Anda di halaman 1dari 10

Nama : Yuni Nur Rohman

NIM : 1800400
Kelas : PPB-A 2018
Mata Kuliah : Karakteristik dan Kompetensi Remaja

Review Perkembangan Anak Dan Remaja

A. Perkembangan Masa Kanak-Kanak


1. Masa Kanak-Kanak Awal
Periode awal kanak-kanak berlangsung dari umur 2 sampai 6 tahun dan
periode akhir dari 6 sampai tiba saatnya anak matang secara seksual. Dengan
demikian, awal masa kanak-kanak dimulai sebagai penutup masa bayi, usia
dimana ketergantungan secara praktis sudah dilewati, diganti dengan tumbuhnya
kemandirian dan berakhir di sekitar usia masuk sekolah dasar. Perkembangan
yang terjadi pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a) Perkembangan Fisik
Anak anak bertambah tinggi rata rata 2,5 inci dan bertambah berat antara
5-7 pon pertahun selama masa awal anak anak. Meskipun demikian, pola
pertumbuhan bervariasi secara individual.
Perbandingan tubuh sangat berubah dan penampilan bayi tidak tampak
lagi. Wajah tetap kecil tetapi dagu tampak lebih jelas dan leher lebih
memanjang. Gumpalan pada bagian-bagian tubuh berangsur berkurang
dan tubuh cenderung berbentuk kerucut, dengan perut yang rata (tidak
buncit), dada yang lebih bidang dan bahu lebih luas dan lebih persegi.
Lengan dan kaki lebih panjang dan lebih lurus, tangan dan kaki tumbuh
lebih besar.
Postur tubuh, ada yang posturnya gemuk lembek (endomorfik), ada yang
kuat berotot (mesomorfik) dan ada lagi yang relatif kurus (ektomorfik).
b) Perkembangan Motorik
Ketrampilan motorik kasar meningkat secara dramatis selama masa awal
anak anak. Anak anak menjadi lebih berani ketika keterampilan motorik
kasar mereka meningkat. Kehidupan anak-anak sangat aktif, lebih aktif
daripada titik lain mana pun pada siklus kehidupan. Ketrampilan motorik
halus juga meningkat secara substansial selama masa awal anak anak.
Adapun Penguasaan Keterampilan yang Umum pada Masa Ini Adalah:
 Keterampilan Tangan
Keterampilan berpakaian dan makan sendiri yang dimulai pada
masa bayi, disempurnakan pada awal masa ini. Kemajuan terbesar
dalam keterampilan berpakaian, menyisir rambut dan mandi pada
umumnya antara usia 1,5 dan 3,5 tahun. Antara usia 5 dan 6 tahun,
sebagian besar anak-anak sudah pandai melempar dan menangkap bola.
Mereka dapat menggunakan gunting, dapat membentuk tanah liat, dll.
Dengan krayon, pensil dan cat anak-anak dapat mewarnai gambar,
menggambar atau mengecat gambarnya sendiri dan dapat menggambar
orang.
 Keterampilan Kaki
Pada usia antara 3 dan 4 tahun ia mulai naik sepeda roda tiga. Pada
usia 5 atau 6 tahun ia belajar melompat dan berlari cepat. Mereka juga
sudah dapat memanjat, lompat tali, keseimbangan tubuh dalam berjalan
di atas dinding atau pagar, sepatu roda, menari dan sebagainya.
c) Perkembangan Kognitif
Pada masa ini, anak mulai memperhatikan hal-hal kecil yang tadinya
tidak diperhatikan. Dengan demikian, anak-anak tidak lagi bingung kalau
menghadapi benda-benda, situasi atau orang-orang yang memilki unsur-
unsur yang sama. Piaget menamakannya sebagai tahap berpikir
praoperasional, suatu tahap yang berlangsung dari usia 2 atau 3 tahun
sampai 7 atau 8 tahun. Piaget membagi perkembangan kognitif tahap
praoperasi dalam dua bagian:
 Umur 2-4 tahun dicirikan oleh perkembangan pemikiran simbolis.
 Umur 4-7 tahun, dicirikan oleh perkembangan intuitif. Periode ini
ditandai dengan berkembangnya representasional atau symbolic
function, yaitu kemampuan menggunakan sesuatu untuk mewakili
sesuatu yang lain dengan menggunakan simbol-simbol (bahasa,
gambar, tanda/isyarat, benda, gesture atau peristiwa) untuk
melambangkan suatu kegiatan, benda yang nyata atau peristiwa.
Melalui kemampuan di atas, anak mampu berimajinasi atau berfantasi
tentang berbagai hal.
d) Perkembangan Bahasa
 Peningkatan dalam Keterampilan Berbicara, Awal masa kanak-kanak
umunya merupakan saat berkembang pesatnya penguasaan tugas pokok
dalam belajar berbicara, yaitu menambah kosa kata, menguasai
pengucapan kata-kata dan menggabungkan kata-kata menjadi kalimat.
 Isi Pembicaraan, pada mulanya, pembicaraan anak-anak bersifat
egosentris dalam arti ia terutama bicara tentang dirinya sendiri, berkisar
pada minat, keluarga dan miliknya. Menjelang akhir awal masa kanak-
kanak mulailah pembicaraan yang bersifat sosial dan anak berbicara
tentang orang lain di samping dirinya sendiri.
 Jumlah Bicara, awal masa kanak-kanak terkenal sebagai masa tukang
ngobrol, karena sekali anak dapat berbicara dengan mudah, ia tak putus-
putusnya bicara.
e) Perkembangan Emosi
Emosi yang umum pada pada awal masa kanak-kanak adalah: amarah,
takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih, dan kasih sayang.
f) Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh iklim sosiopsikologis
keluarganya. Jika di lingkungan keluarga tercipta suasana yang harmonis,
saling memperhatikan, saling membantu dalam menyelesaikan tugas
keluarga, terjalin komunikasi antar anggota keluarga dan konsisten dalam
melaksanakan aturan, maka anak akan memilki kemampuan atau
penyelesaian sosial dalam hubungan dengan orang lain.
Pola perilaku sosial pada anak antara lain: meniru, persaingan, kerja
sama, simpati (kadang-kadang timbul sebelum usia 3 tahun), empati
(mengerti perasaan dan emosi orang lain dan membayangkan dirinya pada
kondisi orang lain). Sedangkan perilaku tidak sosial antara lain:
negativisme (melawan otoritas orang dewasa, perlawanan fisik berubah
menjadi perlawaanan verbal dan pura-pura tidak mendengar atau tidak
mengerti), agresif (dari bentuk serangan fisik berubah menjadi serangan
verbal atau memaki/menyalahkan orang lain), perilaku berkuasa,
mementingkan diri sendiri, dll.
g) Perkembangan Moral
Perkembangan moral pada awal masa kanak-kanak masih dalam tingkat
yang rendah. Hal ini disebabkan karena perkembangan intelektual anak
yang belum dapat mempelajari atau menerapkan prinsip-prinsip abstrak
tentang benar dan salah. Ia hanya belajar tentang bagaimana bertindak
tanpa mengetahui alasannya (mengapa).

