Anda di halaman 1dari 7

Dwita Utami Damayanti - 1801617072

Tren dalam Pedagang Grosir


Grosir saat ini menghadapi tantangan yang cukup besar. Industri ini masih rentan terhadap
satu dari yang paling abadi tren kebutuhan untuk efisiensi semakin besar. Pedagang grosir
yang andal pun juga berjuang menghadapi tantangan dan menyesuaikan layanannya untuk
memenuhi kebutuhan pemasok dan pelanggan sasaran yang terus berubah. Mereka menyadari
bahwa mereka harus menambah nilai kepada saluran. Salah satu dorongan utama bagi
pedagang grosir adalah meningkatkan produktivitas asset dengan mengelola persediaan dan
piutang dengan lebih baik. Mereka juga mengurangi biaya operasi dengan lebih banyak
berinvestasi dalam teknologi penanganan bahan, sistem informasi dan internet. Terakhir,
mereka meningkatkan keputusan strategis mereka tentang pasar sasaran, pilihan produk dan
jasa, harga, komunikasi dan distribusi.

Empat cara memperkuat hubungan pedagang grosir dengan produsen:

1. Mengusahakan kesepakatan yang jelas dengan produsen tentang fungsi yang


diharapkan di saluran pemasaran.
2. Mendapatkan gambaran kebutuhan produsen dengan mengunjungi pabrik.
3. Memenuhi komitmen ke produsen dengan memenuhi sasaran volume, membayar
tagihan tepat waktu, dll.
4. Mengidentifikasi dan menawarkan layanan bernilai tambah untuk membantu pemasok

Sebagai contoh, W.W Grainger, perusahaan pemasok produk pemeliharaan fasilitas yang
dibantu lebih dari 1.300 produsen untuk menawarkan pada pelanggan lebih dari 800.000
persediaan dan suku cadang perbaikan secara keseluruhan. Grainger berhasil membuat hidup
lebih mudah dan lebih efisien untuk komersial dan institusional pembeli dan penjual yang
dilayaninya: Luar membuat lebih mudah bagi pelanggan untuk menemukan produk yang
mereka butuhkan, Grainger juga membantu mereka merampingkan proses akuisisi mereka.

LOGISTIK PASAR

Distribusi fisik dimulai dari pabrik. Manajer memilih beberapa gudang dan perusahaan
angkutan yang akan mengirimkan barang tersebut ke tujuan akhir pada waktu yang
diinginkan atau dengan biaya total terendah. Perspektif lantai penawaran dapat membantu
perusahaan mengidentifikasi pemasok dan distributor yang lebih unggul dan membantu
keduanya meningkatkan produktifitas yang akhirnya menurunkan biaya perusahaan tersebut.
Logistik pasar mencakup perencanaan infrastruktur guna memenuhi permintaan, lalu
mengimplementasikan serta mengontrol aliran fisik bahan dan barang akhir dari titik asal ke
titik penggunaan, untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan mendapatkan laba.

Tahap Perencanaan Logistik

1. Memutuskan proposisi nilai perusahaan bagi pelanggannya.


2. Memutuskan rancangan saluran dan strategi jaringan terbaik untuk menjangkau
pelanggan.
3. Mengembangkan kesempurnaan operasional dalam peramalan, penjualan, manajemen
gudang, manajemen transportasi, dan manajemen bahan.
4. Mengimplementasikan solusi dengan sistem informasi, peralatan, kebijakan, dan
prosedur terbaik.

Sistem Logistik Terintegrasi


Meliputi manajemen bahan, sistem aliran bahan, dan distribusi fisik dibantu oleh
teknologi informasi (TI). Logistik pasar meliputi beberapa kegiatan. Pertama adalah
peramalan penjualan, berdasarkan jadwal distribusi, produksi dan tingkat persediaan
perusahaan. Rencana produksi mengindikasikan bahan yang harus di pesan departemen
pembelian. Bahan ini tiba melalui transportasi ke dalam, memasuki wilayah penerimaan, dan
disimpan di persediaan bahan mentah. Bahan mentah di ubah menjadi barang jadi. Persediaan
barang jadi merupakan penghubung antara pesanan pelanggan dan kegiatan manufaktur.
Pesanan pelanggan menurunkan tingkat persediaan barang jadi, dan kegiatan manufaktur
meningkatkannya. Barang jadi mengalir dari lini perakitan dan melewati proses pengemasan,
gudang dalam pabrik, pemrosesan ruang pengiriman, transportasi ke luar, gudang lapangan,
serta pengiriman dan layanan pelanggan. Sebagai contoh, yaitu FedEx yang bekerja sama
dengan Volvo dalam menyalurkan suku cadang truk dari permintaan melalui telepon.

