriah), tergabung di Jaringan Jamaah
Ansharut Daulah (JAD) serta Jamaah Ansharut Tauhid
(JAT).
JAD dan JAT dinyatakan terlarang semenjak
Undang-Undang Terorisme disahkan tahun Mei 2018
yang sebelumnya terdapat Undang-undang tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme tahun 2003.
Mengacu pada UU Terorisme tahun 2018, terorisme
adalah ‘Perbuatan yang menggunakan kekerasan
17
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
18
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
berpuasa makan palapa, jikalau seluruh nusantara
bertakluk di bawah kekuasaan negara, jikalau Gurun,
Seram, Tanjungpura, Haru, Pahang, Dempo, Bali,
Sunda, Pelambang, Tumasik telah dikalahkan”. (Yamon:
1960;60).
Dari awal, kita semua sepakat bahwa Pancasila
sebagai dasar negara Indonesia. Peristiwa BPUPKI
dan PPKI yang masing-masing berselang kurang lebih
tiga bulan saja menunjukkan kepada kita bahwa
perbedaan pendapat dalam perumusan dasar negara
tidak dilakukan dalam waktu singkat, akan tetatapi
lewat diskusi yang panjang. Dalam merumuskan nilai-
nilai pancasila juga diikuti oleh golongan tua, golongan
muda sebagai sikap saling menghargai antar lintas
angkatan. Ada tiga pembicara utama yang menjelaskan
hasil pikirannya terhadap dasar negara. Mereka adalah
Supomo, Muhammad Yamin, dan Ir. Soekarno.
Dalam perundingan nilai-nilai Pancasila, pada
sila Ketuhanan sebelum disahkan tanggal 18 Agustus
1945 Pukul 11.30, PPKI mengadakan sidang Pleno
dengan acara pokok membahas Rancangan Hukum
Dasar (termasuk Rancangan Preambule Hukum
Dasar) untuk ditetapkan menjadi Undang-Undang
Dasar (termasuk Pembukaan Undang-Undang Dasar).
Namun sebelum melaksanakan rapat tersebut, Drs.
Moh. Hatta selaku Wakil Ketua PPKI mengajak Ki Bagus
Hadikusumo, K.H. Muhammad Hasyim, Mr. Kasman
19
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
Pancasila FINAL!
Hendaknya, kasus intoleran bisa mengaca pada
masa lalu saat perumusan sila pertama. Bahwa segala
hal bisa dimusyawarahkan dengan kepala dingin.
Karena, seperti yang kita tahu permasalahan agama
adalah permasalahan dan urusan setiap masing-masing
individu yang sensitif. Dalam buku yang ditulis oleh K.H.
Abdurrahman Wahid yakni Tuhan Tidak Perlu Dibela
isinya adalah wacana-wacana kritis terhadap konsep
teologi klasik yang diyakini umat hingga sekarang, dan
yang disinggung bukan hanya terhadap agama islam
20
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
tapi juga Tuhan secara universal. Konsep teologi klasik
selalu menyinggung urusan teosentris namun lupa
terhadap urusan kemanusiaann. Bagi Gus Dur, Tuhan
tidak perlu apa-apa, termasuk pembelaan, meskipun
tidak menolak untuk dibela. Tuhan tidak akan pernah
berkurang sedikitpun atas apa saja ulah dan sikap
makhluknya. Karena itu Tuhan tidak perlu dibela, yang
wajib dibela adalah kemanusiaan, penindasan kaum
minoritas, dan sebagainya (Wahid, 2010, hal. 67). Bagi
mereka yang ‘bar-bar’ membela Tuhan, mereka baru
mempelajari konsep ketuhanan secara teosentris
bukan antroposentris.
Sudah saatnya kita kembali pada “Pancasila
sebagai konsep Teologis bangsa Indonesia”. Maksudnya
adalah bukan menempatkan Pancasila sebagai ‘Tuhan”
secara agama, tapi menggunakan ‘Pancasila’ sebagai
cara setiap manusia untuk berbangsa dan bernegara.
Orang boleh berbangsa menurut agamanya masing-
masing, tetapi pancasila tetap sebagai titik temunya.
Indonesia boleh menggunakan bahasa daerahnya
masing-masing, namun jangan melupakan Bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasionalnya, kurang lebih
begitu.
