Anda di halaman 1dari 3

Mekanisasi Pertanian (W) Pertemuan Ke-01 Rabu, 21 Agustus 2019

Mhs AGT Smt III Nim Ganap di R.509 jam 10:00-11:40

Pengertian Mekanisasi Pertanian


Teknologi pertanian sering dipahami sebagai penggunaan mesin-mesin pertanian lapang
(mechanization) pada proses produksi pertanian, bahkan sering dipandang sebagai traktorisasi.
Pemahaman seperti itu dapat dimaklumi karena introduksi teknologi di bidang pertanian ketika itu diawali
dengan gerakan mekanisasi pertanian untuk meningkatkan produksi pangan terutama dengan penerapan
traktor seperti percobaan mekanisasi pertanian di Sekon Timor-Timur tahun 1946, pool-pool traktor pada
tahun 1958, serta Mekanisasi Pertanian tahun 1962.
Mekanisasi pertanian diartikan sebagai jenis alat atau perlengkapan yang digerakkan oleh: tenaga
manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin, air, dan sumber energi lainnya. Secara umum
mekanisasi pertanian dapat juga diartikan sebagi penerapan ilmu teknik untuk mengembangkan,
mengorganisasi, dan mengendalikan operasi di dalam produksi pertanian. Ruang lingkup mekanisasi
pertanian juga berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan modernisasi pertanian. Ada pula
yang mengartikan bahwa pada saat ini teknologi mekanisasi yang digunakan dalam proses produksi
sampai pasca panen (penanganan dan pengolahan hasil) bukan lagi hanya teknologi yang didasarkan
pada energi mekanis, namun sudah mulai menggunakan teknologi elektronika atau sensor, nuklir, image
processing, bahkan sampai teknologi robotik. Jenis teknologi tersebut digunakan baik untuk proses
produksi, pemanenan, dan penanganan atau pengolahan hasil pertanian.
Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan produktifitas tenaga kerja,
meningkatkan produktifitas lahan, dan menurunkan ongkos produksi. Penggunaan alat dan mesin pada
proses produksi dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas hasil, dan
mengurangi beban kerja petani. Pengalaman dari negara-negara tetangga Asia menunjukkan bahwa
perkembangan mekanisasi pertanian diawali dengan penataan lahan (konsolidasi lahan), keberhasilan
dalam pengendalian air, masukan teknologi biologis, dan teknologi kimia. Penerapan teknologi mekanisasi
pertanian yang gagal telah terjadi di Srilangka yang disebabkan kecerobohan akibat penerapan mesin-
mesin impor secara langsung tanpa disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik pertaniannya. Berbeda
halnya dengan Jepang yang melakukan modifikasi sesuai dengan kondisi lokal, kemudian baru
memproduksi sendiri untuk digunakan oleh petani mereka.
Suatu hal yang paling mendasar yang masih belum diperhatikan dalam pengembangan teknologi
pertanian di Indonesia hingga kini adalah kurang memadainya dukungan prasarana pertanian. Prasarana
pertanian kita belum dikelola secara baik, sehingga masih agak sulit atau lambat dalam melakukan
introduksi mesin-mesin pertanian. Pengelolaan lahan, pengaturan dan manejemen pengairan yang
meliputi irigasi dan drainase, serta pembuatan jalan-jalan transportasi daerah pertanian, dan masih
banyak lagi aspek lainnya yang belum disentuh secara sungguh-sungguh dan profesional.
Beberapa hal penting yang harus dilaksanakan antara lain adalah merencanakan atau memperbaiki
kondisi lahan (konsolidasi lahan). Selain itu juga mendatangkan dan mengupayakan agar prasarana dan
sarana pertanian sampai dan tersedia di lapangan tepat waktu sehingga dapat mengakselerasi
pencapaian visi dan misi pertanian modern. Pengembangan teknologi pertanian diarahkan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat kita umumnya dan petani khususnya. Dapat
dipastikan bahwa jika teknologi pertanian yang cocok tersebut telah berhasil dikembangkan dan

Hal 1
Mekanisasi Pertanian (W) Pertemuan Ke-01 Rabu, 21 Agustus 2019

diterapkan di negara kita, maka ketahanan pangan atau swasembada pangan pasti akan tercapai
sehingga kemandirian dalam hal ekonomi dan politik dapat kita wujudkan.

PERAN MEKANISASI
Perkembangan zaman dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki dampak
yang luar biasa terhadap kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi untuk
berfikir akan selalu mengembangkan sesuatu hal agar menjadikan kehidupannya menjadi lebih baik. Oleh
karena itu, proses perubahan akan terus berjalan.
Penggunaan alat dan mesin pertanian sudah sejak lama digunakan dan perkembangannya
mengikuti dengan perkembangan kebudayaan manusia. Pada awalnya alat dan mesin pertanian masih
sederhana dan terbuat dari batu atau kayu kemudian berkembang menjadi bahan logam. Susunan alat ini
mula-mula sederhana, kemudian sampai ditemukannya alat mesin pertanian yang komplek. Dengan
dikembangkannya pemanfaatan sumber daya alam dengan motor secara langsung mempengaruhi
perkembangan dari alat mesin pertanian.
Sesuai dengan defenisi dari mekanisasi pertanian (agriculture mechanization), maka penggunaan
alat mekanisasi pertanian adalah untuk meningkatkan daya kerja manusia dalam proses produksi
pertanian dan dalam setiap tahapan dari proses produksi tersebut selalu memerlukan alat mesin pertanian.
Setiap perubahan usaha tani melalui mekanisasi didasari tujuan tertentu yang membuat perubahan
tersebut bisa dimengerti, logis, dan dapat diterima. Diharapkan perubahan suatu sistem akan
menghasilkan sesuatu yang menguntungkan dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Secara umum tujuan mekanisasi pertanian adalah :
a. meningkatkan efisiensi tenaga manusia
b. mengurangi kerusakan produksi pertanian
c. menurunkan ongkos produksi
d. menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas produksi
e. meningkatkan taraf hidup petani
f. memungkinkan pertumbuhan ekonomi subsisten (tipe pertanian kebutuhan keluarga) menjadi tipe
pertanian komersil (comercial farming)
Tujuan tersebut di atas dapat dicapai apabila penggunaan dan pemilihan alat mesin pertanian tepat
dan benar, tetapi apabila penggunaannya tidak tepat hal sebaliknya yang akan terjadi kerugian.
Peranan mekanisasi pertanian dalam pembangunan pertanian di Indonesia adalah:
1. Mempertinggi efisiensi tenaga manusia
2. Meningkatkan derajat dan taraf hidup petani
3. Menjamin kenaikan kuantitas dan kualitas serta kapasitas produksi pertanian
4. Memungkinkan pertumbuhan tipe usaha tani yaitu untuk kebutuhan keluarga (subsistence farming)
menjadi tipe pertanian perusahaan (commercial farming)
5. Mempercepat transisi bentuk ekonomi Indonesia dari sifat agraris menjadi sifat industri.

Hal 2
Mekanisasi Pertanian (W) Pertemuan Ke-01 Rabu, 21 Agustus 2019

Untuk menghasilkan produk olahan diperlukan ilmu, keahlian dan keterampilan tersendiri. Teknik
dalam mengolahnya juga berbeda beda. Beberapa teknik pengolahan pangan yang sering dilakukan
adalah menghilangkan lapisan luar yang tidak diinginkan (pencucian).
Pengembangan alat dan mesin pertanian yang juga pengembangan mekanisasi pertanian tidak
dapat berdiri sendiri, karena merupakan suatu sub sistem penunjang ( supporting system) dalam proses
budidaya, pengolahan dan penyimpanan. Sebagai teknologi yang bersifat indivisible ( tidak dapat terbagi),
peran alat dan mesin pertanian tersebut sebaiknya dapat didistribusikan pada banyak pemakai, atau
petani kecil yang tidak mempunyai cukup kemampuan untuk memilikinya. Berbagai studi menyebutkan,
bahwa alat dan mesin pertanian memiliki kaitan sangat erat dengan dinamika sosial ekonomi dari sistem
budidaya pertaniannya.

Tugas:
Sebutkan alat2 pertanian yang digunakan petani yang sangat sederhana sampai sederhana (boleh disebut nama disertai
gambarnya)

Hal 3

Anda mungkin juga menyukai