Anda di halaman 1dari 5

Simanjuntak, Pesta Ria

1803015050

Agroekoteknologi 2018

Tugas Mandiri

A. Keuntungan yang diperoleh akibat adanya keragaman manusia

 Menciptakan toleransi
Keberagaman dapat mengajarkan suatu pandangan bahwa kebenaran itu tidak di monopoli
oleh satu orang atau kelompok saja. Kebenaran ada dimana-mana. Masyarakat multikultural
mengganggap bahwa dengan saling mengenal dan saling menghargai budaya orang lain dapat
tercipta kehidupan yang penuh toleransi, sehingga tercipta masyarakat yang aman dan
sejahtera.

 Bukti Ketangguhan dan Keuletan Negara


Kondisi dinamis suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
berbagai kemampuan dan nilai sosial budaya sebagai suatu bangsa adalah menjadi kekuatan
bangsa di dalam setiap kali menghadapi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan dari
dalam maupun dari luar, secara langsung atau tidak secara langsung yang dapat
membahayakan pertahanan keamanan bangsa dan Negara.

 Sebagai Identitas Bangsa kepada Dunia Internasional


Adanya budaya yang beraneka ragam di sebuah negara menjadikan ciri tersediri untuk bangsa
yang menduduki Negara tersebut. Contoh nya Negara Indonesia. Dimana negara lain boleh
juga memiliki budaya, mungkin hanya beberapa. Namun tidak seperti Negara ini yang
memilikinya dengan beraneka ragam. Sehingga akan menjadikan ragam budaya ini sebagai
ciri khusus di mata internasional.

 Menambah Wawasan
Apabila kita menyadari, dengan adanya keberagaman budaya di Indonesia wawasan kita
secara tidak langsung akan bertambah. Hal ini dapat ditunjukkan saat kita pergi-pergi ke luar
kota maupun lintas pulau. Kita akan bertemu dengan orang-orang yang memiliki banyak
perbedaan dengan kita.

Dari cara berpakaian, bahasa yang digunakan, cara berbicara dan masih banyak lagi. Saat kita
berinteraksi dengan mereka tentunya dengan spontan kita akan berusaha untuk membuata
mereka mengerti dengan apa kita maksut dan begitu pun sebaliknya. Nah dengan spontanitas
inilah secara tidak langsung akan menambah wawasan kita.

 Sumber Pengetahuan bagi Dunia


Keragaman manusia pasti akan membentuk budaya. Budaya adalah nilai-nilai yang dimiliki
suatu masyarakat dan dilambangkan dalam suatu bentuk artefak budaya yang bisa dinikmati
oleh masyarakat dan generasi penerusnya. Dengan artefak, budaya kita akan mengenal nilai-
nilai masyarakat di massa lalu. Hal ini sangat penting untuk dijadikan sumber pengetahuan.
Bagi sejarawan dan budayawan, artefak budaya sangat penting dan harus dilestarikan, karena
suatu artefak budaya dari masa lalu bisa menjadi sumber informasi yang berharga.
 Pemacu Inovasi dan Gagasan Baru

Kita memang memerlukan keragaman. Berdasarkan sejumlah riset, keragaman melahirkan


kreativitas dan inovasi, memprovokasi lahirnya gagasan-gagasan baru, hingga membekali
seseorang untuk bersikap lebih bijak saat tumbuh dewasa.

Jika orang-orang yang berasal dari ras, gender, maupun dimensi kehidupan yang berbeda
berkumpul dalam satu forum, masing-masing akan membawa informasi dan pengalaman
yang berbeda. Ini menjadi keuntungan sendiri saat kelompok tersebut dihadapkan pada satu
tugas bersama yang kompleks. Misal, insinyur perempuan memiliki cara pandang dengan
insinyur laki-laki meski berprofesi sama dan itu adalah hal yang bagus.

B. Permasalahan yang sering timbul akibat adanya keragaman manusia

 Cultural Lag

Cultural lag sering disebut dengan ketertinggalan budaya, yakni suatu kondisi di mana terjadi
perbedaan taraf kemajuan antara berbagai bagian dalam suatu kebudayaan karena ada yang
tumbuh cepat dan ada yang tumbuhnya lambat.

Budaya yang masuk dalam masyarakat begitu pesat tanpa diimbangi dengan ilmu
pengetahuan tentang budaya itu. Masyarakat menjadi seperti orang yang terkejut dalam
menerima budaya baru itu. Tidak jarang manusia menggunakan fungsi kebudayaan itu
dengan tidak semestinya. Perkembangan budaya yang tidak seimbang merupakan masalah
pokok dari semua ini.