Makna teologis pancasila yang dikorelasikan
dengan maksud Teologis telah termaktub dalam setiap
silanya. Seperti, sila pertama “Ketuhanan Yang Maha
Esa” maksud sila ini adalah penghargaan terhadap
21
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
22
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
Pancasila dengan agama dijadikan sebagai
satu kesatuan yang apik dimana mereka melebur satu
sama lain dalam ruang lingkup kultural, toleran, dan
diterima dengan baik oleh seluruh kalangan agama.
Pancasila sebagai identitas bangsa, juga merupakan
identitas kehidupan beragama. Tujuannya menjaga
demokrasi demi terbangunnya toleransi dan kerukunan
umat beragama. Menteri Agama RI Lukman Hakim
Saifuddin pernah menerangkan (dalam konteks fikih
kebhinekaan), bahwa representasi kebangsaan dalam
kehidupan keagamaan harus menampilkan budaya arif,
wujud dari sikap itu maka konsep keagamaan harus
menghadirkan Islam moderat, toleran, dan ramah
budaya. Nilai-nilai ini terkandung dalam pancasila,
maka teologi pancasila posisinya sangat penting dan
perlu dikuatkan dalam kehidupan umat beragama di
Indonesia (Lukman, 2015, hal. 17).
Sebagai bagian dari masyarakat yang beragama
dan berpancasila, sudah seharusnya kita beriman
terhadap pancasila. Dengan mengimplementasikan
nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Wajib
bagi masyarakat Indonesia untuk patuh terhadap
konstitusi dan meninggalkan segala larangannya.
Landasan “iman” kepada pancasila adalah penguatan
mental kebangsaan secara kultural-religius. Pancasila
mesti dikhutbahkan dalam wacana-wacana keagamaan.
Semua agama, baik Islam, Kristen, Hindu, Budha,
23
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
24
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
25
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
26
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
rasional, empiris, dan sitematis akan menghasilkan
pengetahuan baru yang selaras dengan perkembangan
zaman.
Sedangkan Pengabdian Masyarakat, bisa juga
dilakukan dengan cara menerapkan keilmuan yang
dimiliki untuk pembangunan desa, dan melakukan
pemberdayaan sumber daya manusia untuk
pemerataan pengetahuan secara menyeluruh. Dalam
perguruan tinggi, kita akan mengenal istilah Kuliah
Kerja Nyata (KKN). Mahasiswa merupakan bagian dari
masyarakat, yang kehadiraanya menjadi influence bagi
lingkungan.
29
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
30
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
yang akan membawa bangsa kepada keadaan yang
lebih baik.
Imam Aziz adalah penggagas ulama syarikat,
pemikir muda Nahdatul Ulama yang berpengaruh
sebagai penggerak dalam orgaanisasi Nahdlatul
Ulama, aktivitas Imam Aziz berawal dari tradisi gerakan
mahasiswa. Khususnya Pers Mahasiswa IAIN Sunan
Kalijaga Yogjakarta (Sekarang UIN Sunan Kalijaga) dan
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. Pemikiran
kritis dan dinamisnya serta kerja jaringan-jaringan
elemen. Berangkat dari latar belakang pemikiran
dan aktivitas sosial, Imam Aziz kemudian mendirikan
Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKIS). Gerakan
didirikan untuk menjawab relasi ketegangan Menjadi
mahasiswa, berarti menjadi pioneer perubahan.
Menjadi pribadi yang bukan hanya demokratis tetapi
juga solutif. Selamat Menjadi Mahasiwa !
31
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
Wawasan Ke-Fakultatif-an
Dakwah Menyebarkan Islam Ramah di
Era Digital
Oleh: Nunuk Rizqiani
Jurusan Manajemen Dakwah
Fakultas Ushuludin dan Dakwah
39
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
40
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
Melihat perkembangan pendidikan di era digital,
kita sebagai pemuda Indonesia yang akan meneruskan
estafet kepemimpinan dan agen perubahan untuk
membawa Indonesia menjadi Negara maju, harus
mampu membuka mata atau ‘melek’ dalam segala
bidang. Berkenan untuk membuka diri, bahwa
sekarang dunia sudah dihadapkan dengan segala
bentuk kecanggihan. Mampu memanfaatkan teknologi,
menguasai informasi dan pengetahuan. Dan mampu
membawa diri di atas derasnya ombak perkembangan
dan tidak terhanyut oleh kecanggihan yang justru
melemahkan hubungan antarmanusia hanya karena
menghamba teknologi. Oleh sebab itu perlu adanya
filter untuk membedakan antara kecerdasan teknologi
dan kecercadasan sikap dalam memperlakukan sesama
manusia.
