Anda di halaman 1dari 17

Identifikasi Mikroorganisme pada Kecap Manis

Disusun oleh:
Tutor 16
1. Alvin Widya Ananda 1518011108
2. Bahesty Cut Nyak Din 1518011064
3. Dea Alnisrina 1518011105
4. Fadila Rahayu 1518011034
5. Geri Indra Herlambang 151801152
6. Nurul Fitri Insani 1518011170
7. Raisah Almira 1518011015
8. Rifdah Kharunisa 1418011186

FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Lampung

2018
BAB I

PENDAHULUAN

Mikrobiologi merupakan suatu telaah studi mengenai mikroorganisme. Mikroorganisme


merupakan organisme hidup yang berukuran kecil yang hanya dapat dilihat secara mikroskopis.
Mikroorganisme yang ada di alam terdiri dari berbagai macam jenis dan jumlahnya tidak
terbatas. Mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang biak dimana saja dengan syarat cukup
nutrien dan berkembang pada médium yang tepat. Medium dapat berupa médium cair, médium
padat dan médium setengah padat. Mikroorganisme baik yang membentuk koloni atau tidak, saat
berkembang pada suatu medium dapat diketahui jumlahnya dengan beberapa metode salah
satunya adalah metode hitungan cawan. Mikroorganisme ada yang memiliki sifat
menguntungkan dan ada juga yang bersifat merugikan, untuk mengetahuinya dapat dilakukan
serangkaian pengujian melalui pewarnaan mikroorganisme.

Tujuan dari praktikum mikrobiologi ini yaitu untuk mengetahui cara pembuatan medium dan
larutan pengencer, cara sterilisasi, menghitung jumlah bakteri dengan metode hitungan cawan
dan cara pewarnaan gram positif maupun negatif. Manfaat dari praktikum mikrobiologi ini
adalah mengetahui cara pembuatan medium dan larutan pengencer, cara sterilisasi, menghitung
jumlah bakteri dengan metode hitungan cawan serta mengetahui cara pewarnaan gram positif
maupun negatif.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Makanan merupakan materi yang sangat penting dalam kehidupan, baik tanaman, hewan
maupun manusia. Kehidupan manusia tentu tidak terlepas dari kebutuhan akan makanan
terutama untuk beraktfitas. Tanah, perkebunan, peternakan dan lain-lain diolah dan ditawarkan
menjadi kebutuhan makan bagi manusia dalam bentuk bahan baku makanan. Kebutuhan akan
makanan yang sehat semakin lama semakin meningkat sesuai dengan keperluan dan taraf
kehidupan penduduk. (Maksum Radji, 2008)

Kualitas makanan merupakan gambaran keadaan makanan yang telah dihasilkan dari proses
pengolahan makanan. Kualitas makanan dapat dilihat dari jumlah kuman atau mikroba patogen
yang terdapat pada suatu makanan yang diperoleh melalui pemeriksaan laboratorium. Mikroba
patogen merupakan mikroba/bakteri yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit. Banyak
mikroba/bakteri yang dapat menyebabkan penyakit yang ditularkan melalui makanan. Salah satu
bakteri nya adalah E.coli. E.coli dapat masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui
konsumsi pangan yang tercemar, misalnya daging mentah, daging yang dimasak setengah
matang, susu mentah, dan cemaran fekal pada air dan pangan. Selain itu, dapat mengkontaminasi
makanan matang melalui tangan, permukaan tempat kerja, wadah, dan peralatan lain (BPOM,
2012).

Kontaminasi yang terjadi pada makanan dapat menyebabkan makanan tersebut menjadi media
bagi suatu penyakit.Penyakit yang ditimbulkan oleh makanan yang telah terkontaminasi disebut
keracunan makanan. Keracunan makanan memiliki beberapa gejala dan tanda dari gangguan
saluran cerna seperti diare,muntah-muntah, keram perut dan demam. Sebagian besar kasus
keracunan makanan diduga disebabkan oleh bakteri aerob, seperti Salmonella, Shigella,
Escherichia coli, Vibrio cholera dan Staphylococcus aureus.Kesadaran masyarakat mengenai
kebersihan makanan merupakan hal yang perlu diperhatikan, karena makanan atau minuman
yang mengandung bahan tercemar bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan
makanan atau foodborne illness, yaitu penyakit yang ditularkan melalui makanan. Penyakit
bawaan makanan oleh bakteri umumnya akan menimbulkan gejala diare. (Agustina F, 2009)