2. Masa Kanak-Kanak Akhir


Perkembangan yang terjadi pada periode ini:
a) Perkembangan Fisik
Adanya perubahan ukuran alat pencernaan makanan, bertambahnya
besar dan berat jantung dan paru-paru serta bertambah sempurnannya
sistem kelenjar endoktrin/kelamin dan berbagai jaringan tubuh. Selain
itupun terdapat beberapa perubahan juga seperti bertambahnya tinggi
badan, bertambahnya lingkaran tubuh perbandingan ukuran panjang dan
lebar tubuh, ukuran besarnya organ seks, dan munculnya atau tumbuhnya
tanda-tanda kelamin sekunder.
1) Perbandingan Tubuh
Meskipun kepala masih besar dibandingkan dengan bagian tubuh
lainnya, beberapa perbandingan wajah yang kurang baik menghilang
dengan bertambah besarnya mulut dan rahang, dahi melebar dan
merata, bibir semakin berisi, hidung menjadi lebih besar dan lebih
berbentuk. Badan memanjang dan menjadi lebih langsing, leher lebih
panjang, dada melebar, lengan dan tungkai memanjang, tangan dan kaki
dengan lambat tumbuh membesar.
2) Gigi
Pada permulaan pubertas, umunya seorang anak sudah mempunyai 22
gigi tetap. Keempat gigi terakhir yang disebut gigi kebijaksanaan
muncul selama masa remaja.
b) Perkembangan Motorik
Selama masa pertengahan dan akhir anak anak, perkembangan motorik
anak anak menjadi lebih halus dan terkoordinasi. Anak laki laki biasanya
lebih baik pada ketrampilan motorik kasar, anak perempuan lebih baik
pada ketrampilan motorik halus. Beberapa ketrampilan mulai dipelajari
dan dikuasai pada masa anak anak, diantaranya adalah :
1) Keterampilan Menolong Dirinya Sendiri
2) Keterampilan Menolong Orang Lain
3) Keterampilan Sekolah
4) Keterampilan Bermain
c) Perkembangan Kognitif
Pada usia ini anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual atau
melaksanakan tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual
(membaca, menulis dan menghitung). Periode ini ditandai dengan tiga
kemampuan atau kecakapan baru, yaitu mengelompokkan, menyusun atau
menghubungkan /menghitung angka atau bilangan. Disamping itu, pada
akhir masa ini, anak sudah memiliki kemampuan memecahkan masalah
(problem solving) yang sederhana.
d) Perkembangan Bahasa
Usia SD merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal
dan menguasai perbendaharaan kata. Dengan dikuasainya keterampilan
membaca dan berkomunikasi dengan orang lain, anak sudah gemar
membaca atau mendengarkan cerita yang bersifat kritis.
e) Perkembangan Emosional
Pada umumnya, masa kanak-kanak akhir merupakan periode yang relatif
tenang yang berlangsung sampai mulanya masa puber.
f) Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial pada periode ini ditandai dengan adanya perluasan
hubungan, disamping dengan keluarga, anak anak mulai membentuk
ikatan baru dengan teman sebaya (peer group), sehingga ruang gerak
hubungan sosialnya telah bertambah luas.
g) Perkembangan Moral
Menurut Piaget pada masa ini pengertian anak tentang baik dan buruk,
tentang keadilan, menjadi lebih beragam dan lentur. Dalam hal penilaian
baik-buruk ia mulai mempertimbangkan dampak dari situasi khusus. Ia
mulai memahami bahwa penilaian tentang baik dan buruk dapat berubah,
tergantung dari keadaan atau situasi munculnya perilaku itu.

