Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KASUS

ABORTUS INKOMPLIT
Pembimbing:
dr. Selly Septiana, Sp.OG
Oleh :
KOAS CIBITUNG

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin berkembang sepenuhnya
dan dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan digunakan usia kehamilan yang
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.

Klasifikasi :

1. Abortus imminens : terjadi perdarahan pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi
masih baik dalam kandungan.
2. Abortus insipiens : abortus yang mengancam, serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka,
akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri.
3. Abortus inkomplit :yaitu jika hanya sebagian hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah
desidua atau plasenta
4. Abortus komplit: seluruh hasil konsepsi telah keluar
5. Missed abortion: fetus atau embrio telah meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu,
akan tetapi hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam kandungan selama 6 minggu atau lebih.
6. Abortus habitualis (recurrent abortion) : terjadinya abortus tiga kali berturut-turut atau lebih.
7. Abortus septik : abortus yang disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman ataupun toksinnya
kedalam peredaran darah atau peritonium.
Etiologi
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya abortus
yaitu :
3.1 Faktor genetik
3.2 Faktor Anatomi
Gejala abortus berupa 3.3 Faktor Endokrin
amenorea, sakit perut 3.4 Faktor Infeksi
3.5 Faktor Trauma
kram, dan mules- 3.6 Faktor Nutrisi
mules, perdarahan 3.7 Faktor KB
pervaginam berupa
darah beku tanpa atau Abortus dimulai dari perdarahan ke
desertai dengan dalam decidua basalis yang diikuti dengan
keluarnya fetus atau nekrosis jaringan disekitar perdarahan. Jika terjadi
lebih awal, maka ovum akan tertinggal dan
jaringan mengakibatkan kontraksi uterus yang akan berakir
dengan ekpulsi karena dianggap sebagai benda
asing oleh tubuh. Apabila kandung gestasi dibuka,
biasanya ditemukan fetus maserasi yang kecil
atau tidak adanya fetus sama sekali dan hal ini
disebut blighted ovum.
DIAGNOSIS

Anamnesis
Tiga gejala utama (postabortion triad) pada abortus adalah nyeri di
perut bagian bawah terutamanya di bagian suprapubik yang bisa menjalar ke
punggung, bokong dan perineum, perdarahan pervaginam dan demam yang
tidak tinggi.7
Riwayat penyakit sekarang seperti DM yang tidak terkontrol, tekanan
darah tinggi yang tidak terkontrol, trauma, merokok, mengambil alkohol dan
riwayat infeksi traktus genitalis harus diperhatikan.6 Riwayat kepergian ke
tempat endemik malaria dan pengambilan narkoba malalui jarum suntik dan
seks bebas dapat menambah curiga abortus akibat infeksi
Pemeriksaan Fisis

