B. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Dapat membuat kurva kelarutan dua zat cair yang bercampur sebagian.
2. Dapat menentukan suhu kritis larutan dua zat cair yang bercampur sebagian.
C. DASAR TEORI
Bila dua zat cair dicampur dengan komposisi yang berbeda-beda maka ada tiga
kemungkinan yang dapat terjadi yaitu :
Kedua zat cair dapat bercampur dalam tiap komposisi, seperti campuran
alkohol dalam air
Kedua zat cair tidak dapat bercampur sama sekali, seperti antara air dan air
raksa
Kedua zat cair hanya dapat bercampur pada komposisi tertentu, misalnya
campuran antara air fenol
Sistem biner fenol–air merupakan sistem yang memperlihatkan sifat kelarutan
timbal balik antara fenol dan air pada suhu tertentu dan tekanan tetap. Kelarutan adalah
jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut. Pelarut
umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun campuran.
Disebut sistem biner karena terdiri atas dua komponen yaitu fenol dan air. Sistem biner
fenol – air tergolong fase padat – cair, fenol berupa padatan dan air berupa cairan.
Kelarutan sistem ini akan berubah apabila dalam campuran itu ditambahan salah satu
komponen penyusunnya yaitu fenol atau air. Temperatur mempengaruhi komposisi
kedua fase pada kesetimbangan. Menaikkan temperatur akan menambah kemampuan
bercampurnya. (Atkins : 1996).
Pada percobaan berikut yang akan dilakukan adalah membuat kurva kelarutan
air-butanol atau air-fenol (diagram biner) dan sekaligus menentukan suhu kritisnya.
Bila ke dalam sejumlah air ditambah butanol atau fenol dalam air. Bila penambahan
ini diteruskan, pada suatu saat akan diperoleh larutan jenuh butanol atau fenol dalam
air. Tetapi bila penambahan butanol atau fenol diteruskan lagi akan diperoleh larutan
air dalam fenol atau butanol yang memisah sebagai larutan tersendiri. Pada
penambahan selanjutnya akan diperoleh larutan jenuh air dalam butanol atau fenol,
dimana pada saat ini kedua lapisan akan menghilang dan menjadi satu lapisan lagi.
Kedua larutan jenuh air dalam butanol atau air dalam fenol atau sebaliknya dikatakan
sebagai larutan konjugat. Larutan konjugat hanya terjadi pada range suhu tertentu.
Misalnya untuk sistem air-butanol terdapat pada range suhu 0-126 C. Berdasarkan
literatur, maka diatas suhu ini air dan butanol dapat saling melarutkan pada setiap
komposisi yang diberikan.Suhu ini disebut suhu kritis air-butanol.
Sistem biner fenol - air merupakan sistem yang memperlihatkan sifat kelarutan
timbal balik antara fenol dan air pada suhu tertentu dan tekanan tetap. Disebut sistem
biner karena jumlah komponen campuran terdiri dari dua zat yaitu fenol dan air. Fenol
dan air kelarutanya akan berubah apabila dalam campuran itu ditambahan salah satu
komponen penyusunnya yaitu fenol atau air. Jika komposisi campuran fenol air
dilukiskan terhadap suhu akan diperoleh kurva sebagai berikut.