Disinilah pentingnya pendidikan, pola karakter,
mental dan jati diri seseorang di bentuk sekuat
mungkin agar mampu menghadapi gejolak-gejolak
dalam kehidupan. Pendidik dan peserta didik harus
sama-sama menempatkan diri sebagai subjek dalam
proses belajar mengajar. Mengapa demikian ? Sebab
keduanya memiliki peran yang saling membutuhkan.
Artinya peserta didik bukanlah objek, melainkan
subjek pembelajaran, dengan guru sebagai fasilitator
sumber pembelajar. Pendapat tersebut sesuai dengan
pendekatan pendidikan demokratis yang di nyatakan
41
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
42
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
Dan yang perlu digarisbawahi adalah manusia
boleh hidup di era digital yang serba canggih. Dimana
kecepatan teknologi, informasi, pengetahuan saling
berlomba-lomba. Akan tetapi manusia tidak boleh
lupa bahwa intelektual juga ada batasnya, oleh sebab
itu tidak sepantasnya manusia terlalu menghamba
teknologi dan mengesampingkan rasa kemanusiaan.
Pernyataan tersebut sejalan pendapat Abdul ar
Rahman an Nahlawi bahwa tujuan pendidikan adalah
mengembangkan pikiran manusia dan mengatur
tingkah laku, perasaan manusia berdasarkan islam
yang dalam proses akhirnya merealisasikan ketaatan
dan penghambaan kepada Tuhan dalam kehidupan
manusia, baik individu maupun masyarakat
(Roqib,2009). Pendidikan dan pengajaran yang
berkarakter keislaman, bermutu tinggi,dan berbasis
teknologi untuk memenuhi perkembangan kebutuhan
kependidikan di masyarakat.
Rasa kemanusiaan dalam dunia pendidikan
perlu sekali dibangun dengan pondasi yang kuat agar
ilmu yang dihasilkan kelak dapat bermanfaat. Jadi,
pendidikan akan bertemu dengan tujuannya jika nilai-
nilai humanis masuk dalam diri peserta didik. Peserta
didik akan memiliki motivasi yang kuat dalam belajar
agar bermanfaat bagi sesama. Manusia yang terdidik
akan berusaha untuk menjadi makhluk yang berguna
bagi sesamanya dengan menghormati, mencintai, dan
menjaga keharmonisan di antar manusia.
43
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
DAFTAR PUSTAKA
45
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
46
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
Tampaknya penuturan Sejarawan dari Amerika
tersebut dibantah habis-habisan oleh zaman dan
keadaan dunia saat ini. Tidak dapat dipungkiri, masa
lalu dan sejarah selalu berjalan beriringan, bagaikan
romeo dan juliet. Sejarah selalu akan berbicara
mengenai masa depan, apabila ingatan tetap terjaga
dan terawat. Sejarah selalu belajar dari pengalaman
manis maupun pahit dari setiap peristiwa masa lalu,
karena pada dasarnya keduanya saling berkembang,
berkesinambungan, dan berulang.
Berkembangnya sosial-budaya di sini mempunyai
arti yakni sering terjadi perubahan sosial yang bergerak
dari bentuk sederhana ke bentuk yang lebih komplek.
Kesinambungan itu mempunyai arti bahwasannya
suatu peristiwa satu sama lain mempunyai konsep
dan kiblat yang sama hanya saja waktu dan orangnya
yang berbeda. Berulang-ulang mempunyai arti sejarah
selalu berulang entah kapan masanya, pasti akan tiba
saat di mana sejarah terulang kembali dan kita akan
secara sadar menghadapi masalah yang sama dengan
masalah-masalah masa lalu.
