Anda di halaman 1dari 40

Satuan Karya Pramuka Bakti Husada disingkat Saka Bakti Husada adalah wadah

pengembangan pengetahuan, pembinaan keterampilan, penambahan pengalaman dan


pemberian kesempatan untuk membaktikan dirinya kepada masyarakat dalam bidang
kesehatan.

Saka Bakti Husada diresmikan pada tanggal 17 Juli 1985, dengan dilantiknya Pimpinan Saka
Bakti Husada Tingkat Nasional oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Dan kemudian
dicanangkan oleh Menkes RI pada tanggal 12 November 1985 sebagai Hari Kesehatan
Nasional di Magelang.

Tujuan dibentuknya Saka Bakti Husada adalah untuk mewujudkan kader pembangunan di
bidang kesehatan, yang dapat membantu melembagakan norma hidup sehat bagi semua
anggota Gerakan Pramuka dan masyarakat di lingkunganya.
Bentuk

Lambang Saka Bakti Husada berbentuk segi lima


beraturan dengan panjang sisi masing-masin 5 cm.
Isi

1. Gambar lambang kesehatan.


2. Gambar 2 buah tunas kelapa simetris dan sebuah bintang bersudut lima.
3. Tulisan Saka Bakti Husada.

Warna

1. Warna dasar lambang Saka Bakti Husada adalah HIJAU.


2. Lambang kesehatan berwarna dasar putih, daun mahkota bunga
Wijayakusuma putih palang hijau, lima kelopak bunga hijau, dan tulisan Saka Bakti
Husada hitam.
3. Dua buah tunas kelapa simetris berwarna hijau.
4. Tulisan Saka Bakti Husada berwarna hitam.
5. Bintang bersudut lima berwarna kuning emas, bergaris tepi berwarna hitam.

Arti Kiasan

1. Warna dasar hijau melambangkan kesuburan.


2. Bentuk segi lima berarti falsafah Pancasila.
3. Warna kuninNG berarti usaha memberi penyuluhan dan bimbingan.
4. Warna hijau di dalam bunga Wijayakusuma dengan lima helai daun mahkota
menggambarkan tujuan Pembangunan Kesehatan sesuai dengan Sistem Kesehatan
Nasional.
5. Bunga Wijayakusuma ditopang oleh lima kelopak daun berwarna hijau
menggambarkan Panca Karya Husada.
6. Palang hijau menggambarkan pelayanan kesehatan.
7. Bunga Wijayakusuma dengan lima daun mahkota berwarna putih dan
kelopak daun berwarna hijau mempunyai makna pengabdian yang luhur.
8. Tulisan Saka Bakti Husada berarti Satuan Karya Pramuka yang mengabdi
dlam upaya Kesehatan paripurna.
9. Dua buah tunas kelapa simetris dan bintang menggambarkan bahwa setiap
anggota Gerakan Pramuka ikut serta melaksanakan Pembangunan Kesehatan
Nasional dengan menggunakan prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan,
sesuai dengan cita-cita luhur Gerakan Pramuka.

Pemakaian

1. Lambang Saka Bakti Husada yang terbuat dari kain dipakai pada lengan baju
sebelah kiri, kira-kira 5 cm dibawah jahitan pundak baju.
2. Lambang ini hanya dipakai pada saat mengikuti kegiatan saka.

Latar belakang

1. Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok membina anak dan pemuda Indonesia agar menjadi tenaga kader
pembangunan bermoral Pancasila, yang kuat dan sehat akan jasmani dan rohaninya.
2. Salah satu upaya untuk membentuk tenaga kader pembangunan tersebut di atas adalah membekali peserta didik
dengan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam bidang kesehatan yang merupakan bagian penting dari
pembangunan nasioal.
3. Tujuan pembangunan dalam bidang kesehatan antara lain untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
4. Kemampuan hidup sehat setiap orang yang menuju terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang mantap
dapat dilihat dari menurunnya angka kematian yang kasar, kematian bayi, dan kematian akibat berbagai macam
penyakit menular, serta meningkatnya umur harapan hidup waktu lahir.

Pengertian
Satuan Karya Pramuka Bakti Husada yaitu salah satu jenis Satuan Karya Pramuka yang merupakan wadah kegiatan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam bidang kesehatan. Sedangkan yang dimaksud
dengan “sehat” adalah suatu keadaan sempurna fisik, mental, sosial dari seseorang dan bukan hanya bebas dari
penyakit atau kelamahan.

Tujuan
Tujuan dibentuknya Saka Bakti Husada adalah untuk mewujudkan tenaga kader pembangunan dalam bidang
kesehatan, yang dapat membantu melembagakan norma hidup sehat bagi semua anggota Gerkan Pramuka dan
masyarakat dilingkungannya.

Sasaran
Sasaran dibentuknya Saka Bakti Husada adalah agar para anggota Gerakan Pramuka yang telah mengikuti kegiatan
Saka tersebut :

1. Memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam bidang kesehatan.


2. Mampu dan mau menyebarluaskan informasi kesehatan kepada masyarakat khususnya tentang : kesehatan
lingkungan, kesehatan keluarga, penanggulangan berbagai penyakit, gizi, manfaat dan bahaya obat
3. Mampu memberikan latihan tentang kesehatan kepada para Pramuka di gugusdepannya.
4. Dapat menjadi contoh hidup sehat bagi masyarakat di lingkungannya.
5. Memiliki sikap dan perilaku yang lebih mantap.
Struktur Organisasi

1. Pramuka Penegak, Pramuka Pandega, pemuda berusia 16 – 23 tahun dan Pramuka Penggalang berusia lebih
dari 14 tahun dari beberapa gugus depan di satu wilayah ranting/kecamatan yang mempunyai minat, bakat dan
kegemaran di bidang kesehatan, dihimpun oleh Kwartir Ranting bersama Dewan Kerja Penegak dan Pandega
yang bersangkutan, untuk membentuk Saka Bakti Husada.
2. Di tiap ranting dibentuk satu Saka Bakti Husada putri secara terpisah, yang jumlah anggotanya tidak terbatas.
3. Saka Bakti Husada terdiri dari 5 krida yaitu : Krida Bina Lingkungan Sehat, Krida Bina Keluarga Sehat, Krida
Penanggulangan Penyakit, Krida Bina Gizi, Krida Bina Guna Obat
4. Setiap Krida beranggota 5 s/d 10 orang, sehingga dalam satu Saka Bakti Husada dimungkinkan adanya
beberapa krida yang sama.
5. Jika satu jenis krida peminatnya lebih dari 10 orang, maka nama krida itu diberi tambahan angka di belakangnya;
misalnya, Krida Bina Gizi1, Krida Bina Gizi2, Krida Bina Gizi3, dst.
6. Saka Bakti Husada putra dibina oleh Pamong Saka putra dan Saka Bakti Husada putri dibina oleh Pamong Saka
putri, serta dibantu oleh beberapa orang instruktur.
7. Jumlah Pamong Saka di tiap saka disesuaikan dengan keadaan, sedangkan jumlah instruktur disesuaikan
dengan kebutuhan/lingkup kegiatannya.
8. Pengurus Saka Bakti Husada disebut Dewan Saka terdiri atas Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan
beberapa orang anggota, yang dipilih diantara para Pemimpion Krida dan Wakil Pemimpin Krida.
9. Tiap Krida dipimpin oleh seorang Pemimpin Krida dibantu oleh seorang Wakil Pemimpin Krida.
10. Saka Bakti Husada dibina oleh Kwartir Ranting dibantu oleh Dewan kerja Penegak dan Pandega Tingkat Ranting.
11. Masa bakti Pengurus Saka Bakti Husada sama dengan masa bakti Kwartirnya.

Anggota

1. Peserta Didik : Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega, Pramuka Penggalang berusia 14 – 15 tahun
dengan syarat-syarat khusus yang mempunyai minat kesehatan.
2. Anggota Dewasa : Pamong Saka, Instruktur Saka, Pimpinan Saka
3. Calon Anggota : Pemuda berusia antara 16 sampai dengan 25 tahun (syarat khusus).

Peminat
Peminat Saka Bakti Husada terdiri dari para Pramuka Siaga dan Pramuka Penggalang yang menyenangi bidang
kesehatan.

Syarat Anggota

1. Menyatakan keinginannya untuk menjadi anggota Saka Bakti Husada secara sukarela dan tertulis
2. Bagi pemuda calon anggota Gerakan Pramuka, diharapkan menyerahkan izin tertulis dari orang tua/walinya, dan
bersedia menjadi anggota Gugusdepan Pramuka terdekat.
3. Bagi Pramuka Penegak, Pramuka Pandega, dan Pramuka Penggalang berusia 14 -15 tahun diharapkan
menyerahkan izin tertulis dari Pembina Satuan dan pembina Gugusdepannya.
4. Bagi Pramuka Penggalang telah memenuhi Syarat Kecakapan Umum tingkat Pengalang Terap.
5. Bagi Pamong Saka mendapat persetujuan dari Pembina Gugus depannya dan telah mengikuti sedikitnya Kursus
Pembina Pramuka Mahir tingkat Dasar.
6. Bagi Instruktur tetap, telah memiliki pengetahuan, keterampilan dan kecakapan dibidang kesehatan.
7. Sehat jasmani dan rohani serta dengan sukarela sanggup mentaati segala ketentuan yang berlaku di dalam Saka
Bakti Husada.
8. Pamong Saka dan Instruktur tetap, diangkat dan dilantik oleh Kwartir Ranting.