B. Perkembangan Masa Remaja


Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh
menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang
mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992).
Perkembangan pada masa remaja merupakan periode transisi atau peralihan dari
kehidupan masa kanak-kanak ke masa dewasa, periode dimana individu dalam
proses pertumbuhannya (terutama pertumbuhan fisik) telah mencapai kematangan.
Mereka tidak mau lagi diperlakukan sebagai anak-anak, namun mereka belum
mencapai kematangan yang penuh dan belum memasuki tahapan perkembangan
dewasa.
Pada masa ini terjadi perubahan yang cepat. Dan disebut juga masa puber. Ciri-
ciri masa remaja yaitu: Perubahan emosional secara cepat, perubahan yang cepat
secara fisik, dan terjadi perubahan dalam keterkaitan terhadap sesuatu.
Perkembangan yang terjadi pada tahap ini apabila dirinci adalah sebagai berikut:
1) Perkembangan Fisik
Perubahan dramatis dalam bentuk dan ciri-ciri fisik berhubungan erat
dengan mulainya pubertas. Beberapa penelitian mengenai pertumbuhan fisik
pada remaja lebih cepat bila dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya,
dan perubahan proporsi tubuh pada remaja wanita terjadi lebih cepat dari pada
remaja pria, hal ini terlihat jelas bahwa wanita usia 12, 13, atau 14 tahun anak
wanita lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Pada masa remaja ini, wanita
lebih dahulu matang secara seksual daripada pria.
Anak laki-laki umumnya menunjukkan peningkatan kekuatan yang terbesar
setelah usia 14 tahun, sedangkan anak perempuan menunjukkan kemampuan
sampai usia ini dan kemudian ketinggalan, karena perubahan minat lebih
daripada kurangnya kemampuan. Anak perempuan pada umumnya mencapai
kekuatan maksimum kira-kira pada 17 tahun, sedangkan anak laki-laki belum
mencapai kekuatan maksimum sebelum berusia 21 atau 22 tahun.
Kebanyakan remaja tidak mengalami kateksis tubuh atau tidak merasa puas
dengan tubuhnya. Yang akhirnya ketidakpuasan itu menyebabkan konsep diri
remaja menjadi kurang baik dan harga dirinya menjadi berkurang selama
masa remaja.
2) Perkembangan Kognitif
Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif
mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu
saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan
antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu
remaja juga menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang remaja tidak saja
mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu
mengolah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.
Pemikiran mereka semakin abstrak, logis, dan idealistis; lebih mampu
menguji pemikiran diri sendiri, pemikiran orang lain dan apa yang orang lain
dan apa yang orang lain pikirkan tentang mereka. Selain itupun, remaja sudah
mulai mempunyai pola berpikir sebagai peneliti, dimana mereka mampu
membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan
(Santrock, 2001). Salah satu bagian perkembangan kognitif masa kanak-
kanak yang belum sepenuhnya ditinggalkan oleh remaja adalah
kecenderungan cara berpikir egosentrisme (Piaget dalam Papalia & Olds,
2001). Yang dimaksud dengan egosentrisme di sini adalah “ketidakmampuan
melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain” (Papalia dan Olds, 2001).
3) Perkembangan Emosional
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Berada pada masa peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa
inilah, status remaja agak kabur, baik bagi dirinya maupun bagi
lingkunganya. Masa remaja biasanya memiliki energi yang besar, emosi
berkobar-kobar, sedangkan pengendalian diri belum sempurna. Remaja juga
sering mengalami perasaan tidak aman,tidak tenang, dan khawatir kesepian.
Psikolog Amerika G. Stanley Hall mengatakan bahwa masa remaja adalah
masa stres emosional, yang timbul dari perubahan fisik yang cepat dan luas
yang terjadi sewaktu pubertas.
Masa remaja juga disebut atau dianggap sebagai periode “badai dan
tekanan”, suatu masa di mana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari
perubahan fisik dan kelenjar. Meningginya emosi tersebut terutama anak laki-
