PROFIL ANAK
Nama Anak : Muhammad Aufar HidayatMuhammad Aufar Hidayat
Alamat : Tambun, Bekasi Timur-Jawa BaratTambun, Bekasi Timur-Jawa
Barat
Usia : 1 tahun 5 bulan1 tahun 5 bulan
Tempat/Tanggal Lahir : Bekasi, 14 Agustus 2017 Bekasi, Agustus 2017
Jenis kelamin : Laki-laki Laki-laki
Agama : Islam Islam
Nama Orang Tua
Ayah : Imam Nur Hidayat Imam Nur Hidayat
Ibu : Anisa Pramitasari Anisa Pramitasari
Pekerjaan Orang Tua
Ayah : Polisi Polisi
Ibu : Pengajar Pengajar
Sosial Emosional
a. Dapat berinteraksi dengan keluarga dan orang lain yang dekat dengan anak
No. Indikator BB MB BSH BSB
1. Bereaksi apabila melihat wajah orang yang
dikenal.
2. Menunjukkan reaksi yang berbeda terhadap
orang yang dikenal dan yang tidak dikenal.
Misalnya bersembunyi dibelakang orang
terdekat (ibu, guru, pengasuh).
Bahasa
c. Mulai menggunakan alat tulis untuk membuat gambar atau tulisan (premenulis)
No. Indikator BB MB BSH BSB
1. Berpura-pura menulis dengan mencoret-
coret tidak beraturan.
2.
Mulai menunjukkan hasil karyanya (coretan)
kepada orang lain.
Kognitif
Fisik Motorik
Seni
a. Dapat menirukan gerak
No. Indikator BB MB BSH BSB
1. Menggerakkan kepala, tangan atau kaki
ketika mendengar suara music/ritmik.
Dari hasil observasi yang saya dapatkan dari Indikator ceklist maka anak yang bernama Aufar ini
menggambarkan perkembangannya anak mampu mengekspresikan emosinya dan sudah mulai
memperlihatkan kemandirian, misalnya:
1) Bereaksi apabila melihat wajah orang yang dikenal, contohnya Aufar dapat bereaksi senang atau
berlari jika melihat teman-temannya yang sedang bermain di depan rumah dan langsung ikut
bergabung dengan temannya yang lain.
2) Menunjukkan reaksi yang berbeda terhadap orang yang dikenal dan yang tidak dikenal. Misalnya
bersembunyi dibelakang orang terdekat (ibu, guru, pengasuh). Contohnya pada saat Aufar melihat
ada tamu yang datang kerumah, dia langsung bersembunyi di belakang ibunya karena dia
tergolong anak yang pemalu jika baru melihat orang.
3) Menyatakan keinginan dengan ekspresi emosi, misal merajuk, merengek, atau menangis.
Contohnya pada saat Aufar ingin ikut dengan ibunya yang ingin keluar rumah untuk membeli
sesuatu, terkadang Aufar menangis dengan keras dan tidak berhenti, dia akan berhenti menangis
jika ibunya sudah kembali kerumah.
4) Mengatakan jika ingin buang air. Perkembangan ini belum berkembang karena pada saat Aufar
tidak memakai popok dan ingin buang air dia hanya berdiri dan terdiam.
5) Mulai dapat makan/minum sendiri. Contohnya pada saat Aufar minum, dia tidak mau di bantu
atau disuap oleh ibunya. Terkadang dia marah apabila ibunya ingin menyuapi Aufar, walaupun
terkadang pada saat minum Aufar membuang-buang air yang diminum.
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak sudah sesuai
dengan perkembangan yang dikemukakan oleh Erick Erickson, yaitu pada tahap Otonomi vs Malu
dan Ragu-Ragu. Dimana pada tahap ini anak-anak ingin melakukan sesuatu sendiri, jika ada
peluang yang memadai, mereka belajar mandiri dan kompeten. Peluang yang tidak memadai dan
proteksi berlebihan di bidang professional menghasilkan keraguan diri dan pencapaian prestasi
yang buruk, anak-anak menjadi malu terhadap kemampuan mereka.
2. Perkembangan Bahasa
Pengamatan Kedua (Waktu dan tempat)
Hari/Tanggal : 29 Desember 2018
Lokasi : Rumah
Waktu Kejadian : 13.00-selesai
a. Dapat memahami perkataan orang lain secara sederhana
No. Indikator BB MB BSH BSB
1. Melaksanakan beberapa perintah sederhana.
2. Bereaksi terhadap larangan.
3. Meniru kata dan suara.
4. Menunjukkan bagian tubuh yang ditanyakan.
Berdasarkan table di atas dapat dilihat bahwa perkembangn bahasa Aufar sudah mulai berkembang
walaupun masih ada yang belum berkembang. Misalnya melaksanakan beberapa perintah
sederhana, terkadang dia akan menaati perintah yang diberikan oleh ayahnya misalnya pada saat
dia di perintahkan untuk mengambil air minum, dia akan mengambilkan air minum didapur dan
terkadang dia tidak menaati perintah tersebut. Apabila dia dilarang membuang-buang makanan,
dia biasanya langsung marah atau melempar makanan tersebut. Aufar sudah dapat menirukan
suara, misalnya pada saat dia mendengar suara batuk kakenya dia akan langsung menirukan suara
batuk kakeknya tersebut. Aufar sudah dapat menunjukkan bagian tubuh yang ditanyakan, misalnya
pada saat ibunya bertanya “mana kepalanya Aufar?” dia akan langsung menunjuk kepalanya.