Kecap adalah salah satu hasil olahan yang dibuat dengan cara fermentasi kedelai dan merupakan
bahan penyedap yang sudah sangat popular di kalangan masyarakat Indonesia. Kecap merupakan
produk cair berwarna gelap yang mempunyai rasa asin atau manis dan digolongkan dalam
makanan yang mempunyai flavor atau aroma yang menyerupai ekstrak daging. Proses produksi
kecap dilakukan melalui dua tahapan. Tahap pertama adalah fermentasi jamur atau koji dan
tahap kedua adalah fermentasi garam atau moromi. Mikrobia yang berperan dalam proses
produksi kecap adalah jamur Aspergillus oryzae karena jamur ini sangat potensial untuk
memproduksi enzim protease dan paling dominan dalam proses fermentasi koji. Jamur ini
mempunyai kemampuan tumbuh yang baik pada substrat padat dan mampu menghasilkan
berbagai jenis enzim seperti amilase, protease dan peptidase(Meutia, 2015)

Bakteri koliform adalah istilah yang sering digunakan untuk bakteri batang gram negatif enterik
atau Enterobacteriaceae. Kelompok bakteri ini habitat alaminya di saluran cerna manusia dan
hewan.Famili Enterobacteriaceae memiliki banyak genus diantaranya Escherichia, shigela,
salmonela, enterobakter, klebsiela, serratia, proteus, dan lain-lain.Spesies yang paling patogen
dari genus Klebsiella sp. adalah spesies Klebsiella pneumonia.Spesies ini memproduksi β-
laktamase.Morfologi mikroskopik dari Klebsiella pneumoniaadalah bakteri batang gram negatif,
ukurannya antara 0.6-6µm x 0.3-0.5µm. memiliki kapsul polisakarida dan non motile.Pada media
agar EMB dan Mc’Conkey koloni Klebsiella spsangat berlendir (mukoid), ukuran koloni
sedang-besar. Klebsiella sp. dapat menyebabkan penyakit primary community acquired
pneumonia, pneumonia nosokomial, abses paru, empisema, infeksi saluran kemih, enteritis pada
anak, bakteriemia, septikemia, rhinoscleroma, ozaena atau chronic atrofi rhinitis, nekrosis dan
pembentukan abses dan meningitis (Jawetz, 2012).

Famili Enterobacteriaceae memiliki karakteristik yaitu bakteri batang gram-negatif, bersifat


motil dengan flagel peritrika atau nonmotil; tumbuh pada medium pepton atau ekstrak daging
tanpa penambahan natrium klorida atau suplemen lain; berkembang baik pada agar MacConkey;
tumbuh secara anaerob maupun anaerob (fakultatif anaerob); melakukan fermentasi glukosa
bukannya oksidasi glukosa, sering disertai dengan produksi gas; rnerupakan katalase-positif,
oksidase-negatif, dan mereduksi nitrat menjadi nitrit; mengandung 39- 59 % G+ C DNA.
(Jawetz, 2012)

Uji biokimia bakteri merupakan suatu cara atau perlakuan yang dilakukanuntuk mengidentifikasi
dan mendeterminasi suatu biakan murni bakteri hasil isolasi melalui sifat-sifat fisiologinya.
Proses biokimia erat kaitannya dengan metabolisme sel, yakni selama reaksi kimiawi yang
dilakukan oleh sel yang menghasilkan energi maupun yang menggunakan energi untuk sintesis
komponen-komponen sel dan untuk kegiatan selular, seperti pergerakan. Suatu bakteri
tidak dapat dideterminasi hanya berdasarkan sifat-sifat morfologinya saja, sehingga perlu diteliti
sifat-sifat biokimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya.Ciri fisiologi ataupun
biokimia merupakan kriteria yang amat penting di dalam identifikasi spesimen bakteri yang tidak
dikenal karena secaramorfologis biakan ataupun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa,
tanpa hasil pegamatan fisiologis yang memadai mengenai kandungan organik yang diperiksa
maka penentuan spesiesnya tidak mungkin dilakukan. Karakterisasi dan klasifikasi sebagian
mikroorganisme seperti bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik maupun biokimia.
Mikroorganisme dapat tumbuh pada beberapa tipe media yang memproduksi tipe metabolit yang
dapat dideteksi dengan reaksi antara mikroorganisme dengan reagen test yang dapat
menghasilkan perubahan warna reagen (Cowan, 2010)

Mikroba dapat tumbuh pada beberapa jenis media, memproduksi tipemetabolit tertentu yang
dideteksi dengan interaksi mikroba dengan reagen testyang menghasilkan %arna reagen. 2eaksi-
reaksi dalam sel akan teridentifikasidengan melakukanpengujian-pengujian tertentu. Sel akan
memberikan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, misalnya menghasilkan enzimamilase,
enzim protease, enzim selulase sekaligus melihat respon bakteri dalamkeadaan aerob maupun
anaerob ( khaeruni dan satrah, 2016)