Hak Anggota

1. Semua anggota mempunyai hak suara, hak bicara dan hak pilih sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dalam Gerakan Pramuka.
2. Semua anggota mempunyai hak mengikuti semua kegiatan Saka Bakti Husada, sesuai dengan ketentuan yang
berlaku

Kewajiban Peserta Didik

1. Menjaga nama baik Gerakan Pramuka dan Sakanya.


2. Rajin mengikuti kegiatan Sakanya.
3. Menerapkan dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam hidupnya sehari-sehari, sehingga
menjadi contoh bagi keluarga dan masyarakat di lingkungannya.
4. Menyebarluaskan pengetahuan dan keterampilannya di bidang kesehatan kepada anggota Gerakan Pramuka di
gugusdepannya dalam rangka membantu memenuhi Syarat Kecakapan Umum (SKU) dan Syarat Kecakapan
Khusus (SKK).
5. Membayaar iuran dan mentaati segala peraturan Sakanya.

Kewajiban Pemimpin Krida

1. Memimpin Kridanya dalam semua kegiatan dengan penuh tanggungjawab.


2. Mewakili Kridanya dalam pertemuan Dewan Saka.
3. Bekerja sama dan membagi tugas dengan Wakil Pemimpin Kridanya untuk mewujudkan kekompakan dan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggotanya dalam bidang kegiatan.
4. Bekerja sama dengan para pemimpin Krida lainnya dalam upaya memelihara keutuhan dan kesatuan anggota
Sakanya.

Kewajiban Dewan Saka

1. Melaksanakan latihan Saka sesuai dengan rencana dan mengadakan evaluasi seluruhnya.
2. Melaksanakan pertemuan Dewan Saka sesuai dengan kepentingannya.
3. Melaksanakan kebijaksanaan Kwaritr Ranting dalam bidan Saka Bakti Husada.
4. Menciptakan pembaharuan dalam bentuk kegiatan menarik dibidang kesehatan dengan menggunakan prinsip
dasar metodik kepramukaan.
5. Selau berkonsultasi dengan para Pamong. Instruktur dan anggota Sakanya.
6. Melaksanakan administrasi mengenai keanggotaan dan kegiatannya.

Pelantikan.

1. Peserta didik dilantik sebagai anggota Saka oleh Pamong Saka yang bersangkutan.
2. Dewan Saka Bakti Husada dilantik oleh Pamong Saka yang bersangkutan.
3. Pamong Saka Bakti Husada dan Instruktur Saka Bakti Husada dilantik oleh Ketua Kwartir Ranting atau orang
yang ditunjuk untuk mewakilinya.
4. Pimpinan Saka Bakti Husada tingkaty Cabang dilantik oleh Ketua Kwartir Cabang atau orang yang ditunjuk untuk
mewakilinya.
5. Pimpinan Saka Bakti Husada Tingkat Daerah dilantik oleh Ketua Kwartir Daerah atau orang yang ditunjuk untuk
mewakilinya.
6. Pimpinan Saka Bakti Husada Tingkat Nasional dilantik oleh Ketua Kwartir Nasional atau orang yang ditunjuk
untuk mewakilinya.

Pengukuhan

1. Berdirinya Saka Bakti Husada dikukuhkan dengan Keputusan Kwartir Ranting yang dibaca pada acara upacara
pelantikan.
2. Syahnya Pimpinan Saka Bakti Husada tingkat Cabang, Daerah dan Nasional dikukuhkan dengan Keputusan
Kwartir yang bersangkutan.
Sifat dan Lingkup Kegiatan

1. Kesehatan secara umum.


2. Kesehatan secara khusus sesuai dengan macam Krida dan kecakapan-kecakapan khususnya.
3. Bakti kepada masyarakat, antara lain untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup sehat dengan jaan memberi
contoh, mangadakan penyuluhan, dan menyebarluaskan pengetahuan dan keterampilan dibidang kesehatan.

Bentuk dan Macam Kegiatan

1. Latihan Saka secara berkala yang dilaksanakan diluar hari latihan gugus depannya.
2. Kegiatan berkala yang dilaksanakan utnuk kepentingan tertentu misalnya menyiapkan diri untuk lomba, kegiatan
ulang tahun saka dan sebagainya.
3. Perkemahan Saka Bakti Husada, pesertanya semua anggota Saka Bakti Husada.
4. Perkemahan antar Saka disingkat Peran Saka, pesertanya terdiri dari beberpa jenis Saka, misalnya Saka Bakti
Husada, bersama Saka Dirgantara dan Saka Tarunabumi, sebaiknya semua jenis Saka yang ada setempat
diikutsertakan.

Tingkat Kegiatan

1. Latihan dan kegiatan berkala diadakan ditingkat Ranting, dilaksanakan oleh Dewan Saka dengan didampingi oleh
Pamong dan Instrukturnya.
2. Peran Saka dapat diselenggarakan ditingkat Ranting, Cabang, Daerah, Regional, dan Nasional.
3. Peran Saka tingkat Ranting diadakan setiap 2 tahun sekali.
4. Peran Saka tingkat Cabang diadakan setiap 3 tahun sekali.
5. Peran Saka tingkat Daerah diadakan setiap 4 tahun sekali.
6. Peran Saka tingkat Regional diadakan menurut kepentingannya.
7. Peran Saka tingkat Nasional diadakan menurut kepentingannya.
8. Perti Saka Bakti Husada diadakan ditingkat Ranting dan Cabang sesuai dengan kepentingannya sekurang-
kurangnya sekali selama satu masa bakti.

Sarana

1. Pada hakekatnya Saka Bakti Husada harus dapat menggunakan alat perlengkapan dan sarana lain yang ada
setempat untuk melaksanakan kegiatannya.
2. Untuk meningkatkan mutu kegiatana Saka Bakti Husada perlu diadakan sarana nyata yang sesuai dengan
keadaaan setempat.
3. Dengan bantuan mMajelis Pembimbing, Kwartir dan Pemimpin Saka yang bersangkutan, Pamong Saka beserta
Instrukturnya mengusahakan adanya sarana yang memadai.
4. Selain saran kegiatan, Saka Bakti Husada harus berusaha memiliki sanggar yaitu tempat pertemuan, kegiatan
dan penyimpanan inventaris, dokumentasi dan sebagainya.
Saka Bakti Husada meliputi 6(enam) krida, yaitu :
1 . Krida Bina Lingkungan Sehat
2 . Krida Bina keluarga Sehat
3 . Krida Penanggulangan Penyakit
4 . Krida Bina Gizi
5 . Krida Bina Obat
6 . Krida Perilaku Hidup Bersih dan Se h at (PHBS)

Krida Bina Lingkungan Sehat, terdiri atas 5 (lima) SKK :

1 . SKK Penyehatan Perumahan


2 . SKK Penyehatan Makanan dan Minuman
3 . SKK Pengamanan Pestisida
4 . SKK Pengawasan Kualitas Air
5 . SKK Penyehatan Air

Krida Bina Keluarga Sehat, terdiri atas 6 (enam) SKK :


1 . SKK Kesehatan Ibu
2 . SKK Kesehatan Anak
3 . SKK Kesehatan Remaja
4 . SKK Kesehatan Usia Lanjut
5 . SKK Kesehatan Gigi dan Mulut
6 . SKK Kesehatan Jiwa

Krida Penanggulangan Penyakit, mempunyai 8 (delapan) SKK :

1 . SKK Penanggulangan Penyakit Malaria


2 . SKK Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah
3 . SKK Penanggulangan Penyakit Anjing Gila
4 . SKK Penanggulan gan Penyakit Diare
5 . SKK Penanggulangan Penyakit TB Paru
6 . SKK Penanggulangan Penyakit Kecacingan
7 . SKK Imunisasi
8 . SKK Gawat Darurat
9 . SKK HIV/AIDS

Krida Bina Gizi, mempunyai 5 (lima) SKK :


1 . SKK Perencanaan
2 . SKK Dapur Umum Makanan/Darurat
3 . SKK UPGK dalam Pos Pelayanan Terpadu
4 . SKK Penyuluh Gizi
5 . SKK Mengenal Keadaan Gizi

Krida Bina Obat, meliputi 5 (lima) SKK :

1 . SKK Pemahaman Obat


2 . SKK Taman Obat Keluarga
3 . SKK Pencegahandan Penanggulangan Penyalah gunaan Zat Adiktif
4 . SKK Bahan Berbahaya bagi Kesehatan
5 . SKK Pembinaan Kosmetik

Krida Bina PHBS, meliputi 5 ( lima ) SKK :


1 . SKK Bina PHBS di Rumah
2 . SKK Bina PHBS di Sekolah
3 . SKK Bina PHBS di Tempat umum
4 . SKK Bina PHBS
KEPUTUSAN

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

NOMOR : 53 TAHUN 1985

TENTANG

PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA BAKTI HUSADA

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ;

Menimbang :

1. bahwa untuk kesejahteraan hidup umat manusia pada umumnya dan bangsa Indonesia pada
khususnya perlu digalakkan pembangunan kesehatan;

2. bahwa dalam rangka pertumbuhan dan pembangunan masyarakat pada umumnya dan bidang
kesehatan pada khususnya, perlu diikutsertakan Gerakan Pramuka didalamnya;

3. bahwa pembinaan generasi muda di bidang kesehatan dititik-beratkan pada pemberian bekal
pengetahuan, kepemimpinan, kemampuan dan keterampilan di bidang kesehatan dalam rangka
membentuk masyarakat yang sehat dan sejahtera;

4. bahwa Gerakan Pramuka sebagai salah satu wadah pembangunan dan pengembangan generasi
muda bangsa Indonesia menjadi salah satu tumpuan harapan masyarakat;

5. bahwa berdasarkan pemikiran tersebut, dalam rangka usaha mencapai tujuan Gerakan Pramuka
dan tujuan pembangunan kesehatan, perlu dibentuk suatu wadah atau tempat bagi para
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyelenggarakan kegiatan nyata dan produktif
dalam bidang kesehatan yang bermanfaat bagi dirinya dan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat;

6. bahwa berkenaan dengan itu pula perlu dibentuk Satuan Karya Pramuka Bakti Husada.