Tidak ada hal yang sia-sia apabila kita
mempelajari berbagai bidang ilmu untuk memperbaiki
kehidupan sosial. Peristiwa masa lalu tidak sedikit yang
menceritakan mengenai kepahitan hidup. Namun tidak
sedikit pula yang menceritakan mengenai kebahagiaan
maupun keloh-jinawian suatu peristiwa. Semua hal
47
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
48
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
50
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
dan budaya mereka dengan bangga. Alhasil dunia
internasional melihatnya dan banyak juga yang berniat
untuk mempelajari bahasa Korea Selatan karena
banyak orang yang mengatakan menarik. Jika kita
sebagai bangsa indonesia serius ingin berkembang
dan maju, percaya diri adalah sebuah keniscayaan.
Oleh karena itu, hal yang paling mendasar dan harus
dibenahi adalah kepercayaan diri kita sebagai bangsa
yang besar bangsa yang kaya akan kebahasaan dan
kebudayaan ini.
Di negara yang kita cintai ini kaya akan bahasa
daerahnya (lokal) tercatat ada 742 bahasa yang sampai
saat ini masih di pergunakan atau belum punah. Hal ini
merupakan suatu kebanggan bersama suatu kekayaan
yang memang harus kita syukuri dan harus kita rawat
sebagai warisan leluhur serta sebagai penjunjung
kearifan lokal dan sarat akan makna. Tidaklah mungkin
bahasa sebanyak itu muncul begitu saja, karena di
balik sebuah bahasa teramat bernilai dan selalu ada
makna filosofinya. Dari kekayaan bahasa tersebut
menjadi tanggung jawab bersama setiap elemen dalam
masyarakat sangatlah tidak bijak bila bahasa daerah di
biarkan punah begitu saja.
Mengenai penguasaan bahasa belakangan
ini menjadi hal yang lumrah. Tidak hanya menguasai
bahasa asing, sebagian orang bahkan bergelar polygot
(orang yang mampu menulis serta berbicara dalam
51
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
52
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
54
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
Namun realitas dilapangan Worldometers dalam
situsnya (www.worldometers.info/world-population/)
memaparkan jumlah penduduk Indonesia saat ini
sebanyak 269 juta jiwa atau 3,49% dari total populasi
dunia. Indonesia menempati peringkat ke empat negara
berpenduduk terbanyak di dunia setelah Tiongkok (1,4
miliar jiwa), India (1,3 miliar jiwa), dan Amerika Serikat
(328 juta jiwa). Data tersebut menggambarkan betapa
kayanya sumber daya manusia yang dimiliki oleh
Indonesia. Selain itu Indonesia merupakan negara
yang kaya akan sumber daya alam. Terbentang wilayah
dari Sabang sampai Merauke merupakan wilayah yang
menggambarkan kekayaan sumber daya alam. Akan
tetapi hal itu tidak linear dengan fakta di lapangan.
Badan Pusat Statistik mencatat bahwa data kemiskinan
Indonesia 9,66 % atau setara dengan 25, 67 juta orang
pada September 2018.
Kemiskinan merupakan sebuah realitas yang
tidak dapat dihilangkan dalam kehidupan di dunia ini.
Kemiskinan dapat menimbulkan degradasi kehidupan
manusia akan semakin rendah dan penuh kesulitan
serta mengancam eksistensi manusia (Asy’arie, 2016).
Dalam teologi Islam kemiskinan dapat dipandang
sebagai ancaman bagi iman seseorang ( Shihab, 1996,
Asy’arie, 2016). Oleh karena demikian perlu adanya
solusi yang tepat untuk mengentaskan kemiskinan.
Setelah memaparkan paradoks kemiskinan
yang terjadi di negara kaya seperti Indonesia sudah
55
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
56
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
kewenangan kepada manusia untuk memakmurkan
kehidupan alam semesta ini dangan meneruskan
sebuah penciptaan di bumi.
Sebagai Homo Economicus seperti yang
dikatakan Adam Smith bahwa manusia tidak akan
pernah puas akan perolehannya dan selalu berusaha
terus untuk memenuhi kebutuhannya. Maka dalam
konteks ini harus sejalan dengan konsep Adam Smith
manusia sebagai Homo Homini Socius manusia
harus bersahabat dengan manusia lain. Meminjam
pula istilah Zoon Politicon milik Aristoteles bahwa
yang membedakan manusia dengan hewan ialah
manusia dikodratkan untuk hidup berinteraksi dan
bermasyarakat satu sama lain.
