1 SM PDF
1 SM PDF
VOLUME 17, NO. 2, 2009: 98 – 108 ISSN: 0854‐7108
MANIPULASI: KARAKTERISTIK EKSPERIMEN
Sugiyanto
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada
Abstrak
98 BULETIN PSIKOLOGI
MANIPULASI: KARAKTERISTIK EKSPERIMEN
artikel ini saya berpandangan bahwa terapi kepada partisipan, maka peneliti
seleksi partisipan menurut bukan merupa‐ hanya mencatat jumlah sesi terapi yang
kan manipulasi sebagaimana dimaksudkan dijalani partisipan. Sebaliknya pada tingkat
oleh para perintis dan pendahulu peneli‐ manipulasi tinggi berarti peneliti mengen‐
tian eksperimen. dalikan sepenuhnya kondisi secara cermat
Lebih jauh lagi Myers dan Hansen dan ketat sebagaimana keinginan peneliti.
(2002) menyatakan bahwa eksperimen Jika penelitian dilakukan dengan memberi‐
adalah proses yang dijalankan untuk kan pelatihan, maka peneliti mengatur
menunjukkan bahwa suatu peristiwa atau dengan ketat jumlah sesi pelatihan, misal‐
kejadian dapat diprediksi dari situasi nya 3 sesi @ 1 jam.
tertentu yang spesifik. Tentu yang dimak‐ Tingkat imposisi unit yang diteliti juga
sudkan dengan peristiwa atau kejadian itu bervariasi dalam satu garis kontinyu. Pada
juga meliputi perilaku. Para peneliti tingkat imposisi yang rendah peneliti
psikologi menggunakan eksperimen untuk membiarkan apapun yang dilakukan oleh
mendemonstrasikan kondisi‐kondisi terten‐ partisipan. Jika penelitian dilakukan
tu yang mengakibatkan perilaku tertentu dengan observasi, maka jenisnya adalah
diharapkan terjadi secara teratur. Hal itu observasi naturalistik. Jika penelitian dila‐
diperkuat bahwa ketika kita melakukan kukan dengan wawancara, maka jenisnya
eksperimen, secara sistematik kita adalah pertanyaan yang sangat terbuka.
memanipulasi kondisi atau memanipulasi Sebaliknya pada tingkat imposisi yang
setting perilaku. Manipulasi kondisi dapat tinggi peneliti membatasi apa saja yang
dilakukan pada semua elemen/aspek suatu boleh dilakukan oleh partisipan. Jika
kondisi atau beberapa elemen/aspek saja. penelitian dilakukan dengan observasi,
Tujuannya adalah untuk memodifikasi maka partisipan hanya boleh melakukan
perilaku yang dapat diobservasi dalam satu‐dua hal yang amat terbatas. Jika
kondisi yang spesifik. Myers dan Hansen penelitian dilakukan dengan wawancara,
mengajukan minimal dua syarat untuk maka jenisnya adalah pertanyaan tertutup,
menguji apakah suatu penelitian merupa‐ misalnya hanya mengandung jawaban ya
kan eksperimen atau bukan. Pertama dan tidak.
terdapat prosedur manipulasi kondisi. Memang tingkat manipulasi kondisi
Kedua hasil atau akibat yang diharapkan bisa mengundang pro dan kontra. Pada
harus dapat diobservasi. Observasi yang pihak yang pro alasannya adalah agar
dimaksud adalah dalam pengertian yang dapat diketahui dengan pasti alur sebab‐
luas. akibat atau kausalitas; dengan mengatur
Myers dan Hansen (2002) mengakui suatu kondisi maka dapat diketahui
bahwa semua pendekatan, metode, atau perilaku berkutnya yang akan terjadi.
tipe penelitian dapat dijelaskan sepanjang Sebaliknya pada pihak yang kontra akan
dua dimensi pokok, yaitu tingkat mani‐ mengkritik bahwa manipulasi adalah
pulasi dan tingkat imposisi unit yang sesuatu yang tidak realistik dan tidak akan
diteliti. Tingkat manipulasi kondisi berva‐ dijumpai dalam kehidupan sehari‐hari.