Mengingat :

1. Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 238 tahun 1961 juncto Keputusan Presiden
Republik Indonesia nomor 46 tahun 1984 tentang Anggaran Dasar Gerakan Pramuka;

2. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 194 Tahun 1984 tentang Anggaran Rumah
Tangga Gerakan Pramuka;

3. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 118/KN/77 tahun 1977 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Satuan Karya Pramuka.

4. Piagam Kerjasama Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dengan Direktorat Jenderal Pembinaan
Kesehatan Masyarakat No. 292/BINKESMAS/DJ/83, No. 054 Tahun 1983 tertanggal 1 Juli 1983

Memperhatikan : Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Nomor 02/MUNAS/83 tentang


penilaian laporan pertanggungjawaban Kwartir Nasional Gerakan Pramuka masa bakti 1978-1983 dan
Keputusan Nomor 07/MUNAS/83 tentang Rencana Kerja Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Tahun
1983-1988.

M E M U T U S K A N:

Menetapkan :

Pertama : Mengesahkan Petunjuk Penyelenggaraan Satuan Karya Pramuka Bakti Husada seperti
tercantum dalam lampiran keputusan ini.

Kedua : Menginstruksikan kepada semua Kwartir Gerakan Pramuka untuk menyebarluaskan dan
melaksanakan petunjuk penyelenggaraan Satuan Karya Bakti Husada dengan sebaik-baiknya serta
menjalin kerjasama dengan unsure Departemen Kesehatan dan dinas-dinas lingkup kesehatan.

Ketiga : Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini, akan diadakan
pembetulan sebagaimana mestinya.

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Jakarta.

Pada tanggal : 4 Juli 1985.

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

Letjen TNI (Purn) Mashudi

LAMPIRAN I

KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

NOMOR : 53 TAHUN 1985

TENTANG

PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA BAKTI HUSADA

BAB I

PENDAHULUAN

Pt. 1. Umum

a. Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok membina anak dan pemuda Indonesia agar menjadi
tenaga kader pembangunan bermoral Pancasila, yang kuat dan sehat akan jasmani dan
rohaninya.

b. Salah satu upaya untuk membentuk tenaga kader pembangunan tersebut di atas adalah
membekali peserta didik dengan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam bidang
kesehatan yang merupakan bagian penting dari pembangunan nasioal.

c. Tujuan pembangunan dalam bidang kesehatan antara lain untuk mencapai kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.
d. Kemampuan hidup sehat setiap orang yang menuju terwujudnya derajat kesehatan masyarakat
yang mantap dapat dilihat dari menurunnya angka kematian yang kasar, kematian bayi, dan
kematian akibat berbagai macam penyakit menular, serta meningkatnya umur harapan hidup
waktu lahir.

e. Untuk memberi wadah kegiatan khusus dalam bidang kesehatan perlu dibentuk Satuan Karya
Pramuka Bakti Husada yang merupakan sarana dan wahana guna memupuk, mengembangkan,
membina dan mengarahkan minat dan bakat generasi muda terhadap kesehatan.

Pt. 2. Maksud

Maksud Petunjuk Penyelenggaraan ini untuk memberi pedoman kepada semua Kwartir/Satuan dalam
usahanya membentuk, membina dan menyelenggarakan kegiatan Satuan Karya Pramuka Bakti Husada.

Pt. 3. Ruang Lingkup

Petunjuk Penyelenggaraan ini meliputi :

a. Pendahuluan

b. Tujuan dan sasaran

c. Organisasi dan tata kerja

d. Keanggotaan

e. Hak dan kewajiban

f. Pelantikan dan pengukuhan

g. Kegiatan dan sarana

h. Dewan kehormatan

i. Lambang

j. Lain-lain dari penutup

Pt. 4. Pengertian

a. Satuan Karya disingkat Saka yaitu wadah pendidikan guna menyalurkan minat, mengembangkan
bakat dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keterasmpilan dan pengalaman para
Pramuka dalam berbagai bidang kejuruan, serta memotivasi mereka untuk melaksanakan
kegiatan nyata dan produktif sehingga dapat memberi bekal bagi kehidupannya, serta bekal
pengabdiannya kepada masyarakat, bangsa dan negara, sesuai dengan aspirasi pemuda
Indonesia dan tuntutan perkembangan pembangunan dalam rangka peningkatan ketahanan
nasional.

b. Satuan Karya Pramuka Bakti Husada yaitu salah satu jenis Satuan Karya Pramuka yang
merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam
bidang kesehatan.
c. Sehat adalah suatu keadaan sempurna fisik, mental, sosial dari seseorang dan bukan hanya
bebas dari penyakit atau kelamahan.

BAB II

TUJUAN DAN SASARAN

Pt. 5. Tujuan

Tujuan dibentuknya Saka Bakti Husada adalah untuk mewujudkan tenaga kader pembangunan dalam
bidang kesehatan, yang dapat membantu melembagakan norma hidup sehat bagi semua anggota
Gerkan Pramuka dan masyarakat dilingkungannya.

Pt. 6. Sasaran

Sasaran dibentuknya Saka Bakti Husada adalah agar para anggota Gerakan Pramuka yang telah
mengikuti kegiatan Saka tersebut :

a. Memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam bidang kesehatan.

b. Mampu dan mau menyebarluaskan informasi kesehatan kepada masyarakat khususnya tentang
:

1. kesehatan lingkungan

2. kesehatan keluarga

3. penanggulangan berbagai penyakit

4. gizi

5. manfaat dan bahaya obat

c. Mampu memberikan latihan tentang kesehatan kepada para Pramuka di gugusdepannya.

d. Dapat menjadi contoh hidup sehat bagi masyarakat di lingkungannya.

e. Memiliki sikap dan perilaku yang lebih mantap.

BAB III

ORGANISASI DAN TATA KERJA

Pt. 7. Struktur Organisasi

a. Pramuka Penegak, Pramuka Pandega, pemuda berusia 16 – 23 tahun dan Pramuka Penggalang
berusia lebih dari 14 tahun dari beberapa gugus depan di satu wilayah ranting/kecamatan yang
mempunyai minat, bakat dan kegemaran di bidang kesehatan, dihimpun oleh Kwartir Ranting
bersama Dewan Kerja Penegak dan Pandega yang bersangkutan, untuk membentuk Saka Bakti
Husada.

b. Di tiap ranting dibentuk satu Saka Bakti Husada putri secara terpisah, yang jumlah anggotanya
tidak terbatas.
c. Saka Bakti Husada terdiri dari 5 krida yaitu :

1. Krida Bina Lingkungan Sehat

2. Krida Bina Keluarga Sehat

3. Krida Penanggulangan Penyakit

4. Krida Bina Gizi

5. Krida Bina Guna Obat

d. Setiap Krida beranggota 5 s/d 10 orang, sehingga dalam satu Saka Bakti Husada dimungkinkan
adanya beberapa krida yang sama.

e. Jika satu jenis krida peminatnya lebih dari 10 orang, maka nama krida itu diberi tambahan angka
di belakangnya; misalnya, Krida Bina Gizi1, Krida Bina Gizi2, Krida Bina Gizi3, dst.

f. Saka Bakti Husada putra dibina oleh Pamong Saka putra dan Saka Bakti Husada putri dibina oleh
Pamong Saka putri, serta dibantu oleh beberapa orang instruktur.

g. Jumlah Pamong Saka di tiap saka disesuaikan dengan keadaan, sedangkan jumlah instruktur
disesuaikan dengan kebutuhan/lingkup kegiatannya.

h. Pengurus Saka Bakti Husada disebut Dewan Saka terdiri atas Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris,
Bendahara dan beberapa orang anggota, yang dipilih diantara para Pemimpion Krida dan Wakil
Pemimpin Krida.

i. Tiap Krida dipimpin oleh seorang Pemimpin Krida dibantu oleh seorang Wakil Pemimpin Krida.

j. Saka Bakti Husada dibina oleh Kwartir Ranting dibantu oleh Dewan kerja Penegak dan Pandega
Tingkat Ranting.

k. Masa bakti Pengurus Saka Bakti Husada sama dengan masa bakti Kwartirnya.

