PENDAHULUAN
saat ini obat tradisional masih banyak digunakan oleh masyarakat luas secara
sangat besar bagi kesehatan dan mampu mengobati berbagai penyakit (Thomas,
1992) serta efek samping yang ditimbulkan relatif kecil dibandingkan dengan
Indonesia sendiri memiliki kekayaan tumbuhan yang sangat luar biasa dan
merupakan sumber tanaman obat terbesar kedua di dunia setelah Brazil. Dari
sekian banyak spesies yang ada lebih dari 40 jenis tanaman asli Indonesia
jaringan tubuh yang tidak normal dan mengancam kesehatan sel yang masih
normal (Adi, 2007). Penyakit kanker dapat menyerang siapa saja dan dari
golongan mana saja, tanpa memandang jenis kelamin, kebangsaan, atau golongan.
Meskipun demikian, risiko kanker lebih besar saat orang telah berusia lebih dari
Kecamatan STL Ulu Terawas, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan untuk
1
menggunakan tanaman selasih ini dengan cara meminum air rebusan daunnya.
sebagai obat sariawan, nafas tidak sedap, meredakan migren, influenza bahkan
dalam dunia kecantikan daun selasih berkhasiat dalam menghitamkan rambut dan
asam kafeat, p-asam kumarat, miresin, rutin, kuersetin (Anonim, 2012). Terdapat
juga eugenol, metil eugenol, ocimene, alfa pinene, encalyptole, linalool, geraniol,
aktivitas sitotoksik dari ekstrak etanol daun selasih (Ocimum basillicum) dengan
metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Penelitian ini bertujuan untuk
2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiacaea
Genus : Ocimum
masuk ke Eropa pada abad ke-16 dan sekarang sudah menyebar hampir keseluruh
3
beragam jenis selasih diantaranya O.gratissimum,O. canum, O. sanctum,
O.minimum dilihat dari habitus, bentuk dan warna batang, bentuk dan warna daun,
bentuk rangkaian dan warna bunga, serta bentuk dan warna biji (Hadipoentyanti,
et al., 2008). Tanaman ini bersifat polymorphis atau banyak bentuk sehingga
kemangi, namun sebenarnya kedua spesies ini berbeda meskipun dengan genus
yang sama yaitu Ocimum. Kemangi lebih dikenal sebagai tanaman sayuran yang
digunakan untuk lalapan dengan bau yang khas. Sementara selasih lebih banyak
Selasih merupakan tanaman tahunan yang tumbuh baik didaerah tropis dan
subtropis dengan ketinggian 1-1100 meter diatas permukaan laut. Ciri khas yang
dimiliki oleh tanaman selasih (Ocimum basillicum) ini adalah daunnya berwarna
hijau, berbentuk oval, jika diremas sedikit akan berbau mint. Bentuk batang
persegi empat tidak berkayu, dengan warna hijau hingga keunguan. Batang muda
berwarna hijau muda, unggu muda, atau ungu, tetapi setelah tua berwarna
kecokelatan. Mahkota bunga berwarna putih dan muncul dari ketiak daun
(Kardinan, 2005). Biji keras, warnanya cokelat tua, bila dimasukkan kedalam air
akan mengembang seperti selai. Bijinya mengandung planteose, asam lemak yaitu
asam palmitat, asam oleat, asam stearat, dan asam linoleat (Dalimartha, et al.,
2013).
pengobatan kanker, daun selasih jenis ini banyak memiliki khasiat lain yaitu
4
kulit seperti panu, hingga melancarkan ASI. Dibeberapa daerah selasih (Ocimum
Amping, selasih untuk Jawa dan Sumatera, serta nama-nama asing (Basil, Basilic
common, Basilico, Bush basil, Sweet basil) Wild basil (Inggris), dan Basilikon
Alkaloida berasal dari alkaloid like yaitu suatu senyawa yang bersifat alkali
atau basa. Alkaloid adalah suatu senyawa produk alamiah yang heterogen dalam
tertentu dalam jumlah relatif kecil dan mempunyai aktivitas biologis (Djamal,
2000).
