Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MENGATUR KEHADIRAN DAN KETIDAKHADIRAN PESERTA


DIDIK
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

Disusun Oleh

KELOMPOK 5

IRFANDI 1743041011

TENRI WALI 1743041019

ACHMAD QHUZAIRY QARASI 174302027

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ mengatur kehadiran dan
ketidakhadiran peserta didik ”. Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dari
mata kuliah Manajemen Peserta Didik.
Dalam Penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan ilmu yang lebih baik dan
bermanfaat pada mereka yang telah memberikan bantuan, semoga dibalas oleh Allah SWT
sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Makassar, September 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................... 3
A. Pengertian Kehadiran dan Ketidakhadiran .................................................................................... 3
B. Batasan Kehadiran dan Ketidakhadiran ......................................................................................... 3
C. Sebab-Sebab Ketidakhadiran Peserta Didik ................................................................................... 4
D. Pendekatan Peningkatan Kehadiran.............................................................................................. 7
E. Catatan Kehadiran dan Ketidakhadiran ......................................................................................... 8
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 10
A. Kesimpulan................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 11

iii
BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen selain mengatur, juga merupakan kegiatan untuk mencapai tujuan atau
sasaran yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan memanfaatkan orang lain. Jadi, dalam
manajemen terdapat aktivitas yang saling berhubungan, baik dari fungsionalitasnya maupun
tujuan yang ditargetkan1[1].
Peserta didik adalah salah satu elemen yang menunjang keberhasilan suatu manajemen
pendidikan. Peserta didik atau siswa adalah input dari suatu lembaga pendidikan. Sedangkan
tolak ukur dari suatu keberhasilan pendidikan dapat diukur atau dipandang dari output yang
dihasilkan. Output yang berkualitas tentu tidak hanya dinilai dari satu sisi pendidikan, tetapi
juga dari segi kepekaan social serta kecerdasan emosional dan agamanya. Output yang baik,
tentu dihasilkan melalui proses yang berliku-liku, dan juga input yang berkualitas pula.
Namun, input yang berkualitas saja tidak cukup, apabila tidak dibarengi dengan proses
pendidikan yang bermutu. Jadi, dalam manajemen peserta didik tersebut ada kerjasama dan
keterkaitan prosesnya.
Kehadiran peserta didik di sekolah sangat penting, karena jika peserta didik tidak hadir
di sekolah, tentu aktivitas belajar mengajar di sekolah tidak dapat dilaksanakan. Kehadiran
peserta didik di sekolah adalah suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya interaksi belajar
mengajar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalahnya adalah sebagi
berikut:
1. Apa pengertian kehadiran dan ketidakhadiran?
2. Apa saja batasan kehadiran dan ketidakhadiran?
3. Apa sebab-sebab ketidakhadiran peserta didik?
4. Bagaimana pendekatan peningkatan kehadiran?
5. Bagaimana catatan kehadiran dan ketidakhadiran ?

1[1] Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm 4.

1
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui definisi (pengertian) kehadiran dan ketidakhadiran
2. Mengetahui batasan kehadiran dan ketidakhadiran
3. Mengetahui sebab-sebab ketidakhadiran peserta didik
4. Mengetahui pendekatan peningkatan kehadiran
5. Mengetahui catatan kehadiran dan ketidakhadiran

2
BAB II PEMBAHASAN

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kehadiran dan Ketidakhadiran