Misal nya, Semakin canggihnya teknologi juga berhubungan dengan masalah dalam
kebudayaan, misal saja setiap orang sekarang memiliki gadget, laptop atau komputer. Yang
mana dengan adanya alat elektronik tersebut akan membuat seseorang menjadi kurang
berinteraksi sosial, mereka lebih memilih bersama dengan gadget yang mereka miliki.

Selain itu juga, dengan adanya gadget maka seseorang dapat lupa waktu. Yang seharusnya
manusia mengendalikan gadget atau komputer, maka bisa jadi terbalik menjadi manusia yang
dikendalikan oleh komputer, dengan kata lain mereka dikendalikan oleh kebudayaan yang
mereka buat sendiri.

 Primordialisme
Salah satu konsekuensi dari kenyataan adanya kemajemukan masyarakat maka akan terjadi
diferensiasi sikap berpegang teguh pada hal-hal yang sejak semula melekat pada diri individu,
seperti suku bangsa, ras, dan agama. Primordialisme sebagai identitas sebuah golongan atau
kelompok sosial merupakan faktor penting dalam memperkuat ikatan golongan atau
kelompok yang bersangkutan dalam menghadapi ancaman dari luar. Namun, sering dengan
itu, primordialisme juga bisa membangkitkan prasangka dan permusuhan terhadap golongan
atau kelompok sosial lain.

Contoh nya, orang Papua akan memiliki ikatan kuat terhadap daerah dan kebudayaannya.
Orang Hindu akan memiliki ikatan yang kuat terhadap agama nya, demikian dengan agama
atau suku bangsa lainnya akan memilik ikatan-ikatan iitu. Jika ikatan itu berlebihan dan
sempit, misalnya memandang bahwa suku bangsanya paling baik, paling dihargai, paling
dihormati, paling berhak, atau menganggap rendah terhadap suku bangsa yang lain, inilah
yang dinamakan primordialisme.

 Anomie
Anomie merupakan hilangnya nilai-nilai yang ada dalam masyarakat sehingga masyarakat
tidak mempunyai pegangan dalam menentukan hal yang baik dan buruk. Nilai tradisi yang
dulu mereka anut lama kelamaan akan memudar dari dirinya digantikan oleh budaya baru itu.
Dalam hal ini masyarakat tidak dapat berbuat banyak. Nilai lama menghilang tapi nilai baru
untuk mengimbangi budaya itu belum muncul. Tidak ada pilihan lain masyarakat akan
menerima kebudayaan ini tanpa melihat baik buruknya.

Contohnya kasus nyata dalam kehidupan sehari-hari mengenai anomi (anomie) misalnya saja
perilaku menyimpang, seperti KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) yang mana prilaku
tersebut pada hekaktnya sudah dinyatakan terlarang, lantaran prilaku ini tidak hanya
merugikan pada diri sendiri akan tetapi merugikan dalam kehidupan bermasyarakat. Dampak
yang ditimbulkan dari kondisi ini adalah kepercayaan dan melunturkan budaya malu diri
sendiri, selain itu juga merugikan banyak pihak yang harus bersusah payah karena prilaku
salah seorang pejabat

 Etnosentrisme
Etnosentrisme adalah sikap menilai kebudayaan masyarakat lain dengan menggunakan
ukuran-ukuran yang berlaku di masyarakatnya. Oleh sebab itu yang dipakai adalah ukuran-
ukuran lebih tinggi dari pada kebudayaan masyarakat lain. Etnosentrisme bisa menghambat
hubungan antarkebudayaan atau bangsa. Etnosentrisme juga bisa menghambat proses
asimilasi dan integrasi sosial.

Contohnya perilaku carok di masyarakat Madura. Carok adalah upaya pembunuhan yang
dilakukan oleh seorang laki-laki jika merasa harga dirinya terusik. Sepintas, perilaku tersebut
dianggap brutal dan tidak masuk akal untuk menyelesaikan sebuah masalah bagi kelompok
lain. Namun bagi masyarakat madura konsep harga diri adalah konsep yang sakral dan harus
dijunjung tinggi oleh masyarakat.

 Stereotip Etnik

Stereotip merupakan salah satu sumber ketegangan antar suku bangsa di Indonesia, yang
masing-masing mempunyai latar belakang lingkungan alam dan sosial budaya sendiri.
Stereotip etnik adalah kepercayaan yang dianut bersama oleh sebagian besar warga suatu
golongan etnis tentang sifat-sifat khas dari berbagai golongan etnis, termasuk golongan etnis
mereka sendiri. Stereotip adalah pendapat atau prasangkan mengenai orang-orang dari
kelompok tertentu, dimana pendapat tersebut hanya didasarkan bahwa orang-orang tersebut
termasuk dalam kelompok tertentu tersebut.