Adapun uji biokimia yang sering dilakukan yaitu:

1. SIM (Sulfat Indol Motility)


Hasil yang diperoleh pada uji ini adalah positif, hal ini terlihat adanya penyebaran yang berwarna
putih seperti akar disekitar inokulasi. Hal ini menunjukan adanya pergerakan dari bakteri yang
diinokulasikan, yang berarti bahwa bakteri ini memiliki flagella. Dari uji juga terlihat ada warna
hitam, yang berarti bakteri ini menghasilkan Hidrogen Sulfat (H2S) (Waluyo, 2004)

2. TSIA Triple
Sugar Iron Agar medium, biasanya digunakan untuk konfirmasi pengujian E. coli dan dapat
digunakan untuk identifikasi bakteri gram negatif yang memfermentasi dekstrosa/laktosa/sukrosa
dan produksi H2S. Dari fungsi tersebut media ini dapat diusulkan untuk konfirmasi Salmonella
dan memilahkan dari Pseudomonas yang tumbuh pada media lain BSA dan BGA. Terjadinya
fermentasi dekstrosa oleh Salmonella akan menurunkan pH menjadi asam. Kondisi ini akan
menyebabkan perubahan phenol red (media merah) menjadi kuning. Sedangkan Pseudomonas
karena tidak mampu memfermentasi dekstrosa, maka media akan tetap berwarna merah. Dengan
demikian media ini dapat dengan mudah memilah Salmonella dari Pseudomonas (Waluyo,
2004).

3. Simmon Sitrat
Simmon sitrat atau nama lainnya Simmons Citrate Medium mengandung amonium dihidrogen
fosfat, natrium klorida, natrium sitrat. Magnesium sulfat, agar, bromtimol biru, aquades dan
memiliki pH 6,9 (Waluyo, 2004).

Pada grupKlebsiella-Enterobacter-Serratia pertumbuhan spesies Kiebsiela menghasilkan


pertumbuhan yangmukoid, kapsul polisakarida yangbesar dan kurangnya motil,dan spesies ini
menunjukkan hasil yang positif untuk lisindekarboksilase dan sitrat.Kebanyakan spesies
enterobakter menunjukkan hasil positif terhadap uji motilitas,sitrat,dan ornitin dekarboksilase
dan menghasilkan gas dari glukosa. Enterobacter aerogenes mempunyai kapsul yang kecil.
Serratia menghasilkan DNase, lipase, dan gelatinase. Klebsiela, enterobakter, dan serratia
biasanya memberikan hasil positif terhadap reaksi Voges-Proskauer (Jawetz, 2012).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Simmos Citrate Agar

Prinsip :

Media ini digunakan untuk diferensiasi antara Enterobacteriaceae dan anggota kelompok
aerogenes atas dasarpemanfaatan sitrat sebagai sumber karbon tunggal. Awalnya media sitrat
digunakan untuk membedakan Escherichia coli dan Enterobacteraerogenes dengan tes IMViC.
Kemudian Simmons memodifikasi formulasi Koser dengan menambahkan agar dan bromo
thymol blue yang direkomendasikan oleh APHA

Media Simmons Citrate agar digunakan untuk membedakan bakteri gram negatif berdasarkan
pemanfaatan sitrat. Hal ini berguna untuk memilih organisme yang menggunakan sitrat sebagai
sumber karbon dan energi utamanya. Ini adalah media terdefinisi, selektif dan diferensial yang
menguji kemampuan organisme untuk menggunakan sitrat sebagai sumber karbon tunggal dan
ion amonium sebagai sumber nitrogen tunggal. Media mengandung sitrat, ion amonium, dan ion
anorganik lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, juga mengandung bromothymol blue,
indikator pH.

Prosedur :

campur seluruh bahan , lalu ratakan sampai menyatu. Setelah itu panaskan, hingga mendidih,
untuk melarutkan media sepenuhnya. Aduk rata dan distribusikandalam tabung . Sterilkan
dengan autoklaf pada tekanan 15 lbs (121 ° C) selama 15 menit.