Keadaan umum tampak lemah, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal
atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat
Pemeriksaan ginekologi:
Inspeksi Vulva: perdarahan pervaginam ada atau tidaknya jaringan hasil konsepsi, tercium atau
tidak bau busuk dari vulva
Inspekulo: perdarahan dari cavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, ada atau
tidaknya cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium
Colok vagina: Portio bisa terbuka/tertutup, teraba/tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus
(sesuai usia kehamilan/tidak), nyeri goyang portio (-), nyeri pada perabaan adneksa (-), kavum
douglas tidak menonjol dan tidak nyeri
Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana
2.8.1 Tatalaksana Umum
Pemeriksaan laboratorium darah Lakukan penilaian secara cepat mengenai KU dan TTV
lengkap, hematokrit, golongan Periksa tanda-tanda syok (akral dingin, pucat, takikardi,
darah tekanan darah sistolik <90mmHg).
Tes kehamilan: positif jika janin Jika syok (+) → lakukan tatalaksana awal syok.
masih hidup, bahkan hingga 2-3 Jika syok (-) → tetap pikirkan kemungkinan tersebut
minggu setelah abortus saat penolong melakukan evaluasi mengenai kondisi
Pemeriksaan dopler atau USG ibu karena kondisinya dapat memburuk dengan
untuk menentukan apakah janin cepat.
masih hidup Bila terdapat tanda-tanda sepsis atau dugaan abortus
Pemeriksaan kadar fibrinogen dengan komplikasi, berikan kombinasi antibiotika sampai
darah pada missed abortion ibu bebas demam untuk 48 jam
Ampicillin 2 g IV/IM kemudian 1 g diberikan setiap 6
Diagnosis Banding 2 jam
kehamilan ektopik tertanggu Gentamicin 5 mg/KgBB IV setiap 24 jam
perdarahan anovular pada wanita Metronodazole 500mg IV setiap 8 jam
yang tidak hamil Segera rujuk ibu ke rumah sakit
abortus mola hidatidosa Lakukan tatalaksana khusus selanjutnya sesuai jenis
polip endoserviks abortus
karsinoma serviks
Tatalaksana Khusus
2.8.2.1 Abortus Imminens
Pada abortus imminens, tidak perlu pengobatan khusus atau tirah baring total dan pasien dilarang dari
melakukan aktivitas fisik berlebihan ataupun hubungan seksual.

2.8.2.2 Abortus insipiens


Jika usia kehamilan kurang dari 16 minggu, evakuasi uterus dilakukan dengan aspirasi vakum manual. Jika
evakuasi tidak dapat segera dilakukan maka, Ergometrin 0,2 mg IM atau Misoprostol 400mcg per oral dapat
diberikan. Kemudian persediaan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus dilakukan dengan segera.

2.8.2. 3 Abortus inkomplit


Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang dari 16 minggu, evakuasi dapat dilakukan
secara digital atau dengan cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika
perdarahan berhenti, Ergometrin 0,2 mg IV atau misoprostol 400mcg per oral diberikan. Jika perdarahan
banyak atau terus berlangsung, dan usia kehamilan kurang dari 16 minggu, hasil konsepsi dievakuasi
dengan aspirasi vakum manual.
2.8.4 Abortus komplit
Pada kasus ini, evakuasi tidak perlu dilakukan lagi.

2.8.5 Abortus septik/infeksius


Untuk tahap pertama dapat diberikan Penisillin 4x 1juta unit atau ampicillin 4x 1gram ditambah
gentamisin 2x80mg dan metronidazol 2x1gram. Selanjutnya, antibiotik dilanjutkan dengan hasil kultur.
Tindakan kuretase dilaksanakan bila tubuh dalam keadaan membaik minimal 6 jam setelah antibiotika
adekuat telah diberikan. Antibiotik harus dilanjutkan sampai 2 hari bebas demam dan bila dalam waktu 2 hari
pemberian tidak memberikan respons harus diganti dengan antibiotik yang lebih sesuai dah kuat. Apabila
ditakutkan terjadi tetanus, injeksi ATS harus diberikan dan irigasi kanalis vagina/uterus dibuat dengan larutan
peroksida H2O2. Histerektomi harus dibuat secepatnya jika indikasi.

2.8.6 Pemantauan Pascaabortus


Sebelum ibu diperbolehkan pulang, semua pasien abortus disuntik vaksin serap tetanus 0,5 cc IM.