Tujuan Logistik Pasar

Banyak perusahaan menyatakan tujuan logistic pasar mereka sebagai “menempatkan


barang yang tepat di tempat yang tepat pada saat yang tepat dengan biaya terendah”.
Sayangnya, tujuan ini hanya memberikan sedikit panduan praktis. Tidak ada sistem yang
dapat memaksimalkan layanan pelanggan dan meminimalkan biaya distribusi pada saat yang
sama. Layanan pelanggan maksimum mengimplikasikan persediaan besar, transportasi
premium, dan berbagai gudang yang semuanya meningkatkan biaya logistic pasar.
Perusahaan juga tidak dapat mencapai efisiensi logistic pasar dengan meminta setiap manajer
logistic pasar meminimalkan biaya logistiknya sendiri. Biaya logistic pasar berinteraksi dan
sering berhubungan secara negatif. Sebagai Contoh, yaitu Land’s End, pengecer pakaian
raksasa yang menetapkan tujuannya untuk “merespons semua panggilan dalam 20 detik dan
mengirim pemesanan dalam 24 jam setelah penerimaan pemesanan”.

Kalkulasi Biaya Sistem Logistik Pasar

M = T + FW + VW +S

Berdasarkan tujuan logistik pasar, perusahaan harus merancang sebuah sistem yang
bisa meminimalkan biaya pencapaian tujuan-tujuan ini. Setiap kemungkinan sistem logistik
pasar akan menghasilkan biaya berikut.

Di mana:

 M = total biaya logistik pasar dari sistem yang direncanakan


 T = total biaya angkut dari sistem yang direncanakan
 FW = total biaya gudang tetap dari sistem yang direncanakan
 VW = total biaya gudang variable (termasuk persediaan) dari system yang
direncanakan.
 S = total biaya kehilangan penjualan akibat rata-rata keterlambatan pengiriman di
bawah sistem yang direncanakan

Pemilihan sistem logistik pasar memerlukan pengamatan total biaya (M) yang berhubungan
dengan berbagai sistem yang direncanakan dan memilih sistem yang meminimalkannya. Jika
sulit mengukur S, perusahaan harus meminimalkan T + FW + VW untuk tingkat layanan
pelanggan yang ditargetkan.

Keputusan Logistik Pasar

Perusahaan harus membuat empat keputusan utama tentang logistik pasarnya:

(1) Bagaimana harus menangani pesanan (pemrosesan)? (2) Di mana kita harus meletakan
stok kita (pergudangan)? (3) Berapa banyak stok yang harus kita pegang (persediaan)? Dan
(4) Bagaimana kita harus mengirimkan barang (transportasi)?

1. Pemrosesan Pesanan
Sebagian perusahaan saat ini berusaha mempersingkat siklus pemesanan sampai pembayaran
—yaitu, waktu antara penerimaan pesanan, pengiriman, dan pembayaran. Siklus ini
mempunyai banyak langkah, termasuk transmisi pesanan oleh wiraniaga, pemasukan pesanan
dan pemeriksaan kredit pelanggan, jadwal persediaan dan produksi, pengiriman pesanan dan
invoice/faktur, dan penerimaan pembayaran. Semakin panjang siklus ini, semakin rendah
kepuasan pelanggan dan semakin rendah laba perusahaan. Sebagai contoh, yaitu General
Electric yang mengoperasikan sistem informasi yang memeriksa kredit pelanggan
terhadap penerimaan pesanan dan menentukan apa dan di mana barang disimpan.

