Anda di halaman 1dari 28

BAB I

IDENTITAS PASIEN

A. BERKAS PASIEN
Nama Puskesmas/Klinik Pratama : Puskesmas Johar Baru

Nama : An. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 19 Maret 2015

Suku bangsa : Betawi


Agama : Islam
Pekerjaan :-
Umur : 4 tahun
Alamat : Jl. Rawa 87 Selatan 7 RT 05 RW
07
Pendidikan terakhir :-
Jenis Pembayaran : BPJS kelas III
No. RM : P31730601010000507
Tanggal Pemeriksaan : 03 Juli 2019
Tanggal Kunjungan : 07 Juli 2019

B. ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis dan alloanamnesis dengan pasien pada tanggal 03
Juli 2019 pukul 11.00 WIB di Puskesmas Johar Baru
1. Keluhan Utama
Gatal di sela sela jari tangan, terutama pada malam hari.
2. Keluhan Tambahan
Tidak ada.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli umum Puskesmas Johar Baru di antar oleh bapaknya
dengan Keluhan timbul bentol berisi nanah dan bruntus-bruntus di sela-sela
jari, pantat, dan tungkai bawah yang terasa sangat gatal serta nyeri sejak 1
bulan yang lalu. Awalnya bruntus kemerahan sebesar ujung jarum pentul
didapatkan pada sela jari tangan kiri kemudian semakin banyak dan meluas
ke tangan kanan, pantat, dan tungkai bawah.
1
Keluhan gatal dialami semakin hebat terutama pada malam hari
sehingga pasien sulit untuk tidur dan sering terbangun pada malam
hari. Keluhan gatal yang dialami membuat pasien menggaruk kulit
hingga timbul luka. Pasien jarang memotong kukunya. Mulai muncul
bentolan berisi nanah kurang lebih 2 minggu yang lalu, semenjak saat
itu pasien mulai merasakan nyeri dan panas pada bentol-bentol
tersebut. Menurut bapak pasien, keluhan yang dialami anaknya serupa
dengan keluhan yang dialami tetangga pasien 2 bulan yang lalu Pasien
mengaku tidak menggunakan bedak atau obat apapun untuk
mengurangi keluhan gatal yang dialami.
Pasien memiliki kebiasaan mandi sekali dalam sehari yaitu pada pagi
hari, kemudian tidak berganti pakaian dalam sampai keesokan harinya.
Pasien menggunakan handuk miliknya sendiri apabila mengeringkan
badan setelah mandi namun setelah digunakan biasanya diletakkan di
lemari dan terkadang dijemur. Pasien menyangkal pernah bertukar
handuk dengan temannya, namun pasien pernah sesekali menggunakan
sarung milik orang tuanya.
Orang tua pasien merasa khawatir jika gatal yang dirasakan pada sela
jari tangan semakin memberat sehingga dapat menganggu aktivitas
pasien Orang tua pasien merasa sakit yang diderita pasien tidaklah
berat dan dapat sembuh dengan pertolongan dokter serta orang tua
pasien percaya apabila pasien tekun berobat dan berdoa kepada Allah
SWT, penyakitnya dapat disembuhkan. Penyakit yang diderita pasien
dianggap sebagai akibat dari kebiasaan pasien yang kurang dalam
menjaga kebersihan. Orang tua ingin rasa gatal di sela jari tangan
berkurang agar tidak perlu berobat terus-menerus. Akhirnya orang tua
pasien memutuskan untuk berobat ke Puskesmas Johar Baru dan orang
tua pasien berharap dengan pengobatan dan bertawakkal kepada Allah
SWT, penyakit yang dialaminya dapat sembuh dan tidak kambuh lagi.
Menurut orang tua pasien, penyakit yang diderita oleh pasien
merupakan ujian kesabaran dan teguran dari Allah SWT karena kurang
memperhatikan kebersihan diri. Selain itu, orang tua pasien juga
mempercayai setiap sakit ada obatnya dan semua penyakit didatangkan
oleh Allah SWT, serta dapat disembuhkan oleh Allah SWT melalui
2
perantara dokter dan obat yang diberikan.

4. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien tidak pernah menderita keluhan seperti ini sebelumnya.
Tidak ada riwayat alergi terhadap makanan, obat-obatan, dan debu.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada dalam keluarga pasien yang pernah mengalami hal
serupa
6. Riwayat Pengobatan
Pasien belum mengkonsumsi obat untuk mengatasi keluhannya

7. Riwayat Sosial Ekonomi


An. A tinggal dalam satu rumah bersama bapaknya Tn. A dan
neneknya. Menurut bapak pasien ibunya tidak tinggal serumah dengan
pasien dikarenakan mereka tidak menemukan kontrakan yang cukup
luas yang bias menanmpung merek semua. Oleh sebab itu mereka
memilih untuk menyewa tempat tinggal yang berbeda, tetapi ibu pasien
selalu dating di rumah tempat tinggal pasien. tempat tinggal yang
ditempati An. A adalah kos-kosan. bapaknya bekerja sebagai
Wiraswasta dan neneknya hanya ibu rumah tangga.
8. Riwayat Kebiasaan
An. A memiliki kebiasaan jarang mandi, kadang 1 kali sehari
dan mengganti pakaian 2 kali sehari.

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
2. Kesadaran : Composmentis, E4M6V5 (GCS total:15)
3. Tanda Vital
Frekuensi nadi : 80 x/menit, teratur, isi cukup
Frekuensi napas : 25 x/menit
Suhu : 36,80 °C
Tekanan darah : 105/71 mmHg

4. Data Antropometri
Berat badan : 16 kg
3
Tinggi badan : 100 cm
IMT :

4
5. Status Generalis
 Kepala :
Normocephale, rambut hitam dan tidak mudah dicabut.
 Mata :
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil bulat isokor,
refleks cahaya langsung (+/+).
 Hidung :
Bentuk normal, tidak ada sekret, tidak ada deformitas maupun
deviasi.
 Mulut :
Mukosa bibir kering, lidah tidak deviasi, tonsil T1-T1, uvula tidak
deviasi, ginggiva tidak ada perdarahan.
 Leher :
Trakea di tengah, tidak ditemukan pembesaran pada kelenjar
getah bening dan kelenjar tiroid
 Dada :
a. Jantung
- Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
- Palpasi : Iktus cordis teraba, tidak ada vibrasi
- Perkusi : Batas jantung tidak membesar
- Auskultasi: Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-),
gallop (-)
b. Paru
- Inspeksi : Simetris kanan dan kiri
- Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris kanan
dan kiri
- Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
- Auskultasi: Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
 Abdomen :
- Inspeksi : Abdomen datar simetris
- Auskultasi : Bising usus normal
- Palpasi : Nyeri tekan (-)
- Perkusi : Tympani pada seluruh lapang abdomen
 Ekstremitas :
5
Akral hangat, Capillary Refill Time < 2 detik, turgor baik, edema
dan sianosis (-)
6. Status Lokalis
-
Lokasi : Regio Dorsum Manus
-
Effloresensi: Terdapat bercak hiperpigmentasi multiple berukuran
miliar sampai lentikular, berbatas tidak tegas, bentuk tidak teratur,
penyebarannya diskret, disertai skuama halus.

Gambar 1. Regio Dorsum Manus, bercak hiperpigmentasi


multiple berukuran miliar sampai lentikular, diskret, disertai
skuama halus.

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
E. BERKAS KELUARGA
I. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Nama Kepala Keluarga
Tn. A (35 tahun)
b. Nama Ibu Pasien

Ny. A (24 tahun)

c. Nama pasien
6
An. A (4 tahun)

d. Adik Pasien

An. R (2 Tahun)

e. Nenek Pasien

Ny U (56 Tahun)

f. Struktur Komposisi Keluarga


Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah
No Nama Kedudukan Jenis Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan
dalam Kelamin Tambahan
Rumah
Tangga
1. Tn. A Suami L 28 SMK Wiraswasta Kepala
keluarga
2. Ny. A Istri P 24 SMK Ibu Rumah Ibu
Tangga pasien(beda
tempat tinggal
dengan
pasien)
3. An. A Anak L 4 - - Pasien
4. An. R Anak P 2 - - Adik Pasien (
beda tempat
tinggal dengan
pasien)
5. Ny. U Nenek p 56 SLTP Ibu rumah Nenek pasien
tangga
2.

2. Bentuk Keluarga
Menurut Friedman, 2010 bentuk keluarga Tn. A adalah
Commuter family adalah keluarga dengan kedua orang tua bekerja
di kota yang berbeda dan salah satu kota tersebut merupakan
tempat tinggal, dan biasanya berkumpul pada akhir pekan.