Dalam bahasa ilmiah kehadiran peserta didik biasa disebut dengan istilah presensi
siswa dan ketidak hadiran peserta didik biasa disebut dengan istilah absensi siswa di sekolah,
sedangkan dalam bahasa asing disebut school attendance dan non school attendance yang
artinya ialah kehadiran dan keditak hadiran peserta didik di sekolah.
Pengertian kehadiran di sekolah bukan hanya berarti peserta didik secara fisik ada di
sekolah, melainkan ialah keterlibatan siswa dalam kegiatan-kegiatan sekolah.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kehadiran peserta didik ialah
keikutsertaan peserta didik secara fisik dan mental, serta keterlibatan mereka dalam kegiatan-
kegiatan sekolah. Sedangkan ketidak hadiran peserta didik bisa di kata, tidak terlibatnya
peserta didik dalam kegiatan sekolah.
Kehadiran peserta didik di sekolah adalah kehadiran dan keikutsertaan peserta didik
secara fisik dan mental terhadap aktivitas sekolah pada jam-jam efektif di sekolah.
Sedangkan ketidakhadiran adalah ketiadaan partisipasi secara fisik peserta didik terhadap
kgiatan-kegiatan sekolah.
Pada jam-jam efektif sekolah, peserta didik memang harus berada di sekolah kalau
tidak ada di sekolah, haruslah dapat memberikan keterangan yang syah serta diketahui oleh
orang tua atau walinya. Hal demikian sangat penting, oleh karena ada insiden-insiden seperti;
peserta didik menyatakan kepada orang tua atau walinya bahwa ia berangkat ke sekolah,
tetapi ternyata tidak hadir di sekolah.
Peserta didik yang hadir di sekolah hendaknya dicatat oleh guru dalam presensi.
Sementara peserta didik yang tidak hadir di sekolah dicatat dalam buku absensi. Presensi
adalah daftar kehadiran peserta didik, sedangkan absensi adalah buku daftar ketidakhadiran
peserta didik.
Begitu jam pertama dinyatakan masuk, serta peserta didik masuk ke kelas, guru
mempresensi peserta didiknya masuk sekolah dan yang tidak masuk sekolah. Demikian juga
pada jam-jam berikutnya setelah istirahat, guru perlu mempresensi kembali, barangkali ada
peserta didiknya yang pulang sebelum waktunya. Tidak jarang, peserta didik pulang sebelum
waktunya, hanya karena sudah dinyatakan masuk melalui presensi pada jam pertama.

1
Adapun sebab ketidakhadiran peserta didik dapat bersumber dari keluarga, diri sendiri,
maupun sekolah.

B. Batasan Kehadiran dan Ketidakhadiran


Kehadiran siswa di sekolah (school attandence) adalah kehadiran dan keikutsertaan
siswa secara fisik dan mental terhadap aktivitas sekolah pada jam-jam efektif di sekolah.
Sedangkan ketidakhadiran adalah ketiadaan partisipasi secara fisik siswa terhadap kegiatan-
kegiatan sekolah. Pengertian kehadiran seperti yang dikemukakan di atas seringkali
dipertanyakan, terutama pada saat teknologi pendidikan dan pengajaran telah berkembang
pesat seperti sekarang ini. Kalau misalnya saja, aktivitas-aktivitas sekolah dapat dipancarkan
melalui TV dan bisa sampai ke rumah, apakah kehadiran peserta didik secara fisik di sekolah
masih dipandang mutlak?
Jika pendidikan atau pengajaran dipandang sebagai sekedar penyampaian pengetahuan,
sedangkan para siswa dapat menyerap pesan-pesan pendidikan melalui layar kacanya di
rumah, ketidakhadiran siswa di sekolah secara fisik mungkin tidak menjadi persoalan.
Sebaliknya, jika pendidikan bukan sekadar penyerapan ilmu pengetahuan, melainkan lebih
jauh membutuhkan keterlibatan aktif secara fisik dan mental dalam prosesnya, maka
kehadiran secara fisik di sekolah tetap penting apapun alasannya, dan bagaimanapun
canggihnya teknologi yang dipergunakan. Pendidikan telah lama dipandang sebagai suatu
aktivitas yang harus melibatkan siswa secara aktif, dan tidak sekedar sebagai penyampaian
informasi belaka. Dalam konteks pembimbingan atau bimbingan dan konseling,
ketidakhadiran siswa hendaknya dipandang sebagai sebuah gejala dari inti masalah yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, dalam upaya membantu siswa yang mengalami kesulitan
dalam kehadirannya di sekolah, maka guru atau konselor seharusnya dapat memahami latar
belakang dan faktor-faktor penyebab ketidakhadirannya, untuk menemukan inti masalah yang
sebenarnya.