Dalam pandangan Islam dikenal pula dengan
istilah Taawun. Abdul Mu’ti memaparkan taawun
dalam konteks Indonesia berarti gotong royong, tradisi
kebersamaan yang menjadi karakter bangsa Indonesia.
Masyarakat Jawa, mengenal istilah “sambatan”.
Secara bahasa, sambat berarti mengeluh karena
beratnya beban jiwa. Reaksi dari keluhan tersebut akan
menimbulkan aksi berupa kegiatan sosial. Masyarakat
akan bahu-membahu membantu sanak saudara yang
sedang dalam kesulitan atau sedang mempunyai hajat.
Menjadi wirausaha berwawasan sosial tentunya
bukanlah hal mudah tetapi tidak menutup kemungkinan
pula untuk diwujudkan. Elaborasi dari pemaparan di atas
57
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
58
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
Fakultas Syariah
Revitalisasi Hukum Islam di Indonesia
Oleh: Muzaiyanah
Jurusan Hukum Keluarga Islam
Fakultas Syariah
59
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
60
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
dasar Islam bersumber dari Alquran, hadis, dan ijtihad
ulama.
Dalam hukum Islam memiliki upaya untuk
mewujudkan kemashlahatan bagi masyarakat. Sebagai
contoh dalam konsep Marsalah Mursalah. Kita
menemukan suatu permasalahan muamalah yang tidak
ada ketegasan dalam hukum dan tidak ada kejelasan
dalam dalil nash. Namun, metode mengambilan hukum
dalam konsep tersebut diyakini dan ditaati seluruh
masyarakat. Misalnya peraturan lalu lintas dengan
segala rambu-rambunya. Dalam hal ini sejalan dengan
tujuan syariat yakni memelihara harta dan jiwa.
Menurut Jumhur Ulama hal ini sebagai dalil
syara dikarenakan kemashlahatan manusia itu terus
berkembang dan bertambah sesuai kebutuhan
manusia. Maka, tujuan syariat pada dasarnya adalah
untuk mewujudkan kemashlahatan manusia di
setiap kultur sosial-budaya. Menurut penyelidikan
hukum, yurisprudensi, dan peraturan-peraturan yang
diproduksi oleh para sahabat, tabi’in, dan imam-imam
mujtahidin adalah untuk mewujudkan kemashlahatan
bersama. Hal ini juga sesuai dengan salah satu misi
yang digunakan Fakultas Syariah IAIN Surakarta yaitu
mengembangkan ilmu syariah sebagai kebutuhan
kontemporer pada masyarakat Muslim.
61
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
62
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
yang pernah ditulis oleh Khoirudin Nasution mengenai
hukum berpoligami, bahwa hukum poligami bagi
orang yang merasa khawatir tidak akan berlaku adil
adalah haram. Jika niat poligami itu hanya bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan biologis. Namun, berbeda
jika poligami tersebut disebabkan suatu hal seperti
kondisi istri mengalami sakit yang cukup parah. Dalam
hal ini pendapat ulama rata-rata memperbolehkan
poligami asalkan memenuhi syarat-syarat yang sudah
ditentukan.
Seperti pendapat Asghar Ali Enginer dalam
bukunya Hak-Hak Perempuan dalam Islam mengatakan
bahwa hukum berpoligami boleh selama memenuhi
syarat keadilan, terutama keadilan bagi perempuan
dan anak yatim. Mengupas mengenai QS An-Nisa
ayat 3 tentu untuk memahami ayat yang mendahului
konteksnya yang diawali dengan “dan jika kamu
khawatir tidak dapat berbuat adil terhadap anak-anak
(perempuan) yang yatim...” Penekannya adalah pada
konteks yatim itu sendiri bahwa ini bukan mengawini
lebih dari seorang tapi berbuat adil terhadap anak
yatim. Peristiwa ini artinya ayat ini adalah ayat
kontekstual yang berlaku temporal bukan berlaku
untuk kehidupan universal.
63
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
64
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk
dapat diterima supaya tidak menimbulkan konflik.