3. Tahapan Siklus Keluarga

Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga


dikutip dari Friedman, 2010 tahapan siklus keluarga Tn. A dan
An. A termasuk ke dalam tahap II, yaitu keluarga dengan anak
pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5
tahun.
7
4. Dinamika Keluarga
Keluarga An. A termasuk keluarga yang harmonis Tn. A
memiliki hubungan keluarga yang sangat baik dan saling
membantu dalam menghadapi suatu masalah. Pasien dengan
orang tuanya terbiasa saling membantu satu sama lain jika ada
masalah dan orang tua pasien, terutama Tn. A sangat dekat
dengan pasien sehingga menjadi tempat pasien untuk berkeluh
kesah sehari-harinya

5. Fungsi Keluarga

a. Fungsi Biologis
Keluarga Tn. A dan Ny. A mampu menghasilkan 2
orang anak yang sudah dirawat hingga kini. Keluarg An. A
berperan sebagai anak pertama dalam kelurga merasa cukup
untuk memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari namun
tidak sesuai dengan pola gizi seimbang yaitu jarang
mengonsumsi buah, sayur mayur, dan jarang melakukan
aktivitas fisik secara teratur seperti berolah raga.
b. Fungsi Psikologis
Masing-masing anggota keluarga saling menyayangi.
Keluarga pasien memiliki semangat yang tinggi dalam
mengurus pasien baik dalam kegiatan sehari-hari maupun
untuk pengobatan.
c. Fungsi Ekonomi
Penghasilan per bulan cukup untuk kebutuhan sehari-
hari keluarga. Penghasilan keluarga ini didapat dari
pendapatan Tn. A dan Ny. A sebesar Rp 4.500.000/bulan
yang bekerja sebagai Wiraswasta. Dengan jumlah
penghasilan yang ada dirasa cukup untuk kehidupan sehari-
hari. Keluarga An. A mempunyai BPJS sebagai asuransi
kesehatan.
d. Fungsi Sosial
Lingkungan tempat keluarga tinggal termasuk
lingkungan padat penduduk. Lingkungan rumah pasien

8
bersih. Keluarga An. A dikenal sebagai keluarga yang baik.

e. Fungsi Pendidikan
Keluarga An. A menyadari akan pentingnya
mengenyam pendidikan setinggi mungkin. Pendidikan
terakhir Tn. A adalah SMK dan Ny. A adalah SMK. An. A
belum sekolah dan An. R belum sekolah.
f. Budaya
Sebagian besar penduduk di sekitar rumah An. A
adalah suku Jawa. An. A dan keluarga merupakan suku
Betawi. Keluarga An. A dapat tinggal dan bersosialisasi
dengan baik kepada warga sekitar.
g. Fungsi Spiritual
Tn. A rutin melaksanakan ibadah wajib, begitupun
pada keluarga Tn. A yang selalu melaksanakan ibadah wajib
dan kewajiban lain sesuai syariat Islam tanpa adanya
hambatan dalam keluarga.

6. Genogram

9
Gambar 2. Genogram Keluarga Ny. M

Keterangan Gambar :
: Laki-laki : Pasien
: Perempuan : Pernikahan

: Keturunan : Laki-laki meninggal


: Tinggal serumah : Perempuan meninggal

F. PENILAIAN STATUS SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN HIDUP


a) Lingkungan Tempat Tinggal
b) N
ASPEK PENILAIAN KRITERIA NILAI BOBOT
O
I Kondisi Rumah 31
1 Langit-langit a. Tidak ada 0 2
b. Ada, kotor, sulit dibersihkan, dan rawan kecelakaan 1
c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2
2 Dinding a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman bambu/ilalang) 0 2
b. Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata atau 1
batu yang tidak diplester/papan yang tidak kedap air.
c. Permanen (Tembok/pasangan batu bata yang 2
diplester) papan kedap air.
3 Lantai a. Tanah 0 2
b. Papan/anyaman bambu dekat dengan tanah/plesteran 1
yang retak dan berdebu.
10
c. Diplester/ubin/keramik/papan (rumah 2
panggung).
4 Jendela kamar tidur a. Tidak ada 0 1
b. Ada 1
5 Jendela ruang keluarga a. Tidak ada 0 0
b. Ada 1
6 Ventilasi a. Tidak ada 0 1
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas 1
lantai
c. Ada, lubang ventilasi > 10% dari luas lantai 2
7 Lubang asap dapur a. Tidak ada 0 0
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai 1
dapur
b. Ada, lubang ventilasi dapur > 10% dari luas lantai 2
dapur (asap keluar dengan sempurna) atau ada exhaust
fan atau ada peralatan lain yang sejenis.