C. Sebab-Sebab Ketidakhadiran Peserta Didik


Ada banyak sumber penyebab ketidakhadiran peserta didik di sekolah. Pertama,
ketidakhadiran yang bersumber dari lingkungan keluarga. Ada kalanya suatu keluarga
mendukung terhadap kehadiran peserta didik di sekolah, dan adakalanya tidak mendukung.
Bahkan dapat juga terjadi, bahwa keluarga justru menjadi perintang bagi peserta didik untuk
hadir di sekolah. Pemecahan atas ketidakhadiran peserta didik yang bersumber dari keluarga
demikian, tentulah lebih ditujukan pada langkah-langkah kuratif bagi kehidupan keluarga.

2
Adapun ketidakhadiran menurut yang disebabkan atau bersumber dari keluarga adalah
sebagai berikut:
1. Kedua orang tuanya baik ayah maupun ibu, bekerja. Hal demikian bisa terjadi, mengingat
disamping peserta didik tersebut tidak mendapatkan pengawasan keluarga, juga bisa jadi
yang bersangkutan memang disuruh menjaga rumah oleh kedua orang tuanya.
2. Ada kegiatan keagamaan di rumah. Kegiatan keagamaan demikian, terutama pada
masyarakat yang religius, bisa menjadikan sebab peserta didik tidak hadir di sekolah.
3. Ada persoalan di lingkungan keluarga. Meskipun masalah tersebut tidak bersangkut paut
dengan peserta didik, umumnya juga mempengaruhi jiwa peserta didik. Misalnya adanya
pertengkaran antara ayah dan ibu, bisa menjadikan penyebab bagi peserta didik untuk tidak
hadir di sekolah.
4. Ada kegiatan darurat di rumah. Kegiatan yang sifatnya darurat, lazim memaksa anak untuk
turut menyelesaikan sesegera mungkin. Hal demikian, bisa menjadikan penyebab peserta
didik tidak dapat hadir di sekolah.
5. Adanya keluarga, famili dan atau handai taulan yang pindah rumah. Ini seringkali
menjadikan peserta didik untuk turut serta membantu serta menghadirinya. Tidak jarang,
pindah rumah demikian bersamaan dengan hari dan atau jam sekolah. Pindah rumah memang
tidak pernah mempertimbangkan aspek peserta didik sedang bersekolah ataukan tidak.
6. Ada kematian. Kematian di dalam keluarga umumnya membawa duka bagi anak. Oleh
karena dukanya tersebut, anak kemudian tidak hadir di sekolah.
7. Letak rumah yang jauh dari sekolah. Hal demikian tidak jarang menjadikan peserta didik
malas untuk hadir ke sekolah. Terkecuali jika ada transportasinya. Sungguhpun demikian,
jarang juga ketika sudah ada transportasinya, peserta didik juga masih tetap tidak hadir di
sekolah, karena mungkin waktu itu tidak mempunyai uang ongkos transportasi.
8. Ada keluarga yang sakit. Pada saat salah seorang anggota keluarga ada yang sakit, tidak
jarang peserta didik dimintai untuk menunggu atau merawatnya, sehingga menjadi penyebab
peserta didik tidak bersekolah.
9. Baju seragam yang tidak ada lagi. Ini dialami oleh mereka yang secara ekonomi memang
lemah. Tidak seragam ke sekolah dikhawatirkan mendapatkan sangsi, umumnya peserta didik
memilih tidak hadir di sekolah.
10. Kekurangan makanan yang sehat. Ini terjadi pada peserta didik yang berada di daerah-daerah
kantong kemiskinan.

3
11. Ikut orang tua berlibur. Hari libur orang tua yang tidak bersamaan dengan hari libur sekolah
bisa memberi peluang bagi tidak hadirnya peserta didik di sekolah. Karena, tidak jarang
peserta didik mengikuti liburan orang tuanya.
12. Orang tua pindah tempat kerja. Orang tua yang pindah tempat kerja bisa menyebabkan anak
tidak hadir di sekolah, oleh karena anak kadang-kadang mengikuti orang tua baik untuk
jangka waktu lama maupun untuk jangka waktu tertentu saja.

