Disusun Oleh:
Jenis glaukoma
• Kelaian uvea
• Trauma
• Bedah
• Rubeosis
• Steroid. dll
Glaukoma Absolute
IV. ETIOLOGI
Di dalam bola sebelah depan terdapat apa yang disebut sebagai bilik mata
depan. Bilik mata depan yang merupakan ruang di dalam mata yang di batasi
kornea, iris, pupil, dan lensa yang diisi oleh cairan mata (humor aquous). Cairan
ini mengatur makanan untuk kornea, lensa, demikian pula oksigennya. Cairan ini
mempunyai kapasitas isi tertentu untuk mempertahankan bola mata agara
menjadi bulat. Cairan mata dihasilkan oleh jonjot badan siliar yang terletak di
belakang iris. Melalui celah iris dan lensa, cairan mata keluar melalui pupil dan
terus ke bilik mata depan. Setelah cairan mata masuk ke sudut bilik mata dan
melalui anyaman trabekulum cairan mata masuk ke dalam kanal Schlemm.
V. PATOFISIOLOGI
Penurunan penglihatan pada glaukoma terjadi karena adanya
apoptosis sel ganglion retina yang menyebabkan penipisan lapisan serat
saraf dan lapisan inti dalam retina serta berkurangnya akson di nervus
optikus. Diskus optikus menjadi atrofi disertai pembesaran cawan optik.
Kerusakan saraf dapat dipengaruhi oleh peningkatan tekanan intraokuler.
Semakin tinggi tekanan intraokuler semakin besar kerusakan saraf pada bola
mata. Pada bola mata normal tekanan intraokuler memiliki kisaran 10-22 mmHg.
Tekanan intraokuler pada glaukoma sudut tertutup akut dapat mencapai 60-
80 mmHg, sehingga dapat menimbulkan kerusakan iskemik akut pada iris
yang disertai dengan edema kornea dan kerusakan nervus optikus.
Tekanan intraokular (TIO) ditentukan oleh laju produksi akuos humor di
badan siliaris dan hambatan aliran akuos humor dari mata. TIO bervariasi dengan
siklus diurnal (tekanan tertinggi biasanya pada waktu bangun tidur) dan posisi
tubuh (meningkat ketika berbaring). Variasi normal biasanya tidak melebihi 2-3
mmHg. TIO dan tekanan darah tidak berhubungan satu sama lain, tetapi variasi
pada tekanan darah sistemik dapat berhubungsn dengan variasi TIO. Peningkatan
TIO dapat terjadi karena peningkatan produksi humor auous atau obstruksi aliran.
Jika humor aquous terakumulasi pada mata, peningkatan tekanan suplai darah ke
saraf optik dan retina. Jaringan lunak ini menjadi iskemik dan terjadi penurunan
fungsi secara bertahap. Jika TIO tetap tinggi, akan terjadi kerusakan-kerusakan
hebat pada mata, yaitu:
Degenerasi nervus optikus berupa ekskavasi yang dikenal sebagai cupping
Degenerasi sel ganglion dan serabut saraf dari retina berupa penciutan
lapangan pandang (skotoma)
Atropi iris dan corpus siliar serta degenerasi hialin pada prosesus siliar
VI. MANIFESTASI KLINIS
7. Visus menurun
8. Edema kornea
9. Bilik mata depan dangkal (mungkin tidak ditemui pada glaukoma sudut terbuka)
VII. KOMPLIKASI
1. Glaukoma Kronis
2. Sinekia Anterior
Katarak adalah suatu penyakit ketika lensa mata menjadi keruh dan
berawan. Pada umumnya, katarak berkembang perlahan dan awalnya tidak terasa
mengganggu. Namun, lama-kelamaan, katarak akan mengganggu penglihatan
dan membuat pengidap merasa seperti melihat jendela berkabut, sulit menyetir,
membaca, serta melakukan aktivitas sehari-hari. Pada keadaan tekanan bola
mata yang sangat tinggi maka terjadi gangguan permeabilitas kapsul lensa
sehingga terjadi kekeruhan. Glaukoma disebabkan oleh tekanan intraokular (TIO)
yang tinggi. Tekanan intraokular adalah tekanan yang dihasilkan oleh isi bola mata
terhadap dinding bola mata dan sangat bervariasi pada orang normal dan
penderita miop. Pada keadaan tekanan bola mata yang sangat tinggi maka terjadi
gangguan permeabilitas kapsul lensa sehingga terjadi kekeruhan. Katarak adalah
suatu penyakit ketika lensa mata menjadi keruh dan berawan.
4. Kerusakan saraf optikus
Saraf optik, juga disebut saraf kranial II, adalah susunan saraf yang
berfungsi mengirimkan informasi penglihatan dari retina ke otak. Saraf optik
membawa sinyal cahaya dari mata ke otak, sehingga seseorang dapat melihat.