2. Pergudangan

Semua perusahaan harus menyimpan barang jadi sampai barang itu terjual karena siklus
produksi dan konsumsi jarang sesuai. Fungsi penyimpanan adalah membantu memperlancar
perbedaan antara produksi dan jumlah yang diinginkan oleh pasar. Perusahaan harus
memutuskan jumlah lokasi penyimpanan persediaan. Di satu pihak, semakin banyak lokasi
penyimpanan berarti barang dapat dikirimkan ke pelanggan dengan lebih cepat, tetapi juga
berarti biaya gudang dan persediaan lebih tinggi. Untuk mengurangi biaya gudang dan
duplikasi persediaan, perusahaan dapat mensentrlisasikan persediaannya di satu tempat dan
menggunakan transportasi yang cepat untuk memenuhi pesanan.

 Gudang Penyimpanan: Menyimpan barang untuk jangka waktu menengah sampai


panjang
 Gudang Distribusi : Menerima barang dari berbagai pabrik perusahaan dan
pemasok serta memindahkan sesegera mungkin.
 Gudang Otomatis : Menerapkan sistem penanganan bahan yang maju di bawah
kendali komputer pusat.

3. Persediaan

Tingkat persediaan merepresentasikan biaya utama. Wiraniaga akan lebih suka jika
perusahaan mereka menyimpan cukup banyak stok untuk memenuhi semua pesanan
pelanggan dengan segera. Namun, hal ini tidak efektif biaya. Biaya persediaan meningkat
semakin cepat ketika tingkat layanan pelanggan mendekati 100%. Manajemen harus tahu
berapa banyak penjualan dan laba yang akan naik sebagai hasil penyimpanan persediaan yang
lebih besar dan menjanjikan waktu pemenuhan pesanan yang lebih cepat, dan kemudian
mengambil keputusan.
Pengambilan keputusan persediaan mengharuskan manajemen mengetahui kapan dan berapa
banyak barang yang dipesan. Ketika persediaan menurun, manajemen harus tahu berapa
tingkat stok yang diperlukan untuk menempatkan pesanan baru. Tingkat stok ini disebut titik
pesanan (atau pemesanan kembali). Titik pesana 20 berarti memesan kembali ketika stok
berkurang sampai 20 unit. Titik pesanan harus menyeimbangkan risiko kehabisan stok
dengan biaya kelebihan stok. Keputusan lain adalah berapa banyak yang dipesan. Semakin
besar jumlah yang dipesan, semakin jarang pesanan harus ditempatkan. Sebagai contoh, yaitu
Sony yang menetapkan sistem ‘persediaan mendekati nol’, yang disebut sebagai SOMO (sell
one,make one). Sistem ini mengharuskan perusahaan membuat sesuai pesanan, tidak stok.

Gambar: Menentukan Kuantitas Pesanan Optimal

4. Transportasi

Pilihan transportasi akan mempengaruhi penetapan harga produk, kinerja pengiriman tepat
waktu, dan kondisi barang ketika ketika barang itu tiba, yang semuanya mempengaruhi
kepuasan pelanggan. Dalam mengirimkan barang ke gudang, penyalur, dan pelanggannya,
perusahaan dapat memilih diantara lima model transportasi: rel, udara, truk, air, dan pipa.
Pengirim mempertimbangkan kriteria seperti kecepatan, frekuensi, keandalan, kapabilitas,
ketersediaan. Kemudahan penelusuran, dan biaya. Untuk kecepatan, udara, rel, dan truk
adalah pesaing utama. Jika tujuannya adalah biaya rendah, pilihannya adalah air dan pipa.
Semakin banyak pengirim yang menggabungkan dua atau lebih model transportasi, berkat
Kontainerisasi terdiri dari memasukkan barang dalam kotak atau trailer yang mudah
dipindahkan antar dua model transportasi.

 Piggyback : penggunaan rel dan truk


 Fishyback : penggunaan air dan truk
 Trainship : penggunaan air dan rel
 Airtruck : penggunaan udara dan trukkontainerisasi.

Pengirim dapat memilih dari angkutan pribadi, kontrak, dan angkutan umum. Jika pengirim
memiliki armada truk atau armada udaranya sendiri, pengirim menjadi angkutan pribadi.
Angkutan kontrak adalah organisasi independen yang menjual layanan transportasi kepada
pihak lain berdasarkan kontrak. Angkutan umum memberikan layanan antara titik yang
ditentukan sebelumnya berdasarkan jadwal dan tersedia bagi semua pengirim dengan tarif
standar. Sebagai contoh, Di Eropa, P&G menggunakan tiga kelompok sistem logistik
(angkutan pribadi, kontrak dan umum) untuk menjadwalkan pengiriman barang paling
efisien.