Pt. 8. Pimpinan

a. Dalam usaha meningkatkan pembinaan dan pengembangan kegiatan, dibentuk Pimpinan Saka
Bakti Husada, yang anggotanya terdiri atas unsur Kwartir dan unsur Departemen Kesehatan
serta unsur lain yang berkaitan dengan bidang kesehatan.

b. Di tingkat Nasional dibentuk Pimpinan Saka Bakti Husada Tingkat Nasional.

c. Di tingkat Daerah dibentuk Pimpinan Saka Bakti Husada Tingkat Daerah.

d. Di tingkat Cabang dibentuk Pimpinan Saka Bakti Husada Tingkat Cabang.

e. Di tingkat Ranting dibentuk Pimpinan Saka Bakti Husada Tingkat Ranting.

f. Masa bakti Pimpinan Saka Bakti Husada sama dengan masa bakti Kwartir yang bersangkutan.

Pt. 9. Tata Kerja


a. agar pengelolaan Saka Bakti Husada dapat dilaksanakan secara berdaya guna dan tepat guna,
perlu diadakan pembagian tugas yang jelas tanpa mengurangi prinsip kegotongroyongan.

b. pembagian tugas harus luwes, praktis dan sederhana sehingga menjadi pedoman bagi setiap
orang yang bersangkutan.

c. secara umum pembagian tugas di dalam Saka telah diuraikan dalam Petunjuk Penyelenggaraan
Saka, namun pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan setempat.

BAB IV

KEANGGOTAAN

Pt. 10. Anggota

Anggota Saka Bakti Husada terdiri atas :

a. Peserta Didik

1. Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega

2. Pramuka Penggalang berusia 14 – 15 tahun dengan syarat-syarat khusus yang


mempunyai minat kesehatan.

b. Anggota Dewasa

1. Pamong Saka

2. Instruktur Saka

3. Pimpinan Saka

c. Calon AnggotaPemuda berusia antara 16 sampai dengan 25 tahun (syarat khusus).

Pt. 11. Peminat

Peminat Saka Bakti Husada terdiri dari para Pramuka Siaga dan Pramuka Penggalang yang menyenangi
bidang kesehatan.

Pt. 12. Syarat Anggota

a. Menyatakan keinginannya untuk menjadi anggota Saka Bakti Husada secara sukarela dan
tertulis

b. Bagi pemuda calon anggota Gerakan Pramuka, diharapkan menyerahkan izin tertulis dari orang
tua/walinya, dan bersedia menjadi anggota Gugusdepan Pramuka terdekat.

c. Bagi Pramuka Penegak, Pramuka Pandega, dan Pramuka Penggalang berusia 14 -15 tahun
diharapkan menyerahkan izin tertulis dari Pembina Satuan dan pembina Gugusdepannya.

d. Bagi Pramuka Penggalang telah memenuhi Syarat Kecakapan Umum tingkat Pengalang Terap.

e. Bagi Pamong Saka mendapat persetujuan dari Pembina Gugus depannya dan telah mengikuti
sedikitnya Kursus Pembina Pramuka Mahir tingkat Dasar.
f. Bagi Instruktur tetap, telah memiliki pengetahuan, keterampilan dan kecakapan dibidang
kesehatan.

g. Sehat jasmani dan rohani serta dengan sukarela sanggup mentaati segala ketentuan yang
berlaku di dalam Saka Bakti Husada.

h. Pamong Saka dan Instruktur tetap, diangkat dan dilantik oleh Kwartir Ranting.

BAB V

HAK DAN KEWAJIBAN

Pt. 13. Hak Anggota

a. Semua anggota mempunyai hak suara, hak bicara dan hak pilih sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dalam Gerakan Pramuka.

b. Semua anggota mempunyai hak mengikuti semua kegiatan Saka Bakti Husada, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Pt. 14. Kewajiban Peserta Didik

Peserta Didik anggota Saka Bakti Husada berkewajiban :

a. Menjaga nama baik Gerakan Pramuka dan Sakanya.

b. Rajin mengikuti kegiatan Sakanya.

c. Menerapkan dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam hidupnya sehari-


sehari, sehingga menjadi contoh bagi keluarga dan masyarakat di lingkungannya.

d. Menyebarluaskan pengetahuan dan keterampilannya di bidang kesehatan kepada anggota


Gerakan Pramuka di gugusdepannya dalam rangka membantu memenuhi Syarat Kecakapan
Umum (SKU) dan Syarat Kecakapan Khusus (SKK).

e. Membayaar iuran dan mentaati segala peraturan Sakanya.

Pt. 15. Kewajiban Pemimpin Krida

Pemimpin Krida berkewajiban :

a. Memimpin Kridanya dalam semua kegiatan dengan penuh tanggungjawab.

b. Mewakili Kridanya dalam pertemuan Dewan Saka.

c. Bekerja sama dan membagi tugas dengan Wakil Pemimpin Kridanya untuk mewujudkan
kekompakan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggotanya dalam bidang
kegiatan.

d. Bekerja sama dengan para pemimpin Krida lainnya dalam upaya memelihara keutuhan dan
kesatuan anggota Sakanya.

Pt. 16. Kewajiban Dewan Saka


Dewan Saka berkewajiban :

a. Melaksanakan latihan Saka sesuai dengan rencana dan mengadakan evaluasi seluruhnya.

b. Melaksanakan pertemuan Dewan Saka sesuai dengan kepentingannya.

c. Melaksanakan kebijaksanaan Kwaritr Ranting dalam bidang Saka Bakti Husada.

d. Menciptakan pembaharuan dalam bentuk kegiatan menarik dibidang kesehatan dengan


menggunakan prinsip dasar metodik kepramukaan.

e. Selalu berkonsultasi dengan para Pamong. Instruktur dan anggota Sakanya.

f. Melaksanakan administrasi mengenai keanggotaan dan kegiatannya.

Pt. 17. KEWAJIBAN PAMONG SAKA

Pamong Saka berkewajiban :

a. Membina dan mengembangkan Sakanya bersama para Instruktur Saka dengan menerapkan
prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan dan sistem among yang disertai rasa penuh
tanggung jawab.

b. Menjadi seorang kakak yang bijaksana dan sebagai pendamping yang mampu membangkitkan
semangat dan memupuk daya cipta bagi para pesera didik.

c. Memahami keadaan dan perkembangan pribadi setiap peserta didiknya dengan mengenali
keluarganya.

d. Meningkatkan terus menerus pengetahuan, keterampilan kecakapan, dan pengalamannya


melalui berbagai macam pendidikan yang menyangkut bidang kesehatan.

e. Berkonsultasi dan bekerja sama dengan Andalan Ranting Urusan Kegiatan Saka, Majelis
Pembimbing Desa, Koordinator tingkat desa, para Pamong Saka lainnya, Instruktur Saka dan
Gugusdepan tempat asal anggota Sakanya.

f. Melaporkan secara rutin kepada Kwartir Ranting mengenai perkembangan Sakanya.

g. Mendampingi Dewan Saka dalam menyusun perencanaan, melaksanakan kegiatan, dan


mengadakan evaluasi terhadap kegiatan Sakanya.

Pt. 18. Kewajiban Instruktur Saka

Instruktur Saka berkewajiban :

a. Bersama Pamong Saka membina dan mengembangkan Sakanya.

b. Memberikan latihan pengetahuan dan keteramplian dibidang kesehatan kepada anggota Saka
dengan menggunakan prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan.

c. Menguji kecakapan khusus sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.

d. Memberi dorongan sehingga para anggota Saka mampu menyebarluaskan pengetahuan dan
keterampilannya kepada sesama Pramuka dan orang lain yang dianggap memerlukannya.
e. Berusaha meningkatkan kemampuan pribadi, pengetahuan dan keterampilan dalam bidang
kesehatan dan kepramukaan guna menjalin hubungan persaudaraan yang lebih dekat dengan
anggota Saka.

Pt. 19. KEWAJIBAN PIMPINAN SAKA BAKTI HUSADA

a. Pemimpin Saka Bakti Husada Tingkat Cabang berkewajiban :

1. Bersama Andalan Cabang Urusan Saka memikirkan, merencanakan, melaksanakan dan


mengevaluasikan kegiatan Sakanya.

2. Membantu Majelis Pembimbing Cabang untuk mengusahakan dana dan sarana lainnya
guna mendukung kegiatan Sakanya.

3. Menjalin hubungan kerja yang baik dengan instansi kesehatan dan badan lain
diwilayahnya.

4. Mengendalikan dan mengkoordinasikan kegiatan Sakanya.

5. Bekerja sama dengan Pimpinan Saka lain di cabangnya.

6. Bersama Andalan Cabang Urusan Latihan mengusahakan agar para Pamong dan
Instruktur Sakanya dapat mengikuti pendidikan bagi orang dewasa baik didalam
maupun diluar Gerakan Pramuka.