Interpretasi :

Organisme yang tumbuh pada Simmons citrate agar mampu menggunakan sitrat sebagai sumber
karbon tunggal dan mereka dapat memetabolisme garam amonium dalam medium yang
berfungsi sebagai sumber nitrogen tunggal untuk pertumbuhan.
Penggunaan hasil sitrat dalam penciptaan karbonat dan bikarbonat sebagai produk sampingan.
Organisme juga harus menggunakan garam amonium, menghasilkan amonia, sehingga akan
meningkatkan pH medium. Peningkatan pH kemudian menyebabkan perubahan warna pada
indikator biru bromothymol, mengubahnya menjadi biru. Dalam kondisi netral, medium tetap
berwarna hijau. Perubahan warna menjadi biru karena pertumbuhan pada agar sitrat Simmons
sering terbatas.

Terkadang memungkinkan untuk mendeteksi pertumbuhan pada media agar tanpa perubahan
warna yang menyertainya menjadi biru. Ini harus dinilai sebagai negatif untuk uji penggunaan
sitrat. Bakteri seperti Salmonella dan Providencia berkembang pada media seperti itu.

Bromothymol blue berwarna hijau pada pH di bawah 6,9, dan kemudian berubah menjadi biru
pada pH 7,6 atau lebih tinggi.

Sitrat positif: pertumbuhan akan terlihat pada permukaan miring dan medianya akan menjadi
biru Prussia yang intens. Karbonat alkali dan bikarbonat yang dihasilkan sebagai produk
sampingan katabolisme sitrat meningkatkan pH medium hingga di atas 7,6, menyebabkan biru
bromothymol berubah dari warna hijau asli menjadi biru.

Sitrat negatif: jejak atau tidak ada pertumbuhan akan terlihat. Tidak ada perubahan warna yang
akan terjadi; medium akan tetap menjadi warna hijau dari agar yang tidak diinokulasi. Hanya
bakteri yang dapat memanfaatkan sitrat sebagai satu-satunya karbon dan sumber energi yang
akan dapat tumbuh pada media sitrat Simmons, sehingga budaya uji sitrat-negatif akan hampir
tidak dapat dibedakan dari kemiringan yang tidak diinokulasikan.

3.2 Uji Triple Sugar Iron Agar (TSIA)

Agar TSIA untuk menilai kemampuan bakteri memfermentasi glukosa, laktosa, dan sukrosa. Hal
ini ditandai dengan perubahan warna akibat timbulnya suasana asam, serta terbentuknya H2S
yang ditandai dengan perubahan warna media dari orange menjadi hitam, karena bakteri mampu
mendesulfurasi asam amino dan metion yang akan menghasilkan H2S, dan H2S akan bereaksi
dengan Fe+2 yang terdapat pada media yang menghasilkan endapan hitam. Hasil fermentasi
diamati pada 2 tempat, yaitu bagian miring dan bagian dasar (Alenxander, 2004).
Alat dan Bahan

 Autoclave
 Incubator
 Osse
 Pipet tetes
 Spritus
 Rak tabung

Prosedur Kerja

 Disiapkan alat dan bahan


 Dipijar osse diatas lampu spiritus
 Diambil koloni bakteri menggunakan osse
 Diinkubasikan pada media TSIA
 Diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370c
 Dikeesokkan harinya dilakukan pengamatan dengan menambahkan indicator fenol merah
atau phenol ftalein
 Dicatat hasilnya

3.3 Uji Laktosa

Uji ini dilakukan untuk mengindetifikasi bakteri yang mampu memfermentasikan karbohidrat.
Pada uji gula-gula hanya terjadi perubahan warna pada media glukosa yang berubah menjadi
warna kuning, artinya bakteri ini membentuk asam dari fermentasi glukosa. Pada media glukosa
juga terbentuk gelembung pada tabung durham yang diletakan terbalik didalam tabung media,
artinya hasil fermentasi berbentuk gas. Reaksi fermentasi gula yaitu :

C6H12O6  C2H5OH+ CO2 + asam


Menurut Robert, dkk (1959), Escherichia coli dapat melakukan fermentasi glukosa dan laktosa,
sementara itu sukrosa tidak dapat difermentasikannya. Pada Bacillus subtilis dapat melakukan
fermentasi terhadap glukosa dengan hasil yang tidak terjadi perubahan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

Hasil Interpretasi
Pemeriksaan Mikroskopis
Pewarnaan Gram Berwarna pink Gram negative (-)
kemerahan
Pemeriksaan Kimiawi
UjiMotilitas (SIM) Positif Terdapatpergerakanaktif
Uji TSIA Glukosa: kuning Positif
Laktosa: merah Negatif
Sukrosa: merah Negatif

PEMBAHASAN
Pewarnaan gram
Dari hasil pewarnaan gram, didapatkan bakteri berbentuk batang dan berwarna merah (red-
stained).Dapat disimpulkan bahwa bakteri ini termasuk golongan basillus dengan Gram Negatif.
Terjadi warna merah pada bakteri karena peptidoglikan dan dinding sel bakteri yang tipis,
sehingga tidak dapa tmempertahankan zat crystal violet (purple-stained) yang ikut terbilas oleh
etilalkohol.