Pelajaran Organisional

Strategi logistik pasar harus diturunkan dari strategi bisnis, bukan hanya dari pertimbangan
harga. Sistem logistik harus memberikan informasi intensif dan membentuk hubungan
elektronik di antara semua pihak yang berkepentingan. Terakhir, perusahaan harus
menetapkan tujuan logistiknya untuk menyamai atau melebihi standar layanan pesaing dan
harus melibatkan anggota semua tim yang relevan dalam proses perencanaan. Melaksanakan
logistik dengan benar akan memberikan imbalan besar.

Permintaan yang lebih kuat saat ini untuk dukungan logistik dati pelanggan besar akan
meningkatkan biaya pemasok. Pelanggan menginginkan pengiriman yang lebih sering
sehingga mereka tidak harus menyimpan persediaan yang banyak. Mereka menginginkan
waktu siklus pesanan yang lebih singkat, yang berarti pemasok harus menyimpan
ketersediaan stok yang tinggi. Pelanggan sering kali menginginkan pengirim toko langsung
dibandingkan palet terpisah. Mereka menginginkan waktu pengiriman yang dijanjikan lebih
ketat. Mereka mungkin menginginkan penyesuaian kemasan, pembelian label harga, dan
pembuatan tampilan. Pemasok tidak bisa berkata tidak pada banyak permintaan ini, tetapi
setidaknya mereka dapat menetapkan program logistik yang berbeda dengan tingkat layanan
dan biaya pelanggan yang berbeda. Perusahaan yang cerdik akan menyesuaikan penawaran
mereka dengan setiap kebutuhan pelanggan besar. Kelompok dagang perusahaan akan
mengatur distribusi terdiferensiasi dengan menawarkan berbagai paket program layanan
untuk berbagai pelanggan. Sebagai contoh, yaitu, Pepsi Bottling Group (pembotol
independen dan distributor terbesar Pepsi) yang memperbaiki rantai pasokan yang bocor di
tahun 2002 hingga angka kejadian kehabisan stok berkurang signifikan di 2006.
KESIMPULAN

Perdagangan eceran meliputi semua kegiatan yang dilibatkan dalam penjualan barang atau
jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan non bisnis.
Pengecer bisa dipahami berdasarkan perdagangan eceran toko, perdagangan eceran non toko
dan organisasi eceran. Seperti produk, jenis toko eceran melalui tahap-tahap pertumbuhan
dan penurunan. Ketika toko yang ada menawarkan lebih banyak jasa agar tetap kompetitif,
biaya dan harga naik, dan membuka pintu ke bentuk eceran baru yang menawarkan bauran
barang dan jasa dengan harga yang lebih rendah. Organisasi-organisasi eceran mencapai
banyak ekonomi skala, seperti daya beli yang lebih kuat, pengakuan merek yang lebih luas,
dan karyawan yang lebih terlatih. Jenis-jenis utama eceran korporat adalah jaringan sukarela,
koperasi pengecer, koperasi konsumen, organisasi waralaba, dan konglomerat perdagangan.

Strategi logistic pasar harus berasal dari strategi bisnis, bukab semata-mata dari
pertimbvanmgan baiay. Siytem logistic tersebut harus sarat dengan informasi dan membentuk
hubungan elektronik disemua pihak yang berkepentingan. Persusdahaan tersebut harus
menetapkan sasaran-sasaran logistiknya utuk mengimbangi atau melebihi standar layanan
pesaing dan seharusnya melibatkan snggota-anggota semua team yang relevan dalam proses
perencanaa tersebut.

Saran

Para pengusaha Eceran, Grosir, maupun Logistik tentunya harus membuat keputusan yang
baik dan tepat dalam memajukan usaha nya, baik dari segi pemasaran, pemilihan tempat
penjualan, memahami keinginan dari konsumen yang berbeda-beda, hingga menentukan
Logistik Pasar yang direncanakan sehingga mendatangkan Pelanggan dan mendapat
keuntungan Laba yang sesuai

DAFTAR PUSTAKA

Kotler Philip, Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran jilid 2 edisi 13. Jakarta:
Erlangga

Anda mungkin juga menyukai