T L1
L2
A2 B2
T2
A1 B1 T1
T0
XA = 1 XC XF = 1
MolFraksi
L1 adalah fenol dalam air, L2 adalah air dalam fenol, XA dan XF masing-masing
adalah mol fraksi air dan mol fraksi fenol, XC adalah mol fraksi komponen pada suhu
kritis (TC). Sistem ini mempunyai suhu kritis (TC) pada tekanan tetap, yaitu suhu
minimum pada saat dua zat bercampur secara homogen dengan komposisi CC. Pada
suhu T1 dengan komposisi di antara A1 dan B1 atau pada suhu T2 dengan komposisi
di antara A2 dan B2, sistem berada pada dua fase (keruh). Sedangkan di luar daerah
kurva (atau diatas suhu kritisnya, TC), sistem berada pada satu fase (jernih). Kelarutan
timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur sebagian bila
temperaturnya di bawah temperatur kritis. Jika mencapai temperatur kritis, maka
larutan tersebut dapat bercampur sempurna (homogen) dan jika temperaturnya telah
melewati temperatur kritis maka sistem larutan tersebut akan kembali dalam kondisi
bercampur sebagian lagi. Salah satu contoh dari temperatur timbal balik adalah
kelarutan fenol dalam air yang membentuk kurva parabola yang berdasarkan pada
bertambahnya % fenol dalam setiap perubahan temperatur baik di bawah temperatur
kritis. Jika temperatur dari dalam kelarutan fenol aquadest dinaikkan di atas 50°C
maka komposisi larutan dari sistem larutan tersebut akan berubah. Kandungan fenol
dalam air untuk lapisan atas akan bertambah (lebih dari 11,8 %) dan kandungan fenol
dari lapisan bawah akan berkurang (kurang dari 62,6 %). Pada saat suhu kelarutan
mencapai 66°C maka komposisi sistem larutan tersebut menjadi seimbang dan
keduanya dapat dicampur dengan sempurna.
F. PROSEDUR PERCOBAAN
Tabung besar
Termometer
Pengaduk
Penangas air
G. DATA PENGAMATAN
Massa jenis air = 1 gram/mL
Massa jenis fenol = 1.07 gram/mL
1. Tabel pengamatan suhu larutan jenuh pada penambahan fenol ke dalam air.
Volume fenol yang ditambahkan
Suhu (⁰C)
(mL)
1 39
2 60
3 63
4 65
5 65
6 66
7 65
8 64
9 63
10 62
2. Tabel pengamatan suhu larutan jenuh pada penambahan air ke dalam fenol.
Volume air yang ditambahkan (mL) Suhu (⁰C)
1 -
2 -
3 -
4 21
5 35,5
6 45,5
7 52
8 56
9 59
10 61
H. ANALISIS PROSEDUR
No. Prosedur kerja yang disorot Analisis
1. Digunakan penangas air untuk Penangas air digunakan agar
proses pemanasan. panas yang digunakan merata
dan dengan pertambahan suhu
larutan sedikit demi sedikit.
Dari percobaan yang dilakukan akan dihasilkan volume fenol, air dan
suhu larutan ketika mulai keruh. Kurva larutan yang terbentuk dapat diperoleh
melalui persentase massa fenol dalam air terhadap suhu larutan ketika mulai
keruh.
𝑚
𝜌=
𝑉
Keterangan :
ρ = density larutan (g/mL)
m = massa (g)
V = volume larutan (mL)
𝑚𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙
%𝑚𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 = × 100%
𝑚𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Keterangan :
mtotal = jumlah massa fenol dan massa air
Dari data pengamatan yang telah diperoleh, massa fenol dan persentase
fenol dalam fenol-air dapat ditulis sebagai berikut (massa jenis fenol = 1,07
g/mL) :
Massa Air
𝑚𝑎𝑖𝑟
1 𝑔/𝑚𝐿 =
10 𝑚𝐿
𝑚𝑎𝑖𝑟 = 10 𝑔
1,07 𝑔
%𝑚𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 = × 100%
11,07 𝑔
%𝑚𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 = 9,665763%
Persentase air
= 100% - 9,665763%
= 90,33424%
29,97199 70,02801
4 65 4,28
42,82447 57,17553
7 65 7,49
46,12069 53,87931
8 64 8,56
𝑚
𝜌=
𝑉
Keterangan :
ρ = density larutan (g/mL)
m = massa (g)
V = volume larutan (mL)
Setelah massa air diketahui, dicari persentase massa air terhadap air-
fenol dengan persamaan berikut :
𝑚𝑎𝑖𝑟
%𝑚𝑎𝑖𝑟 = × 100%
𝑚𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Keterangan :
Massa Fenol
𝑚𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙
1,07 𝑔/𝑚𝐿 =
10 𝑚𝐿
𝑚𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 = 10,7 𝑔
Massa Air dalam Fenol (penambahan 1 mL)
𝑚𝑎𝑖𝑟
1 𝑔/𝑚𝐿 =
1 𝑚𝐿
𝑚𝑎𝑖𝑟 = 1 𝑔
Persentase air dalam air-fenol
𝑚𝑎𝑖𝑟
%𝑚𝑎𝑖𝑟 = × 100%
𝑚𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
1𝑔
%𝑚𝑎𝑖𝑟 = × 100%
11,07 𝑔
%𝑚𝑎𝑖𝑟 = 8,547009%
Persentase fenol
= 100% - 8,547009%
= 91,45299%
3 - 3 21,89781 78,10219
27,21088 72,78912
4 21 4
31,84713 68,15287
5 35.5 5
7 52 7 39,54802 60,45198
8 56 8 42,78075 57,21925
9 59 9 45,68528 54,31472
48,30918 51,69082
10 61 10
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diperoleh kurva sistem biner
fenol-air. Melalui kurva tersebut dapat ditentukan suhu kritisnya.