7. Melaksanakan kebijaksanaan Pimpinan Saka Bakti Husada tingkat Daerah.

b. Pimpinan Saka Bakti Husada Tingkat Daerah berkewajiban :

1. Bersama Andalan Daerah Urusan Saka memikirkan, merencanakan, melaksanakan, dan


mengevaluasi kegiatan Sakanya.

2. Membantu Majelis Pembimbing Daerah untuk mengusahakan dana dan sarana lainnya
guna mendukung kegiatan Sakanya.

3. Menjalin hubungan kerja yang baik dengan instansi kesehatan dan badan lain
diwilayahnya.

4. Mengatur dan mengkoordinasikan kegiatan Sakanya.

5. Bekerja sama dengan Pimpinan Saka lain di Daerahnya.

6. Bersama Andalan Daerah Urusan Latihan mengusahakan agar para Pimpinan Saka Bakti
Husada dan Andalan Cabang Urusan Saka Bakti Husada dapat mengikuti pendidikan
orang dewasa dalam Gerakan Pramuka.

7. Melaksanakan kebijaksanaan Pimpinan Saka Bakti Husada Nasional.

c. Pimpinan Saka Bakti Husada Tingkat Nasional berkewajiban :

1. Bersama Andalan Nasional yang mengurusi Saka Bakti Husada memikirkan,


merencanakan, dan juga mengevaluasi kegiatan Sakanya.
2. Membantu Majelis Pembimbing Nasional untuk mengusahakan dana dan sarana lainnya
guna mendukung kegiatan Sakanya.

3. Menjalin hubungan kerja yang baik dengan Departemen Kesehatan dan badan lain yang
berkaitan dengan pengembangan Sakanya.

4. Bekerjasama dengan Pimpinan Saka Tingkat Nasional yang lain.

5. Bersama Andalan Nasional yang mengurusi pendidikan dan latihan mengusahakan agar
Pimpinan Saka Bakti Husada dapat mengikuti pendidikan.

6. Merumuskan kebijaksanaan tentang hal-hal yang berkaitan Saka Bakti Husada.

7. Mengendalikan dan mengkoordinasikan kegiatan Sakanya.

BAB VI

PELANTIKAN DAN PENGUKUHAN

Pt. 20. Pelantikan.

a. Peserta didik dilantik sebagai anggota Saka oleh Pamong Saka yang bersangkutan.

b. Dewan Saka Bakti Husada dilantik oleh Pamong Saka yang bersangkutan.

c. Pamong Saka Bakti Husada dan Instruktur Saka Bakti Husada dilantik oleh Ketua Kwartir Ranting
atau orang yang ditunjuk untuk mewakilinya.

d. Pimpinan Saka Bakti Husada tingkaty Cabang dilantik oleh Ketua Kwartir Cabang atau orang yang
ditunjuk untuk mewakilinya.

e. Pimpinan Saka Bakti Husada Tingkat Daerah dilantik oleh Ketua Kwartir Daerah atau orang yang
ditunjuk untuk mewakilinya.

f. Pimpinan Saka Bakti Husada Tingkat Nasional dilantik oleh Ketua Kwartir Nasional atau orang
yang ditunjuk untuk mewakilinya.

Pt. 21. Pengukuhan

a. Berdirinya Saka Bakti Husada dikukuhkan dengan Keputusan Kwartir Ranting yang dibaca pada
acara upacara pelantikan.

b. Syahnya Pimpinan Saka Bakti Husada tingkat Cabang, Daerah dan Nasional dikukuhkan dengan
Keputusan Kwartir yang bersangkutan.

BAB VII

KEGIATAN DAN SARANA

Pt. 22. Sifat dan Lingkup Kegiatan

Untuk memperoleh berbagai pengetahuan dan keterampilan dibidang kesehatan sehingga memiliki
sikap dan perilaku sesuai dengan kode kehormatan.Gerakan Pramuka, Saka Bakti Husada melaksanakan
kegiatan yang meliputi :
a. Kesehatan secara umum.

b. Kesehatan secara khusus sesuai dengan macam Krida dan kecakapan-kecakapan khususnya.
Bakti kepada masyarakat, antara lain untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup sehat dengan
jaan memberi contoh, mangadakan penyuluhan, dan menyebarluaskan pengetahuan dan
keterampilan dibidang kesehatan.

Pt. 23. Bentuk dan Macam Kegiatan

a. Latihan Saka secara berkala yang dilaksanakan diluar hari latihan gugus depannya.

b. Kegiatan berkala yang dilaksanakan utnuk kepentingan tertentu misalnya menyiapkan diri untuk
lomba, kegiatan ulang tahun saka dan sebagainya.

c. Perkemahan Saka Bakti Husada, pesertanya semua anggota Saka Bakti Husada.

d. Perkemahan antar Saka disingkat Peran Saka, pesertanya terdiri dari beberpa jenis Saka,
misalnya Saka Bakti Husada, bersama Saka Dirgantara dan Saka Tarunabumi, sebaiknya semua
jenis Saka yang ada setempat diikutsertakan.

Pt. 24. Tingkat Kegiatan

a. Latihan dan kegiatan berkala diadakan ditingkat Ranting, dilaksanakan oleh Dewan Saka dengan
didampingi oleh Pamong dan Instrukturnya.

b. Peran Saka dapat diselenggarakan ditingkat Ranting, Cabang, Daerah, Regional, dan Nasional.

c. Peran Saka tingkat Ranting diadakan setiap 2 tahun sekali.

d. Peran Saka tingkat Cabang diadakan setiap 3 tahun sekali.

e. Peran Saka tingkat Daerah diadakan setiap 4 tahun sekali.

f. Peran Saka tingkat Regional diadakan menurut kepentingannya.

g. Peran Saka tingkat Nasional diadakan menurut kepentingannya.

h. Perti Saka Bakti Husada diadakan ditingkat Ranting dan Cabang sesuai dengan kepentingannya
sekurang-kurangnya sekali selama satu masa bakti.

Pt. 25. Sarana

a. Pada hakekatnya Saka Bakti Husada harus dapat menggunakan alat perlengkapan dan sarana
lain yang ada setempat untuk melaksanakan kegiatannya.

b. Untuk meningkatkan mutu kegiatana Saka Bakti Husada perlu diadakan sarana nyata yang
sesuai dengan keadaaan setempat.

c. Dengan bantuan mMajelis Pembimbing, Kwartir dan Pemimpin Saka yang bersangkutan,
Pamong Saka beserta Instrukturnya mengusahakan adanya sarana yang memadai.

d. Selain saran kegiatan, Saka Bakti Husada harus berusaha memiliki sanggar yaitu tempat
pertemuan, kegiatan dan penyimpanan inventaris, dokumentasi dan sebagainya.
BAB VIII

DEWAN KEHORMATAN

Pt. 26. Pembentukan, susunan dan tugas

a. Seperti halnya pada Ambalan Penegak atau Racana Pandega, maka Dewan Kehormatan Saka
Bakti Husada hanya dibentuk pada waktu menghadapi peristiwa yang menyangkut nama baik
Saka dan berkaitan dengan Kode Kehormatan Pramuka.

b. Dewan Kehormatan dibentuk oleh Dewan Saka bersama dengan Pamong Saka yang
bersangkutan.

c. Susunan Dewan Kehormatan Saka Bakti Husada :

1. seorang ketua yang dijabat oleh peserta didik;

2. seorang sekretaris yang dijabat oleh peserta didik;

3. dua orang anggota yang dijabat oleh peserta didik;

4. seorang penasehat yang dijabat oleh Pamong Saka.

d. Tugasnya adalah :

1. mengambil keputusan melalui musyawarah untuk memberi penghargaan kepada


anggota yang berjasa/berbuat suatu kebajikan demi nama baik Saka/Gerakan Pramuka.

2. Memberi hukuman yang bersifat mendidik kepada anggota yang melanggar kode
kehormatan Pramuka dan ketentuan lain yang berlaku dalam Sakanya.

e. Setelah menyelesaikan tugasnya, Dewan Kehormatan Saka Bakti Husada dibubarkan oleh
Pamong Saka.

BAB X

LAMBANG

Pt. 27. Bentuk

Lambang Saka Bakti Husada berbentuk segi lima beraturan dengan panjang sisi masing-masin 5 cm.

Pt. 28. Isi

Isi lambang Saka Bakti Husada terdiri atas :

a. Gambar lambang kesehatan.

b. Gambar 2 buah tunas kelapa simetris dan sebuah bintang bersudut lima.

c. Tulisan Saka Bakti Husada.

Pt. 29. Warna

a. Warna dasar lambang Saka Bakti Husada adalah kuning.


b. Lambang kesehatan berwarna dasar putih, daun mahkota bunga Wijayakusuma putih palang
hijau, lima kelopak bunga hijau, dan tulisan Saka Bakti Husada hitam.

c. Dua buah tunas kelapa simetris berwarna hijau.

d. Tulisan Saka Bakti Husada berwarna hitam.

e. Bintang bersudut lima berwarna kuning emas, bergaris tepi berwarna hitam.

Pt. 30. Arti Kiasan

a. Bentuk segi lima berarti falsafah Pancasila.

b. Warna kuning berarti usaha memberi penyuluhan dan bimbingan.

c. Warna hijau di dalam bunga Wijayakusuma dengan lima helai daun mahkota menggambarkan
tujuan Pembangunan Kesehatan sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional.

d. Bunga Wijayakusuma ditopang oleh lima kelopak daun berwarna hijau menggambarkan Panca
Karya Husada.

e. Palang hijau menggambarkan pelayanan kesehatan.

f. Bunga Wijayakusuma dengan lima daun mahkota berwarna putih dan kelopak daun berwarna
hijau mempunyai makna pengabdian yang luhur.

g. Tulisan Saka Bakti Husada berarti Satuan Karya Pramuka yang mengabdi dalam upaya Kesehatan
paripurna.

h. Dua buah tunas kelapa simetris dan bintang menggambarkan bahwa setiap anggota Gerakan
Pramuka ikut serta melaksanakan Pembangunan Kesehatan Nasional dengan menggunakan
prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan, sesuai dengan cita-cita luhur Gerakan Pramuka.

Pt. 31. Pemakaian.

a. Lambang Saka Bakti Husada yang terbuat dari kain dipakai pada lengan baju sebelah kiri, kira-
kira 5 cm dibawah jahitan pundak baju.

b. Lambang ini hanya dipakai pada saat mengikuti kegiatan saka.

BAB X

LAIN-LAIN DAN PENUTUP

Pt. 32. Lain-lain

Pembinaan untuk Saka Bakti Husada diperoleh dari :

a. Iuran anggota Saka Bakti Husada yang besarnya ditentukan dengan musyawarah anggota;

b. Pimpinan Saka Bakti Husada;

c. Bantuan masyarakat yang tidak mengikat;


d. Sumber lain yang sah dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Gerakan Pramuka.

Pt. 33. Penutup

Hal-hal lain yang belum diatur dalam petunjuk penyelenggaraan ini akan ditentukan kemudian oleh
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 24 TAHUN 2009

TENTANG

PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :

1. bahwa dalam rangka meningkatkan peranan Gerakan Pramuka diperlukan Anggaran Dasar yang
mencerminkan aspirasi, visi, dan misi seluruh Gerakan Pramuka Indonesia, sehingga secara
efektif dapat dijadikan landasan kerja Gerakan Pramuka Indonesia;

2. bahwa untuk mewujudkan upaya sebagaimana dimaksud pada butir a, telah dilaksanakan
penyempurnaan atas Anggaran Dasar Gerakan Pramuka melalui pembahasan dalam
Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka 2003 yang berlangsung dari tanggal 15 sampai dengan
18 Desember 2008 di Cibubur , Jakarta;

3. bahwa sehubungan dengan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b,
dipandang perlu mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dihasilkan dan
ditetapkan dalam Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka 2003 pada tanggal 15 sampai dengan
18 Desember 2008 di Cibubur , Jakarta, dengan Keputusan Presiden;

Mengingat : Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA.

Pasal 1

Mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka sebagaimana terlampir dalam Keputusan Presiden ini.

Pasal 2

Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan pendanaan dalam rangka pelaksanaan
kegiatan Gerakan Pramuka.

Bantuan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan kepada Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara cq. Bidang Kementrian Negara yang bertanggung jawab di bidang kepemudaan dan
olah raga.

Bantuan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan kepada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah.

Pasal 3
Dengan berlakunya Keputusan Presiden ini, maka Keputusan Presiden Nomor 104 Tahun 2004 tentang
Pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 4

Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal 15 September 2009

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd

DR.H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Salinan sesuai dengan aslinya,

SEKRETARIAT KABINET RI

Deputi Sekretaris Kabinet

Bidang Hukum,

Ttd

Dr. M. Imam Santoso

(Cap Sekretariat Kabinet RI)

LAMPIRAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 24 Tahun 2009

TANGGAL : 15 September 2009

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA

PEMBUKAAN

Bahwa persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara kesatuan yang adil dan makmur, materiil dan
spiritual serta beradab merupakan adicita bangsa Indonesia yang mulai bangkit dan siaga sejak
berdirinya Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908. Adicita itu pulalah yang merupakan dorongan para
Pemuda Indonesia melakukan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Untuk lebih menggalang
persatuan merebut kemerdekaan, dan dengan jiwa dan semangat Sumpah Pemuda inilah Rakyat
Indonesia berjuang untuk kemerdekaan nusa dan bangsa Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal
17 Agustus 1945. Kemerdekaan ini merupakan karunia dan berkah rahmat Tuhan Yang Maha Esa.

Bahwa gerakan kepanduan nasional yang lahir dan mengakar di bumi nusantara merupakan bagian
terpadu dari gerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia yang membentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Oleh karenanya, gerakan kepanduan nasional Indonesia mempunyai andil yang tidak ternilai
dalam sejarah perjuangan kemerdekaan itu. Jiwa kesatria yang patriotik telah mengantarkan para pandu
ke medan juang bahu-membahu dengan para pemuda untuk mewujudkan adicita rakyat Indonesia
dalam menegakkan dan mandegani Negara Kesatuan Republik Indonesia selama-lamanya.

Bahwa kaum muda sebagai potensi bangsa dalam menjaga kelangsungan bangsa dan negara
mempunyai kewajiban melanjutkan perjuangan bersama-sama orang dewasa berdasarkan kemitraan
yang bertanggung jawab.

Bahwa Gerakan Pramuka, sebagai kelanjutan dan pembaruan gerakan kepanduan nasional, dibentuk
karena dorongan kesadaran bertanggung jawab atas kelestarian Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dengan asas Pancasila, Gerakan Pramuka
menyelenggarakan upaya pendidikan bagi kaum muda melalui kepramukaan, dengan sasaran
meningkatkan sumber daya kaum muda, ewujudkan masyarakat madani, dan melestarikan keutuhan:

- negara kesatuan Republik Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika;

- ideologi Pancasila;

- kehidupan rakyat yang rukun dan damai;

- lingkungan hidup di bumi nusantara.

Bahwa dalam upaya meningkatkan dan melestarikan hal-hal tersebut, Gerakan Pramuka
menyelenggarakan pendidikan nonformal, melalui kepramukaan, sebagai bagian pendidikan nasional
dilandasi Sistem Among dengan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.

Atas dasar pertimbangan dan makna yang terkandung dalam uraian di atas, maka disusunlah Anggaran
Dasar Gerakan Pramuka

ANGGARAN DASAR

BAB I

NAMA, STATUS, TEMPAT, DAN WAKTU

Pasal 1

Nama, Status, dan Tempat

(1) Organisasi ini bernama Gerakan Pramuka yaitu Gerakan Kepanduan Praja Muda Karana.

(2) Gerakan Pramuka berstatus badan hukum.

(3) Gerakan Pramuka berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia.

Pasal 2

Waktu

(1) Gerakan Pramuka didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan dan ditetapkan dengan Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961 tanggal 20 Mei 1961, sebagai kelanjutan dan
pembaruan gerakan kepanduan nasional Indonesia.
(2) Hari Pramuka adalah tanggal 14 Agustus.

BAB II

ASAS, TUJUAN, TUGAS POKOK, DAN FUNGSI,

Pasal 3

Asas

Gerakan Pramuka berasaskan Pancasila.

Pasal 4

Tujuan

Gerakan Pramuka mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan mental, moral,
spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisiknya sehingga menjadi:

a. manusia berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur yang:

1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kuat mental, emosional, dan tinggi moral

2) tinggi kecerdasan dan mutu keterampilannya

3) kuat dan sehat jasmaninya

b. warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun
dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan
negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan, baik lokal, nasional, maupun
internasional.

Pasal 5

Tugas Pokok

Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda guna
menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, bertanggung jawab, mampu
membina dan mengisi kemerdekaan nasional serta membangun dunia yang lebih baik.

Pasal 6

Fungsi

Gerakan Pramuka berfungsi sebagai lembaga pendidikan non formal, di luar sekolah dan di luar
keluarga, dan sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda berlandaskan Sistem
Among dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan, Metode Kepramukaan, dan Motto Gerakan
Pramuka yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan bangsa
serta masyarakat Indonesia.

BAB III

SIFAT, UPAYA DAN USAHA


Pasal 7

Sifat

(1) Gerakan Pramuka adalah gerakan kepanduan nasional Indonesia.

(2) Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan yang keanggotaannya bersifat sukarela, tidak
membedakan suku, ras, golongan, dan agama.

(3) Gerakan Pramuka bukan organisasi kekuatan sosial-politik, bukan bagian dari salah satu organisasi
kekuatan sosial-politik dan tidak menjalankan kegiatan politik praktis.

(4) Gerakan Pramuka ikut serta membantu masyarakat dengan melaksanakan pendidikan bagi kaum
muda, khususnya pendidikan non formal di luar sekolah dan di luar keluarga.

(5) Gerakan Pramuka menjamin kemerdekaan tiap-tiap anggotanya untuk memeluk agama dan
kepercayaan masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.

Pasal 8

Upaya dan Usaha

(1) Segala upaya dan usaha Gerakan Pramuka diarahkan untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka.

(2) Upaya dan usaha untuk mencapai tujuan itu diarahkan pada pembinaan watak, mental, emosional,
jasmani dan bakat serta peningkatan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, ilmu pengetahuan
dan teknologi, keterampilan dan kecakapan melalui berbagai kegiatan kepramukaan.