Adapun kedua, ketidakhadiran yang bersumber dari peserta didik sendiri adalah
sebagai berikut:
1) Lupa tidak bersekolah. Hal ini bisa saja terjadi, mungkin karena tidurnya terlarut malam
sehingga anak didik tersebut bangun kesiangan dan secara tidak di sengaja peserta didik yang
bersangkutan lupa untuk mengikuti mata pelajran atau tidak hadir di sekolah.
2) Moralnya tidak baik. Pelajaran moral di sekolah sangatlah berguna bagi peserta didik yang
ingin menimbah ilmu di sekolah, peserta didik yang tidak serius mengikuti mata pelajaran ini
besar kemungkinan pendidikan moralnya tidak begitu memadai, hal seperti ini dapat
mempengaruhi proses belajarnya, karna tidak sedikit peserta didik yang bolos di karenakan
memiliki moral yang tidak baik, akibatnya peserta didik jadi enggan untuk pergi ke sekolah.
3) Terjadi perkelahian antar peserta didik. Problem semacam ini tidak jarang di temukan di
lingkungan sekolah, perkelahian diantara peserta didik bisa saja menyebabkan peserta didik
yang bersangkutan tidak dapat mengikuti pelajaran karena kena skorsing oleh gurunya.
4) Sakit yang tidak diketahui kapan sembuhnya. Hal ini tidak luput dari kodrat manusia sebagai
makhluk ciptaan tuhan yang maha esa, sakit adalah salah satu kodrat yang ada pada manusia,
tidak menutup kemungkinan peserta didik yang juga sebagai makhluk ciptaan tuhan juga
terkena musibah atau sakit yang tak kunjung sembuh, sehingga menyebabkan peserta didik
tersebut membolos atau tidak masuk sekolah.
5) Anggota kelompok peserta didik yang suka membolos. Teman juga pempunyai peran aktif
dalam menumbuhkan moral seseorang yang tinggal di sekitarnya, peserta didik yang
berteman dengan sekelompok anak yang suka membolos, tidak menutup kemungkinan
peserta didik yang bersangkutan juga ikut-ikutan membolos, anak yang suka membolos bisa
saja menarik teman-temanya untuk ikut-ikutan membolos.
6) Anak itu sendiri yang memang suka membolos. Atau bisa saja seorang peserta didik yang
membolos memang dari peserta didik itu sendiri, kurangnya motivasi dan bimbingan dari
orang tua menyebabkan anak didik yang bersangkutan enggan untuk pergi ke sekolah.

4
7) Prestasinya lemah. Bisa saja peserta didik yang tidak hadir di sebbkan karna prestasinya
yang lemah, yang menyebabkan peserta didik yang bersangkutan tidak pede atau malu
terghadap teman sebayanya.

Adapun ketiga, sumber-sumber penyebab ketidakhadiran peserta didik di sekolah yang


