nr FIS 3
Optika (II)
A. PENDAHULUAN Sudut pembias < 15o
Optika fisis adalah ilmu yang membahas np
kuantitasi cahaya, yaitu difraksi, interferensi dan δm = β ( – 1)
nm
polarisasi cahaya.
Sifat-sifat cahaya: nm = indeks bias medium
np = indeks bias prisma
1) Memiliki cepat rambat 3,0 x 108 m/s.
2) Merupakan gelombang transversal dan C. DISPERSI CAHAYA
elektromagnetik. Dispersi cahaya adalah proses penguraian
3) Merambat dalam arah lurus. cahaya polikromatik menjadi cahaya
4) Arah rambat tidak dapat dipengaruhi medan monokromatik.
magnet atau listrik (tidak bermuatan). Dispersi cahaya pada prisma akan menghasilkan
5) Bagian dari spektrum matahari. spektrum warna pelangi.
OPTIKA (II) 1
materi78.co.nr FIS 3
2) Benda berwarna hitam jika semua spektrum Difraksi pada celah banyak (kisi):
warna yang diterimanya diserap.
3) Benda berwarna x jika spektrum warna x
dipantulkan, dan spektrum warna lain
diserap.
d
Pada sistem yang molekulnya bergerak secara
bebas (langit dan air), warna muncul diakibatkan
oleh penghamburan spektrum warna. d
Warna terdiri dari:
C B M B C G
K W Persamaan difraksi celah banyak
G R M Y
y
R Δs = d.sinθ = d
Y L
cyan, magenta, kuning (CMY), dan lain-lain. d = tetapan kisi/jarak antar celah (m)
k = banyak celah
E. DIFRAKSI CAHAYA
Difraksi cahaya membatasi daya urai atau batas
Difraksi cahaya adalah pelenturan atau
resolusi dan pembesaran alat optik.
penyebaran gelombang cahaya ketika melintasi
Daya urai atau batas resolusi adalah jarak pisah
celah sempit atau ujung penghalang.
terpendek dari dua titik dimana bayangan yang
Difraksi cahaya akan mengakibatkan
dihasilkan masih dapat terlihat sebagai dua titik
interferensi cahaya yang menghasilkan pola
terpisah.
terang-gelap.
Sudut resolusi minimum (Rayleigh) untuk men-
Difraksi pada celah tunggal:
dapatkan daya urai minimum dapat dirumuskan:
OPTIKA (II) 2
materi78.co.nr FIS 3
Interferensi pada celah ganda (Thomas Young): Gelombang cahaya dapat terpolarisasi dengan
cara penyerapan, pemantulan, pembiasan ganda,
dan hamburan.
Polarisasi dengan cara penyerapan dilakukan
y menggunakan sebuah celah (polaroid).
θ
d Polaroid terdiri dari:
1) Polarisator, mengubah cahaya tak ter-
Δs polarisasi menjadi terpolarisasi.
2) Analisator, mengurangi intensitas cahaya
terpolarisasi.
L
Suatu arah gelombang akan terserap oleh celah
Persamaan interferensi celah ganda
apabila celah tidak sejajar dengan arah polarisasi,
y dan tidak akan terserap apabila celah sejajar
Δs = d.sinθ = d
L dengan arah polarisasi.
Hukum Malus pada polarisasi cara penyerapan:
Rumus pola terang Rumus pola gelap
polarisator
1
Δs = n. λ Δs = (n – )λ
2 I1
Io θ 2 I2
Δs = selisih lintasan (m)
θ = sudut deviasi/simpangan θ3
d = jarak antar celah (m)
y = jarak dari terang pusat ke pita gelap ke-n (m) analisator
L = jarak celah ke layar (m) I3
n = pola ke-n (bilangan bulat)
Intensitas cahaya pada polarisator
Jarak antar pola
1
1) Jarak antara terang-gelap yang ber- I1 = Io
sebelahan adalah 1/2. 2
2) Jarak antara terang-terang atau gelap-gelap Intensitas cahaya pada analisator
yang bersebelahan adalah 1.
I2 = I1 cos2θ2 I3 = I2 cos2θ3
Interferensi pada lapisan tipis:
Polarisasi akibat pemantulan dan pembiasan
terjadi jika sinar pantul dan sinar bias membentuk
sudut 90o.
i
udara Pada kejadian tersebut, sinar datang disebut
r minyak sinar polarisasi, dan sudut datang disebut sudut
polarisasi (sudut Brewster).
renggang
Persamaan interferensi lapisan tipis
Δs = 2.n.d.cosr
θB
n1
Rumus pola terang Rumus pola gelap
1
n2
Δs = (m – )λ Δs = m. λ r
2
OPTIKA (II) 3
materi78.co.nr FIS 3
Sudut kritis adalah sudut datang yang membuat
sudut bias membentuk 90o.
renggang
n1
sinar bias n2
ik
rapat
Persamaan sudut kritis
n1
sin ik =
n2
ik = sudut kritis
n1 = indeks bias medium tujuan (renggang)
n2 = indeks bias medium asal (rapat)
1
tanθB =
sin ik
OPTIKA (II) 4