8 Pencahayaan a. Tidak terang, tidak dapat dipergunakan untuk 0 1


membaca
b. Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk 1
membaca dengan normal
c. Terang dan tidak silau sehingga dapat dipergunakan 2
untuk membaca dengan normal.
II Sarana Sanitasi 25
1 Sarana Air Bersih a. Tidak ada 0 2
(SGL/SPT/PP/KU/ b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat 1
PAH). kesh.
c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat 2
kesh.
e. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat kesh. 3
d. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesh. 4
2 Jamban (sarana b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan 1 4
pembuangan kotoran). ke sungai / kolam
c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, disalurkan ke 2
sungai atau kolam
d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic tank 3
e. Ada, leher angsa, septic tank. 4
3 Sarana Pembuangan a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di 0
Air Limbah (SPAL) halaman
b. Ada, diresapkan tetapi mencemari sumber air (jarak 1
sumber air (jarak dengan sumber air < 10m).
c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2 4
d. Ada, diresapkan dan tidak mencemari sumber air 3
(jarak dengan sumber air > 10m).
e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup (saluran kota) 4
untuk diolah lebih lanjut.
4 Sarana Pembuangan a. Tidak ada 0 1
Sampah/Tempat Sampah b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup 1
c. Ada, kedap air dan tidak bertutup 2
d. Ada, kedap air dan bertutup. 3

11
III PERILAKU PENGHUNI 44
1 Membuka Jendela a. Tidak pernah dibuka 0
Kamar Tidur b. Kadang-kadang 1 1
c. Setiap hari dibuka 2
2 Membuka jendela a. Tidak pernah dibuka 0 0
Ruang Keluarga b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari dibuka 2
3 Mebersihkan rumah a. Tidak pernah 0
dan halaman b. Kadang-kadang 1 1
c. Setiap hari 2
4 Membuang tinja bayi a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan 0
dan balita ke jamban b. Kadang-kadang ke jamban 1 2
c. Setiap hari dibuang ke jamban 2
5 Membuang sampah a. Dibuang ke sungai / kebun / kolam sembarangan 0
pada tempat sampah b. Kadang-kadang dibuang ke tempat sampah 1 1
c. Setiap hari dibuang ke tempat sampah. 2
TOTAL HASIL PENILAIAN (Nilai x bobot)
Keterangan: Memenuhi Syarat apabila nilai 1068-1200 768

Kesimpulan
Berdasarkan Pedoman Penilaian Rumah Sehat Departemen Kesehatan RI Tahun 2007,
rumah Tn. F termasuk dalam golongan rumah tidak sehat.

c) Kepemilikan Barang-barang Berharga


Keluarga An. A memiliki beberapa barang elektronik di
rumahnya antara lain, satu buah televisi berwarna, satu buah kipas
angin yang terletak di ruang tamu. Satu buah rice cooker, satu buah
kompor gas dan satu unit mesin cuci. Selain itu, keluarga An. A
memiliki satu sepeda motor.

12
d) Denah Rumah

5 meter

Ruang tamu

4 meter
Kamar
mandi

teras

Gambar 3. Denah Rumah Keluarga Ny. M


Kesan: Berdasarkan Depkes RI (2002) mengenai kriteria rumah sehat,
rumah An. A termasuk dalam kriteria rumah tidak sehat. Melihat
lingkungan tempat tinggal dan denah rumah yang dimiliki keluarga
pasien tergolong keluarga dengan ekonomi kurang baik.
G. PENILAIAN PERILAKU KESEHATAN KELUARGA
a. Perilaku terhadap sakit dan penyakit
Jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit, keluarga An. A
terlebih dahulu meminum obat yang beli di warung alasannya karena
tidak ada waktu dan menunggu antrian lama jika ke puskesmas. Jika
tidak membaik, keluarga An. A baru datang berobat ke Puskesmas
Johar Baru.

