PENDAHULUAN
Titrasi Pengendapan
Suhu (T)
Sifat Pelarut
Garam-garam anorganik lebih larut dalam air. Berkurangnya kelarutan di
dalam pelarut organik dapat digunakan sebagai dasar pemisahan dua zat.
Pengaruh pH
Pengaruh Hidrolisis
Jika garam dari asam lemah dilarutkan dalam air, akan menghasilkan
perubahan H+. Kation dari spesies garam mengalami hidrolisis sehingga
menambah kelarutannya.
Pengaruh Kompleks
Kelarutan garam yang sedikit larut merupakan fungsi konsentrasi zat lain
membentuk kompleks dengan kation garam tersebut.
Metode Mohr
Dikemukakan oleh Mohr pada tahun 1856, biasa digunakan untuk penentuan
klorida (Cl-) dan bromida (Br-) dengan menggunakan indikator: K2CrO4 . Indikator
akan bereaksi dengan sedikit kelebihan dari titran Ag+ dengan reaksi:
Secara prinsip, dengan konsentrasi ion kromat ini, warna merah perak
kromat terbentuk dengan konsentrasi iom perak melebihi konsentrasi ekivalen.
Akan tetapi, pada kenyataanya, pendeteksian titik akhir sukar dilakukan dengan
konsentrasi ion kromat sebesar 6x10-3 M karena warna kuning dari ion kromat
6x10-3 M menutupi warna merah perak kromat. Secara eksperimen telah ditemukan
bahwa konsentrasi optimum indikator adalah 2,5 x 10-3 M.
2Ag+ (aq) + 2OH- (aq) ⇄ 2AgOH (s) ⇄ Ag2O (s) + H2O (l)
Jadi titrasi argentometri ion klorida harus dilakukan dalam suasana netral
atau hampir netral (pH 7 hingga 10). Cara praktis untuk menjaga pH yang
diinginkan adalah dengan menambahkan natrium bikarbonat atau borak berlebih
kepada karutan yang akan ditritasi. Metoda Mohr tidak dapat diterapkan untuk
titrasi argentometri iodida karena kromat mengoksidasi iodisa menjadi iodium.
Metode Volhard
Metode ini dikemukan oleh pertama kali oleh Volhard pada th 1878. Metoda
Volhard didasarkan pada pembentukan larutan senyawa kompleks berwarna pada
saat tercapai titik ekivalen. Metoda Volhard menggunakan larutan standar ion
dosianat untuk mentritasi io perak:
merah
Berbeda denga metoda Mohr, metoda Volhard harus dilakukan dalam
suasana asam untuk mencegah pengendapan besi (III) hidroksida. Aplikasi metoda
Volhard yang sangat penting adalah penentuan ion halida (ion klorida (Cl-),
bromida (Br-) dan Iodida (I-) dalam larutan yang bersifat asam) secara tidak
langsung. Larutan standar perak nitrat berlebih ditambahkan kepada cuplikan, dan
kelebihan ion perak ditentukan dengan cara titrasi-kembali dengan larutan standar
tiosinat. Dibandingkan dengan perak halida lainnya, perak klorida lebih mudah
larut daripada perak tiosinat. Akibatnya, dalam penentuan ion klorida, reaksi
berikut:
Metode Fajans
Pada permulaan titrasi ion klorida dengan perak nitrat, partikel perak klorida
yang berbentuk koloid bermuatan negatif karena penyerapan ion klorida. Anion zat
warna ditolak dari permukaan koloid oleh gaya elektrostatik. Setelah titik ekivalen
dicapai, akan tetapi, partikel perak klorida menyerap ion-ion perak dan karena itu
partikel koloid bermuatan positif. Anion fluoresenat sekarang ditarik ke permukaan
partikel koloid. Akibatnya terlihat warna merah perak fluoresenat pada permukaan
endapan. Proses penyerapan ini dapat-balik, zat warna dilepaskan dari permukaan
endapan pada titrasi-kembali dengan ion klorida.