bersumber dari sekolah adalah sebagai berikut:
a. Lingkungan sekolah yang tidak menyenangkan. Bisa juga peserta didik menjadi jenuh dan
menyebabkan mereka absen sekolah hanya karena di tempat mereka belajar tidak memenuhi
kriteria sekolah yang menyenangkan, sekolah adalah tempat berjalannya proses belajar
mengajar, hal ini memerlukan motivasi untuk menarik hati peserta didik. Jika sekolahnya
tidak menyenangkan, maka kemungkinan mereka enggan untuk belajar di sekolah itu, karena
pada umumnya semua peserta didik lebih senang jika proses belajar mengajar di sekolah
menggunakan metode joyful learning.
b. Program sekolah yang tidak efektif. Hal ini terjadi karena kurikulum yang di gunakan tidak
tepat dalam mendayagunakan program kerja di sekolah. Program sekolah yang tidak tepat
bisa saja mempengaruhi tujuan sekolah dan akibatnya seperti ini, peserta didik jadi enggan
untuk pergi kesekolah.
c. Terlalu sedikit peserta didik yang masuk. Tidak sedikit di suatu sekolah yang kekurangan
pelajar atau peserta didik, hal ini bisa juga berdampak pada peserta didik tersebut. Terkadang
ada sekolah yang peserta didiknya melebihi batas maksimum, tetapi mereka jarang masuk
sekolah, hal ini berakibat buruk bagi peserta didik yang lain. Karena kemungkinan mereka
enggan masuk sekolah karena sedikitnya peserta didik yang masuk.
d. Biaya sekolah yang terlalu mahal. Masalah ekonomi juga termasuk salah satu permasalahan
yang dapat menghambat proses belajar siswa. Biaya sekolah yang terlalau mahal akan
menjadi beban bagi mereka yang tidak mampu, di Indonesia sekian banyak peserta didik
yang putus sekolah hanya karna telat melunasi pembayaran di sekolah.
e. Kurangnya fasilitas sekolah. Fasilitas sekolah juga menjadi salah satu faktor atau media yang
di butuhkan untuk memudahkan pembelajaran di sekolah. Tahun dua puluhan proses belajar
mengajar berbeda dengan sistem sekarang, yang sudah menggunakan banyak alat modern
untuk melangsungkan proses belajar mengajar. Jika fasilitas di sekolah tidak memadai, maka
peserta didik merasa tidak terpenuhi akan kebutuhannya di sekolah. Hal ini dapat
mengecewakan para siswa sehingga menyebabkan mereka enggan untuk pergi ke sekolah.
f. Kurangnya bimbingan dari guru baik secara individual maupun secara kelompok kepada
peserta didik. Peran wali kelas di sekolah sangatlah penting bagi proses pembelajaran yang

5
berlangsung di suatu sekolah. Selain dapat membantu siswa dalam menghadapi kesulitan-
kesulitan dengan proses belajarnya, hal ini juga dapat menimbulkan keharmonisan antara
peserta didik dengan pendidiknya. Jika para guru kurang menaruh simpati peserta didiknya,
mereka merasa kurang di perhatikan dan mereka jadi sering membolos karena tidak kerasan
di sekolah.
g. Program yang ditawarkan oleh sekolah kepada peserta didik tidak menarik.
Program/tujuan/rencana adalah sesuatu yang harus di perhatikan dalam persekolahan, dalam
proses belajar mengajar kita harus mempunyai tujuan yang jelas. “dalam pembaharuan
pendidikan tidak akan berhasil kalau mengenyampingkan masalah tujuan. Setiap peserta
didik memiliki cita-cita di dalam kehidupannya, jika di suatu sekolah tidak menyediakan
program yang dapat menarik perhatian peserta didik dalam membantu mewujudkan cita-
citanya, peserta didik yang sekolah di suatu lembaga pendidikan ini akan merasa jenuh dan
tidak menutup kemungkinan mereka merasa tidak nyaman di sekolah.
h. Suasana sekolah yang tidak kondusif. Pengaturan tata ruang sekolah yang tidak sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan siswa di sekolah sangat berpengaruh pada kehadiran peserta
didik yang bersangkutan, hal ini berkaitan dengan kemauan para peserta didik yang
menginginkan suasana sekolah yang kondusif.

Keempat, Ketidakhadiran yang bersumber dari faktor masyarakat sebagai berikut:


a) Terjadinya peledakan penduduk. Ketidakhadiran di sini, terutama berkaitan dengan
terbatasnya sumber-sumber yang dapat dipergunakan oleh anak untuk hadir di sekolah.
b) Keadaan genting di masyarakat. Kegawatan-kegawatan yang terjadi pada masyarakat, antara
lain bisa menjadi penyebab peserta didik tidak hadir di sekolah. Terutama jika hal demikian
dirasakan menakutkan oleh peserta didik.
c) Kemacetan jalan. Kemacetan demikian, terutama terjadi di kota-kota besar yang padat arus
kendaraannya. Padatnya arus kendaraan ini, erat kaitannya dengan tidak seimbangnya antara
rasio jalan dengan jumlah kendaraan yang ada. Sementara banyaknya jumlah kendaraan,
berkaitan erat dengan tingginya daya beli masyarakat di satu pihak dan banyaknya
permintaan penduduk terhadap sarana transportasi. Hal demikian akan terasa pada kota-kota
yang padat penduduknya.
d) Adanya pemogokan massal. Pemogokan massal, bisa terjadi pada para pekerja dan bisa
terjadi pada peserta didik di sekolah. Solidaritas yang berbentuk pemogokan ini bisa
menjadikan peserta didik tidak mau hadir di sekolah.