Maka, sebagai mahasiswa Fakultas Syariah seyogyanya
melestarikan budaya yang sudah diwariskan dalam
merekonstruksi dan menyesuaikan perkembangan
zaman. Agar terciptanya hukum yang ramah dan adil
terhadap seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.
65
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
66
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
Sedangkan, untuk mencapai tujuan tersebut
diperlukan ilmu dan pengalaman yang cukup. Hal
tersebut hanya dapat diperoleh dari keikutsertaan
mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan sosial yang
diadakan organisasi baik di dalam maupun di luar
kampus. Dalam hal ini, mahasiswa tidak hanya
menghabiskan waktu di kelas kemudian selesai lalu
pulang. Namun, ikut serta bergabung dalam suatu
organisasi untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan
sehingga dapat bermanfaat bagi lingkungannya. Oleh
karena itu, untuk bisa menjadi bagian dari mahasiswa
yang peka tersebut, perlu mengetahui dan mengenal
organisasi apa saja yang berada di lingkungan kampus.
Guna memilah dan memilih mana yang paling sesuai
dengan tujuan. Khususnya yang berada di kampus IAIN
Surakarta.
Di dalam struktur organisasi mahasiswa
di kampus terdapat dua organisasi yang memiliki
kedudukan tertinggi yaitu Senat Mahasiswa (SEMA)
dan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA). SEMA
merupakan organisasi mahasiswa yang memiliki fungsi
legislatif terhadap setiap organisasi yang berada di
kampus secara struktural. Yang berwenang untuk
menjembatani mahasiswa dengan menampung
aspirasi, membuat kebijakan atau undang-undang,
mengawasi dan mengontrol setiap kegiatan ormawa
kampus.
67
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
69
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
70
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
Koperasi Mahasiswa (KOPMA) IAIN Surakarta.
KOPMA IAIN Surakarta berdiri tanggal 05 Mei 1998.
Dan disahkan oleh Menteri Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah tanggal 01 Juni 1999. KOPMA menjadi
wadah untuk berkoperasi secara aktif dalam gerakan
koperasi. KOPMA IAIN Surakarta mendidik kadernya
menjadi beriman, berkualitas (kreatif, inovatif), serta
bertanggung jawab dalam menjalankan tugas.
Tujuan didirikannya KOPMA IAIN Surakarta
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggota
melalui aktivitas usaha dan pembinaan anggota
menjadi kader koperasi yang profesional, mandiri, dan
berwawasan luas. Serta Ikut berpartisipasi aktif dan
mengembangkan koperasi dalam rangka pembangunan
tatanan perekonomian nasional untuk mewujudkan
demokrasi ekonomi berlandaskan Pancasila dan
UUD 1945 yang diridhoi Allah. Yang memiliki selogan
“Kopma IAIN Surakarta #PartnerToTheFuture”
Sedangkan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di
IAIN Surakarta :
Lembaga Penelitian Mahasiswa (LPM)
Dinamika. Yang terbentuk karena komitmen
mahasiswa IAIN Surakarta yang mencintai dunia
penelitian. Mereka menyadari pentingnya menelaah,
mengkaji, dan menganalisis bacaan yang kemudiaan
dituangkan dalam bingkai penelitian. Penelitian di sini
71
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
72
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
tanpa menanggalkan identitas nusantara. Selogan
pembakar semangat mereka adalah “Memberdayakan
ummat melalui dzikir dan shalawat”.
UKM MUSIK GAS-21 IAIN Surakarta adalah
ukm yang bergerak di bidang musik dan paduan suara
yang berada di IAIN Surakarta yang terbentuk pada
tanggal 21 Oktober 1998. Merupakan wadah bagi
mereka yang mencintai dunia musik. Dengan tujuan
menampung dan mengembangkan minat dan bakat
mahasiswa dalam bidang seni musik (band dan paduan
suara mahasiswa) dan keorganisasian. Selogan mereka
“Musik Dahaga Jiwa”
UKM Teater Sirat merupakan wadah bagi
mereka yang mencintai seni dan kebebasan dalam
batasan norma. Di dalam ukm ini diajarkan kesenian
menghibur namun berisi. Mereka dilatih untuk
membahasakan maksud mereka dengan cara yang unik
dan menarik sehingga berbeda dengan yang ada pada
umumnya. Mereka memiliki keharmonisan dinamis
yang menggelitik diri untuk memahaminya.