Komplikasi2 Prognosis
Prognosis keberhasilan kehamilan tergantung dari etiologi
perforasi, syok, anastesi, infeksi, aborsi spontan sebelumnya. Perbaikan endokrin yang
DIC, perforasi abnormal pada wanita dengan abortus yang rekuren
mempunyai prognosis yang baik sekitar >90 %.
Identitas Keluhan utama
Nama : Ny. E Pasien mengeluhkan perdarahan dari jalan lahir
Tanggal Lahir : 19-12-1989
Usia : 29 tahun Riwayat perjalanan penyakit
Alamat : Kp. Sela nongka Pasien merasa hamil 2 bulan. Pasien mengetahui dirinya
Pekerjaan : IRT hamil setelah pasien terlambat menstruasi 4 minggu, kemudian
Agama : Islam pasien melakukan cek kehamilan di bidan tes urin postif. Sejak
Suku bangsa : Betawi saat itu pasien rutin kontrol kehamilan ke bidan.
Status : Menikah Saat usia kandungan menginjak bulan ke-2, pasien mengeluh
Tgl masuk RS : 26/09/2019 keluar darah dari jalan lahir berupa flek sejak tanggal 20-09-2019
namun hanya sedikit. Karena flek terus menerus muncul, maka
Riwayat penyakit dahulu dan operasi tanggal 22-09-2019 pasien periksa ke dr. Sp.OG, dilakukan USG
Pasien sebelumnya tidak pernah dan hasilnya death conceptus. ada tanggal 25-09-2019 pukul 08.00
mengalami perdarahan dan penyakit darah yang keluar makin banyak, berupa darah segar bercampur
sebelumnya. gumpalan darah berwarna merah tua disertai nyeri perut, sehingga
pasien periksa ke puskesmas. Dari puskesmas pasien disarankan
ke IGD kebidanan di RS kabupaten Bekasi. Saat berada di IGD
kebidanan, pasien mengeluh nyeri perut makin parah dan
perdarahan banyak.
Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki penyakit yang sehubungan dengan keluhan yang dialami pasien.

Riwayat Sosio Ekonomi


Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Suami pasien bekerja sebagai sopir. Pasien berobat menggunakan
BPJS NON PBI.

Riwayat Obstetri
Hamil ini merupakan hamil kedua pasien dan sebelumnya pasien tidak pernah keguguran.
Riwayat menarche : 12 tahun
Riwayat menstruasi : teratur tiap bulan, biasanya selama 7 hari, nyeri (+)
Riwayat marital : menikah, 1 kali, usia 24 tahun
Riwayat ANC : periksa kehamilan 1 kali, di bidan.
HPHT : pasien lupa
HPL :-

Riwayat Kontrasepsi
Pasien sebelumnya tidak pernah menggunakan kontrasepsi baik berupa KB suntik ataupun pil.
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Dalam :
Keadaan umum : Tampak sakit, lemah Vulva :
Kesadaran : Kompos mentis perdarahan pervaginam (+), jaringan hasil konsepsi (+),
Anemis : -/- tercium bau busuk dari vulva (-)
Ikterik :- Vagina :
Sianosis :- introitus vagina luas, tidak teraba polip maupun massa,
Berat badan : 52 kg forniks posterior menonjol.
Tinggi badan : 160 cm Serviks :
bentuk bulat, konsistensi padat kenyal, portio terbua 1 jari
dan teraba jaringan, fluxus (+) minimal, kanalis servikalis
Tanda vital
tertutup, nyeri goyang / slinger pain (-), Cavum Douglas
Tekanan darah : 130/80 mmHg
menonjol (-)
Nadi : 92 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,50C Pemeriksaan laboratorium
Hematologi lengkap
Hb : 10,6 g/dl (12,0 – 16,0 g/dl)
Pemeriksaan Luar
Ht : 31% (38.0-47.0%)
Tidak ada kelainan
Erit : 3.72 /ul (4.20-5.4/ul)
Trombosit : 409 x 109/L (150 – 450 x
109/L)
Leukosit : 12,5 x 109/L (4,5 - 11 x 109/L)
Follow UP