Bila terjadi peradangan, infeksi, atau kerusakan pada saraf optik, penderitanya
tidak dapat melihat dengan jelas. Tekanan bola mata normal : 10-120 mmHg,
penderita glaukoma : 50-60 mmHg. Tekanan mata yang tinggi akan menyebabkan
kerusakan saraf
5. Kebutaan
Kontrol tekanan intraokular yang jelek akan menyebabkan semakin
rusaknya nervus optic dan semakin menurunnya visus sampai terjadi kebutaan.
Kebutaan karena glaukoma tidak bisa disembuhkan, tetapi pada kebanyakan
kasus glaukoma dapat dikendalikan. Umumnya penderita glaukoma telah berusia
lanjut, terutama bagi yang memiliki risiko. Hampir separuh penderita glaukoma
tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit tersebut.
2. Gonioskopi
Gonioskopi adalah pemeriksaan dengan alat yang menggunakan
lensa khusus untuk melihat aliran keluarnya humor aquos. Fungsi dari
gonioskopi secara diagnostic dapat membantu mengidentifikasi sudut
yang abnormal dan menilai lebar sudut kamera okuli anterior.
B. Pemeriksaan Lapang Pandang
Gangguan lapangan pandang pada glaucoma dapat mengenai 30 derajat
lapangan pandangan bagian central. Cara pemeriksaan lapangan pandang dapat
menggunakan automated perimeter. Batas normal 90°-100° temporal, 60° medial,
60° superior, 75°inferior.
1. Uji Kopi
Penderita meminum 1-2 mangkok kopi pekat, bila tekanan bola mata
naik 15-20 mmHg setelah minum 20-40 menit menunjukkan adanya
glaukoma.
2. Uji Minum Air
Sebelum makan pagi tekanan bola mata diukur dan kemudian
pasien disuruh minum dengan cepat 1 liter air. Tekanan bola mata diukur
setiap 15 menit. Bila tekanan bola mata naik 8-15 mmHg dalam waktu 45
menit pertama menunjukkan pasien menderita glaukoma.
3. Uji Steroid
Pada pasien yang dicurigai adanya glaukoma terutama dengan
riwayat glaukoma simpleks pada keluarga, diteteskan betametason atau
deksametason 0,1% 3-4 kali sehari. Tekanan bola mata diperiksa setiap
minggu. Pada pasien berbakat glaukoma maka tekanan bola mata akan
naik setelah 2 minggu.
4. Uji Variasi Diurnal
Pemeriksaan dengan melakukan tonometri setiap 2-3 jam sehari
penuh, selama 3 hari biasanya pasien dirawat. Nilai variasi harian pada
mata normal adalah antara 2-4 mmHg, sedang pada glaukoma sudut
terbuka variasi dapat mencapai 15-20 mmHg. Perubahan 4-5 mmHg sudah
dicurigai keadaan patologik.
5. Uji Kamar Gelap
Pada uji ini dilakukan pengukuran tekanan bola mata dan kemudian
pasien dimasukkan ke dalam kamar gelap selama 60-90 menit. Pada akhir
90 menit tekanan bola mata diukur. 55% pasien glaukoma sudut terbuka
akan menunjukkan hasil yang positif, naik 8 mmHg.
6. Uji provokasi pilokarpin
Tekanan bola mata diukur dengan tonometer, penderita diberi
pilokarpin 1% selama 1 minggu 4 kali sehari kemudian diukur tekanannya.
IX. PENATALAKSANAAN
Terapi farmakologi Glaukoma
Tujuan penatalaksanaan adalah untuk menfasilitasi aliran humor aquous
melalui saluran yang ada dan mempertahankan tekanan intraocular pada tingkat
yang aman untuk mencegah kerusakan lanjut saraf optic. Jika tekanan intraocular
sangat tinggi, maka harus segera diturunkan untuk mempertahankan penglihatan.
Jika penglihatan menghilang, tujuan penatalaksanaan adalag untuk memperbaiki
kemandirian klien. Penatalaksanaan medis glaucoma bergantung pada medikasi
ocular sistemik dan topical yang mengurangi IOP (intraocular pressure).
Pemeiksaan tindak lanjut secara periodic penting untuk memantau IOP,
penampilan saraf optikus, lapang pandang, dan efek samping obat. Terapi
memperhitungkan pula pasien dan stadium glaucoma pasien.
Pada glaucoma sudut sempit, pupil dikonstriksikan dengan memberikan miotik
topical atau epinefrin, yang dapat membuka kanalis Schlemm dan melancarkan
aliran humor aquous. Pasien biasanya memulai terapi pada dosis medikasi topical
terendah dan kemudian berlanjut ke konsentrasi yang lebih tinggi sampai kadar
IOP yang diinginkan tercapai dan dan dipertahankan.
