PEMBUKAAN
Dengan rahmat Allah SWT bangsa indonesia telah berhasil merebut kemerdekaannya,
maka sudah menjadi kewajiban dan keharusan bagi setiap warga negara Republik Indonesia
untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan dengan landasan Pancasila dan Undang-
undang Dasar 1945 dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur.
Karang Taruna adalah suatu organisasi kepemudaan yang ada di Indonesia dan
merupakan sebuah wadah atau tempat pengembangan jiwa sosial generasi muda, karang
taruna tumbuh atas kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari masyarakat dan untuk
masyarakat itu sendiri khususnya generasi muda yang ada di suatu wilayah desa kelurahan
atau komunitas sosial yang sederajat, terutama bergerak pada bidang-bidang kesejahteraan
sosial, contoh dalam bidang ekonomi, olahraga, keterampilan, keagamaan dan kesenian
sesuai dengan tujuan didirikannya karang taruna untuk memberikan pembinaan dan
pemberdayaan kepada para remaja yang ada dalam suatu desa atau wilayah itu sendiri.
Sebagai organisasi sosial kepemudaan karang taruna merupakan wadah atau tempat
pembinaan dan pengembangan dalam upaya mengembangkan kegiatan ekonomi, sosial,
budaya dengan pemanfaatan semua potensi yang ada dilingkungan masyarakat baik sumber
daya manusia dan sumber daya alam itu sendiri yang telah tersedia.
Sebagai organisasi kepemudaan, karang taruna juga berpedoman pada Pedoman Dasar
dan Pedoman Rumah Tangga yang telah diatur tentang struktur-struktur penggurus dan masa
jabatan pada masing-masing wilayahnya mulai dari desa, kelurahan sampai pada tingkat
nasional. Semua ini adalah sebuah wujud dari pada regenerasi organisasi masyarakat.
Adapun demi kelanjutan organisasi pembinaan semua anggota karang taruna baik
dimasa sekarang maupun masa yang akan datang, karang taruna beranggotakan pemuda dan
pemudi dalam AD (anggara dasar) dan ART (anggaran rumah tangga) diatur keanggotaannya
mulai dari pemuda- pemudi yang berusia mulai dari 13 – 45 tahun dan batasan sebagai
pengurus berusia mulai 17 – 45 tahun.
Demi kelancaran dan ketertiban organisasi maka perlu disusun AD/ART dan SOP
Organisasi Karang Taruna yang harus disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah yang
menjadi pedoman dasar dan landasan hukum. Adapun beberapa Peraturan Pemerintah yang
mengatur tentang Organisasi Karang Taruna antara lain :
1. Bahwa Karang Taruna merupakan salah satu organisasi sosial kemasyarakatan yang
diakui keberadaannya dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial sebagaimana
tercantum dalam Pasal 38 ayat (2) huruf d, Bab VII tentang Peran Masyarakat Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial;
2. Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan
(Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor
4844);
3. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran
Negara RI Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4967);
5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 4737);
6. Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja
Sama Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 112, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4761);
7. Peraturan Presiden RI Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara;
8. Peraturan Presiden RI Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian
Negara;
9. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 82/HUK/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Sosial;
10. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 129/HUK/2008 tentang Standar Pelayanan
MinimalBidang Sosial Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota;
11. Bahwa dengan perkembangan Karang Taruna yang semakin berperan di dalam
masyarakat dan untuk lebih meningkatkan efektivitas kegiatannya, perlu dilakukan
penyempurnaan terhadap Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 83/HUK/2005 tentang
Pedoman Dasar Karang Taruna;
12. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 77/HUK/2010 tentang Pedoman Dasar Karang
Taruna, yang mana sebagai penyempurnaan Peraturan Menteri Sosial RI Nomor
83/HUK/2005 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna.
BAB I
Nama (Makna)
Pasal 1
Organisasi ini bernama Karang Taruna Wira Taruna Desa Sukaraya yang seterusnya
disingkat “KT WIRA TARUNA”
Kedudukan
Pasal 2
Wilayah
Pasal 3
Karang Taruna WIRA TARUNA berada di wilayah Desa Sukaraya Kecamatan Karang
Bahagia Kabupaten Bekasi yang masih di dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Jangka Waktu
Pasal 4
Karang Taruna WIRA TARUNA didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan
(berkelanjutan ke generasi yang akan datang)
BAB II
Asas
Pasal 5
Karang Taruna WIRA TARUNA berasaskan Pancasila sebagai landasan ideologis, UUD
1945 sebagai landasan hukum, Peraturan Desa Sukaraya dan Keputusan Musyawarah
Permusyawaratan sebagai landasan operasionalnya.
