Anda di halaman 1dari 8

Farmaka

Suplemen Volume 16 Nomor 1 91

ARTIKEL REVIEW: EFEK FARMAKOLOGI α- MANGOSTIN DARI KULIT


MANGGIS (Garcinia mangostana Linn)
Tai Tze Hong, Rina Fajri Nuwarda
Program Studi Sarjana Farmasi
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran,
Jl. Raya Bandung Sumedang km 21 Jatinangor 45363
tai15001@mail.unpad.ac.id

ABSTRAK

Akhir-akhir ini, topik berkaitan dengan buah manggis sudah menjadi fokus para peneliti. Hal
ini disebabkan kulit manggis mempunyai banyak aktivitas farmakologi. Sebenarnya, kulit
manggis digunakan sebagai obat oleh penduduk Asia dalam pengobatan infeksi kulit dan kolera
sejak zaman dahulu. Salah satu senyawa utama pada pericarp manggis adalah α- Mangostin. α-
Mangostin menunjukkan aktivitas farmakologi yang baik maupun dari model in vivo atau in
vitro. α- Mangostin menunjukkan potensi kuat untuk dijadi sebagai obat pada masa depan.
Namun begitu, aplikasi α- Mangostin dalam bidang klinis masih kurang. Tujuan untuk menulis
review ini adalah membahas tentang aktivitas farmakologi α- Mangostin dalam segi antioksidan,
antikanker, antibakteria dan antiinflamasi.

Kata Kunci: α- mangostin, aktivitas farmakologi, manggis

ABSTRACT

Recently, various studies have focus on α- Mangostin as their main research topic as the
mangosteen’s pericarp has shown a lot of pharmacological effects. In fact, pericarp of
mangosteen were used by Asian in treating skin infection and cholera since long time ago. α-
Mangostin is the main constituent in the pericarp of the mangosteen. In vivo and in vitro, α-
Mangostin shows good pharmacological effects. α- Mangostin also shows that it has very good
potential to be developed as drug candidate in the future. However, α- Mangostin still has
limited clinical application until today. The purpose of this review article is to talk about the
pharmacological effects of α- Mangostin in term of their antioxidant, anticancer, antibacteria
and antiinflammation properties.

Keywords : α- mangostin, mangosteen, pharmacological effects

Diserahkan: 03 Juli 2018, Diterima 03 Agustus 2018

PENDAHULUAN manggis ini mempunyai efek farmakologi


Akhir-akhir ini, terdapat banyak yang bervariasi. Kulit buah manggis
penelitian yang berkaitan dengan efek diketahui mengandungi senyawa xanton
farmakologi kulit manggis telah dilakukan yang berpotensi sebagai kandidat obat.
oleh para peneliti. Dalam penelitian mereka, Dalam badan kita, xanton menjadi sebagai
banyak yang mendapat hasil bahwa antiproliferasi, antioksidan antimikroba
senyawa-senyawa yang terdapat dalam kulit dan antiinflamasi. Xanton menjadi
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 92