Satu mata ditangani terlebih dahulu, dan mata yang lain berfungsi sebagai control
dalam menentukan efektivitas medikasi
Beberapa tipe medikasi ocular digunakan untuk mengatasi glaucoma, termasuk
miotik (medikasi yang menyebabkan konstriksi pupil), agonis adrenergic (agens
simpatomimetik), penyekat beta, agens alfa2 (agens adrenergic), inhibitor
anhidrase karbonat, dan prostaglandin.
Obat tetes mata untuk glaukoma yang paling sering diresepkan dokter adalah:
Golongan analog prostaglandin. Contohnya latanaprost, travoprost, tafluprost,
dan bimatoprost. Cara pakainya adalah satu kali sehari di malam hari. Kemanjuran
obat ini baru bisa dirasakan dalam 4 minggu setelah memulai pengobatan
glaukoma. Salah satu efek samping yang paling sering terjadi adalah warna iris
(lingkaran hitam mata) berubah menjadi lebih gelap.
Golongan antagonis β-adrenergik. Contohnya timolol dan betaxolol. Obat tetes
mata golongan ini biasa digunakan di pagi hari. Betaxolol akan menjadi pilihan
dokter untuk Anda jika Anda memiliki gangguan paru-paru.
Golongan inhibitor karbonik anhidrase. Contohnya dorzolamide dan
brinzolamide. Obat golongan ini digunakan tiga kali sehari dan dapat terus
digunakan sebagai terapi jangka panjang. Efek samping yang paling sering adalah
rasa pahit di mulut yang timbul setelah obat diteteskan.
Golongan parasimpatomimetik. Contoh pilokarpin. Obat ini biasa digunakan
sebagai tambahan pada kasus tekanan bola mata tinggi dalam jangka waktu
panjang yang sudah menjalani prosedur laser namun target tekanan yang
diinginkan belum tercapai.
A. Agen osmotik
Agen ini lebih efektif untuk menurunkan tekanan intraocular. Agen
osmotic oral pada penggunaannya tidak boleh diencerkan dengan cairan
atau es agar osmolartas dan efisiensinya tidak menurun. Beberapa contoh
agen osmotic antara lain:
Gliserin oral; dosis efektif 1-1,5 g/KgBB dalam 50% cairan. Dapat
menurunkan tekanan intraocular dalam waktu 30-90 menit setelah
pemberian dan bekerja selama 5-6 jam.
Manitol oral; dosis yang dianjurkan adalah 1-2 g/kgBB dalam 50%
cairan. Puncak efek hipotensif ocular terlihat dalam 1-3 jam dan
berakhir 3-5 jam.
Manitol Intravena; dosis 2 g/kgBB dalam 20% cairan selam 30 menit.
Maksimal penurunan tekanan intraocular dijumpai setelah 1 jam
pemberian.
Ureum intravena; agen ini merupakan alternative karena kerjanya
tudak seefektif mannitol. Penggunaannya harus diawasi dengan
ketat karena memiliki efek kardiovaskuler.
B. Karbonik anhydrase inhibitor
Digunakan untuk menurunkan tekanan intraukolar yang tinggi,
dengan menggunakan dosis maksimal dalam bentuk intravena, oral atau
topical. Contoh obat golongan ini yang sering digunakan adalah
Asetazolamide. Efeknya dapat menurunkan tekanan dengan menghambat
produksi humour akuos sehingga dapat menurunkan tekanan dengan
cepat. Dosis inisial 2x250 mg oral. Dosis alternative intravena 500 mg
bolus. Penabahan dosis maksimal dapat diberikan setelah 4-6 jam.
C. Bedah laser
a) Laser iridektomi
Diindikasi pada keadaan glaucoma sudut tertutup dengan
blok pupil, juga dilakukan untuk mencegah terjadinya blok pupil pada
mata yang berisiko yang ditetapkan melalui evaluasi gonioskopi. Ini
juga dilakukan pada serangan glaucoma akut dan pada mata kontra
lateral dengan potensial glaucoma akut.
b) Lateral iridoplasti
Pengaturan laser iridoplasti berbeda dengan laser iridektomi.
Disini pengaturannya dibuat untuk membakar iris agar otot sfringter
iris berkontraksi, sehingga iris bergeser kemudian sudut terbuka.
Agar laser iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar,
powernya rendah dan waktu lama. Aturan yang digunakan ukuran
nya 500μm (200-500 μm) dengan power 500mW (400-500mW),
waktunya 0,5 detik (0,3-0,5 detik).
D. Bedah insisi
a) Iridektomi bedah insisi
Pupil dibuat miosis total mengunakan miostik tetes. Kemudian
dilakukan insisi 3mm pada kornea-sklera 1mm dibelakang limbus.