Prinsip
Pasal 6
1. Transparnsi (keterbukaan);
2. Partisipasi (kesadaran untuk mengikuti kegiatan Karang Taruna);
3. Akuntabilitas (bisa dipertanggung jawabkan);
4. Keberlanjutan (selamanya).
BAB III
Visi
Pasal 7
Misi
Pasal 8
a. Meningkatkan SDM demi masa depan yang lebik baik melalui bidang masyarakat dan
menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah ataupun pihak lain, melalui
pengembangan kelompok usaha bersama.
b. Terwujudnya kesejahtaraan sosial yang semakin meningkat bagi warga Desa pada
umumnya dan khususnya generasi muda yang memungkinkan pelaksanaan fungsi
sosialnya sebagai manusia pembangunan yang mampu mengatasi masalah sosial
dilingkungannya.
c. Melestarikan kesenian daerah serta pengembangan minat untuk berolahraga.
d. Meningkatkan peran pemuda dan perempuan serta memberikan kesadaran pentingnya
perlindungan hukum terhadap hak perempuan sebagai anak atau remaja, sebagai istri dan
sebagai ibu rumah tangga melalui sosialisasi pembangunan pemberdayaan perempuan
yang melibatkan anggota karang taruna.
e. Terwujudnya pemuda pemudi yang bertaqwa kepada Tuhan YME, penuh perhatian dan
peka terhadap masalah dengan daya tahan fisik dan mental yang kuat, tegas dan teguh
pendirian serta mampu berkreasi dan berkarya, jujur, sederhana sebagai acuan
dimasyarakat.
f. Turut berpartisispasi dalam upaya peningkatan derajat kesehatan melalui Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) serta malakukan upaya antisipasif dalam rangka menjaga dan
melestarikan lingkungan hidup.
Tujuan
Pasal 9
1. Mewadahi setiap remaja dan pemuda yang peduli dalam penanganan permasalahan
sosial, serta meningkatkan penggalangan kerjasama antar sesama generasi muda dalam
rangka mewujudkan dan meningkatkan kesejahteraan sosial bagi generasi muda dan
menyiapkan kader yang beriman, bermoral, kreatif, mandiri dan bertanggungjawab untuk
siap mengabdi kepada masyarakatnya dan menjadi calon-calon pemimpin di masa
datang;
2. Memberi arah, bimbingan, pendampingan dan advokasi kepada generasi muda
penyandang masalah sosial dalam rangka penghargaan usaha-usaha kesejahteraan sosial;
3. Menumbuhkan potensi keberagaman bakat, keterampilan, kewirausahaan dan
pengetahuan hingga penyelesaian masalah yang signifikan untuk mendukung upaya
pemberdayaan masyarakat dalam kerangka implementasi otonomi daerah dan
peningkatan ekonomi kerakyatan;
4. Mendorong setiap warganya dan warga masyarakat pada umumnya untuk mampu
menjalin toleransi dalam kehidupan kemasyarakatan dan menjadi perekat persatuan
dalam perbedaan dan keberagaman yang tinggi;
5. Membina kerjasama strategis dan saling menguntungkan dengan kalangan
pemerintah, sektor swasta, organisasi sosial, Organisasi Swadaya Masyarakat (LSM),
para praktisi pengembangan masyarakat, cendikiawan, dan mitra kepemudaan lainnya,
guna kemajuan dalam kemandirian,independensi organisasi dan cita-cita kesejahteraan
masyarakat;
Fungsi
Pasal 10
BAB IV
Pembentukan
Pasal 11
Keanggotaan
Pasal 12
Keanggotaan KT WIRA TARUNA Sukaraya menganut sistem stelsel pasif, yaitu bahwa
setiap generasi muda yang berusia 13 sampai dengan 45 tahun di wilayah Desa Sukaraya
yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama tanpa membedakan agama, suku, asal
keturunan, jenis kelamin , kedudukan sosial ekonomi, dan pendirian politik, adalah anggota
yang selanjutnya disebut Warga KT WIRA TARUNA Sukaraya.