Diagnosis pre operasi : Abortus inkomplit


Laporan Operasi :
Diagnosis Pasien berbaring posisi terlentang (litotomi) di atas meja operasi
Abortus Inkomplit dengan anestesi
Dilakukan tindakan asepsis dan antisepsis menggunakan betadine
Tatalaksana dan alcohol pada lapangan operasi
Pasang spekulum sims anterior posterior
IVFD RL 20 tpm (tangan kiri) Identifikasi portio, jepit portio arah jam 1
Injeksi Cefotaxim 1 gr Sondase uterus kesan antefleksi, 8 cm
Injeksi Ranitidine 1 amp Evakuasi jaringan dengan abortic tang + 80cc
Injeksi Metoclopramide 1 amp Lakukan kuretase tumpul
Pro Kuretase Ijeksi methylergometrin 1 ampul IM
Lakukan kuretase tajam hingga kesan bersih
Vaginal toilet
Prognosis Kuret selesai
Ad vitam : dubia ad bonam Diagnosis Post operasi :
Ad functionam : dubia ad bonam Post kuretase dengan P2 A1 H-1 a/i Abortus inkomplit
Ad sanationam : dubia ad bonam Terapi post operasi :
Puasa sampai dengan BU (+) atau flatus (+) → dilanjutkan MSS
Drip oxytocin 20 IU 28 tpm sampai dengan 12 jam post kuretase
p/o Cefadroxyl 3x1 g
p/o Asam Mefenamat 3x1 g
p/o Methylergometrin 3x1 g
S : Perdarahan dari jalan lahir (+), pusing (-), flatus (-).
O : keadaan umum : cukup
tekanan darah : 110/70 mmHg
nadi : 86 x/menit, teratur, kuat angkat
pernapasan : 18 x/menit, teratur
suhu : 36,60C
A : Post Kuretase dg P2 A1 a/i abortus incomplete
P : - Puasa
- Drip oxytocin 20 IU → 28 tpm s/d 12 jam post kuretase
p/o Cefadroxyl 3x1 g
p/o Asam Mefenamat 3x1 g
p/o Methylergometrin 3x1 g
S : Pasien merasa tidak ada keluhan, flatus (+), BAB (-), BAK (+)
O : keadaan umum : cukup
tekanan darah : 100/60 mmHg
nadi : 88 x/menit, teratur, kuat angkat
pernapasan : 20 x/menit, teratur
suhu : 36,70C
A : Post Kuretase dg P2 A1 a/i abortus incomplete
P : - MSS
- Drip oxytocin 20 IU → 28 tpm s/d 12 jam post kuretase (pukul 10.00 wib)
p/o Cefadroxyl 3x1 g
p/o Asam Mefenamat 3x1 g
p/o Methylergometrin 3x1 g
BLPL
DAFTAR PUSTAKA

1. F. G Cunningham, KJ. Leveno, SL. Bloom. Abortion in William Obstetrics, 22nd edition. Mc-Graw Hill,
2005
2. McPhee S, Obsterics and obstretrics disoders,Current medical diagnosis and treatment, 2009 edition,
Mc Graw Hill, 2008
3. Sarwono prawiroharhdjo.Perdarahan pada kehamilan muda dalam Ilmu Kandungan, edisi 2008
4. Saifuddin A. Perdarahan pada kehamilan muda dalam Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal,Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta,2006 Hal M9-
M17
5. Standard Pelayanan Medis Ilmu Kebidanan dan Kandungan, RS Efarina Etaham, 2008, ms 33-35
6. Abortus Incomplete. Available at http://www.jevuska.com/2007/04/11/abortus-inkomplit , accessed on
November 29, 2019
7. Gaufberg F, Abortion Treatened, Available at http://emedicine.medscape.com/article/795359-overview
,accessed on November 29, 2019
8. Gaufberg F, Abortion Septic, Available at http://emedicine.medscape.com/article/795439-overview
,accessed on November 29, 2019
9. Kontroversi Seputar Aborsi, available at http : //www.kesrepro.info.gendervaw/Mei/ 2003/gendervaw 02.
htm, accessed on November 29, 2019
10. Aborsi dan Hak Atas Pelayanan Kesehatan, available at http : //www.theceli.com/opik/Aborsi.htm,
accessed on November 29, 2019

Anda mungkin juga menyukai