penyeimbang prooksidan yang juga sekunder pada kulit manggis. Xanton


dikenali sebagai radikal bebas (Martin, et al, tergolong dalam senyawa aromatik
1980). sederhana. Griseofulvin, dibenzopiran, dan
Garcinia mangostana Linn adalah dibenzofuran adalah contoh golongan
pohon tropis asli yang tumbuh di India, senyawa aromatik sederhana. Dalam
Myanmar, Malaysia, Filipina, Sri Lanka golongan ini, terdapat inti kerangka
dan Thailand dan dilaporkan mencapai dibenzo-g-piron yang menunjukkan
ketinggian 6–25 m (20–80 kaki) (Obolskiy dekatnya hubungan xanton dengan
D, 2009),( Pedraza, 2008). Senyawa utama flavonoid. Alfa mangostin, beta mangostin,
yang terdapat pada kulit buah manggis gamma mangostin, garsinon A, garsinon B,
adalah α- Mangostin. Dalam matang, buah garsinon C, garsinon D, makelurin,
manggis mempunyai sekitar dua kali lipat mangostenol, 3-isomangostin merupakan
α- Mangostin dibanding buah manggis yang contoh beberapa jenis xanton yang terdapat
masih muda. (Pothitirat, 2009). dalam kulit manggis. Dari berbagai jenis
Manggis berasal dari Asia Tenggara senyawa ini, α- Mangostin dan γ-
tetapi juga dapat ditemukan di sebagian Mangostin merupakan konsituen utama
besar negara tropis. Buah ini menunjukkan (Martin,1980).
berbagai aktivitas farmakologis. Kulit buah
manggis ini mengandung sejumlah besar
senyawa aktif biologis, seperti xanton,
terpena, antosianin, tanin, dan fenol. Kulit
manggis digunakan obat oleh penduduk
Asia Tenggara dalam pengobatan infeksi Gambar 1(Lee et al, 2016)
kulit dan luka, disentri amuba, diare, dan Gambar 1 adalah struktur α-
kolera sejak zaman dahulu. Baru-baru ini, Mangostin. Nama IUPAC dari α-
produk komersial manggis banyak Mangostin adalah (1,3,6-trihidroksi-7-
ditambahkan dengan mineral dari teh hijau metoksi-2,8- bis(3metil-2-butenil)-9H
(Camellia sinensis), lidah buaya, dan xanten-9-on). Rumus molekul senyawa ini
multivitamin, dan digunakan oleh pasien adalah C24H22O6 dengan berat molekul
kanker sebagai suplemen makanan (Shan et sebanyak 410,46. α- Mangostin mempunyai
al, 2011). titik lebur pada 180-182°C. Dengan
menggunakan HPLC, kemurniaan yang
Xanton adalah salah satu substansi
dapat didapati adalah melebihi 95%, 98%,
kimia alami yang digolong dalam polifenol,
99% (Petersson, 2009).
di mana polifenol ini adalah metabolit
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 93

α-Mangostin sebagai Antioksidan tikus yang tidak ada pengobatan awal. Dia
Devi et al. (2010) telah melakukan berpendapat bahwa senyawa fenolik dari α-
penelitian dan menunjukkan bahawa Mangostin bertindak dengan memulung
senyawa α- Mangostin dalam kulit manggis radikal bebas dan merusakan rantai
memiliki aktivitas antioksidan yang kuat peroksidase lemak. Selain itu, dia juga
dan dapat menghalang oksidasi low-densiti berpendapat senyawa ini dapat
lipoprotein secara in vitro. Dia melakukan menyumbang elektron ke radikal bebas.
penelitatian terhadap sifat kardioprotektif Radikal fenolik pada gilirannya membentuk
α- Mangostin dengan mencit. suatu quinine methide intermediate, dan
Setelah pemberian isoproterenol kemudiannya disekresi melalui empedu
(150 mg / kg untuk 2 hari) pada tikus, hasil (Devi et al. (2010).
evaluasi menunjukkan terdapat penurunan Selain itu, Ragavendra et al. (2011)
enzim antioksidan yaitu glutation-S- telah menguji aktivitas antioksidan dari
transferase, glutation peroxidase, katalase, ekstrak manggis dengan 1,1-difenil-2-
dan superoxida dismutase serta pikrilhidrazil (DPPH). Secara singkat,
peningkatan enzim serum, seperti kreatinin setelah ekstrasi dan sokletasi, dia
fosfokinase, laktat dehidrogenase, glutamat menambah 100ul ekstrak manggis dan
piruvat transaminase, glutamat oksaloasetat BHA ke 3 ml larutan DPPH 0,004% dalam
transaminase dan peroksida lemak yang metanol dan diinkubasi pada suhu kamar
signifikan. Setelah diperiksa, tikus yang gelap. Kemudiannya setelah 30 menit
diobati dengan isoproterenol didapati absorbansi itu diukur spektrofotometri pada
mempunyai perubahan nekrotik dalam 517 nm. Kemampuan pembilasan radikal
jaringan dan neutrofil. Namun begitu pada bebas dari ekstrak dilakukan dengan
tikus yang sudah diberi pengobatan awal menggunakan radikal bebas stabil DPPH
dengan α- Mangostin, hasil menunjukkan α- dan hasilnya dibandingkan dengan BHA
Mangostin ini dapat menjaga struktur dan antioksidan standar. Dia menemukan
integritas jaringan miokard dengan bahawa kulit manggis mempunyai efek
pembuktian penurunan enzim serum marker pemulungan radikal sebanyak 93,26 ± 0,91%
dibandingkan dengan tikus yang tanpa pada konsentrasi 200 ug / ml. DPPH adalah
diobat awal dengan α- Mangostin. Selain itu, sesuatu senyawa paramagnetik dengan
pengobatan awal dengan α- Mangostin juga elektron ganjil dan mempunyai pita serapan
mengembalikan tahap superoksida yang kuat pada 517 nm dalam metanol.
dismutase dan katalase ke tahap yang Absorbansi menurun dengan perubahan
kurang lebih normal berbanding dengan warna dari ungu ke kuning yang disebabkan
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 94