Ketentuan lebih lanjut tentang keanggotaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
Kepengurusan
Pasal 13
Yang dapat dipilih menjadi pengurus KT WIRA TARUNA adalah mereka yang memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :
a. Warga masyarakat yang berdomisili di desa Sukaraya,yang mau dan dianggap mampu
menjadi pengurus;
b. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
c. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;
d. Memiliki pengalaman serta aktif dalam kegiatan Karang Taruna;
e. Memiliki pengetahuan dan keterampilan berorganisasi, kemauan dan kemampuan,
pengabdian di kesejahteraan sosial; dan
f. berumur 17 (tujuh belas) tahun sampai dengan 45 (empat puluh lima) tahun.
g. Kepengurusan Karang Taruna Wira Taruna desa/kelurahan dipilih, ditetapkan, dan
disahkan dalam Musyawarah Warga Karang Taruna di desa/kelurahan dan dikukuhkan
oleh Kepala Desa/Lurah setempat, dengan masa bhakti 3 (tiga) tahun.
Kegiatan
Pasal 14
BAB V
Forum Musyawarah
Pasal 15
Musyawarah Akbar
Pasal 16
Musyawarah akbar yaitu : forum musyawarah Karang Taruna Wira Taruna yang dihadiri
oleh seluruh pengurus dan anggota.
Musyawarah akbar diselenggarakan satu tahun satu kali (setiap malam tahun baru);
Forum musyawarah bulanan yaitu : musyawarah Karang Taruna Wira Taruna yang dihadiri
oleh seluruh pengurus dan anggota;
Musyawarah bulanan diselenggarakan satu bulan satu kali setiap akhir bulan.
Membahas, menilai, mengevaluasi dan menolak Laporan Pertanggung jawaban (LPJ)
Pengurus yang menyimpang dari Aturan AD/ART dan SOP;
Menetapkan Pola Umum Kebijakan dan Kerangka Pokok Program Karang Taruna;
Membicarakan dan memutuskan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Karang
Taruna serta penjelasannya;
Membicarakan dan menetapkan struktur dan Uraian Tugas Pengurus;
Membentuk Musyawarah Pertimbangan Karang Taruna;
Pemberhentian dan atau Pemberhentian Sementara Pengurus dan atau Anggota;
Memilih dan mengangkat Pengurus Karang Taruna periode berikutnya;
Membicarakan masalah-masalah internal dan eksternal Karang Taruna yang diputuskan
dalam bentuk ketetapan dan atau rekomendasi.
Untuk mewujudkan kekompakan dalam pertemuan resmi Karang Taruna antara lain:
Pengurus memberikan informasi kepada anggota melalui surat undangan atau secara lisan,
dalam hal ini terutama pengurus Bidang Hubungan Masyarakat;
Apabila pertemuan yang harus dilaksanakan sangat mendesak bisa memberikan informasi
kepada anggota melalui media komunikasi (sms dan telepon).
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 19
a. Pelindung
b. Majelis Pertimbangan Karang Taruna
c. Ketua;
d. Wakil Ketua;
e. Sekretaris 1;
f. Sekretaris 2;
g. Bendahara1;
h. Bendahara2;
i. Seksi Pendidikan dan Pelatihan;
j. Seksi Ekonomi dan Usaha Kesejahteraan Sosial;
k. Seksi Humas dan Kemitraan;
l. Seksi Lingkungan Hidup dan Kesehatan;
m. Seksi Kerohanian dan Pembinaan Mental.;
n. Seksi Olahraga dan Seni Budaya.
BAB VII
KEUANGAN ORGANISASI
Pasal 20
BAB VIII
IDENTITAS ORGANISASI
Pasal 21
Karang Taruna WIRA TARUNA memiliki lambang yang ditetapkan oleh Musyawarah
Akbar.
Ketentuan dan penjelasan mengenai lambang selanjutnya diatur dalam ART Karang Taruna
WIRA TARUNA.
BAB IX
ASET ORGANISASI
Definisi Aset
Pasal 22
Aset organisasi adalah seluruh barang kepemilikan organisasi Karang Taruna yang sudah
diadakan dan yang akan diadakan baik yang dibeli dari kas organisasi maupun pemberian,
bantuan, hadiah dari pihak lain.
Pemeliharaan Aset
Pasal 23
1) Seluruh aset Karang Taruna yang sudah ada maupun yang akan diadakan harus
dibukukan oleh sekretaris sebagai inventaris organisasi;
2) Sekretaris wajib mencatat/membukukan Seluruh aset Karang Taruna yang sudah ada
maupun yang akan diadakan, apabila ada yang meminjam atau menyewa;
3) Seluruh aset Karang Taruna yang sudah ada maupun yang akan diadakan disimpan di
satu tempat yang sudah disepakati oleh seluruh anggota;
4) Seluruh aset Karang Taruna yang sudah ada maupun yang akan diadakan, seluruh
pengurus dan anggota wajib untuk menjaga, merawat dan memperbaiki apabila
diperlukan.