METODOLOGI
2.1.1 Alat
Zat Keterangan
Larutan NaCl 0,01 M Tidak berwarna
Larutan K2CrO4 1% Kuning terang
Larutan AgNO3 0,01 M Tidak berwarna
10 mL larutan NaCl 0,01 M + 3 tetes Kuning terang
K2CrO4 1%
10 mL larutan NaCl 0,01 M + 3 tetes Kuning terang, terbentuk endapan
K2CrO4 1% + AgNO3 0,01 M merah bata
Zat Keterangan
Larutan NaCl 0,01 M Tidak berwarna
Larutan fluorescein Jingga
Larutan AgNO3 0,01 M Tidak berwarna
10 mL larutan NaCl 0,01 M + 3 tetes Kuning terang
fluorescein
10 mL larutan NaCl 0,01 M + 3 tetes Kuning, terbentuk endapan jingga
fluorescein + AgNO3
Zat Keterangan
Larutan AgNO3 0,01 M Tidak berwarna
Larutan HNO3 6 N Tidak berwarna
Larutan FeNH4(SO4)2 Jingga
Larutan NH4SCN Tidak berwarna
10 mL larutan AgNO3 0,01 M + 2 mL Tidak berwarna
HNO3 6 N
10 mL larutan AgNO3 0,01 M + 2 mL Terbentuk endapan putih, larutan tidak
HNO3 6 N + 8 tetes FeNH4(SO4)2 berwarna
10 mL larutan AgNO3 0,01 M + 2 mL Terbentuk endapan merah, larutan
HNO3 6 N + 8 tetes FeNH4(SO4)2 + tidak berwarna
NH4SCN
Zat Keterangan
Larutan NaCl kotor Tidak berwarna
Larutan K2CrO4 1% Kuning terang
Larutan AgNO3 0,01 M Tidak berwarna
10 mL larutan NaCl kotor + 3 tetes Kuning
K2CrO4 1%
10 mL larutan NaCl kotor + 3 tetes Kuning, terbentuk endapan merah
K2CrO4 1% + AgNO3 0,01 M
Rentang
Volume pada saat Titik
Nama Praktikan Pengukuran
Akhir Titrasi
Volume
Muhammad Al Mubarok
9,90 mL 39,80 – 49,70 mL
Ferdiansyah
Rita Salimaturrosidah 9,30 mL 1,30 – 10,60 mL
Volume rata-rata 9,60 mL
Zat Keterangan
Larutan KBr Tidak berwarna
Larutan HNO3 6 N Tidak berwarna
Larutan AgNO3 0,01 M Tidak berwarna
Larutan FeNH4(SO4)2 Jingga
Larutan NH4SCN 0,01 M Tidak berwarna
Larutan KBr + HNO3 6N Tidak berwarna
10 mL larutan KBr + 3 mL HNO3 6N Terbentuk endapan putih
+ 20 mL AgNO3 0,01 M
10 mL larutan KBr + 3 mL HNO3 6N Warna larutan keruh
+ 20 mL AgNO3 0,01 M + 3 tetes
FeNH4(SO4)2
10 mL larutan KBr + 3 mL HNO3 6N Terbentuk endapan abu-abu, warna
+ 20 mL AgNO3 0,01 M + 3 tetes larutan sedikit berubah menjadi merah
FeNH4(SO4)2 + NH4SCN muda
Rentang
Volume pada saat Titik
Nama Praktikan Pengukuran
Akhir Titrasi
Volume
Ahsanah Amalia 10,00 mL 32,90 – 42,90 mL
Selviya Irawati 10,00 mL 40,00 – 50,00 mL
Volume rata-rata 10,00 mL
BAB III
ISI
= 5,5%
3.1.1.1 Metode Fajans
= 4,1%
Setelah diketahui molaritas larutan AgNO3 pada kedua metode, yakni
metode Mohr dan metode Fajans, dilakukan perbandingan konsentrasi tersebut.