laki dan perempuan berada di bawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi
baru, sedangkan selama masa kanak-kanak, mereka kurang mempersiapkan
diri untuk menghadapi keadaan-keadaan itu.
4) Perkembangan Sosial
Perkembangan hubungan sosial pada masa remaja berawal dari lingkungan
rumah kemudian berkembang lebih luas ke lingkungan sekolah dan kemudian
berkembang lagi pada teman-teman sebayanya. Remaja lebih banyak
melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler
dan bermain dengan teman (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dengan
demikian, pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar.
Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui
cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif
yang memadai untuk menentukan tindakannya sendiri, namun penentuan diri
remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok
teman sebaya (Conger, 1991). Kelompok teman sebaya diakui dapat
mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang
perilakunya (Beyth-Marom, et al., 1993; Conger, 1991; Deaux, et al, 1993;
Papalia & Olds, 2001). Conger (1991) dan Papalia & Olds (2001)
mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi
utama bagi remaja dalam hal persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya
hidup. Bagi remaja, teman-teman menjadi sumber informasi misalnya
mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik, musik atau film apa
yang bagus, dan sebagainya (Conger, 1991).
Selain itupun mereka mulai mempunyai rasa tertarik terhadap lawan
jenisnya, yang membuat mereka pada umumnya berusaha keras memiliki
teman dekat dari lawan jenisnya.
5) Perkembangan Kepribadian
Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah
pencarian identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian identitas diri
adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam
hidup (Erikson dalam Papalia & Olds, 2001), atau yang biasa kita sebut
pencarian jati diri. Ketika remaja berhasil dalam merestrukturisasi identitas
diri sebagai sosok individu, itu akan sangat membantu untuk mengambil
peran yang tepat dalam kehidupannya dan pembentukan identitas diri tersebut
akan berperan untuk membuat remaja itu bisa menerima diri sendiri sebagai
pribadi yang utuh, berkesinambungan dan unik. Selain itu, keberhasilan
dalam menghadapi krisis identitas diri atau dilematik yang dialaminya, akan
meningkatkan dan mengembangkan kepercayaan dirinya, sehingga ia
mampu untuk mewujudkan jati dirinya (self-identity).
Namun ketika remaja tidak berhasil atau gagal dalam menghadapi krisis
ketika mencari identitas dirinya, ia akan mengalami kebingungan identitas
atau yang biasa disebut Erikson sebagai identity confusion. Kebingungan
identitas diri pada remaja dapat menyebabkan penarikan diri, mengisolasi diri
dari teman sebaya dan keluarga, merasa tidak mampu, tidak berdaya,
penurunan harga diri, tidak percaya diri, dll.
6) Perkembangan Moral
Salah satu tugas perkembangan penting yang harus dikuasai remaja adalah
mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok dari padanya dan kemudian
mau membentuk perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa terus
dibimbing, diawasi, didorong, dan diancam hukuman seperti yang dialami
waktu anak-anak. Mereka juga harus mengendalikan perilakunya sendiri,
yang sebelumnya menjadi tanggung jawab orangtua dan guru.
Pada masa remaja, laki-laki dan perempuan telah mencapai apa yang oleh
Piaget sebut sebagai tahap pelaksanaan formal dalam kemampuan kognitif.
Mereka dapat memandang masalahnya dari berbagai sudut pandang dan
menyelesaikannya dengan mengambil banyak faktor sebagai dasar
pertimbangannya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahyani, L. N., & Astuti, D. (2018). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Kudus: Badan Penerbit Universitas Muria Kudus.
Hurlock, E. B. (n.d.). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga.
Santrock, J. W. (2012). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup.
Jakarta: Erlangga.
Syaodih, E. (n.d.). Psikologi Perkembangan Anak. 6-10.
Unzira, D. (n.d.). Karakteristik Perkembangan Remaja.

Anda mungkin juga menyukai