Disusun oleh :
Kelompok 3
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun makalah dengan judul
“Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Atrial Septal Defect” dengan sebaik-baiknya.
Penyusunan makalah ini atas dasar tugas Asuhan Keperawatan Kardiovaskuler untuk
melengkapi materi berikutnya. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada narasumber
yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini. Mohon maaf penulis sampaikan
apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, karena kami masih dalam taraf
belajar.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai referensi untuk menambah wawasan
kepada pembaca. Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik guna perbaikan di masa yang
akan datang. Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN...................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................... 4
C. Tujuan..............................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK ATRIAL SEPTAL DEFECT...............................6
A. Pengertian ASD...............................................................................................................6
B. Etiologi ASD.................................................................................................................. 7
C. Manifestasi klinis ASD................................................................................................... 7
D. Patofisiologi ASD........................................................................................................... 8
E. Pemeriksaan Penunjang.................................................................................................10
F. Penatalaksanaan.............................................................................................................11
G. Asuhan keperawatan..................................................................................................... 13
BAB III.....................................................................................................................................18
PENUTUP................................................................................................................................ 18
A. Simpulan........................................................................................................................18
B. Saran..............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Atrial septal defect adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang
memisahkan atrium kanan dan atrium kiri. Kelainan jantung bawaan yang memerluka n
pembedahan jantung terbuka adalah defek sekat atrium. Defek sekat atrium adalah
hubungan langsung antara serambi jantung kanan dan kiri melalui sekatnya karena
kegagalan pembentukan sekat.
Defek ini dapat berupa defek sinus venousus di dekat muara vena kava suporior,
foramen ovale terbuka pada umumnya menutup spontan setelh kelahiran, defek septum
sekundum yaitu kegagalan penutupan septum primum yang letaknya dekat sekat antar
bilik atau pada bantalan endokard.
Macam-macam defek sekat ini harus di tutup dengan tindakan bedah sebelum
terjadinya pembalikan aliran darah meleui pintasan ini dari kanan ke kiri sebagai tanda
timbulnya sindrome eisenmenger. Bila sudah terjadi pembalikan aliran darah, maka
pembedahan dikontraindikasikan. Tindakan bedah berupa penutupan dengan menjahit
langsung dengan jahitan jelujur atau dengan menambal defek dengan sepotong dakron.
B. Rumusan Masalah
A. Pengertian ASD
Pada defek septal atrial (atrial septal defect [ASD]), yang merupakan defek
jantung kongenital tipe asianotik, terdapat lubang atau celah pada septum yang
memisahkan atrium kanan dan atrium kiri. Lubang ini memungkinkan darah mengalir
dari kiri ke kanan sehingga pemompaan jantung menjadi tidak efektif sehingga
meningkatkan resiko gagal jantung.
Ada tiga tipe ASD yang meliputi :
1. Defek ostium sekundum, yaitu tipe yang paling sering ditemukan dan terjadi di
daerah fosa ovalis serta kadang-kadang meluas ke inferior hingga mende kati
vena kava.
2. Defek sinus vonosus , yang terjadi pada bagian superior – posterior septum
atrium dan kadang-kadang meluas ke dalam vena kava: keadaan ini hampir
selalu disertai drainase abnormal dari vena pulmonaris ke dalam atrium kanan.
3. Defek ostium primum, yang terjadi pada pars inferior septum primum dan
biasanya disertai kelainan katup atrioventrikuler (celah pada katup mitral) dan
defek konduksi.
Lebih kurang 10% defek jantung kongenital adalah ASD, dan defek kongenita l
ini terlihat hampir dua kali lebih sering pada wanita dibandingkan pada pria dengan
tendensi familial yang kuat. Meskipun biasanya ASD merupakan cacat yang ringan
pada masa bayi dan kanak-kanak, namun perkebangan gejala dan komplikasi yang
lambat membuat kondisi ini menjadi salah satu defek jantung kongenital yang palig
sering dteukan pada orang dewasa.
Prognosis ASD sangat baik pada pasien yang asimptomatik (tanpa keluhan atau
gejala) dan pada pasien yang pembedahannya tidak di ikuti komplikasi. Akan tetapi,
prognosis yang buruk terlihat pada pasien dengann gejala sianosis yang disebabkan
oleh defek yang lebar dan tidak ditangani.
B. Etiologi ASD
Penyebab ASD tidak diketahui. Defek ostium primum umumnya terjadi pada
pasien sindrom down.