riasi dalam satu garis kontinyu, dari rendah Artinya kondisi yang dimanipulasi bersifat
ke tinggi. Tingkat rendah berarti peneliti artifisial dan dibuat‐buat, khususnya pada
membiarkan kondisi sebagaimana apa pengaturan kondisi yang melibatkan
adanya tanpa intervensi peneliti. Jika partisipan manusia. Namun tentu saja
penelitian dilakukan dengan memberikan argumen pihak yang kontra dapat dilemah‐
BULETIN PSIKOLOGI 99
SUGIYANTO
100 BULETIN PSIKOLOGI
MANIPULASI: KARAKTERISTIK EKSPERIMEN
BULETIN PSIKOLOGI 101
SUGIYANTO
memori partisipan yang bertindak sebagai penelitian Baron kendali manipulasi tidak
saksi suatu peristiwa perampokan. sepenuhnya ada pada peneliti. Jika peneli‐
Namun peneliti tidak selalu memiliki tian dilakukan berhari‐hari, maka terdapat
keistimewaan untuk sepenuhnya mengen‐ kemungkinan tingkat keharuman bau roti
dalikan manipulasi. Adakalanya peneliti yang dibakar dan kopi yang direbus tidak
tidak dapat menciptakan kondisi ling‐ sama antar hari yang berbeda. Oleh karena
kungan fisik, sehingga peneliti hanya dapat itu keyakinan bahwa bau harum menjadi
memilih lingkungan fisik yang sudah ada. sebab tentu tidak sekuat kalau Baron
Hal ini ditunjukkan dalam penelitian Baron menciptakan 2 lokasi, yaitu satu lokasi
(1997) tentang pengaruh bau harum yang yang dibuat agar beraroma harum dan
menyenangkan terhadap perilaku prososial lokasi lain yang dibuat agar tidak beraoma
pengunjung mal. Pertama‐tama peneliti itu harum.
bersama‐sama dengan beberapa orang Manipulasi kondisi lingkungan fisik
yang dipandang memahami masalah bau yang sedekat mungkin bersifat nyata
mengunjungi suatu mal untuk mengiden‐ pernah dilakukan oleh Sczesny dan
tifikasi wilayah yang berbau dan tidak Stahlberg (2002). Dalam eksperimen 1
berbau harum yang menyenangkan. Kemu‐ kedua peneliti menguji pengaruh parfum
dian wilayah itu ditemukan dan ditentukan dan jenis kelamin pelamar terhadap
sebagai lokasi penelitian. Wilayah yang keputusan seleksi karyawan. Pertama‐tama
berbau harum terletak di dekat dua usaha untuk memanipulasi parfum dilakukan
roti dan kafe kopi, sedangkan wilayah yang dengan prastudi penentuan parfum. Dari
kontras, yakni tanpa bau yang menye‐ 12 parfum (6 parfum feminin dan 6 parfum
nangkan terletak di dekat toko‐toko maskulin; feminin dan makulin adalah
pakaian dan semacamnya. label yang dikenakan oleh produsen par‐
Memang kita bisa mengajukan kebe‐ fum), masing‐masing parfum dievaluasi
ratan bahwa Baron (1997) sama sekali tidak oleh 5 partisipan prastudi. Dengan demi‐
menciptakan suatu kondisi, tetapi hanya kian diperlukan 60 partisipan prastudi.
menggunakan kondisi yang telah tersedia. Penilaian terhadap femininitas dan
Asumsi Baron adalah bahwa karena bau maskulinitas parfum dilakukan dengan
atau aroma maka terjadi modifikasi peri‐ skala 6 poin, skor 1 berarti sama sekali
laku. Tentu kita bisa menanya‐nanyakan bukan parfum feminin atau maskulin,
apakah hasil penelitian nanti bisa disimpul‐ sedangkan skor 6 berarti sangat feminin
kan bahwa aroma harum yang menye‐ atau maskulin. Dari prastudi itu ditentukan
nangkan benar‐benar mempengaruhi satu parfum feminin dan satu parfum
perilaku prososial pengunjung mal dengan maskulin. Kemudian manipulasi kondisi
kesediaan untuk memberi uang receh lingkungan fisik dijalankan dengan dua
sebagai penukar uang kertas utuh yang cara; pertama parfum disemprotkan pada
diminta oleh asisten peneliti. Problem surat lamaran dan kedua parfum disem‐
validitas penelitian terletak pada derajat protkan pada meja di ruang yang nanti
kendali peneliti atas manipulasi yang akan digunakan oleh partisipan waktu
dilakukan. Jika kendali atas manipulasi melakukan seleksi pelamar. Dengan demi‐
sepenuhnya ada pada tangan peneliti, kian terdapat dua kondisi lingkungan fisik
maka kita bisa menyimpulkan bahwa berupa bau parfum feminin pada surat
memang kondisi yang diciptakan oleh lamaran, meja, dan ruang yang ditempati
peneliti benar‐benar sebagai sebab. Pada oleh partisipan. Manipulasi jenis kelamin
102 BULETIN PSIKOLOGI
MANIPULASI: KARAKTERISTIK EKSPERIMEN
pelamar dilakukan dengan menggunakan Shafran, Lee, Payne, dan Fairburn (in
nama pria dan nama wanita pada berkas press) melakukan penelitian tentang dam‐
lamaran. Nama pelamar pada kondisi pria pak pemeriksaan tubuh terhadap estimasi
adalah Mr. Peter Keller, sedangkan nama ukuran tubuh dan kepuasan tubuh pada 60
pelamar pada kondisi wanita adalah Mrs. wanita berusia antara 18‐45 tahun yang
Petra Keller. Ide Sczesny dan Stahlberg tidak mempunyai gangguan makan dan
yang kelihatannya sederhana dan jarang tidak depresi. Manipulasi berwujud dua
dilakukan oleh peneliti itu sebenarnya jauh kondisi perlakuan, yaitu kondisi peme‐
dari cukup untuk memanipulasi kondisi riksaan tubuh sangat cermat dan kondisi
yang sesuai dengan kenyataan. pemeriksaan kurang cermat. Pada kondisi
Beehr, Ivanitskaya, Glaser, Erofeev, pemeriksaan tubuh sangat cermat, parti‐
dan Canali (2004) meneliti pengaruh penga‐ sipan diminta untuk membuka pakaian
laman berada dalam lingkungan kekerasan dan berkaca pada kaca ukuran tubuh.