Dalam bentuk bebas, alkaloida merupakan basa lemah yang sukar larut dalam
air tetapi mudah larut dalam pelarut organik. Senyawa golongan saponin adalah
senyawa glikosida, sifat khas saponin adalah apabila dikocok dengan air maka
5
antosianin, auron dan kalkon. Sifat fisika dan kimia senyawa flavonoida antara
lain adalah larut dalam air sedangkan bentuk glikosida yang termetilasi larut
2.3. Ekstraksi
Metode yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi antara lain maserasi,
merupakan cara ekstraksi yang paling sederhana dengan cara merendam sampel
(Djamal, 2010).
atau zat-zat lain untuk keperluan tertentu. Tujuan utama ekstraksi adalah
pengobatan dari zat-zat yang tidak berfaedah, agar lebih mudah dipergunakan
2010).
2.5. Kanker
tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat, tidak
6
terkendali, dan akan terus membelah diri. Selanjutnya, sel kanker akan menyusup
ke jaringan sekitarnya (invasif) dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah,
2010).
nuklir.
Menurut Yale Journal of Biology and Medicine tahun 2006, ada tiga tahapan
dipicu oleh sel-sel abnormal yang berhasil hidup dan terus membelah
diri.
7
sangat besar dan atau sel-sel kanker mulai menyebar kejaringan atau
Secara garis besar kanker dibagi menjadi 4 jenis yaitu sebagai berikut :
darah.
pembedahan (operasi), penyinaran atau radioterapi sebagai pilihan lain dari cara
dilakukan jika kanker telah menyebar luas dan bersifat responsif terhadap obat-
obatan kimia, sehingga sel kanker dapat menyerap obat dengan cepat, kemudian
yang dilakukan khusus bagi kanker yang hidupnya tergantung pada hormon
Kanker dapat dikatakan sebagai penyakit gaya hidup karena dapat dicegah
dengan melakukan gaya hidup sehat dan menjauhi faktor-faktor resiko terserang
kanker.
8
1. Hindari makanan tinggi lemak, makanan instan yang mengandung bahan
seimbang.
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Subkelas : Branchiopoda
Ordo : Anostraca
Familia : Artemiidae
Genus : Artemia
Artemia salina atau dikenal sebagai Brine shrimp dari phylum Arthropoda,
hewan ini hidup sebagai zooplankton di perairan yang berkadar garam tinggi
antara 5-150 ppt. Suhu yang berkisar antara 25-30ºC, oksigen terlarut sekitar2-7
9
Siklus hidup artemia dimulai dari telur atau kista yang berbentuk butiran-
butiran halus.Apabila kista ini berada didalam air laut dengan tingkat salinitas 30-
35 ppt maka akan terjadi hidrasi. Setelah 24 jam kista akan menetas menjadi
mampu berenang bebas di dalam air. Individu yang baru ditetaskan ini dikenal
dengan instar. Instar ini akan berganti kulit sebanyak 15 kali. Selanjutnya artemia
berkembang menjadi individu dewasa dengan ukuran 10-20 mm. Siklus ini
adalah Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) dengan menggunakan hewan uji
Artemia salina Leach.Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) merupakan salah satu
metode untuk menguji bahan-bahan yang bersifat toksik dari bahan alam dan
digunakan sebagai suatu bioassay yang pertama untuk penelitian bahan alam.
Metode ini menggunakan larva Artemia salina Leach sebagai hewan uji. Uji
toksisitas dengan metode BSLT merupakan uji toksisitas akut dimana efek toksik
dari suatu senyawa ditentukan dalam waktu singkat, sederhana, murah dan mudah
dipercaya. Suatu ekstrak dinyatakan bersifat toksik menurut metode BSLT ini
jika memiliki LC50lebih kecil atau sama dengan 1000 µg/ml(Radji, 2008).
10
BAB 3. PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian ini akan dilakukan dari bulan Maret sampai Juli 2017 di
3.2.1. Alat
Alat yang digunakan lumpang dan stamfer, pipet tetes, tabung reaksi, rak
tabung reaksi, plat tetes, penjepit tabung reaksi, lampu spiritus, korek api, scall.
Pada proses maserasi digunakan alat pisau, papan landasan, timbangan, botol
gelap, corong, satu set alat rotary evaporator, timbangan analitik, vial, desikator.
watt.