Adapun beberapa faktor tentang ASD, yaitu :
1. Faktor Prenatal
a. Ibu menderita infeksi Rubella
b. Ibu alkoholisme
c. Umur ibu lebih dari 40 tahun
d. Ibu menderita IDDM
e. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu
2. Faktor genetik
a. Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
b. Ayah atau ibu menderita PJB
c. Kelainan kromosom misalnya Sindroma Down
d. Lahir dengan kelainan bawaan lain
1. Keletihan setelah melakukan aktivias fisik dan keadaan ini disebabkan oleh
penurunan curah jantung dari ventrikel kiri.
2. Bising (murmur) sistolik dini (early systolic) hingga bising midsistolik pada ruang
sela iga ke dua atau ke tiga kiri yang disebabkan tambahan darah yang melewat i
katub pulmoner.
3. Bising diastolik bernada rendah pada tepi strenum kiri bawah dan terdengar lebih
jelas pada saat inspirasi. Keadaan ini disebabkan oleh peningkatan aliran darah
melalui katub trikuspid pada pasien dengan pintasan yang lebar.
4. Bunyi S2 yang terpecah serta terpisah lebar dan terfiksasi akibat keterlambata n
penutupan katub pulmoner yang disebabkan oleh peningkatan volume darah.
5. Bunyi bising klik sistolik atau bising sistolik lambat pada apeks jantung yang terjadi
karena prolapsuskatup mitral pada anak yang lebih besar dengan ASD.
6. Clubbing dan sianosis jika terjadi pintasan atau shunt kanan ke kiri.
D. Patofisiologi ASD
Pada ASD, darah memintas dari atrium kiri ke atrium kanan karena tekanan
atrium kiri secara normal sedikit lebih tinggi dari pada tekanan atrium kanan. Perbedaan
tekanan ini memaksa sejumlah besar darah mengalir melalui lubang atau defek tersebut.
Pintasan ini mengakibatkan beban muatan yang berlebihan dalam jantung kanan
sehingga mempengaruhi atrium kanan, ventrikel kanan, dan arteri pulmonalis.
Pada akhirnya, atrium kanan akan membesar dan ventrikel kanan berdilatas i
untuk menampung volume darah yang bertambah itu. Jika terjadi hipertensi arteri
pulmonalis, maka peningkatan resistensi vaskuler paru dan hipertrofi ventrikel kanan
akan mengikuti. Pada sebagian pasien dewasa, hipertensi arteri pulmonalis yang tidak
reversible menyebabkan pembalikan arah pintasan sehingga darah kotor masuk ke
dalam sirkulasi sistemik dan menyebabkan sianosis.
Pathways
dextra
Preload
Kelemahan Edema Paru
TD
Dx 2 : Dx 1: C O Dx 4:
lambat
G. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas pasien, meliputi: nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan,
pendidikan, suku/bangsa.
b. Keluhan utama
Keluhan yang paling sering menjadi alasan klien untuk memimnta pertolongan
kesehatan meliputi : dispnea, nyeri dada, jantung berdebar-debar, kelemahan
fisik, dan demam.
c. Riwayat penyakit sekarang
Pengkajian RPS mendukung keluhan utama dengan melakukan serangkaian
pertanyaan tentang kronologis keluhan utama. Pengkajian yang didapat dengan
adannya gejala-gejala tanda gagal jantung seperti kelemahan fisik dan
pernapasan berupa dispnea, takipnea, retraksi dada.
d. Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian RPD yang mendukung dengan mengkaji apakah sebelumnnya klien
pernah menderita nyeri dada khas, DM, dan hipertensi, tanyakan mengena i obat-
obat yang diminum oleh klien masa lalu yang masih relevan. Obat-obat ini meliputi
obat diuretic, nitrat, penghambat beta, serta obat-obat anti hipertensi . catat adanya
efek samping yang terjadi dimasa lalu. Juga harus ditanyakan adanya alergi obat
dan tanyakan adanya reaksi alergi apa yang timbul. Seringkali klien
mengacaukan suatu alergi dengan efek samping obat.
e. Riwayat penyakit keluarga
Perawat menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami oleh keluarga yang
meninggal, maka penyebab kematian juga ditanyakan.
f. Riwayat psikososial meliputi : usia anak, tugas perkembangan anak, koping
yang digunakan, kebiasaan anak, respon keluarga terhadap penyakit anak,
koping keluarga dan penyesuaian keluarga terhadap stress.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Pada pemeriksaan biasanya didapatkan impuls prominent ventrikel kanan dan
pulsasi arteri pulmonal yang terpalpasi. Bunyi jantung 1 normal/split, dengan
aksentuasi penutupan katup trikuspid. Bertambahnya aliran ke katup pulmona l
dapat menyebabkan terdengarnya murumur midsistolik. Splitting bunyi jantung
2 melebar dan tidak menghilang saat ekspirasi. Murmur middiastolik rumbling,
terdengar paling keras di SIC IV dan sepanjang linea sternalis kiri, menunj uka n
peningkatan alisan yang melewati katup tricuspid. Pada pasien dengan kelainan
ostium primum, thrill pada apex dan murmur holosistolic menunj uka n
regurgitasi mitral/tricuspid atau VSD.
