NON PSIKOTIK
Disusun Oleh:
1. Desi Purnamasari Y 030.14.047
2. Fathur Aulia Rahman 030.14.064
3. Hari Eben Ezer P 030.14.080
4. Hayyu Ari A 030.14.082
5. I Nyoman Ika P S 030.14.089
6. Jatniko Fadhilah 030.14.102
7. Nabila Edward 030.14.131
8. Resha Adi Wibowo 030.14.164
9. Rima Januaristi 030.14.166
10. Zulinda Amelia 030.14.106
Pembimbing
dr. Ni Kadek Duti ASPL, Sp.KJ
I. Identitas Pasien
a. Nama : An. Z
b. Tanggal lahir : 12-04-2003
c. Umur : 16 tahun
d. Jenis kelamin : Laki-laki
e. Alamat : Kwarasan RT7 RT6 Nogotiro Gamping Sleman
f. Pendidikan terakhir : SMA (kelas 1)
g. Status Pernikahan : Belum Menikah
h. Suku : Jawa
i. Pekerjaan : Pelajar
j. Agama : Islam
k. Tanggal masuk RS : 07-07-2019
Identitas Keluarga
a. Nama : Ny. S
b. Umur : 45 tahum
c. Hubungan dengan pasien : Ibu Kandung
RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesis diperole
h dari :
1. Autoanamnesis dilakukan pada hari rabu, 26-07-2019 di Ruang Marta
Putra RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang.
2. Alloanamnesis dilakukan pada hari kamis, 26-07-2019 via telfon.
Diperoleh dari : Ibu kandung
Nama Ny. S
Alamat Kwarasan RT7 RT6 Nogotiro Gamping Sleman
Pekerjaan Ibu rumah tangga
Pendidikan SMA
Umur 45 tahun
Agama Islam
Hubungan dengan Ibu kandung
pasien
A. Keluhan Utama
Pasien dibawa ke IGD RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang karena pasien
selalu menyendiri, mengasingkan diri dari dunia luar dan cenderung diam
setiap harinya
Alloanamnesis
• Riwayat pernikahan
Belum menikah
• Riwayat kehidupan beragama
Pasien memeluk agama Islam dan taat beribadah
• Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah terlibat atas pelanggaran kasus hukum
• Riwayat Psikoseksual
Pasien menyadari dirinya adalah laki-laki dan selama ini
berpenampilan dan berperilaku sebagaiimana seorang laki-laki
Genogram
II. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGIS
Keadaan umum
Kesadaran : Compos mentis (GCS:15)
Kesan Gizi : Baik
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 86 x/mnt
Pernafasan : 18 x/mnt
Suhu : 36,7o C
Status Generalisata
Pemeriksaan Hasil
Warna kulit sawo matang, tidak ikterik, tidak sianosis, tidak
Kulit
kemerahan. Tidak ada efloresensi yang bermakna.
Bentuk normochepali, simetris, rambut hitam, lurus, distribusi
merata, tidak mudah dicabut. Tidak ada deformitas. Tidak ada
edema palpebral, konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, pupil
Kepala
2mm/2mm, refleks cahaya langsung dan tidak langsung +/+,
refleks kornea +/+. Telinga dalam batas normal. Nafas cuping
hidung (-). Mukosa bibir kering (-), pucat (-), sianosis (-).
Leher Pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran tiroid (-), kaku
kuduk (-).
Bentuk simetris, tulang dada normal, sela iga tidak ada retraksi,
gerakan dinding dada simetris.
Paru-paru :
Thoraks
Inspeksi : statis, dinamis simetris kanan dan kiri, sela iga
tidak melebar dan tidak terdapat retraksi.
Palpasi : gerakan dinding dada simetris, vokal fremitus
kanan bawah melemah
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru atas dan paru
kanan bawah.
Auskultasi : vesikuler (+) normal pada seluruh lapangan
paru, ronkhi -/-, wheezing (-)
Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba
Perkusi : batas paru dan jantung kanan setinggi ICS 3
hingga ICS 5 garis sternalis kanan dengan suara redup,
batas paru dan jantung kiri setinggi ICS 5 2cm medial
linea midclavicularis kiri dengan suara redup, batas atas
jantung setinggi ICS 3 linea parasternalis kiri.