misalnya stereotipe terhadap suku Batak. Suku Batak identik dengan cara bicaranya yang
keras dan watak kuat pemberani serta agresifnya meski hidup sebagai minoritas di tengah-
tengah mayoritas. Hal ini umumnya akan menimbulkan perlakuan berbeda dari etnis lain
ketika berinteraksi dengan etnis Batak.
C. Faktor atau Indikator yang Menunjukan bahwa Semua Manusia Mempunyai Kesetaraan

Berikut sejumlah indicator yang menunjukan semua manusia memiliki kesetaraan

 Adanya persamaan derajat dilihat dari agama, suku bangsa, ras, gender, dan golongan

Hakikat dari persamaan derajat terbagi menjadi beberapa pengertian dan beberapa prinsip.
Berikut ini adalah macam - macam prinsip persamaan derajat :
1. Persamaan Harkat : Nilai, harga, taraf yang membedakan mahluk yang satu dengan mahluk
yang lainnya.

2. Pengertian Harkat : Harkat manusia adalah nilai manusia sebagai mahluk Tuhan YME,
yang dibekali daya cipta, rasa, dan karsa serta hak - hak dan kewajiban asasi manusia.

3. Pengertian Martabat : Martabat adalah tingkatan harkat kemanusiaan dan kedudukan yang
terhormat.

4. Pengertian Derajat Kemanusiaan : Derajat kemanusiaan adalah tingatan martabat dan


kedudukan manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan YME, yang memiliki kemampuan kodrat,
hak dan kewajiban asasi.

Dengan adanya persamaan harkat, derajat, dan martabat manusia , setiap orang harus
mengakui serta menghormati akan adanya hak - hak, derajat dan martabat manusia. Sikap ini
harus ditumbuhkan dan dipelihara dalam hubungan kemanusiaan, baik dalam lingkungan

 Adanya persamaan hak dari segi pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan yang layak.

Di dalam Kamus Bahasa Indonesia hak memiliki pengertian tentang sesuatu hal yang benar,
milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan
oleh undang-undang, aturan, dsb), kekuasaan yg benar atas sesuatu atau untuk menuntut
sesuatu, derajat atau martabat. Tema hak baru “lahir” secara formal pada tahun 1948 melalui
Deklarasi HAM PBB. Sedangkan HAM adalah hak-hak dasar manusia yang bersifat abadi,
kodrat, dan universal yang merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu tidak
boleh dilanggar atau diabaikan oleh siapapun.

Mengenai hak ini selanjutnya dicantumkan dalam pernyataan sedunia tentang hak-hak (asasi)
manusia atau Universitas Declaration of Human Right (1948)

 Adanya persamaan kewajiban sebagai hamba Tuhan, individu, dan anggota masyarakat.

Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga


bertanggungjawab adalah kewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala
sesuatunya, atau memberikan jawaban dan menanggung akibatnya. Tanggungjawab adalah
kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak
disengaja. Tanggungjawab juga juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajibannya. Seseorang mau bertanggungjawab karena ada kesadaran atau keinsafan atau
pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya
tanggungjawab itu karena manusia itu hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan
alam. Tanggungjawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia,
bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggungjawab. Apabila ia tidak mau
bertanggungjawab, maka akan ada pihal lain yang memaksa tanggungjawab itu. Dengan
demikian tanggungjawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan
dari sisi kepentingan pihak lain. Dari sisi pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya
itu, dengan demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik. Daari
sisi pihak lain, apabila si pembuat tidak mau bertanggungjawab, pihak lain yang akan
memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara masyarakat.

Apabila dikaji, tanggungjawab itu adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau
dipenuhi sebagai akibat dari pebuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat dari perbuatan
pihak lain, atau sebagai pengabdian pada pihak lain. Kewajiban atau beban itu ditujukan
untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri atau pihak lain dengan keseimbangan, keserasian
keselarasan antara sesama manusia, antara manusia dan lingkungan, antara manusia dan
Tuhan selalu dipelihara dengan baik. Tanggungjawab itu cirri manusia beradab (berbudaya).
Manusia merasa bertanggungjawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya
itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya.

Sumber :

Internet

1. http://wawasankebangsaan.blogspot.com/2014/04/manfaat-keragaman-sosial-budaya-
sebagai.html ( diakses 30 oktober 2018)
2. https://tirto.id/hidup-dalam-keragaman-membikin-kita-lebih-pintar-chc6 ( diakses 30 Oktober
2018)
3. https://nanaaykac.blogspot.com/2017/04/masalah-akibat-keberagaman-budaya.html ( diakses
30 Oktober 2018 )
4. http://fisikasaino7.blogspot.com/2014/04/makalah-manusia-dan-kesetaraan.html ( diakses 1
November 2018)
5. http://amrozi-gitz.blogspot.com/2012/06/manusia-dan-tanggung-jawab.html ( diakses 1
November 2018 )

Anda mungkin juga menyukai