Aufar belum bisa mengucapkan kalimat yang terdiri dari dua kata, dia hanya bisa mengucapkan 1
kata misalnya “makan” dan dia belum bisa menyebutkan namanya sendiri, dikarenakan dia
memiliki keterlembatan dalam hal perkembangan bahasa. Aufar juga sudah dapat berpura-pura
menulis dengan mencoret-coret tidak beraturan, misalnya pada saat dia mendapatkan kertas dan
spidol, dia akan langsung mencoret-coret dengan tidak beraturan di kertas tersebut, namun dia
belum bisa menunjukkan hasil coretannya kepada orang lain.
Menurut Clara dan William Stern perkembangan bahasa dibagi menjadi 2 tahapan, yang salah
satunya adalah tahap kalimat dua kata dan kalimat tiga kata. Dimana pada masa ini disebut juga
masa memberi nama, karena pada masa ini anak sudah menyadari bahwa setiap benda mempunyai
nama. Pada masa ini terjadi gejala kesukaran berbicara. Hal ini disebabkan karena perkembangan
pikiran dan perasaannya lebih cepat daripada perbendaharaan kata yang dikuasainya. Untuk
melengkapi kekurangan ini, anak melengkapinya dengan gerakan-gerakan tangan, muka dan
sebagainya. Gerakan-gerakan itu akan berkurang seiring kemajuan perkembangan bahasa.
3. Perkembangan Kognitif
Pengamatan Ketiga (Waktu dan tempat)
Hari/Tanggal : 30 Desember 2018
Lokasi : Rumah
Waktu Kejadian : 14.00-selesai
Dari table di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan kognitif Aufar sudah ada yang
berkembang dan ada juga yang belum berkembang. Misalnya, dia belum bisa menyebutkan nama
benda-benda sederhana, akan tetapi apabila dia di perintahkan untuk mengambil benda yang ada
di sekitarnya, dia akan mengambilnya. Dia sudah mengetaui benda-benda disekitarnya, akan tetapi
belum bisa disebutkannya. Aufar sudah mengenal bagian-bagian tubuhnya, akan tetapi belum bisa
menyebutkan nama bagian tubuhnya. Dia juga belum bisa menemukan benda-benda yang
disembunyikan, akan teatpi dia sudah bisa menolak terhadap sesuatu yang tidak diinginkannya.
Misalnya pada saat dia tidak mau makan pada saat sedang bermain, dia akan menangkis tangan
ibunya yang menyuapi makanan dan apabila dia tidak mau di gendong, dia akan memalingkan
wajahnya dan menangis.
Perkembangan anak sudah sesuai dengan tahap perkembangan kognitif menurut Jean Piaget yaitu
pada tahaap sensorimotor. Pada tahap ini, kemampuan anak terbatas pada gerak reflex dan panca
inderanya. Anak tidak dapat mempertimbangkan kebutuhan, keinginan, atau kepentingan orang
lain. Maka dari itu, anak dianggap egosentris.
Berdasarkan table diatas, dapat disimpulkan bahwa Perkembangan Fisik Motorik Aufar sudah
mulai berkembang, akan tetapi masih ada perkembangan fisik motorik yang belum berkembang.
Misalnya, Aufar sudah dapat membuat coretan tidak beraturan manggunakan pensil/spidol/krayon.
Aufar sudah dapat menyusun benda tanpa beraturan, misalnya Aufar menyusun mainan yang
berbahan plastic, terkadang dia menyusun dengan benar dan terkadang dia menyusun tanpa
beraturan. Dia sudah dapat memasukkan benda kedalam wadah, misalnya memasukkan permen
kedalam plastiknya. Dilihat dari segi perkembangan fisik motorik bagian melatih otot kaki, dia
sudah mulai berlari ke berbagai arah, dia juga bisa menaiki tangga tanpa bantuan.