40 35.5
30
21
20
10
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
% MASSA FENOL
suhu Series2
Berdasarkan kurva diatas dapat diketahui suhu kritis dengan melihat suhu
puncak pada kurva yaitu pada suhu 66°C dengan komposisi fenol 39.10% dan
komposisi air sebesar 60.90%. Hal ini menunjukkan bahwa pada suhu 66°C, fenol dan
air dapat saling melarutkan pada berbagai komposisi. Daerah dibawah kurva
menunjukkan daerah komponen 2 fasa, sedangkan daerah diatas kurva menunjukkan
daerah satu fasa. Suhu kritis yang dihasilkan melalui percobaan ini hampir mendekati
suhu kritis secara teoritis yaitu sebesar 66.8°C dengan komposisi fenol ±35% dan
komposisi air ±65% pada tekanan 1 atm. Perbedaan ini diduga dusebabkan karena
perbedaan tekanan pada saat melakukan percobaan dengan yang ada secara teori atau
mungkin juga dikarenakan kurang telitinya praktikan dalam mengamati termometer.
3. KESIMPULAN
Kurva kelarutan dua zat cair yang bercampur sebagian yaitu fenol-air adalah
berbentuk parabola. Dimana daerah yang ada dibawah kurva merupakan
daerah yang menunjukkan campuran kedua larutan tersebut ada dalam 2 fasa.
Suhu kritis campuran fenol-air ±66°C dengan komposisi fenol 39.10% dan air
60.90%.
4. DAFTAR PUSTAKA
Sumari. 2003. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika. Malang: Universitas Negeri
Malang.
P. W. Atkins. 1999. Kimia Fisika. Erlangga: Jakarta.
Tim Kimia Fisika. 2017. Petunjuk Praktikum: Kimia Fisika. Malang: Jurusan
Kimia FMIPA UM
5. TUGAS
1. Hitunglah berat fenol dan air pada tiap komposisi (pada tabel 1 dan 2)!
Jawab :
a) Berat fenol (fenol dalam air)
Volume fenol yang ditambahkan Massa fenol
1 mL 1.07 g
2 mL 2.14 g
3 mL 3.21 g
4 mL 4.28 g
5 mL 5.35 g
6 mL 6.42 g
7 mL 7.49 g
8 mL 8.56 g
9 mL 9.63 g
10 mL 10.7 g
b) Berat air (air dalam fenol)
Volume air yang ditambahkan Massa air
1 mL 1g
2 mL 2g
3 mL 3g
4 mL 4g
5 mL 5g
6 mL 6g
7 mL 7g
8 mL 8g
9 mL 9g
10 mL 10 g
2. Hitunglah persen berat fenol dan persen berat air pada tiap komposisi!
Jawab :
a) Persen berat fenol (fenol dalam air)
𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂 𝒇𝒆𝒏𝒐𝒍
Rumus : 𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂 𝒄𝒂𝒎𝒑𝒖𝒓𝒂𝒏 x 100%
40 35.5
30
21
20
10
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
% MASSA FENOL
suhu Series2