(3) Untuk menunjang upaya dan usaha serta mencapai tujuan Gerakan Pramuka, diadakan prasarana
dan sarana yang memadai berupa organisasi, personalia, perlengkapan, dana, komunikasi, dan
kerjasama.

BAB IV

SISTEM AMONG, PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN,

KODE KEHORMATAN, METODE KEPRAMUKAAN, MOTTO

DAN KIASAN DASAR GERAKAN PRAMUKA

Pasal 9

Sistem Among

(1) Sistem pendidikan dalam Gerakan Pramuka berlandaskan Sistem Among.

(2) Sistem Among merupakan proses pendidikan yang membentuk anggota Gerakan Pramuka berjiwa
merdeka, disiplin, dan mandiri dalam kerangka saling ketergantungan antar manusia.

(3) Pelaksanaan Sistem Among menerapkan sistem kepemimpinan :

a. Ing ngarso sung tulodo ;

b. Ing madyo mangun karso;


c. Tut wuri handayani.

Pasal 10

Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan

(1) Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan ciri khas yang membedakan
kepramukaan dari pendidikan lain.

(2) Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan dua unsur proses pendidikan
terpadu yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan.

(3) Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan dilaksanakan sesuai dengan kepentingan,
kebutuhan, situasi, dan kondisi masyarakat.

Pasal 11

Prinsip Dasar Kepramukaan

(1) Prinsip Dasar Kepramukaan melipiti nilai dan norma dalam Kehidupan seluruh anggota Gerakan
Pramuka.

(2) Nilai dan norma dimaksud mencakup :

a. iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;

c. peduli terhadap diri pribadinya;

d. taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.

(3) Prinsip Dasar Kepramukaan berfungsi sebagai:

a. norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka;

b. landasan Kode Etik Gerakan Pramuka;

c. landasan sistem nilai Gerakan Pramuka;

d. pedoman dan arah pembinaan kaum muda anggota Gerakan Pramuka;

e. landasan gerak dan kegiatan Gerakan Pramuka mencapai sasaran dan tujuannya.

Pasal 12

Metode Kepramukaan

Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif progresif melalui:

a. pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;

b. belajar sambil melakukan;

c. sistem berregu;
d. kegiatan di alam terbuka yang mengandung pendidikan dan sesuai dengan perkembangan rohani dan
jasmani peserta didik;

e. kemitraan dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan;

f. sistem tanda kecakapan;

g. sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;

h. kiasan dasar.

Pasal 13

Kode Kehormatan Pramuka

(1) Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan Moral yang
disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar
Kepramukaan.

(2) Kode Kehormatan Pramuka merupakan Kode Etik anggota Gerakan Pramuka baik dalam kehidupan
pribadi maupun bermasyarakat sehari-hari yang diterimanya dengan sukarela serta ditaati demi
kehormatan dirinya.

(3) Kode Kehormatan Pramuka bagi anggota Gerakan Pramuka disesuaikan dengan golongan usia dan
perkembangan rohani dan jasmaninya yaitu:

a. Kode Kehormatan Pramuka Siaga terdiri atas Dwisatya dan Dwidarma;

b. Kode Kehormatan Pramuka Penggalang terdiri atas Trisatya Pramuka Penggalang dan Dasadarma;

c. Kode Kehormatan Pramuka Penegak dan Pandega terdiri atas Trisatya Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega dan Dasadarma;

d. Kode Kehormatan Pramuka Dewasa terdiri atas Trisatya Anggota Dewasa dan Dasadarma.

Pasal 14

Motto Gerakan Pramuka

(1) Motto Gerakan Pramuka merupakan bagian terpadu proses pendidikan untuk mengingatkan setiap
anggota Gerakan Pramuka bahwa setiap mengikuti kegiatan berarti mempersiapkan diri untuk
mengamalkan Kode Kehormatan.

(2) Motto Gerakan Pramuka adalah :

“Satyaku kudarmakan, Darmaku kubaktikan.”

Pasal 15

Kiasan Dasar

Penyelenggaraan kepramukaan dikemas dengan menggunakan Kiasan Dasar bersumber pada sejarah
perjuangan dan budaya bangsa.
BAB V

ORGANISASI

Pasal 16

Anggota

(1) Anggota Gerakan Pramuka adalah warga negara Republik Indonesia yang terdiri atas:

a. Anggota biasa :

1) Anggota muda : Siaga, Penggalang dan Penegak dan Pandega

2) Anggota Dewasa : Pembina Pramuka, Pembantu Pembina Pramuka, Pelatih Pembina Pramuka,
Pembina Profesional, Pamong Saka, Instruktur Saka, Pimpinan Saka, Andalan, Pembantu Andalan,
Anggota Majelis Pembimbing

b. Anggota kehormatan: orang-orang yang bersimpati dan berjasa kepada Gerakan Pramuka

(2) Warga negara asing dapat bergabung dalam suatu gugusdepan sebagai anggota tamu.

Pasal 17

Hak dan Kewajiban

(1) Setiap anggota mempunyai hak dan kewajiban.

(2) Hak dan kewajiban tersebut akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 18

Pramuka Utama

Kepala Negara Republik Indonesia adalah Pramuka Utama.

Pasal 19

Jenjang Organisasi

Organisasi Gerakan Pramuka berjenjang sebagai berikut:

a. Anggota muda Gerakan Pramuka dihimpun dalam gugusdepan dan anggota dewasa dihimpun di
Kwartir.

b. Gugusdepan-gugusdepan dikoordinasikan oleh Kwartir Ranting yang meliputi suatu wilayah


Kecamatan/Distrik.

c. Ranting-ranting dihimpun dan dikoordinasikan oleh Kwartir Cabang meliputi wilayah Kabupaten atau
Kota.

d. Cabang-cabang dihimpun dan dikoordinasikan oleh Kwartir Daerah meliputi wilayah Propinsi.

e. Daerah-daerah dihimpun dan dikoordinasikan oleh Kwartir Nasional meliputi wilayah Republik
Indonesia.
f. Di perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dapat dibentuk gugusdepan di bawah pembinaan
Kwartir Nasional.

Pasal 20

Kepengurusan

(1) Di tingkat Gugusdepan Gerakan Pramuka dipimpin oleh pembina gugusdepan.

(2) Di tingkat Ranting Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif oleh Pengurus Kwartir Ranting.

(3) Di tingkat Cabang Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif oleh Pengurus Kwartir Cabang.

(4) Di tingkat Daerah Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif oleh Pengurus Kwartir Daerah.

(5) Di tingkat Nasional Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif oleh Pengurus Kwartir Nasional.

(6) Pergantian Pengurus Gerakan Pramuka dilaksanakan pada waktu musyawarah.

(7) Kepengurusan baru dalam jajaran Ranting sampai dengan Nasional terdiri dari unsur Pengurus lama
dan Pengurus baru.

Pasal 21

Satuan Karya Pramuka

(1) Satuan Karya Pramuka, disingkat Saka, adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat,
mengembangkan bakat, dan pengalaman para Pramuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi. Saka juga memotivasi mereka untuk melaksanakan kegiatan nyata dan produktif sehingga
memberi bekal bagi kehidupannya, untuk melaksanakan pengabdiannya kepada masyarakat, bangsa
dan negara, sesuai dengan aspirasi pemuda Indonesia dan tuntutan perkembangan pembangunan
dalam rangka peningkatan ketahanan nasional.

(2) Saka di tingkat Kwartir dipimpin secara kolektif oleh Pimpinan Saka. Pimpinan Saka adalah bagian
integral dari Kwartir.

Pasal 22

Dewan Kerja

Dewan Kerja merupakan bagian integral dari Kwartir yang berfungsi sebagai wahana kaderisasi
kepemimpinan, dan bertugas mengelola kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega.

Pasal 23

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Gerakan Pramuka

(1) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Gerakan Pramuka merupakan bagian integral dari Kwartir dan
berfungsi sebagai wadah pendidikan dan pelatihan anggota Gerakan Pramuka.

(2) Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka berada di tingkat Cabang, Daerah, dan Nasional.

Pasal 24
Pusat Penelitian dan Pengembangan Gerakan Pramuka

Pusat Penelitian dan Pengembangan Gerakan Pramuka merupakan bagian integral Kwartir dan berfungsi
sebagai wadah Penelitian dan pengembangan Gerakan Pramuka.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Gerakan Pramuka berada di tingkat Daerah dan Nasional.

Pasal 25

Bimbingan

(1) Kwartir Nasional diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral, organisatoris, materiil, dan
finansial oleh Majelis Pembimbing Nasional yang diketuai oleh Presiden Republik Indonesia dengan
beranggotakan pejabat pemerintah dan tokoh masyarakat yang memiliki perhatian kepada Gerakan
Pramuka.

(2) Kwartir Daerah diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral, organisatoris, materiil, dan
finansial oleh Majelis Pembimbing Daerah yang diketuai oleh Gubernur beranggotakan pejabat
pemerintah daerah dan tokoh masyarakat yang memiliki perhatian dan kepedulian terhadap kepada
Gerakan Pramuka.