b. Hasil pemeriksaan fisik dapat berubah saat resistensi vaskular pulmona l
meningkat menghasilkan berkurangnya pirau kiri ke kanan. Baik itu aliran balik
pulmonal dan murmur tricuspid intensitasnya akan berkurang, komponen bunyi
jantung ke 2 dan ejeksi sistolik akan meningkat, murmur diastolic akibat
regurgitasi pulmonal dapat muncul. Sianosis dan clubbing finger berhubunga n
dengan terjadinya pirau kanan ke kiri.
c. Pada orang dewasa dengan ASD dan fibrilasi atrial, hasil pemeriksaan dapat
dipusingkan dengan mitral stenosis dengan hipertensi pulmonal karena murmur
diastolik tricuspid dan bunyi jantung 2 yang melebar.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Foto Ronsen Dada
b. Elektrokardiografi
c. Katerisasi Jantung
d. Eko kardiogram
e. Radiologi
4. Diagnose Keperawatan
No. Diagnosa NOC NIC
keperawatan
1. Perubahan curah Setelah dilakukan tindakan VITAL SIGN MONITORING
jantung keperawatan selama …… jam, (Monitor vital sign)
berhubungan diharapkan curah jantung normal. Monitor TD, nadi, suhu, dan
dengan perubahan Kriteria hasil : RR
irama dan preload Cardiac Pump Effectiveness Catat adanya fluktuasi
Indikator IR ER tekanan darah
Tekanan darah Monitor VS saat pasien
dalam batas berbaring, duduk atau berdiri
yang diharapkan Auskultasi TD pada kedua
Heart rate dalam lengan dan bandingkan
batas yang Monitor TD, nadi, RR,
diharapkan sebelum, selama, setelah
Indeks jantung aktifitas
dalam batas Monitor kualitas dari nadi
yang diharapkan Monitor jumlah dan irama
Aktifitas toleran jantung
Nadi perifer kuat Monitor bunyi jantung
Ukuran jantung
normal
Keterangan:
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
Tidak ada keluhan
2. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan Activity Therapy
berhubungan keperawatan selama....x24ja m, Menentukan penyebab
dengan diharapkan aktivitas klien toleransi aktivitas (fisik,
ketidakseimbangan meningkat dengan kriteria hasil : psikologi, atau motivasional)
antara suplai dan Activity Tolerane : Berikan periode istirahat
kebutuhan oksigen Indikator IR ER selama beraktivitas
HR dalam rentang Pantau respon kardio
yang diharapkan pulmonal sebelum dan setelah
saat beraktivitas melakukan aktivitas
RR dalam rentang
yang diharapkan
saat beraktivitas
Tekanan darah
sistol dalam
rentang yang
diharapkan saat
beraktivitas
Tekanan darah
diastole dalam
rentang yang
diharapkan saat
beraktivitas
Upaya pernafasan
pada respon
terhadap aktivitas
Laporan ADL
Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
4. Kerusakan Setelah dilakukan tindakan Airway manajement
Posisikan pasien untuk
pertukaran gas keperawatan selama....x24ja m,
memaksimalkan ventilasi
berhubunga dengan diharapkan gangguan pertukaran Pasang mayo bila perlu
edema paru. gas dapat diatasi dengan kriteria Lakukan fisioterapi dada jika
perlu
hasil : Keluarkan sekret dengan batuk
Activity Tolerane : atau suction
Auskultasi suara nafas, catat
Indikator IR ER adanya suara tambahan
TTV
AGD
Status neurologis
Sianosis
Dipsnea
Keterangan :
6. Keluhan ekstrim
7. Keluhan berat
8. Keluhan sedang
9. Keluhan ringan
PENUTUP
A. Simpulan
Atrium Septal Defect (ASD) adalah penyakit jantung bawaan berupa lubang
(defek) pada septum interatrial (sekat antar serambi) yang terjadi karena kegagalan
fungsi septum interatrial semasa janin. Atrial Septal Defect (ASD) adalah suatu lubang
pada dinding (septum) yang memisahkan jantung bagian atas (atrium kiri dan atrium
kanan).
B. Saran
Diharapkan Mahasiswa dapat memahami isi dari makalah yang kami buat ini.
Diharapkan pembaca dapat memaklumi bila terdapat kekurangan atau ketidakjelasa n
pada penulisan makalah, karena kami masih dalam tahap belajar. Semoga bermanfaat,
terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/asepsuki/laporan-pendahulua-depppee
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21472/4/Chapter%20II.pdf