oleh pemulungan radikal bebas oleh penghambatan pada 10 iM melalui induksi


antioksidan melalui pemberian hidrogen cara apoptosis. Disebabkan didapati α-
dari α- Mangostin dalam pembentukan Mangostin mempunyai sifat penghambatan
DPPH-H yang stabil. terkuat pada dosis 10iM, Kenji seterusnya
Di samping itu, efek renoprotektif memeriksa sifat antikanker α- Mangostin
α- Mangostin telah dievaluasi oleh Pe'rez- terhadap sel leukemia K562, NB4 dan U937.
Rojas et al. (2009). Mereka menginduksi Hasilnya, walaupun α- Mangostin tidak
tikus dengan Cisplastin (CDDP) sehingga mempunyai efek signifikan pada
nefrotoksiksitas dan kemudiannya 12,5 mg konsentrasi bawah 2 iM, ia masih dapat
/ kg / hari α- Mangostin diberi selama 10 menghambat semua ketiga sel leukemia
hari. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa α- tersebut pada 10iM.
Mangostin mempunyai efek retinoprotektif Kenji juga telah melakukan
karena dapat membantu dalam Hoechst 33342 nuklir pewarnaan dan
penghapusan stres oksidatif/nitrosatif elektroforesis DNA gen nukleosomal pada
dalam ginjal dan juga mengurangkan 24 jam setelah perawatan dengan 10 íM α-
disfungsi ginjal. Dia mendapati senyawa α- Mangostin. Pewarnaan nuklir Hoechst
Mangostin ini juga dapat meningkatkan 33342 menunjukkan kondensasi nuklir dan
pengekspresian katalase dan mRNA tumor didapati tangga DNA diamati di semua
faktor nekrosis alpha serta faktor garis sel. Hal ini menunjukkan
pertumbuhan transformasi beta. Dengan ini penghambatan pertumbuhan oleh α-
dia menyimpulkan bahawa senyawa α- Mangostin dalam garis sel leukemia adalah
Mangostin dari manggis dapat disebabkan proses apoptosis. Dengan ini,
mengurangkan penanda stres dia menyatakan α- Mangostin ini
oksidatif/nitrosatif dan bersifat mempunyai efek antikanker (Matsumo,
renoprotektif. 2003).
α-Mangostin sebagai Antikanker Di samping itu, sebuah penelitian
Matsumo et al. (2003) berhasil juga telah dilakukan oleh Lee di Taiwan.
mengioslasi beberapa senyawa xanton dan Lee et al (2009) meneliti efek α- Mangostin
menguji efek sitotoksisitas pada sel dalam penekanan matriks
leukemia manusia HL60. Dia mendapati metalloproteinase-2 (MMP-2) dan matriks
bahwa semua xanton dari manggis metalloproteinase-9 (MMP-9) yang
mempunyai sifat penghambatan diinduksi oleh 12-O tetradecanoylphorbol-
pertumbuhan kanker. Di antara mereka, 13-acetate (TPA) melalui jalur sinyal
senyawa α- Mangostin menunjukkan regulasi ekstraselular (ERK ) dalam sel
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 95