Auskultasi : HR 88x/menit, Bunyi jantung I dan II normal,
regular, murmur (-), gallop (-)
Status Neurologis
GCS : 15 (E4 M6 V5)
Pemeriksaan Nervus Cranialis I – XII : Tidak ditemukan kelainan
Pemeriksaan Rangsang meningeal : Tidak ditemukan kelainan.
o Kaku Kuduk : (-)
o Brudzinski I : Tidak dilakukan
o Brudzinski II : Tidak dilakukan
o Laseque : Tidak dilakukan
o Kernig : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Refleks Fisiologis : Tidak dilakukan pemeriksaan
o Biseps : Tidak dilakukan
o Triseps : Tidak dilakukan
o Patella : Tidak dilakukan
o Achilles : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Refleks Patologis : Tidak dilakukan pemeriksaan
o Hoffman Tromner : Tidak dilakukan
o Babinski : Tidak dilakukan
o Chaddock : Tidak dilakukan
C. Gangguan Persepsi
• Halusinasi : Auditorik (-) Visual (-) Taktil (-) Gustatorik (-)
Olfaktori (-)
• Ilusi : Tidak ada
• Depersonalisasi : Ada
• Derealisasi : Ada
D. Fungsi Intelektual
• Taraf pendidikan : sesuai dengan tingkat pendidikan
• Taraf pengetahuan : luas
• Kecerdasan : rata – rata
• Konsentrasi dan perhatian : baik
• Orientasi
a. Waktu : baik
b. Tempat : baik
c. Orang : baik
d. Situasi : baik
• Daya Ingat
a. Jangka panjang : baik
b. Jangka sedang : baik
c. Jangka pendek : baik
d. Jangka Segera : baik
E. Proses pikir
• Arus pikir
a. Produktivitas : berpikir lambat
b. Kuantitas : remming
c. Hendaya Berbahasa : Koheren, revelan
• Isi pikir
a. Waham : tidak ada
b. Ide mirip waham : idea of reference
c. Preokupasi : tidak ada
• Bentuk pikir : Realistik
F. Tilikan (Insight) : Derajat 1
G. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya
X. PENATALAKSANAAN
A. Rawat Inap
Indikasi: Terdapat hendaya yang berat, keluarga tidak mampu merawat
pasien, memastikan pasien minum obat dengan teratur. Pasien dapat
membahayakan diri sendiri.
B. Psikofarmaka
Saat di bangsal
o Fluoxetine 1x20 mg.
Obat utama pada kasus ini adalah anti-depresan dimana dalam
pemilihannya didasarkan pada munculnya gejala-gejala depresi pada pasien
saat masuk ke rumah sakit. Pada pasien ini terdapat gejala utama depresi
dan gejala tambahan yang berlangsung lebih dari 2 minggu. Obat pilihan
pada pasien ini adalah fluoxetine 1 x 20mg. Fluoxetine merupakan obat
anti-depresan dari golongan SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor).
Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) bertindak secara khusus pada
neurotransmitter serotonin. Obat ini menghambat pengambilan kembali
serotonin dari sinaps ke sel saraf, sehingga meningkatkan kadar serotonin
pada celah sinaps.
C. Non-farmakologi
Psikoterapi :
o Ventilasi: memberikan kesempatan kepada pasien untuk
mengungkapkan perasaan dan keluhannya sehingga pasien
merasa lega.
o Konseling: membantu pasien untuk memahami penyakitnya dan
membantu mengatasi stressor tersebut dan menganjurkan untuk
berobat teratur.
o Meningkatkan fungsi peran diantara episode kambuh dengan
melatih activity daily living pasien.
Psikoedukasi keluarga
Memberikan bimbingan kepada keluarga agar selalu berperan aktif
dalam setiap proses penatalaksanaan pasien. Memberi penjelasan
kepada keluarga tentang penyakit pasien yang bersifat kronis dan
mempunyai kecenderungan untuk kambuh serta pentingnya peranan
obat untuk kesembuhan pasien sehingga keluarga perlu mengingatkan
dan mengawasi pasien untuk minum obat secara teratur dan
memberitahu efek samping obat kepada keluarga.
Sosioterapi
Memberikan penjelasan pada keluarga pasien dan orang sekitar
pasien untuk memberikan dorongan dan menciptakan lingkungan yang
kondusif. Melibatkan pasien dalam kegiatan di luar rumah, misalnya
ikut membantu membersihkan rumah, bekerja di sawah.
XI. PROGNOSIS
A. Premorbid:
Riwayat gangguan psikiatri dalam keluarga Tidak ada : Baik
Status perkawinan Belum menikah : Baik
Dukungan keluarga/sosial ada : Baik
Status sosial ekonomi Cukup : baik
Stressor jelas : Baik
Kepribadian premorbid introvert : Buruk
B. Morbid
Onset usia muda (13 tahun, pertama kali memiliki keluhan) : Buruk
Jenis penyakit riwayat psikotik : Buru
Perjalanan penyakit kronis (3 tahun) : Buruk
Bukti keadaan depresif ada : Buruk
Ide bunuh diri tidak ada : Baik
Penyakit organik tidak ada : Baik
Respon terapi bagus : Baik
Kepatuhan minum obat tidak teratur : Buruk
Insight tilikan derajat 1: Buruk
Ad Vitam : Ad bonam
Ad Fungsionam : Dubia ad malam
Ad Sanationam : Dubia ad malam