bagaimana hubungan infeksi terhadap sistim limfatik
Sistem limfatik mentransportasi cairan yang disebut limfe. Cairan ini mendistribusikan sel-sel dan faktor imunitas ke seluruh tubuh. Sistem limfatik juga berinteraksi dengan sistem sirkulasi darah untuk drainase cairan dari sel dan jaringan tubuh. Sistem limfatik mengandung sel-sel limfosit yang melindungi tubuh dari berbagai antigen. Tubuh dibagi atas limfotom (lymphotome) di mana tiap limfotom merupakan area drainase spesifik bagi kelompok kelenjar limfe tertentu. Pengetahuan mengenai drainase aliran limfatik dari berbagai organ merupakan hal yang penting dalam penegakan diagnosis dan penanganan berbagai penyakit termasuk kanker oleh karena kedekatan fisik sistem limfatik dengan jaringan tubuh yang memungkinkannya membawa sel-sel kanker ke berbagai organ tubuh dalam proses yang disebut metastasis, bahkan jika nodus limfatikus tidak dapat menghancurkan sel-sel kanker mereka akan menjadi lokasi tumor sekunder. Pada kondisi normal nodus limfatikus tidak dapat dipalpasi. Infeksi atau kanker dari suatu area dialirkan oleh pembuluh-pembuluh limfe ke nodus-nodus tersebut sehingga memungkinkan untuk dipalpasi. Suatu reaksi patologis tertentu dari sistem imun dapat menimbulkan manifestasi berupa perubahan anatomis sesuai lokasi terjadinya reaksi patologis tersebut. Hampir semua bentuk keradangan maupun keganasan daerah kepala dan leher akan memperlihatkan manifestasinya melalui kelenjar limfe kepala dan leher tersebut oleh karena itu anatomi sistem limfatik daerah kepala dan leher penting untuk dipahami.Terdapat perbedaan perkiraan jumlah nodus limfoid pada kepala dan leher menurut para ahli. 12. apa saja spasia pada wajah dan hubungannya terhadap infeksi dmf
Infeksi odontogenik dapat berkembang menjadi spasia-spasia.
Proses pengikisan (erosi) pada infeki menembus sampai ke tulang paling tipis hingga mengakibatkan infeksi pada jaringan sekitar. Berkembang atau tidak spasia wajah, tetap saja hal ini dihubungkan dengan melekatnya tulang pada sumber infeksi. Kebanyakan infeksi odontogenik menembus tulang hingga menyebabkan abses vestibular. Selain itu terkadang dapat pula langsung mengikis spasia wajh dan mnegakibatkan infeksi spasia wajah. Penyakit ododntogenik yang paling sering beranjut menjadi infeksi spasia wajah adalah komplikasi dari abses periapikal. Pus yang mengandudng bakteri pada abses periapikal akan berusaha eluar dari apeks gigi,menembus tulang dan akhirnya ke jaringan disekitarnya, salah satunya gigi mana yang terkena abses periapikal ini kemudian yang akan menentukan jenis dari spasia wajah yang terkena infeksi. Tulang hyoid merupakan struktur antomis yang paling penting pada leher yang dapat membatasi penyebaran infeksi. Spasia diklasifikasikan menjadi spasia primer dan sekunder. Spasia primer diklasifikasikan lagi menjadi spasia primer maksila dan spasia primer mandibula. Spasia primer maksila terdapat pada canine, buccal, dan ruang infratemporal. Sedangkan spasia primer mandibula terdapat submental, buccal, ruang submandibular dan sublingual. Infeksi juga terdapat di spasia sekunder yaitu masseter, pterygomandibular, superficial dan deep temporal, lateral pharyngeal, retropharyngeal, da prevertebral.