BAB X
PERSELISIHAN
Pasal 24
1) Apabila terjadi perselisihan, penyimpangan dan lain-lain yang dilakukan oleh pengurus
maupun amggota Karang Taruna akan diselesaikan secara musyawarah internal, apabila
tidak tercapai kata sepakat maka akan diselesaikan melalui forum musyawarah dan
apabila melalui forum musyawarah tidak selesai, maka akan diselesaikan melalui jalur
hukum yang berlaku;
2) Apabila terjadi perselisihan salah satu dari anggota Karang Taruna dengan pihak luar
organisasi yang menyangkut nama organisasi akan diselesaikan secara musyawarah
internal, apabila tidak tercapai kata sepakat maka akan diselesaikan melalui forum
musyawarah dan apabila melalui forum musyawarah tidak selesai, maka akan
diselesaikan melalui jalur hukum yang berlaku;
BAB XI
Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dirubah dan ditetapkan oleh Musyawarah Akbar
Karang Taruna WIRA TARUNA.
Rancangan perubahan Anggaran Dasar disusun oleh panitia khusus, untuk selanjutnya
ditetapkan dalam Musyawarah Akbar.
BAB XII
PENUTUP
Pasal 26
1. Hal-hal yang belum ditetapkan oleh Anggaran Dasar akan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
2. Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Sukaraya
Pada tanggal : Januari 2019
Mengetahui,
( DANO SUMARNO )
ANGGARAN RUMAH TANGGA
KARANG TARUNA WIRA TARUNA
2019 – 2021
BAB I
Ketentuan Umum
Pasal 1
Karang Taruna adalah Organisasi Sosial wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh
dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk
masyarakat terutama bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial dan kemasyarakatan.
Pasal 2
Karang Taruna adalah organisasi sosial kepemudaan yang berdiri sendiri dan bersifat lokal,
serta merupakan salah satu pilar partisipasi masyarakat di bidang kemasyarakatan.
Pasal 3
Karang Taruna adalah organisasi yang statusnya diakui oleh pemerintah secara de facto
melalui keberadaan dan program kegiatannya.
Pasal 4
Karang Taruna memiliki tugas pokok untuk bersama-sama pemerintah dan komponen
masyarakat lainnya menanggulangi masalah-masalah kesejahteraan sosial secara bersama-
sama disertai pendampingan dan pengembangan serta mengarahkan pembinaan dan
pengembangan potensi generasi muda dilingkungannya.
Pasal 5
Seiring dengan tugas pokok tersebut, Karang Taruna melaksanakan fungsi sebagai berikut :
BAB II
Keanggotaan
Pasal 6
Keanggotaan KT WIRA TARUNA Sukaraya menganut sistem stelsel pasif, yaitu bahwa
setiap generasi muda yang berusia 13 sampai dengan 45 tahun di wilayah Desa Sukaraya
yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama tanpa membedakan agama, suku, asal
keturunan, jenis kelamin , kedudukan sosial ekonomi, dan pendirian politik, adalah anggota
yang selanjutnya disebut Warga KT WIRA TARUNA Sukaraya.
Jenis Keanggotaan Anggota Karang Taruna WIRA TARUNA terdiri dari Anggota pasif,
anggota aktif dan anggota khusus.
Pasal 7
1. Anggota pasif adalah keanggotaan yang bersifat stelsel pasif (keanggotaan otomatis),
yakni seluruh remaja dan pemuda yang berusia 13 s/d 45 tahun.
2. Anggota aktif adalah keanggotaanya yang bersifat kader dan berusia 13 s/d 45 tahun,
karena potensi, bakat dan produktifitasnya utnuk mendukung pengembanagan organisasi
dan program-programnya;
3. Anggota khusus adalah keanggotaan yang bersifat terbatas terbatas bagi kalangan tertentu
diluar kriteria keanggotaan pasif dan aktif karena kemampuan tertentu yang dimiliki oleh
seseorang yang dapat disumbangkan bagi kepentingan pengembangan organisasi dan
program-programnya
4. Anggota pasif, aktif dan khusus seperti yang tertuang pada ayat 1, 2 dan 3 adalah mereka
yang bertempat tinggal tetap di wilayah Desa Sukaraya.