b. Perilaku terhadap pelayanan kesehatan


Keluarga An. A mengikuti program BPJS dan selalu membayar iuran
untuk mendapatkan jaminan kesehatan di Puskesmas ataupun Rumah
Sakit. An. A menggunakan BPJS kelas III untuk biaya pelayanan
13
kesehatan. Pasien berobat ke puskesmas dengan angkutan umum atau
menggunakan motor. Alasan pasien berobat ke puskesmas karena
biaya pengobatan di puskesmas terjangkau oleh pasien dan tidak
terlalu jauh dari tempat tinggal pasien.
c. Perilaku terhadap makanan
Keluarga An. A mempunyai kebiasaan makan sebanyak dua kali
sehari. Menu makanan pasien dan keluarga pasien tidak sesuai dengan
gizi seimbang yaitu tidak mengonsumsi makanan yang beraneka
ragam dan tidak melakukan aktivitas fisik. An. A jarang
mengkonsumsi buah. Menurut pengakuan pasien dalam satu hari
pasien minum air putih sekitar 8 gelas.

d. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan


Rumah An. A mempunyai ventilasi yang kurang memadai,
ketersediaan air bersih, jamban keluarga serta tempat pembuangan
sampah yang cukup baik.
Kesan: Berdasarkan penilaian perilaku kesehatan keluarga terlihat
bahwa keluarga pasien memiliki kepedulian yang kurang mengenai
kesehatan keluarganya Bila ada anggota keluarga yang sakit ketika
tidak membaik dengan obat yang dibeli di warung maka langsung
dibawa ke puskesmas yang tidak jauh dari rumah pasien. Keluarga An.
A juga memiliki BPJS pada setiap anggota keluarganya. Menu
makanan pasien dan keluarga pasien tidak sesuai dengan gizi
seimbang yaitu tidak mengonsumsi makanan yang beraneka ragam,
kurang mengkonsumsi buah dan tidak melakukan aktivitas fisik.

14
H. SARANA PELAYANAN KESEHATAN (PUSKESMAS)
Tabel 3. Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat Motor/angkutan Letak Puskesmas
pelayanan kesehatan umum Kecamatan cukup dekat
dari tempat tinggal
pasien
Tarif pelayanan Tanpa biaya Untuk biaya pengobatan
kesehatan murah karena
ditanggung oleh BPJS
Kualitas pelayanan Cukup memuaskan
kesehatan

I. POLA KONSUMSI KELUARGA


a. Kebiasaan Makan
Pola makan An. A mempunyai kebiasaan makan sebanyak 2-3
kali sehari yaitu makan pagi, makan siang, dan makan malam. Menu
makanan yang biasa dimakan terdiri dari nasi, sayur, dan lauk. Lauk
yang dihidangkan bervariasi seperti ayam, ikan, tempe, gorengan serta
sayur. Sedangkan untuk buah-buahan jarang dikonsumsi oleh
keluarga ini. Mereka juga membiasakan diri untuk mencuci tangan
dengan sabun sebelum dan sesudah makan serta merapikan dan
membersihkan peralatan mereka setelah makan.
b. Menerapkan pola gizi seimbang
Menu makanan gizi seimbang adalah makanan yang terdiri dari
nasi, lauk dan pauk, sayur mayur, dan buah. Namun menu makan
sehari-hari keluarga An. A yang biasa disajikan terdiri dari nasi, ayam,
tempe, gorengan dan sayur sedangkan konsumsi buah-buahan, daging
sapi jarang sekali. Keluarga An. A belum menerapkan gizi seimbang
sesuai dengan pedoman gizi. Makanan yang dimakan juga tidak sesuai
dengan menu makan gizi seimbang, tidak membatasi konsumsi
makanan yang berlemak dan berminyak, masih mengkonsumsi
makanan yang mengandung bahan pengawet dan tidak melakukan
aktivitas fisik seperti berolahraga secara teratur.