5. Perkembangan Seni
Pengamatan Kelima (Waktu dan tempat)
Hari/Tanggal : 31 Desember 2018
Lokasi : Rumah
Waktu Kejadian : 19.00-selesai
Berdasarkan table di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan seni Aufar sudah mulai
berkembang. Misalnya, dia sudah dapat bergerak bebas dengan irama music seperti pada saat
pengamatan dia bergerak bebas ketika mendengar music, selain bergerak bebas dia juga dapat
menggerakkan anggota tubuhnya pada saat mendengar music. Dia juga dapat melakukan aktivitas
seni, misalnya dia sudah mulai bisa menyanyikan lagu anak-anak, akan tetapi ketika bernyanyi dia
terkadang lirik lagu tersebut tidak jelas dan terpenggal-penggal dikarenakan keterlambatan aspek
perkembangan bahasa sang anak.
D. TREATMENT
Nama Kegiatan : Bermain Playdough
Tujuan Pengembangan:
1. Melatih kemampuan sensorik. Salah satu cara anak mengenal sesuatu adalah melalui
sentuhan. Dengan bermain playdogh, ia belajar tentang tekstur dan cara menciptakan
sesuatu. Serta dapat mengenalkan warna pada anak.
2. Mengembangkan kemampuan berfikir. Bermain playdogh bisa mengasah kemampuan
berfikir anak. Berlatih denagan memberi contoh cara bermain dan menciptakan
sesuatu dengan playdogh.
3. Membantu anak untuk tenang disaat frustasi atau marah. Memegang dan meremas
adonan bermain dapat menghasilkan efek menenangkan pada si anak dan berguna
untuk mengajarkan keterampilan manajemen kemarahan, dan lebih nyaman untuk
mengekspresikan.
4. Self esteem. Permainan pladogh adalah permainan yang tanpa aturan sehingga
berguna mengembangkan kemampuan imajinasi dan kreativitas anak. Dengan
bermain playdogh, ia dapat meningkatkan rasa ingi tahu, sekaligus mengajarkanya
tentang problem solving yang berguna meningkatkannya self esteem-nya.
5. Mengasah kemampuan berbahasa. Meremas, berguling membuat bola, dan berputar
adalah beberapa kata yang sering di dengar anak saat brmain playdogh. Gunakan kata-
kata untuk mendeskripsikan kegiatan bermain playdogh.
6. Berkreasi dengan playdough dapat mencerdaskan anak, selain mengasah imajinasi,
keterampilan motorik halus, berfikir logis dan sistematis, juga dapat merangsang indera
perabanya.
7. Kelenturan dan kelembutan bahan playdough melatih anak mengatur kekuatan otot jari
8. Anak belajar memperlakukan media ini yaitu hanya perlu menekan lembut dan hati-
hati. Melalui bermain playdough bisa melatih motorik halus, membangun kekuatan otot
tangan anak yang kelak bermanfaat saat belajar menggunakan pensil dan gunting.
Strategi pelaksaan :
1. Pertama, pegang kotak penyimpan playdough di salah satu tangan. Bermain game
sembunyikan benda, dengan meletakan tangan di belakang punggung, dan minta si
kecil menebak, di tangan mana meletakan playdough. Tunjukan antusias saat si kecil
memilih tangan yang benar. Biarkan anak mencoba hal yang sama dengan yang tadi
lakukan.
2. Ajak anak untuk mencium bau playdough, dan bermain playdough dengan tangan
mereka. Ajarkan anak cara membentuk atau menggulung playdough dan sebagainya.
Setiap kali melakukan aktivitas dengan playdough, jangan lupa bersuara. Misalnya
ketika akan menggulung playdough, bisa mengatakan, “gulung…gulung…gulung…”.
Lama-kelamaan, anak akan mulai memahami maksud kata yang disebutkan dan
mencoba meniru. Ulangi terus kata yang gunakan, sampai si kecil benar-benar mencoba
menirukannya.
DAFTAR PUSTAKA
digilib.unismus.ac.id/download.php?id=10038
www.academia.edu/12393193/perkembangan_sosial_emosional_anak
http://www.jejakpendidikan.com/2017/03/permainan-playdough.html
http://www.parentingclub.co.id/smart-stories/mengenal-5-aspek-perkembangan-anak-usia-dini
http://paudjateng.xahzgs.com/2015/09/teori-perkembangan-bahasa-anak-usia-dini.html?m=1
Morrison George. Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:PT Indeks.2012
http://www.rumahinspirasi.com
Permendikbud No. 146 Tahun 2014
Najib Muhammad.dkk. Manajemen Strategic Pendidikan Karakter Bagi Anak Usia Dini.
Yogyakarta:Gava Media. 2016
https://www.paud.id/2015/11/strategi-pelaksanaan-penilaian-harian-paud.html
Checklist Indikator Perkembangan Anak Usia 1-2 Tahun
Sumber : http://www.rumahinspirasi.com
Permendikbud No. 146 Tahun 2014
Najib Muhammad.dkk. 2016. Manajemen Strategic Pendidikan Karakter Bagi Anak Usia Dini.
Yogyakarta:Gava Media