Insisi dilakukan agar iris prolapse lewat insisi dan kemudian
dilakukan iridektomi. Luka insisi kornea ditutup dengan jahitan dan
bilik mata depan dibentuk kembali dengan NaCl 0,9%.
X. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1. Identitas
a. Nama
b. Alamat
c. Jenis kelamin
d. Umur, glaukoma primer terjadi pada individu berumur > 40 tahun.
e. Ras, kulit hitam mengalami kebutaan akibat glaukoma paling sedikit 5
kali dari kulit putih (dewit, 1998).
f. Pekerjan, terutama yang beresiko besar mengalami trauma mata
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama: Pasien biasanya mengeluh berkurangnya lapang
pandang dan mata menjadi kabur.
b. Riwayat kesehatan sekarang: Pasien mengatakan matanya kabur dan
sering menabrak, gangguan saat membaca
c. Riwayat kesehatan dahulu: kaji adanya masalah mata sebelumnya atau
pada saat itu, riwayat penggunaan antihistamin (menyebabkan dilatasi
pupil yang akhirnya dapat menyebabkan Angle Closume Glaucoma),
riwayat trauma (terutama yang mengenai mata), penyakit lain yang
sedang diderita (DM, Arterioscierosis, Miopia tinggi).
d. Riwayat kesehatan keluarga: kaji apakah ada kelurga yang menglami
penyakit glaucoma sudut terbuka primer.
4. Pemeriksaan fisik
2. Diagnosa keperawatan
3. Intervensi keperawatan
Kolaborasi
Kronis, sederhana, tipe
sudut terbuka:
— Pilokarpin
hidroklorida
(Isoptocarpine,
OcuserPilo, pilopine — Obat miotik topikal ini
HS Gel). menyebabkan
— Timolol maleat konstriksi pupil,
(Timoptic), memudahkan
betaksalol (Betopic). keluarnya aqueus
humor.
— Menurunkan
pembentukan aqueus
— Asetazolamid humor tampa
(diamox). mengubah ukuran
Tipe sudut sempit: pupil, pengelihatan,
— Miotik (sampai pupil atau akomodasi.
dikonstriksikan). — Menurunkan laju
produksi aqueus
humor
— Membuat kontraksi
otot sfingter iris,
— Inhibitor karbonik mendalamkan bilik
anhidrase, contoh anterior, dan
asetazolamid mendilatasi pembulu
(diamox) keluar traktus selama
— Dipivefrin serangan
hidroklorida akut/sebelum
(propine). pembedahan.
— Menurunkan sekresi
aqueus humor dan
menurunkan TIO.
— Mungkin
menguntungkan bila
pasien tidak berespon
— Agen hiperosmotik terhadap obata lain.
contoh mannitol Bebas efek samping
(osmitrol), gliserin. seperti miosis,
pengelihatan kabur,
dan kebutaan malam.
— Digunakan untuk
menurunkan sirkulasi
— Berikan sedasi, volume cairan,
analgesik sesuai dimana akan
kebutuhan. menurunkan produksi
aqueus humor bila
pengobatan lain
belum berhasil.
— Serangan akut
glaukoma
berhubungan dengan
nyeri tiba-tiba, yang
dapat mencetus
ansietas/agitasi.
3. Tujuan: setelah Mandiri
diberikan tindakan — Kaji tingkat ansitas, — Faktor ini
keperawatan derajat pengalaman mempengaruhi
diharapkan cemas nyeri/timbul nya persepsi pasien
dapat berkurang gejala tiba-tiba dan terhadap ancaman
dan hilang. pengetahuan kondisi diri, potensial siklus
saat ini insietas, dan dapat
Kriteria hasil:
mempengaruhi upaya
Pasien tampak medik untuk
rileks dan — Berikan informasi mengontrol TIO.
melaporkan yang akurat dan — Menurunkan ansiets
ansitas jujur. Diskusikan sehubungan dengan
menurun kemungkinan bahwa ketidak tahuan /
sampai tingkat pengawasan dan harapan yang akan
dapat diatasi. pengobatan dapat datang dan
mencegah memberikan dasar
Pasien
kehilanagan fakta untuk membuat
menunjukkan
pengeligatan pilihan info tentang
ketrampilan
tambahan. pengobatan.
pemecahan
— Dorong pasien untuk
masalah
mengakui masalah — Memberi kesempatan
Pasien dan pasien menerima
menggunakan mengekspresikan situasi nyata,
sumber secara perasaan mengklarifikasi salah
efektif. konsepsi dan
— Identifikasi pemecahan masalah.
sumber/orang yang — Memberikan
menolong keyakinan bahwa
pasien tidak sendiri
dalam menghadapi
masalah
XII. REFERENSI