15
J. POLA MAKAN
Tabel 4. Food Record Pola Makan Pasien pada Tanggal 7 juli-9 Juli 2019
Minggu, 07 Juli 2019
Waktu Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Makan Nasi uduk 260 32.84g 4.07g 12.95g
Pagi
Selingan Rot sobek 400 60g 9g 14g
Pagi Kue pukis 117 15.73g 2.75g 4.96g
Makan Nasi 260 32.84g 4.07g 12.95g
Siang bakso
Selingan Donat 133 13.44g 1.4g 8.68g
Sore Susu ultra 200 30g 8g 5g
Makan Nasi 204 44.08g 4.2g 0.44g
Malam ayam 260 10.76g 21.93g 14.55g
bakar
Jumlah 1834kkal 239.69g 55.42g 73.53g
Senin, 08 Juli 2019
Waktu Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Makan Nasi bakso 260 32.84g 4.07g 12.95g
Pagi
Selingan gorengan 137 6.74g 1.99g 11.59g
Pagi
Makan Nasi bakso 260 32.84g 4.07g 12.95g
Siang
Selingan Susu ultra 200 30g 8g 5g
Sore ciki 50 6g 1g 1.25g
Makan Nasi 204 44.08g 4.2g 0.44g
Malam Ikan 84 0g 17.76g 0.92g
sayur 60 13.09g 2.86g 0.15g
Jumlah 1255kkal 165.59g 43.95g 45.25g
Selasa, 09 Juli 2019
Waktu Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Makan Nasi uduk 260 32.84g 4.07g 12.95g
Pagi
Selingan Ciki 50 6g 1g 2.5g
Pagi Gorengan 137 6.74g 1.99g 11.59g
donat 133 13.44g 1.4g 8.68g
Makan Nasi bakso 204 44.08g 4.2g 0.44g
Siang 57 2.12g 3.47g 3.69g
Selingan Susu ultra 200 30g 8g 5g
Sore Mie 219 40.02g 7.22g 3.3g
gorengan 137 6.47g 1.99g 11.59g
Makan Nasi 204 44.08g 4.2g 0.44g
Malam ayam 260 10.76g 21.93g 14.55g
Jumlah 1861kkal 879.06g 58.47g 131.78g

16
Interpretasi terhadap food record pasien An. A
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa An. A mendapat

Total kalori perhari:


 Tanggal 07 Juli 2019 : 1834kkal
 Tanggal 08 Juli 2019 : 1255 kkal
 Tanggal 09 Juli 2019 : 1861 kkal
Total asupan karbohidrat perhari:
 Tanggal 07 Juli 2019 : 239.69g
 Tanggal 08 Juli 2019 : 165.59g
 Tanggal 09 Juli 2019 :879.06g
Total asupan protein perhari:
 Tanggal 07 Juli 2019 : 55.42g
 Tanggal 08 Juli 2019 : 43.95g
 Tanggal 09 Juli 2019 :58.47g
Total asupan lemak perhari:
 Tanggal 07 Juli 2019 : 73.53g
 Tanggal 08 Juli 2019 : 45.25g
 Tanggal 09 Juli 2019 : 131.78g

Keterangan :
Rata-rata asupan kalori yang dikonsumsi per hari adalah 1650kkal, dengan
rata-rata asupan karbohidrat 428.11gr, protein 52.61gr, dan lemak
83.52gr.

Penentuan Status Gizi


a. Berat Badan : 16 kg
b. Tinggi Badan : 100 cm
c. IMT :

17
18
K. NILAI/KEPERCAYAAN YANG DIANUT KELUARGA TERKAIT
KESEHATAN
Keluarga pasien percaya bahwa penyakit yang didapat akibat kurang
menjaga kesehatan dan tidak ada hubungannya dengan ilmu ghaib atau
guna-guna. Sakit yang dialami pasien semata-mata adalah ujian dari Allah
SWT.

L. POLA DUKUNGAN KELUARGA


a. Faktor Pendukung Terselesaikannya Masalah dalam Keluarga
1. Pasien ingin menjalani pengobatan
2. Adanya keinginan pasien untuk sembuh dari penyakitnya
3. Tempat pelayanan kesehatan yang tidak terlalu jauh
4. Keluarga memiliki layanan gratis berobat (BPJS)

b. Faktor Penghambat Terselesaikannya Masalah Dalam Keluarga


Pada keluarga An. A tidak ada faktor penghambat dalam
menyelesaikan masalah dalam keluarga.

c. Identifikasi Permasalahan yang Didapat Dalam Keluarga


1. Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit pasien, yang salah
satunya dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan pasien
terhadap perjalanan penyakit yang dialami pasien.
2. Keluarga An. A tidak mengerti tentang gizi seimbang dan
pengaturan pola makan atau menu makanan yang tepat.
3. Keluarga kurang menjaga kesehatannya, ini terlihat dari
kebiasaan keluarga yang jarang sekali untuk berolahraga