Salah satu yang menarik adalah kalimat ini,
“Sekian mari ber-telanjang bersama merayakan
sandiwara bukan pura-pura dan jangan lupa
mendendangkan bebek adus kali nututi sabun wangi,
bapak adus kali nututi bebek wedok”
73
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
75
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
76
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
mahasiswa yang ahli public speaking dalam bidang
motivasi, muhasabah, mendongeng, dan outbond.
Dengan cara mengadakan berbagai kegiatan yang
dilaksanakan baik di dalam maupun di luar kampus.
Seperti Basic leadership Training (BLT), Comunication
Skill Training (CST), Training for Trainer (TFT), workshop
mendongeng, dan lain sebagainya. Moto mereka
“Inspire Your Life”.
UKM Nurul ‘Ilmi (UKMI) IAIN Surakarta
terbentuk pada tanggal 15 November 2001, yang
bercita-cita “Membangun Generasi Robbani” yang
memperdalam keislaman di kampus. Berawal dari
beberapa mahasiswa yang membentuk Forum Kajian
Islam (FORKIS) kemudian berganti nama menjadi
Lembaga Dakwah Mahasiswa (LDM). Selanjutnya,
untuk memperluas sayap dakwah maka lahirlah
Lembaga Dakwah Kampus (LDK), sampai pada Tahun
2017 bertransformasi menjadi UKMI Nurul ‘Ilmi
IAIN Surakarta. Tujuan UKM UKMI Nurul Ilmi ialah
Menjadikan UKMI Nurul ‘Ilmi sebagai organisasi
dakwah yang profesional dalam rangka mewujudkan
keilmuan dan keislaman masyarakat kampus. Selogan
mereka “Membangun Generasi Robbani”
UKM SRD merupakan ukm yang bergerak
dibidang seni menggambar. Lebih tepatnya sebagai
wadah untuk para pencinta dunia seni rupa. Ukm
77
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
78
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
79
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
80
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
Logo-logo Ormawa
81
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
LAGU-LAGU
INDONESIA RAYA
SUBBANUL WATHON
83
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
MARS MAHASISWA
DARAH JUANG
Reff:
Mereka dirampas haknya,
Tergusur dan lapar,
Bunda relakan darah juang kami,
Tuk membebaskan rakyat,
Padamu kami berbakti,
Padamu kami mengabdi.
Buruh Tani
86
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
Halo-Halo Bandung
Halo-halo Bandung
Ibu kota Periangan
Halo-halo Bandung
Kota kenang-kenangan
Sudah lama beta
Tidak berjumpa dengan kau
Sekarang telah menjadi lautan api
Mari bung rebut kembali
Halo-halo Bandung
Ibu kota Periangan
Halo-halo Bandung
Kota kenang-kenangan
Sudah lama beta
Tidak berjumpa dengan kau
Sekarang telah menjadi lautan api
Mari bung rebut kembali
Halo-halo Bandung
Ibu kota Periangan
Halo-halo Bandung
Kota kenang-kenangan
Sudah lama beta
Tidak berjumpa dengan kau
87
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
Satu nusa
Satu bangsa
Satu bahasa kita
Tanah air Indonesia pusaka
Pasti jaya Indonesia tercinta
Untuk Selama-lamanya Nusa bangsa
Dan Bahasa
Kita bela bersama
88
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
Garuda pancasila
Garuda pancasila
Akulah pendukungmu
Patriot proklamasi
Sedia berkorban untukmu
Pancasila dasar negara
Rakyat adil makmur sentosa
Pribadi bangsaku
Ayo maju maju
Ayo maju maju
Ayo maju maju
Syukur
Indonesia merdeka
Syukur aku hanjukkan
Ke bawah duli tuan
Dari yakinku teguh
Bakti ikhlasku penuh
Akan azas rukunmu
Pandu bangsa yang nyata
Indonesia merdeka
Syukur aku hanjukkan
Kehadapanmu tuan
17 Agustus
90
Menyebarkan Islam Ramah:
Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka 2019
Catatan :
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
91
Menyebarkan Islam Ramah:
2019 Dari IAIN Surakarta Untuk Indonesia Berbhineka
Catatan :
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
92