3.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan antara lain , H2SO4 2N, pereaksi mayer, dragendrof
dan wagner, asam asetat anhidrat, HCl, FeCl3, serbuk Mg, amoniak, kloroform,
air, etanol destilasi, air laut, kapas, daun selasih segar, ekstrak daun selasih,
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah larva udang Artemia
salina Leach.
11
3.4. Cara Kerja
Sampel yang digunakan adalah daun selasih yang diambil dari Desa Padang
Lalang, Kecamatan STL Ulu Terawas, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan
berwarna bening.
evaporator.
1. Alkaloid
12
filtrat ditambahkan asam sulfat 2N sebanyak 10 tetes. Filtrat dikocok
lapisan. Lapisan asam dipindahkan diatas plat tetes sebanyak 6 tetes. Tiga
lalu pindahkan kedalam tabung reaksi. Teteskan pada plat tetes dan
3. Flavonoid
Teteskan pada plat tetes sebanyak 2 tetes, tetes pertama ditambah beberapa
tetes HCl pekat dan 0,2 gram serbuk Mg. Hasil positif ditunjukkan dengan
timbulnya warna merah tua dalam waktu 3 menit. Sedangkan tetes kedua
13
4. Saponin
dimasukkan ke tabung reaksi dan dikocok beberapa saat dan bila terbentuk
pada suhu 105ºC, lalu masukkan ke dalam desikator lalu timbang scall dan ulangi
dibagi menjadi dua bagian, bagian gelap dan terang kemudian dimasukkan
air laut. Satu ruang dalam wadah tersebut diberi penerangan dengan
Artemia salina Leach direndam pada bagian yang gelap, dan biarkan
selama 24 jam.
14
c. Pembuatan larutan uji 10.000 ppm, dipipet1 ml dari larutan induk dan
d. Pembuatan larutan uji 1.000 ppm, dipipet 1 ml dari larutan uji 10.000
e. Pembuatan larutan uji 100 ppm, dipipet 1 ml dari larutan uji 1.000 ppm
sebanyak 3 vial.
g. Setelah itu semua vial uji dan kontrol dimasukkan kedalam oven
udang Artemia salina Leach yang berumur 24 jam kedalam vial dan
j. Amati jumlah larva udang Artemia salina Leach yang mati tiap vial.
Dengan kriteria standar untuk menilai kematian larva udang bila tidak
15
3.4.6. Pengolahan Data
dengan jumlah total larva uji. Rumus yang digunakan adalah rumus perhitungan
m = a-b (Σpi-0,5).
Dimana :
m = log LC50
hewan percobaan
16
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
1. Honor
No Bahan Jumlah Harga Satuan Total
1 Honorium pelaksana 1 700.000 700.000
2 Honorium laboran 2 100.000 200.000
Jumlah 900.000
17
3. Perjalanan
No Bahan Total
1 Transpor Pengambilan sampel 200.000
2 Transpor Identifikasi tanaman 200.000
3 Transpor mengambil air laut 100.000
4 Transpor ke laboratorium kopertis (2x bolak balik) 300.000
5 Transpor mengurus jurnal publikasi plus konsumsi 250.000
Jumlah 1.050.000
4. Peralatan Penunjang
No Bahan Total
1 Biaya masuk laboratorium akfar ib dan kopertis 400.000
2 Pipet Mikro 1.500.000
Jumlah 1.900.000
18
4.2 Jadwal Penelitian
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Penelitian direncanakan akan dilaksanakan selama 4 bulan dengan rincian sebagai
berikut :
No Jenis kegiatan Bulan
1 2 3 4
1 Pembuatan proposal
2 Pengambilan sampel
3 Maserasi sampel
4 Pengentalan ekstrak
19
DAFTAR PUSTAKA
20
Mahyudin, K., 2010, Panduan Lengkap Agribisnis Patin, Penebar Swadaya,
Jakarta.
Mangan, Y., 2003, Cara Bijak Menaklukan Kanker, Agromedia Pustaka, Jakarta.
Mangan, Y., 2009, Solusi Sehat Mencegah Dan Mengatasi Kanker, Agromedia
Pustaka, Jakarta.
Ong, H.C., 2008, Rempah-ratus : Khasiat Makanan & Ubatan, Sdn Bhd, Kuala
Lumpur.
Radji, M., 2008, Analisis Hayati Edisi 3, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
21