Molaritas larutan AgNO3 mempunyai nilai sebesar 0,095 M, sedangkan molaritas
larutan AgNO3 mempunyai nilai sebesar 0,096 M. Selisih kedua metode tersebut
sebesar 0,001. Hal ini dapat disimpulkan bahwa standarisasi larutan AgNO3 dapat
dilakukan dengan dua metode, yakni metode Mohr dan Metode Fajans karena
selisih konsentrasi dari perhitungan percobaan kecil.
3.1.2 Standarisasi Larutan NH4SCN
= 3,4%
3.1.3 Penetapan Klorida dalam Garam Dapur Kotor
= 0,63 . 100%
= 63,00%
Kadar ion Cl- dalam Larutan Garam Dapur Kotor secara Teori
M AgNO3 .V AgNO3 .massa molekul relatif Cl
% kadar = . 100%
massa sampel
0,01 M .10,00 mL .36,45 g/mol
= . 100%
5,6 mg
3,7 mg
= 5,6 mg . 100%
= 0,66 . 100%
= 66,00%
Persen Kesalahan Titrasi
E
Erel = 𝜇 x 100%
l μ−x l
= x 100%
𝜇
l 10,00−9,60 l
= x 100%
10,00
0,40
= 10,00 x 100%
= 4%
Terdapat perbedaan sebesar 3% pada kadar klorida dalam larutan garam
dapur dengan perhitungan teoritik dan berdasarkan hasil percobaan.
3.1.4 Penetapan Bromida dengan Metode Volhard
massa
ρKBr = volume
massa
1,2304 g/L = 9,6 mL
= 0,65 . 100%
= 65,00%
Persen Kesalahan Titrasi
E
Erel = 𝜇 x 100%
l μ−x l
= x 100%
𝜇
l 10,00−10,00 l
= x 100%
10,00
0
= 10,00 x 100%
= 0%
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal
diantaranya:
a. Standarisasi larutan AgNO3 dapat dilakukan dengan dua metode titrasi
pengendapan, yakni metode Mohr dan metode Fajans.
b. Ketika melakukan titrasi dengan metode Volhard, jangan lupa untuk
menambahkan larutan HNO3 encer karena metode Volhard dapat bekerja
dengan baik pada pH asam.
c. Penerapan titrasi pengendapan dapat dilakukan dengan cara menghitung
kadar ion Cl- dalam larutan garam dapur kotor dan kadar Br- dalam larutan
KBr
4.2 Saran
a. Pada percobaan yang akan datang, dimohon untuk memperkirakan berapa
jumlah larutan yang akan digunakan agar tidak kehabisan dan membuat lagi.
Daftar Pustaka
Svehla, G. 1985. VOGEL Bagian I: Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif
Makro dan Semimikro. Jakarta: PT. Hevery Indah
Khopkar S.M. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia
Lampiran
Soal :
1. Jelaskan prinsip titrasi argentometri dengan metode Mohr. Tunjukkan
reaksi yang terjadi.
2. Jelaskan prinsip titrasi argentometri dengan metode Volhard. Tunjukkan
reaksi yang terjadi.
3. Jelaskan prinsip titrasi argentometri dengan metode Fajans. Tunjukkan
reaksi yang terjadi.
Jawab:
1. Prinsip titrasi argentometri dengan metode Mohr adalah dengan
menggunakan indikator K2CrO4. Reaksinya sebagai berikut:
Ag+ (aq) + Cl- (aq) AgCl (s)
2 Ag+ (aq) + CrO42- (aq) Ag2CrO4 (s)
2. Prinsip titrasi argentometri dengan metode Volhard adalah dengan
menggunakan indikator FeNH4(SO4)2. Reaksinya sebagai berikut:
Ag+ (aq) + Cl- (aq) AgCl (s)
Ag+ (aq) + SCN- (aq) AgSCN (s)
Fe3+ (aq) + SCN- (aq) Fe[SCN]2+ (aq)
3. Prinsip titrasi argentometri dengan metode Fajans adalah dengan
menggunakan indikator adsorpsi seperti fluorescein. Reaksinya sebagai
berikut:
Ag+ (aq) + Cl- (aq) AgCl (s)