19
BAB II
DIAGNOSIS HOLISTIK

A. DIAGNOSIS HOLISTIK
Untuk melakukan diagnostik holistik yang komprehensif maka
diperlukan tinjauan dari beberapa aspek antara lain:
1. Aspek Personal
- Alasan Datang
Gatal di sela-sela jari tangan sejak 1 bulan yang lalu dan
lebih sering pada malam hari.
- Kekhawatiran
Orang tua pasien merasa khawatir jika gatal yang
dirasakan oleh anaknya pada sela jari tangan semakin memberat
sehingga dapat mengganggu aktivitas dirinya.
- Harapan
Orang tua pasien berharap dengan pengobatan dan
bertawakal kepada Allah SWT, penyakit yang dialaminya
dapat sembuh dan tidak kambuh lagi.
- Persepsi Penyakit
a. Medis: Pasien merasa sakit yang diderita pasien tidaklah
berat dan dapat sembuh dengan pertolongan dokter. Penyakit
yang diderita pasien dianggap sebagai akibat dari kebiasaan
pasien yang kurang dalam menjaga kebersihan.
b. Religi: Menurut pasien mengenai penyakit yang dideritanya
merupakan ujian kesabaran dan teguran dari Allah SWT
karena kurang memperhatikan kebersihan diri. Pasien
mempercayai setiap sakit ada obatnya dan semua penyakit
didatangkan oleh Allah SWT, serta dapat disembuhkan oleh
Allah SWT melalui perantara dokter dan obat yang diberikan.

20
2. Aspek Klinis
- Diagnosis Kerja
Skabies
- Diagnosis Banding
a. Pedikulosis korporis
b. Dermatitis

3. Aspek Resiko Internal


a. Genetik : Tidak ada
b. Kebiasaan An. A yang jarang mandi, mandi kadang 1 kali
sehari dan mengganti pakaian 2 kali sehari.
c. Kurangnya asupan daging dan buah-buahan pada menu
makanan pasien sehari-hari, pasien tidak menerapkan pola gizi
seimbang
4. Aspek Resiko Eksternal
Kurangnya pengetahuan keluarga seputar menjaga
kebersihan sehingga keluarga tidak memantau kebersihan
5. Aspek Fungsional
Menurut Internasional Classification Primary Care (ICPC)
pasien mempunyai aspek fungsional dimana pasien mampu
melakukan aktivitas seperti sebelum sakit dimasukkan ke nilai dalam
klasifikasi derajat fungsional derajat 1, dikarenakan tidak ada
keterbatasan fungsi apapun dan pasien dapat mandiri dalam perawatan
diri, melakukan aktivitas di luar dan di dalam rumah

21
B. RENCANA TATALAKSANA
Tabel 5. Rencana Tatalaksana
Aspek Masalah Kegiatan SasaranWaktu Hasil yang Diharapkan Follow Up
Pasien datang Menjelaskan kepada pasien PasienPada saat di Pasien dapat memahami Pasien sudah mulai
dengan keluhan mengenai penyakit skabies orang tua
Puskesmas dengan baik mengenai mengerti tentang
gatal di sela- sela yang dideritanya, faktor Johar baru penyakit skabies, penyakit pasien dan
jari tangan sejak 1 penyebab terjadinya, gejala mengetahui faktor mengerti apa saja
bulan yang lalu. klinis, pengobatan dan yang dapat menyebabkan faktor yang dapet
prognosis skabies terjadinya penyakit ini menyebabkannya
dan mengetahui
penanganan yang tepat
agar tidak menimbulkan
Aspek keparahan.
Personal Orang tua pasien Menjelaskan kepada pasien Pasien Pada saat Pasien memahami dan Pasien sudah tidak
merasa khawatir untuk tidak perlu khawatir orang tua di Puskesmas tidak lagi khawatir khawatir terhadap
jika karena penyakit ini dapat Johar baru terhadap penyakitnya penyakitnya
gatal yang disembuhkan
dirasakan pada
sela jari tangan
semakin memberat
sehingga dapat
menganggu
aktivitasnya