(3) Kwartir Cabang diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral, organisatoris, materiil, dan
finansial oleh Majelis Pembimbing Cabang yang diketuai oleh Bupati/ Walikota dengan beranggotakan
pejabat pemerintah kabupaten/ kota dan tokoh masyarakat yang memiliki perhatian dan kepedulian
kepada Gerakan Pramuka.

(4) Kwartir Ranting diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral, organisatoris, materiil, dan
finansial oleh Majelis Pembimbing Ranting yang diketuai oleh Camat/Kepala Distrik dengan
beranggotakan pejabat pemerintah kecamatan/ distrik dan tokoh masyarakat yang memiliki perhatian
dan kepedulian kepada Gerakan Pramuka.

(5) Gugusdepan diberi bimbingan dalam bentuk nasehat tentang organisasi dan program serta bantuan
materi dan keuangan oleh Majelis Pembimbing Gugusdepan yang diketuai dari dan oleh anggota dengan
beranggotakan orang tua anggota muda dan tokoh masyarakat di lingkungan gugusdepan.

(6) Satuan Karya Pramuka diberi bimbingan dalam bentuk nasehat tentang organisasi dan program serta
bantuan materi dan keuangan oleh Majelis Pembimbing Satuan Karya Pramuka yang diketuai oleh
seorang ketua yang dipilih dari dan oleh anggota dengan beranggotakan pejabat pemerintah dan/ atau
pemerintah daerah dan tokoh masyarakat.

Pasal 26

Pemeriksaan Keuangan

(1) Lembaga Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka adalah badan independen yang dibentuk
Musyawarah Gerakan Pramuka dan bertanggungjawab kepada Musyawarah Gerakan Pramuka.

(2) Lembaga Pemeriksa Keuangan berfungsi mengawasi dan memeriksa keuangan Kwartir.

(3) a. Personalia Lembaga Pemeriksa Keuangan terdiri atas 5 (lima) orang anggota Gerakan Pramuka
ditambah seorang staf yang memiliki kompetensi dalam bidang keuangan.
b. Lembaga Pemeriksa Keuangan dibantu oleh Akuntan Publik.

(4) Lembaga Pemeriksa Keuangan diatur lebih lanjut dalam Petunjuk Penyelenggaraan.

BAB VI

MUSYAWARAH DAN REFERENDUM

Pasal 27

Musyawarah

(1) Musyawarah Gerakan Pramuka adalah forum tertinggi dalam Gerakan Pramuka, di tingkat kwartir/
satuan/ gudep

(2) Musyawarah Gerakan Pramuka di Tingkat Nasional, daerah dan cabang diselenggarakan 5 (lima)
tahun sekali.

(3) Musyawarah Gerakan Pramuka di Tingkat ranting dan gugusdepan diselenggarakan 3 (tiga) tahun
sekali.

(4) Pimpinan Musyawarah Gerakan Pramuka adalah suatu presidium yang dipilih oleh musyawarah
tersebut.

(5) Acara pokok dan ketentuan lain dalam Musyawarah Gerakan Pramuka diatur dalan Anggaran Rumah
Tangga Gerakan Pramuka.

Pasal 28

Referendum

Dalam menghadapi hal-hal yang luar biasa, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dapat menyelenggarakan
suatu referendum.

BAB VII

PENDAPATAN DAN KEKAYAAN

Pasal 29

Pendapatan

Pendapatan Gerakan Pramuka diperoleh dari:

a. Iuran anggota;

b. Bantuan majelis pembimbing;

c. Sumbangan masyarakat yang tidak mengikat;

d. Bantusn Pemerintah/ Pemerintah Daerah melaui APBN/ APBD yang tidak mengikat dan disesuaikan
dengan kemampuan negara/ keuangan daerah.

e. Sumber lain yang tidak bertentangan, baik dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
maupun dengan Kode Kehormatan Pramuka.
f. usaha dana, badan usaha/koperasi yang dimiliki Gerakan Pramuka.

Pasal 30

Kekayaan

(1) Kekayaan Gerakan Pramuka terdiri dari barang bergerak dan tidak bergerak serta hak milik
intelektual

(2) Pengalihan kekayaan Gerakan Pramuka yang berupa aset tetap harus diputuskan berdasarkan hasil
Rapat Pleno Pengurus Kwartir dan persetujuan Mabi.

BAB VIII

ATRIBUT

Pasal 31

Lambang

Lambang Gerakan Pramuka adalah tunas kelapa.

Pasal 31

Bendera

Bendera Gerakan Pramuka berbentuk empat persegi panjang, berukuran tiga banding dua, warna dasar
putih dengan lambang Gerakan Pramuka di tengah berwarna merah, di atas dan di bawah lambang
Gerakan Pramuka terdapat garis merah sepanjang “panjang bendera” dan di sisi tiang terdapat garis
merah sepanjang “lebar bendera”.

Pasal 33

Panji

Panji Gerakan Pramuka adalah Panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia yang
dianugerahkan oleh Presiden Republik Indonesia dengan Keputusan Presiden Nomor 448 Tahun 1961,
tanggal 14 Agustus 1961.

Pasal 34

Himne

Himne Gerakan Pramuka adalah lagu Satya Darma Pramuka.

Pasal 35

Pakaian Seragam dan Tanda-tanda

Untuk mempererat rasa persatuan dan kesatuan serta meningkatkan disiplin, anggota Gerakan Pramuka
menggunakan pakaian seragam beserta tanda-tandanya.

BAB IX

ANGGARAN RUMAH TANGGA


Pasal 36

Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka

(1) Anggaran Dasar Gerakan Pramuka ini dijabarkan lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka.

(2) Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka ditetapkan oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan
tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka ini.

BAB X

PEMBUBARAN

Pasal 37

Pembubaran

(1) a. Gerakan Pramuka hanya dapat dibubarkan oleh Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka yang
khusus diadakan untuk itu.

b. Musyawarah Nasional tersebut harus diusulkan oleh sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah daerah.

c. Musyawarah Nasional untuk membicarakan usul pembubaran Gerakan Pramuka dinyatakan sah jika
dihadiri oleh utusan dari sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah daerah.

d. Usul pembubaran Gerakan Pramuka diterima oleh Musyawarah Nasional jika disetujui dengan suara
bulat.

(2) Jika Gerakan Pramuka dibubarkan, maka cara penyelesaian harta benda milik Gerakan Pramuka
ditetapkan oleh Musyawarah Nasional yang mengusulkan pembubaran itu.

BAB XI

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 38

Perubahan Anggaran Dasar

(1) Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan dalam Musyawarah Nasional yang dihadiri oleh
utusan daerah sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah daerah.

(2) Usul perubahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka diterima oleh Musyawarah Nasional jika disetujui
oleh sekurang-kurangnya tiga perempat dari jumlah suara yang hadir.

BAB XII

PENUTUP

Pasal 39

Penutup
Anggaran Dasar ini ditetapkan oleh Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka yang diselenggarakan di
Komplek Taman Rekreasi Wiladatika Cibubur Jakarta pada tanggal 15 sampai dengan 18 Desember 2008.

Jakarta, 18 Desember 2008.


KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR 154.A TAHUN 2011
TENTANG
PETUNJUK PENYELENGARAAN
SATUAN KARYA PRAMUKA BHAKTI HUSADA

Ketua kwartir nasional Gerakan Pramuka,

Menimbang :

a. bahwa Petunjuk Penyelengaraan Satuan Karya Pramuka Bakti Husada sebagaimana


tercantum dalam Surat Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 53 tahun 1985 perlu
disempurnakan sesuai dengan perkembangan Gerakan Pramuka saat ini;
b. bahwa Kwarnas Gerakan Pramuka telah membentuk kelompok kerja yang bertugas
menyusun dan menyempurnakan petunjuk penyelenggaran dimaksud;
c. bahwa sehubungan dengan itu, penyempurnaan sebagaimana dimaksud pada huruf b
perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka.

Mengingat :

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka


2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Pengesahan
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
3. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 203 Tahun 2009 tentang Anggaran Rumah
Tangga Gerakan Pramuka.
4. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 220 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok
Organisasi Gerakan Pramuka.
5. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 170. A Tahun 2008 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Satuan Karya Pramuka.
6. Kesepakatan Bersama Kementerian Kesehatan RI dengan Kwarnas Gerakan Pramuka
Nomor 1172/Menkes/SKB/VIII/2010 dan Nomor 08/PK-MoU/2010 tentang Peningkatan
Kesehatan Masyarakat Melalui Pendidikan Kepramukaan.
7. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 53 Tahun 1985 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Satuan Karya Pramuka Bakti Husada.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

Pertama : Mencabut Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 53 Tahun 1985
tentang Petunjuk Penyelenggaraan Satuan Karya Pramuka Bakti Husada.
Kedua : Petunjuk Penyelenggaraan Satuan Karya Pramuka Bakti Husada sebagaimana tercantum
dalam Lampiran Keputusan ini.
Ketiga : Petunjuk Penyelenggaraan ini digunakan sebagai pedoman bagi kwartir, gugus depan,
dan institusi/lembaga terkait dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan
Satuan Karya Pramuka Bakti Husada.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan.
Apabila ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan pembetulan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di :

Pada tanggal :

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

Ketua,

Anda mungkin juga menyukai