payudara MCF-7 dalam manusia. Dia Cakram. Hal ini membawa maksud bahwa
menggunakan metode Boyden Chamber penambahan konsentrasi α- Mangostin bisa
assay, dan juga Adhesion assay. Dia menambah sifat antibakteri. Sujoeno
mendapati bahawa α- Mangostin dapat mendapati bahwa asam teikhoat dan
menghambat kemampuan induksi, invasi, peptidoglikan wujud pada dinding sel
dan migrasi TPA. Hasil evaluasi juga bakteri positif seperti Staphylococcus
menunjukkan α- Mangostin dapat aereus. Pada dinding sel Escherichia coli,
menghambat aktivasi sinyal dari hanya terdapat polisakarida yang kompleks
Ekstraselular-sinyal-regulasi (ERK1 / 2) dan liporprotein. Zat bermolekul dan
yang terlibat dalam regulasi aktivitas enzim, berbobot besar tidak dapat berpenetrasi ke
protein, dan messenger RNA MMP-2 serta dalam bakteri. Hal ini karena ditolak oleh
MMP-9 yang disebabkan oleh TPA. lapisan- lapisan ini (Sujoeno etc, 2017).
α-Mangostin sebagai Antibakteri Manakala dalam penelitian
Suksamrarn etc, 2003, dia menemui bahawa
Sujoeno et al (2017) telah
senyawa-senyawa dalam kulit manggis
melakukan penelitian pada pericarp maggis
mempunyai efek antituberkulosis, terutama
untuk menguji aktivitas antibakterinya.
pada α- Mangostin, β- mangostin dan
Bakteri yang diuji adalah Staphyllococcus
garsinon B. Dia menyediakan 15 senyawa
aureus dan Escherechia coli. Konsentrasi
dari kulit manggis dan diuji dengan
estrak metanol kulit buah manggis dibuat
Microplate Alamar Blue Assay. Fluoresensi
dalam beberapa konsentrasi dengan pelarut
diukur dalam Cytofluoro Series 4000
polietilenaglikol (PEG). Setelah itu, metode
Fluoresensi Multi-Well Plate Reader (Per-
Difusi Kertas dan metode Difusi Cakram
Septive Biosystems, Framingham, MA,
diguna untuk menguji sifat antibakteri ini.
A.S.).
Untuk kedua-dua metode,
Hasilnya α, β-Mangostin dan
pembanding yang dipakai adalah
garsinon B menunjukkan efek
Ciprofloxacin 10μg. Pada Eschechia coli
penghambatan yang paling kuat terhadap
Ekstrak metanol kulit didapati tidak
Mycobacterium tuberculosis dengan nilai
mempunyai aktivitas antibakteri. Namun
konsentrasi inhibisi minimum (MIC)
begitu pada Staphylococcus aereus,
sebesar 6,25 mg / ml. Dia mendapati
terdapat aktivitas antibakteri. Selain itu, dia
bahawa, antara 15 senyawa ini, 1,3,6,7-
juga mendapati bahawa pertambahan
tetraoxygenated xanthones yang membawa
konsentrasi ekstrak kulit manggis dalam
unit C5 di C-2 dan C-8 di α -mangostin, β-
pemeriksaan akan menambahkan zona
mangostin dan garsinon B menunjukkan
penghambatan dalam metode Difusi Kertas
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 96

kekuatan antituberkulosis yang terkuat inhibitor kompetitif dengan [3H]mepiramin


dengan MIC yang bernilai 6,25 mg / ml untuk H1 reseptor (Chairungsrilerd, 1996).
manakala g-Mangostin, yang membawa C- SIMPULAN DAN SARAN
3 dan C-7 hidroksil, menunjukkan aktivitas Senyawa α-Mangostin merupakan
penghambatan lebih rendah. Dengan ini dia suatu senyawa yang mempunyai banyak
menyimpulkan bahawa α- Mangostin ini efek farmakologi kepada manusia. Dari
mempunyai efek antituberkulosis penelitian-penelitian yang telah dijalankan,
(Suksamrarn, 2003). sudah terbukti bahawa α- Mangostin ini
α-Mangostin sebagai Antiinflammasi mempunyai banyak manfaat dan berpotensi
Menurut Chairungsrilerd et al menjadi obat antikanker, antioksidan,
(1996), α- Mangostin mempunyai sifat antibakteri, antiinflammasi dan lain-lain.
antihitamin (H1 blocker) pada otot polos. Sifat α- Mangostin antikanker merupakan
Dia menjalan penelitian ini dengan antara yang paling menarik perhatian
menggunakan aorta torakalis kelinci dan penulis. Sifat kemopreventif senyawa ini
trakea marmot. α- Mangostin didiapati adalah berdasarkan antioksidan, apoptosis
dapat menghambat kontraksi yang dan fase II induksi. Dari banyak penelitian
diinduksi oleh histamin baik dalam yang pernah dijalankan, dapat
kehadiran simetidin atau tidak, di mana menunjukkan α- Mangostin mempunyai
simetidin ini merupakan antagonis pada ORAC (Oxygen Radical Absorbance
reseptor H2. Selain itu, dia juga mendapati Capacity) yang tinggi (www.
bahwa α- Mangostin tidak akan menganggu naturalproductsassoc.org).
relaksasi aorta kelinci yang diinduksi oleh Namun begitu, menurut
histamin dalam kehadiran klorofeneramin pandangan penulis, sifat senyawa α-
(H1 antagonis) , sedangkan dalam trakea Mangostin yang tidak begitu larut
marmot, α- Mangostin tidak menunjukkan merupakan masalah dalam perkembangan
efek relaksasi yang induksi oleh dimaprit α- Mangostin menjadi obat. Masalah drug
(H2 antagonis). Oleh itu, untuk memastikan delivery senantiasa menjadi halangan untuk
α- Mangostin bersifat H1 antagonis, tes memperkembangkan senyawa α-
selanjut dilakukan dengan [3H]meperidin. Mangostin ini. Baru-baru ini, penulis
Hasilnya, α- Mangostin dapat menginhibisi mendapati metode polimerisasi α-
sejenis H1 histamin ([3H]mepiramin) pada Mangostin dengan β- siklodextrin
otot polos aorta tikus dan diperoleh hasil merupakan salah satu cara menambahkan
bahwa α- Mangostin adalah sejenis dissolusi α- Mangostin. Molekul
siklodextrin mempunyai kelompok
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 97

hidroksil di luar rongga menunjukkan penelitian berkaitan dengan drug delivery


bahwa permukaan luarnya hidrofilik, polimerisasi α- Mangostin dengan
sedangkan rongga bagian dalamnya siklodextrin harus lagi banyak dijalankan
hidrofobik. Keunikan struktur ini telah dan dibicara supaya dapat
menjadikannya banyak digunakan dalam memaksimumkan maanfaat kepada
kimia farmasi, industri makanan, dan manusia.
bidang lain. Oleh itu, penulis bersaran agar