26
Tabel 5. Rencana Tatalaksana

Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan Follow Up


Pasien berharap Memberikan penjelasan Pasien Pada saat Pasien mengetahui Pasien sudah
dengan mengenai prognosis orang tua kunjungan bahwa penyakit ini dapat mengetahui bahwa
pengobatan dan Skabies serta ke rumah disembuhkan dengan penyakit ini dapat
bertawakal menganjurkan pasien untuk meminum obat yang disembuhkan
kepada Allah meminum obat sesuai diberikan untuk dengan meminum
SWT, penyakit anjuran agar keluhan mengurangi gejalanya obat yang
yang dialaminya berkurang dan tidak diberikan untuk
dapat sembuh kambuh lagi mengurangi
dan tidak gejalanya
Aspek kambuh lagi
Personal Menurut pasien Mengingatkan pasien untuk Pasien Pada saat Pasien dapat memahami Pasien sudah
mengenai selalu beribadah dan orang tua kunjungan untuk selalu beribadah mengetahui untuk
penyakit yang berdoa kepada Allah SWT ke rumah dan berdoa kepada Allah selalu beribadah
dideritanya agar diberi kesembuhan SWT agar diberi dan berdoa kepada
merupakan ujian terhadap penyakitnya kesembuhan terhadap Allah SWT
kesabaran dan penyakitnya
teguran dari
Allah SWT
karena kurang
memperhatikan
kebersihan diri

27
Tabel 5. Rencana Tatalaksana
Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan Follow Up
Pasien berusia 4 Menjelaskan terapi yang Pasien Pada saat Pasien mendapat obat Pasien meminum
tahun dengan sesuai dengan penyakit orang tua di sesuai dengan penyebab obat teratur dan
diagnosis skabies pasien, yaitu skabies: Puskesmas penyakit dan obat sesuai instruksi
Non medikamentosa Johar baru untuk mengurangi
 Menjaga kebersihan keluhannya.
badan pasien
 Seluruh pakaian di
dicuci dengan
menggunakan air
hangat
 Rajin melakukan
Aspek pengobatan
Klinis  Kontrol seminggu
lagi untuk melihat
hasil terapi dan
perkembangan penyakit

Medikamentosa
 Krim Permethrin 5%, 1x
per minggu dan didiamkan
selama 8 jam

28
Tabel 5. Rencana Tatalaksana

Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan Follow Up


An. A jarang Menganjurkan pasien Pasien Pada saat Pasien menjadi sering Pasien sudah rajin
mandi, kadang 1 untuk mandi dan sering orang tua di mengganti pakaian mengganti pakaian.
kali sehari dan mengganti pakaian Puskesmas
mengganti Johar baru
pakaian 2 kali dan saat
sehari kunjungan
ke rumah
Aspek Kurangnya Menjelaskan kepada pasien Pasien Pada saat Pasien bisa Pasien
Resiko asupan daging bahwa dengan asupan gizi orang tua kunjungan membiasakan membiasakan
Internal dan buah- yang baik termasuk rutin ke rumah mengkonsumsi makanan sarapan pagi dan
buahanpada konsumsi buah, dapat dengan gizi seimbang mengatur menu
makanan pasien, meningkatkan daya tahan dan membiasakan makanan dengan
pasien tidak tubuh. Selain itu, sarapan gizi seimbang
menerapkan pola menjelaskan pentingnya
gizi seimbang. gizi sarapan.
Kurangnya Mengedukasi keluarga Pasien Pada saat Keluarga pasien Keluarga pasien
pengetahuan pasien mengenai orang tua kunjungan memahami pentingnya sudah memahami
keluarga seputar pentingnya menjaga ke rumah menjaga kebersihan pentingnya
menjaga kebersihan dan pasien dan memantau menjaga
Aspek kebersihan menganjurkan kepada kebersihan serta kebersihan dan
Resiko sehingga keluarga keluarga pasien untuk kesehatan mulai
Eksternal tidak memantau memantau kebersihan membiasakan diri
kebersihan untuk memantau
kebersihan serta
kesehatan

29
Tabel 5. Rencana Tatalaksana

Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan Follow Up


Secara fungsional Secara fungsional pasien Pasien Pada saat Pasien dapat Pasien dapat
pasien dapat dapat digolongkan ke orang tua kunjungan mempertahankan skor mempertahankan
digolongkan ke derajat I, dikarenakan tidak ke rumah fungsional dan Quality skor fungsional dan
derajat 1, karena ada keterbatasan fungsi pasien of Life pasien dapat Quality of
Aspek tidak ada apapun dan pasien dapat meningkat. Life pasien
Fungsional keterbatasan mandiri dalam perawatan meningkat.
fungsi apapun diri, melakukan aktivitas di
dan pasien dapat luar dan di dalam rumah.
melakukan
perawatan
mandiri dalam
perawatan diri,
melakukan
aktivitas di luar
dan di dalam
rumah

30
C. PROGNOSIS
 Ad vitam : Ad bonam
 Ad sanationam : Ad bonam
 Ad fungsionam : Ad bonam

32
HOME VISIT :

FOLLOW UP :

33

Anda mungkin juga menyukai