Anda di halaman 1dari 13

Evaluasi Penegakan Perda Kawasan Tanpa Rokok (KTR)

di Provinsi Bali Melalui Penilaian Dukungan dan


Penerapan Oleh Pengelola Kawasan
IWG Artawan Eka Putra,
IMK Duana, PAS Astuti, IK Suarjana, KH Mulyawan, IMD Kurniasari, TS Bam
Correspondence author: gedeartawan@unud.ac.id
Latar Belakang
• Perda Provinsi Bali No. 10 Tahun 2011 tentang KTR bertujuan
• melindungi masyarakat yang tidak merokok dari pajanan asap rokok orang lain
• mengurangi jumlah perokok baik pasif maupun aktif.
• Perda KTR merupakan bentuk kebijakan pemerintah daerah
dalam upaya pengendalian dampak rokok.
• Dukungan dan penerapan oleh pengelola masing-masing
kawasan menjadi salah satu kunci sukses penegakan Perda
KTR
Tujuan
Menilai
• Cakupan penyebaran informasi,
• Pengetahuan,
• Dukungan
• Penerapan Perda KTR oleh pengelola pada masing-masing
kawasan
Metode
• Rancangan: serial-survey sebanyak 5 kali dari 2014 sampai
dengan 2016.
• Subjek penelitian adalah pengelola KTR di wilayah Provinsi
Bali yang terpilih saat dilakukan studi kepatuhan.
• Data dikumpulkan melalui wawancara tentang infromasi
yang pernah didapat, pengetahuan, dukungan dan
penerapan Perda KTR pada masing-masing kawasan.
• Data dianalisis secara deskriptif dan disajikan
menggunakan grafik dan tabel.
Hasil Penelitian
Cakupan penyebarluasan informasi
• Berdasarkan 5 kali survei, berhasil diwawancara 5.387 orang
pengelola KTR atau 987-1124 pengelola tiap survei.
• Pada awal 2014 baru 44.4% pengelola kawasan menerima
informasi tentang Perda KTR.
• Berbagai kegiatan kemudian dilakukan untuk meningkatkan
penyebarluasan informasi diantaranya melalui
• pertemuan stakeholder,
• pelatihan pengelola dan
• inspeksi mendadak secara rutin yang kemudian diberitakan melalui
media cetak maupun elektronik.
• Sampai awal tahun 2016 diketahui 77,3% pengelola telah
menerima informasi.
Dukungan dan Penerapan KTR
• Dukungan pengelola secara konsisten tinggi dan
meningkat dari 80,8% menjadi 91,8%.
• Pada awal 2014 baru 40,3% pengelola yang menerapkan
KTR, meningkat menjadi 60% pada awal 2016.
• Penerapan Perda KTR yang rendah terutama pada
tempat-tempat umum seperti pasar tradisional (10,7%)
dan tempat hiburan (pub, bar, cafe) yang hanya 14,1%.
Berbagai Pendapat Pengelola
• Tamu yang datang ke bar maunya merokok
• Tamu sebagian besar merokok
• Merokok Hak Asasi Manusia
• Sulit merubah kebiasaan pengunjung merokok setelah makan
• Pariwisata sepi jadi tidak melarang tamu yang merokok
• Takut tersinggung jika dilarang merokok
• Tempat pariwisata sehingga tidak enak membatasi tamu
• Takut sepi pengunjung
Simpulan dan Saran
• Peningkatan cakupan informasi yang diikuti peningkatan pengetahuan
dan dukungan pengelola menunjukkan upaya yang
berkesinambungan.
• Adanya kesenjangan antara tingginya dukungan dengan rendahnya
penerapan penting ditindaklanjuti dengan berbagai pendekatan
kepada pengelola agar konsisten dalam menerapkan Perda KTR.
• Identifikasi hambatan dan solusi penting dilakukan pada pengelola
yang mendukung tetapi belum menerapkan Perda KTR.
• Hasil studi economic impact yg mendapatkan tidak adanya dampak
penerapan Perda KTR thd pendapatan dan kunjungan penting
senantiasa disampaikan
Ucapan Terimakasih
• The International Union Against Tuberculosis and Lung Disease
• Pemerintah Provinsi Bali
• Team Advokasi TC Provinsi Bali
• Para pengelola KTR di Provinsi Bali
• Para surveiyor (Mahasiswa PSIKM FK Unud)
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai