Dewi Sri S
SEDIAAN PARENTERAL Nicky Desi W
Nurus Soliha
Pengertian
1. Sesuai antara kandungan bahan obat yang ada didalam sediaan dengan
pernyataan tertulis pada etiket dan tidak terjadi pengurangan kualitas
selama penyimpanan akibat kerusakan obat secara kimiawi dan
sebagainya.
2. Penggunaan wadah yang cocok, sehingga tidak hanya memungkinkan
sediaan tetap steril , tetapi juga mencegah terjadinya ineraksi antara
bahan obat dengan material dinding wadah.
3. Tersatukan tanpa terjadi reaksi.
4. Bebas kuman.
5. Bebas Pirogen.
6. Isotonis.
7. Isohidris.
8. Bebas partikel melayang
Evaluasi Sediaan Parenteral
1. Potensi/Kadar :
Penentuan kadar dilakukan dengan pektoskopi UV, HPLC,
Spektroskopi IR.
2. Ph :
Adanya perubahan pH mengindikasikan telah terjadi penguraian
obat atau interaksi obat dengan wadah.
3. Warna :
Perubahan warna umumnya terjadi pada sediaan parenteral yang
disimpan pada suhu tinggi (> 40 0C). Suhu tinggi menyebabkan penguraian.
.
Evaluasi Sediaan Parenteral
4. Kekeruhan:
Alat yang dipakai adalah Tyndall, karena larutan dapat
menyerapan memantulkan sinar. Idealnya larutan parenteral dapat
melewatkan 92-97% pada waktu dibuat dan tidak turun menjadi 70%
setelah 3-5 tahun.Terjadinya kekeruhan dapat disebabkan oleh :
benda asing, terjadinya pengendapan atau pertumbuhan
mikroorganisme.
6. Toksisistas
Lakukan uji LD 50 atau LD 0 pada sediaan parenteral selama
penyimpanan.
7. Evaluasi Wadah
8. Keseragaman bobot
9. Keseragaman volume
Evaluasi Biofarmasetik
Tahapan Uji:
2. Pemberian intramuskuler
Intramuskuler artinya diantara jaringan otot.
3. Pemberian intravena
Penyuntikan langsung ke dalam pembuluh darah vena.
Rute Pemberian
4. Pemberian intrathekal-intraspinal
Penyuntikan langsung ke dalam cairan serebrospinal pada
beberapa tempat.
5. Intraperitoneal
Penyuntikan langsung ke dalam rongga perut.
6. Intradermal
Cara penyuntikan melalui lapisan kulit superficial.
7. Intratekal
Digunakan khusus untuk bahan obat yang akan berefek pada
cairan serebrospinal.
TERIMA KASIH