UjiGula-gula (Laktosa)
Dari pemeriksaan uji laktosa, di dapatkan hasil berwarna kuning pucat. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa bakteri ini dapat memfermentasi laktosa sehingga memberikan hasil positif
pada uji gula-gula (laktosa). Bakteri yang dapat memfermentasi laktosa berasal dari golongan
enterobacter dan Escherichia coli.

Uji SC
Dari pemeriksaan uji SC, didaptkan hasil yang berwarna biru yang menandakan hasilpositif. Hal
ini disebabkan karena bakteri dapat melakukan metabolisme asamsitrat, sehingga menyebabkan
perubahan warna pada agar menjadi biru akibat dari bromtimolbiru sebagai indicator PH. Bakteri
yang dapat melakukan metabolism asamsitratadalah klebsiella sp.

Uji Motilitas (SIM)

Interpretasi hasil negatif (-) pada pemeriksaan SIM yaitu terlihat adanya penyebaran berwarna
putih seperti akar hanya pada bekas tusukan inokulasi. Sedangkan hasil positif (+) didapatkan
apabila terlihat penyebaran yang berwarna putih seperti akar di sekitar daerah inokulasi. Uji
motilitas positif menandakan bahwa bakteri mampu bergerak secara aktif dan memiliki flagel.

Uji TSIA

Uji TSIA dilakukan untuk mengetahui kemampuan bakteri untuk memfermentasikan


karbohidrat. Pada media TSIA terdapat berisi tiga macam karbohidrat yaitu glukosa, sukrosa,
dan laktosa. Indikator pemeriksaan adalah fenol merah yang menyebabkan perubahan warna dari
merah orange menjadi kuning pada suasana asam. Glukosa berada di dasar media, sedangkan
laktosa dan sukrosa berada di bagian lereng media. Pada hasil pemeriksaan didapatkan dasar
media berwarna kuning dan bersifat asam, yang menandakan bahwa bakteri yang didapatkan
hanya mampu memfermentasi glukosa.Sedangkan lereng berwarna merah dan bersifat basa
menandakan bahwa bakteri tidak mampu memfermentasikan laktosa dan sukrosa.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1.Pada pewarnaan gram didapatkan warna pink kemerahan pada 3 sampel tiap pengenceran
yang memanandakan terdapat bakteri gram negatif.
2. Pada pemeriksaan biokimia SIM didapatkan hasil positif dan terdapat pergerakan aktif
dari bakteri.
3. Pada uji TSIA terdapat 3 bentuk gula yaitu glukosa, sukrosa dan laktosa. Pemeriksaan ini
mendapatkan hasil kuning pada glukosa yang berarti bakteri memfermentasi glukosa.
4. Dari hasil pemeriksaan di dapatkan suspek mikroorganisme Klebsiella sp.
Daftar pustaka

Agustina F, Pambayun R, Febry F. 2009. Higiene dan Sanitasi pada Pedagang Makanan Jajanan
Tradisional di Lingkungan Sekolah Dasar di Kelurahan Demang Lebar Daun Palembang Tahun
2009. eprints.unsri.ac.id/64/3/Abstrak8.pdf. diunduh 12 April 2018

BPOM. 2012. Pedoman Kriteria Cemaran pada Pangan Siap Saji dan Industri BPOM

Cowan. 2010. Mikrobiologi dalam Praktek. Jakarta: Gramedia.

Jawetz, Melnick, Adelberg. 2012. Mikrobiologi Kedokteran Jawetz, Melnick & Adelberg.
Jakarta: EGC.

Khaeruni, A dan Satrah, N.V .2016 . Penuntun Praktikum Mikrobiologi Pangan. Universitas
Halu . Kendari. Malang: UMM Press.

Meutia, Y. R. 2015. Standardisasi Produk Kecap Kedelai Manis Sebagai Produk Khas
Indonesia. Jurnal Standardisasi. 17(2): Hal 147-156.

Radji M, et all. Pemeriksaan Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Di Beberapa Depo Air Minum
Isi Ulang Di Daerah Lenteng Agung Dan Srengseng Sawah Jakarta Selatan. Laboratorium
Mikrobiologi Dan Bioteknologi Departemen Farmasi Fmipa Ui, Depok.

Waluyo, Lud.2004.Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press.


Lampiran

Anda mungkin juga menyukai