5. Anggota yang menyatakan keluar dari organisasi harus membuat surat pernyataan yang
diketahui oleh kepala Desa Sukaraya.
Pasal 8
Kewajiban Anggota
1. Memahami, menghayati, dan melaksanakan apa yang tertera di Anggaran Dasar dan
Anggaran rumah Tangga Karang Taruna
2. Berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan Karang Taruna
3. Menjaga nama baik Karang Taruna
Pasal 9
Hak Anggota
BAB III
Struktur Organisasi
Kelembagaan
Pasal 10
Ketua
Tugas dan Wewenang :
Wakil Ketua
Tugas dan Wewenang :
Pasal 12
Sekretaris
Tugas dan Wewenang :
Pasal 13
Bendahara
Tugas dan Wewenang :
Pasal 14
Seksi
Tugas dan Wewenang :
PEMBENTUKAN KEPENGURUSAN
Pasal 15
BAB V
PERGANTIAN PENGURUS
Pasal 16
BAB VI
Pasal 17
Perubahan Anggaran Rumah Tangga dapat dilaksanakan oleh Musyawarah Anggota dengan
ketentuan kehadiran 50% dari jumlah pengurus aktif.
BAB VII
LAMBANG
Pasal 18
Lambang Karang Taruna
Lambang Karang Taruna mengandung unsur-unsur sekuntum bunga teratai yang mulai
mekar, dua helai pita terpampang dibagian atas dan bawah, sebuah lingkaran, dengan bunga
Teratai Mekar sebagai latar belakang.
Keseluruhan lambang tersebut mengandung makna:
1. Bunga Teratai yang mulai mekar melambangkan unsur remaja yang dijiwai semangat
kemasyarakatan (sosial).
2. Empat helai Daun Bunga dibagian bawah, melambangkan keempat fungsi Karang Taruna
yaitu:
a. Memupuk kreativitas untuk belajar bertanggung jawab;
b. Membina kegiatan-kegiatan sosial, rekreatif, edukatif, ekonomis produktif, dan
kegiatan lainnya yang praktis;
c. Mengembangkan dan mewujudkan harapan serta cita-cita anak dan remaja melalui
bimbingan interaksi yang dilaksanakan baik secara individual maupun kelompok;
d. Menanamkan pengertian, kesadaran dan memasyarakatkan penghayatan dan
pengamalan Pancasila.
3. Tujuh helai Daun Bunga bagian atas melambangkan Tujuh unsur kepribadian yang harus
dimiliki oleh anak dan remaja:
a. Taat : Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Tanggap : Penuh perhatian dan peka terhadap masalah;
c. Tanggon : Kuat, daya tahan fisik dan mental;
d. Tandas : Tegas, pasti, tidak ragu, teguh pendirian;
e. Tangkas : Sigap, gesit, cepat bergerak, dinamis;
f. Trampil : Mampu berkreasi dan berkarya praktis;
g. Tulus : Sederhana, ikhlas, rela memberi, jujur.
4. Pita dibagian bawah bertuliskan Karang Taruna mengandung arti:
a. Karang : pekarangan, halaman, atau tempat;
b. Taruna : remaja Secara keseluruhan berarti tempat atau Wadah Pembinaan Remaja
5. Pita dibagian atas bertuliskan ADITYA KARYA MAHATVA YODHA yang berarti:
a. ADITYA : Cerdas, penuh pengalaman.
b. KARYA : Pekerjaan.
c. MAHATVA : Terhormat, berbudi luhur.
d. YODHA : Pejuang, patriot. Secara keseluruhan berarti Pejuang yang
berkepribadian, berpengetahuan dan terampil.
6. Lingkaran menggambarkan sebuah tameng, sebagai lambang Ketahanan Nasional.
7. Bunga Teratai yang mekar berdaun lima helai melambangkan lingkungan kehidupan
masyarakat yang sejahtera merata berlandaskan Pancasila.
8. Arti warna:
a. Putih : Kesucian, tidak tercela, tidak ternoda.
b. Merah : Keberanian, sabar, tenang, dan dapat mengendalikan diri, tekad pantang
mundur.
c. Kuning : Keagungan atas keluhuran budi pekerti.
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 19
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur tersendiri
dalam peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan Lembaga yang tidak bertentangan
dengan Anggaran Rumah Tangga Karang Taruna
2. Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak ditetapkan oleh Panitia Khusus.
Ditetapkan di : Sukaraya
Pada tanggal : Januari 2019
Mengetahui,
( DANO SUMARNO )