6
e) Adanya peperangan. Di negara yang suhu politiknya menghangat, tidak jarang diwarnai oleh
peperangan, baik peperangan antara satu negara dengan negara lain atau antar masyarakat di
suatu negara. Perebutan kekuasaan di suatu negara sering juga diwarnai oleh peperangan.
Pada saat demikian, peserta didik tedak hadir ke sekolah, karena alasan keamanan.

D. Pendekatan Peningkatan Kehadiran


Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatan kehadiran peserta didik disekolah
adalah dengan melihat kasus per-kasus. Sebab para peserta didik satu sama yang
lainnya,mempunyai masalah-masalah yang berbeda.
1. Perbaikan Ligkungan Rumah
Usaha-usaha yang dapat dilakukan berkenaan berkaitan dengan perbaikan lingkunan rumah
dalam rangka meningkatkan kehadiran peserta didik disekolah sebagai berikut:
a. Mengantarkan peserta didik kesekolah tepat pada waktunya. Hal demikian dapat dilakukan
oleh orang tua pada kelas-kelas awal di sekolah dasar. Upaya demikian, dapat dilakukan juga
oleh sekolah misalnya dengan transportasi sekolah yang tepat waktu dan dapat
mengakomodasi peserta didik di sekolah.
b. Peserta didik diberi pekerjaan tertentu dan memerintahkan mereka mengumpulkannya
kesekolah.
c. Orang tua berusaha memantau waktu tidur anaknya agar yang bersangkutan tidur tepat waktu
sehingga dapat bangun tepat waktu juga. Dapat juga menyediakan weker agar anaknya
bangun pagi-pagi benar sebelum berangkat kesekolah.
d. Pengupayakan agar peserta didik memahami sedalam mungkin mengenai tata tertib sekolah.

2. Perbaikan Kondisi Sekolah


Usaha-usaha yang dapat dilakukan berkenaan dengan perbaikan kondisi sekolah sebagai
berikut:
a) Mengunakan tata tertib sekolah sebagai salah satu pendekatan untuk meningkatkan kehadiran
peserta didik di sekolah. Peserta didik yang melanggar tata tertip sekolah bisa diberi sangsi
sesuai dengan yang ditentukan dan disepakati oleh peserta didik. Pada awal orientasi peserta
didik, para peserta didik memang diminta untuk menyepakati kesediaanya untuk mentaati
peraturan sekolah dan tata tertib sekolah.
b) Memberikan pengertian kepada peserta didik akan arti pentingnya kehadiran mereka.
c) Menjadikan kehadiran peserta didik disekolah sebagai prasyarat untuk mengikuti ujian atau
kehadiran peserta didik sebagai bagian dari perhitungan nilai ujian di sekolah.

7
d) Memperbaiki kondisi sekolah agar dipersepsi oleh peserta didik sangat menarik.
e) Memperlibatkan guru secara aktif dalam upaya peningkatan kehadiran peserta didik.
f) Selalu mempresensi peserta didik pada saat awal masuk kelas, baik pada jam-jam pertama
maupun pada saat jam-jam setelah istirahat atau pergantian jam. Mereka yang tidak ada pada
jam-jam tertentu dicatat pada buku absensi dann digolongkan sebagai peserta yang tidak
hadir.