DAFTAR PUSTAKA Tropical and Subtropical Fruits, AVI


1. Chairungsrilerd, N., Furukawa, K.I., Ohta, Publishing, Inc., California.
T., Nozoe, S., Ohizumi, Y., 1996. 7. Matsumoto, K., Akao, Y., Kobayashi, E.,
Pharmacological properties of a-mangostin, Ohguchi, K., Ito, T., Tanaka, T., Iinuma, M.,
a novel histamine Nozawa, Y., 2003. Induction of apoptosis
H1 receptor antagonist. Eur. J. Pharmacol. by xanthones from mangosteen in human
314, 351–356. leukemia cell lines. J. Nat. Prod. 66, 1124–
2. Chin Y, Jung H, Chai H, Keller W and 1127.
Kinghorn A. 2008. Xanthones with quinine 8. Obolskiy D, et al. 2010. Garcinia
reductase-inducing activity from the fruits mangostana L.: a phytochemical and
of Garcinia mangostana (Mangosteen). pharmacological review Phytother.
Phytochemistry 69(3): 754–758. Res., vol. 23 (pg. 1047-1065).
3. Devi Sampath, P., Vijayaraghavan, K., 9. Pedraza-ChaverriJ, et al. Medicinal
2010. Cardioprotective effect of a- properties of mangosteen(Garcinia
mangostin, a xanthone derivative from mangostana), Food Chem.
mangosteen on tissue defense system Toxicol. , 2008, vol. 46 (pg. 3227-3239)
against isoproterenol-induced myocardial 10. Pe´rez-Rojas, J.M., Cruz, C., Garcı´a-Lo´
infarction pez, P., Sa´nchez-Gonza´ lez, D.J.,
in rats. J. Biochem. Mol. Toxicol. 21, 336– Martı´nez-Martı´nez, C.M., Ceballos, G.,
339. Espinosa, M., Mele´ndez-Zajgla, J.,
4. Lee H,N, Jang, H,Y .2016. Antitumor and Pedraza-Chaverri, J., 2009. Renoprotection
apoptosis-inducing effects of α-mangostin by a-mangostin is related to the attenuation
extracted from the pericarp of the in renal oxidative/ nitrosative stress
mangosteen fruit (Garcinia mangostana L.) induced by cisplatin nephrotoxicity. Free
in YD-15 tongue mucoepidermoid Radical. Res. 43, 1122–1132.
carcinoma cells. Int J Mol Med. Apr; 37(4): 11. Peterson, Kent D and Terrence E. Deal.
939–948. 2009. The Shaping School Culture Field
5. Lee, Y.B., Ko, K.C., Shi, M.D., Liao, Y.C., Book. Scond Edition. San Francisco:
Chiang, T.A., Wu, P.F., Shih, Y.X., Shih, Jossey-Bass.
Y.W., 2010. a-Mangostin, a novel dietary 12. Pothitirat, Werayut, Mullika T.C.,
xanthone, suppresses TPA-mediated MMP- Roongtawan S. and Wandee G. 2009.
2 and MMP-9 expressions through the ERK Comparison of bioactive compounds
signaling pathway in MCF-7 human breast content, free radical scavenging and anti-
adenocarcinoma cells. J. Food Sci. 75, acne inducing bacteria activities of extracts
H13–H23. from the mangosteen fruit rind at two stages
6. Martin, F.W. 1980. Durian and of maturity. Fitoterapia (80), 442–447
Mangosteen. In Nagy, S. and Shaw, P. E., 13. Ragavendra, 2011. Extraction and
Eds. Evaluation of α-Mangostin for its
Antioxidant and Acetylcholinesterase
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 98

Inhibitory Activity. DOI: 16. Sujoeno, 2017. Uji Antibakteri Ekstrak


10.1080/22311866.2011.10719099. Metanol Kulit Buah Manggis (garcinia
14. Regina Andayani, Friardi Ismed. 2017. mangostana l.) Terhadap Staphyllococcus
Analisis alfa Mangostin dalam aureus dan Escherechia coli. ISSN: 2338 –
MinumanHerbal Kulit Buah Manggis 5634 (print); ISSN: 2580-0191 (online).
(Garcinia mangostana L.) dengan Metode 17. Suksamrarn, S., Suwannapoch, N.,
Kromatografi Lapis Tipis- Densitometri. Phakhodee, W., Thanuhiranlert, J.,
Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 4 (2), 61-66. Ratananukul, P., Chimnoi, N., Suksamrarn,
(p-ISSN 2407 -7062 | e-ISSN : 2442-5435). A., 2003. Antimycobacterial
15. Shan T, Q. Ma, K. Guo. 2011. Xanthones activity of prenylated xanthones from the
from Mangosteen Extracts as Natural fruits of Garcinia mangostana. Chem.
Chemopreventive Agents: Potential Pharm. Bull. 51, 85.
Anticancer Drugs. Curr Mol Med. 11(8):
666–677.

Anda mungkin juga menyukai