3. Perbaikan Terhadap Peserta Didik Sendiri


“Perbaikan terhadap peserta didik sendiri sangat penting, oleh karena yang menentukan hadir
tidaknya mereka sendiri. Usaha yang dilakukan dapat secara preventif, kuratif dan
preservatif”. Preventif dalam kamus lengkap bahasa Indonesia berarti bersifat mencegah atau
pencegahan, pencegahan ini bisa di terapkan dirumah oleh orang tua, di sekolah oleh guru
dan juga di lingkungan mereka tinggal yakni masyarakat. Kuratif dalam kamus ilmiah
popular berarti tindak penyembuhan atau pengobatan sedangkan preservatif dalam kamus
ilmiah popular berarti memelihara, yang berarti memelihara kebiasaan baik yang sudah
terbentuk. Artinya jika ketiga istilah ini sama-sama di terapkan, maka kehadiran peserta didik
dapat di tingkatkan dan ketidakhadiran peserta didik dapat di kurangi.

4. Perbaikan Terhadap Kondisi Masyarakat


Perbaikan demikian akan dapat dilakukan, manakala ada kerja sama yang erat antara sekolah
dengan masyarakat. Jika sekolah tersebut memang didirikan untuk masyarakat, maka
semestinya masyarakat juga mendukung terhadap keberlangsungan sekolah. Dukungan
tersebut dapat di wujudkan dalam bentuk mendukung terhadap upaya sekolah. Tidak
diperbolehnya para peserta didik memasuki tempat-tempat hiburan pada saat jam sekolah
berlangsung, adalah salah satu manifestasi dukungan yang patut dikembangkan. Demikian
juga meminta keterangan atas peserta didik yang keluyuran di jalan-jalan pada saat jam
sekolah, dapat dilakukan oleh masyarakat karena hal tersebut mendukung terhadap
peningkatan kehadiran peserta didik di sekolah.

E. Catatan Kehadiran dan Ketidakhadiran


Peserta didik yang hadir di sekolah hendaknya di catat oleh guru dalam buku presensi.
Sementara peserta didik yang tidak hadir di sekolah dicatat dalam buku absensi. Dengan kata
lain, presensi adalah daftar kehadiran peserta didik, sementara absensi adalah buku daftar
ketidak hadiran peserta didik. Begitu jam pertama sudah dinyatakan masuk, serta para peserta

8
didik masuk ke kelas, guru hendaknya mempresensi peserta didiknya satu persatu. Selain
agar mengenal peserta didiknya, guru akan mengetahui siapa-siapa diantara peserta didiknya
yang tidak masuk sekolah. Demikian juga pada jam-jam berikutnya setelah istirahat, guru
perlu mempresensi kembali, barang kali ada peserta didiknya yang pulang sebelum
waktunya. Tidak jarang, peserta didik pulang sebelum waktunya, hanya karena sudah merasa
sudah dinyatakan masuk melalui presensi pada jam pertama2[2].

2[2] Prihatin, Eka, Manajemen Peserta Didik, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm.77-85.

9
BAB III PENUTUP

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kehadiran peserta didik ialah keikutsertaan peserta didik secara fisik dan mental, serta
keterlibatan mereka dalam kegiatan-kegiatan sekolah. Sedangkan ketidak hadiran peserta
didik bisa di kata, tidak terlibatnya peserta didik dalam kegiatan sekolah.
Dalam upaya membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam kehadirannya di
sekolah, maka guru atau konselor seharusnya dapat memahami latar belakang dan faktor-
faktor penyebab ketidakhadirannya, untuk menemukan inti masalah yang sebenarnya.
Ada banyak sumber penyebab ketidakhadiran peserta didik di sekolah. Pertama,
ketidakhadiran yang bersumber dari lingkungan keluarga. Ada kalanya suatu keluarga
mendukung terhadap kehadiran peserta didik di sekolah, dan adakalanya tidak mendukung.
Bahkan dapat juga terjadi, bahwa keluarga justru menjadi perintang bagi peserta didik untuk
hadir di sekolah.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatan kehadiran peserta didik
disekolah adalah dengan melihat kasus per-kasus
Peserta didik yang hadir di sekolah hendaknya di catat oleh guru dalam buku presensi.
Sementara peserta didik yang tidak hadir di sekolah dicatat dalam buku absensi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2012


Prihatin, Eka, Manajemen Peserta Didik, Bandung: Alfabeta, 2011.

11
1

Anda mungkin juga menyukai