terhadap akurasi memori. Partisipan Partisipan diminta untuk memusatkan
adalah para perwira polisi. Pengalaman perhatiannya pada bagian tubuh yang
berasa dalam lingkungan kekerasan dirasa kurang memuaskan. Mereka diminta
dimanipulasi dengan 3 kondisi. Kondisi untuk memeriksa dan mengecek daerah itu
pertama adalah simulasi pengalaman nyata untuk memperoleh informasi yang lebih
dalam pelatihan untuk mendobrak suatu banyak. Misalnya mereka diminta melihat
rumah dengan melibatkan tembak‐ dadanya melalui sudut yang berbeda‐beda.
menembak dengan seorang bersenjata yang Juga diminta untuk menyentuh, merasa‐
bersembunyi dalam rumah itu. Kondisi kan, menekan, dan menggerak‐gerakkan
kedua adalah menonton video simulasi bagian tubuh itu selagi berkaca.
pengalaman nyata yang sama dengan Pada kondisi pemeriksaan tubuh
kondisi pertama secara rinci. Kondisi ketiga kurang cermat partisipan diminta untuk
adalah menonton video simulasi penga‐ melihat semua bagian tubuh di kaca, tiap
laman nyata yang sama dengan kondisi bagian beberapa detik, mulai dari kepala
pertama, tetapi tanpa suara tembak‐ sampai ujung jari kaki. Satu‐persatu
menembak. Dengan demikian kondisi eksperimenter menyebut bagian‐bagian
lingkungan fisik yang paling realistik tubuh itu, sedangkan partisipan diminta
adalah kondisi pertama karena partisipan untuk mendeskripsikan setiap bagian
benar‐benar mengalami situasi yang seperti biasa. Dalam mendeskripsikan tiap
menegangkan. bagian tubuh, partisipan diminta agar tidak
menggunakan kata‐kata positif atau
negatif. Selain itu partisipan juga diminta
Manipulasi Tugas
untuk mengatakan setiap bagian tubuh
Manipulasi tugas adalah penciptaan sebagaimana mereka melihat orang lain.
satu atau beberapa pekerjaan yang akan Dalam studi 1, Whiting, Podsakoff, dan
dilakukan oleh partisipan. Partisipan Pierce (2008) melakukan manipulasi yang
diminta untuk melakukan hal‐hal yang kompleks pada 4 variabel independen.
ditugaskan atau diminta oleh peneliti. Variabel dependen adalah penilaian
Misalnya partisipan diminta untuk menulis kinerja. Hanya 3 variabel independen saja
kegiatannya pada buku harian secara yang dijelaskan di sini. Ketiga peneliti itu
teratur (tiap hari sekali sebelum tidur) dan memanipulasi kondisi tiga variabel inde‐
tidak menulis kegiatannya sama sekali. penden, yaitu penyelesaian tugas, pembe‐
BULETIN PSIKOLOGI 103
SUGIYANTO
104 BULETIN PSIKOLOGI
MANIPULASI: KARAKTERISTIK EKSPERIMEN
BULETIN PSIKOLOGI 105
SUGIYANTO
106 BULETIN PSIKOLOGI
MANIPULASI: KARAKTERISTIK EKSPERIMEN
dan kesedihan berbeda secara signifikan. perilaku partisipan pada waktu kondisi
Bahkan sesudah manipulasi, kelompok adegan nyata berlangsung.
suasana hati positif menunjukkan pening‐ Serupa dengan Ihlbaek, Love,
katan kebahagiaan dan penurunan kese‐ Eilertsen, dan Magnussen (2003), Baron
dihan dibandingkan sebelum manipulasi. (1997) tampaknya melakukan cek mani‐
Demikian pula kelompok suasana hati pulasi dengan mengajak para asisten
negatif sesudah manipulasi menunjukkan peneliti berkunjung ke mal untuk memilih
penurunan kebahagiaan dan peningkatan dan meyakinkan bahwa kondisi aroma
kesedihan dibandingkan sebelum mani‐ yang menyenangkan dan aroma yang tidak
pulasi. Hasil itu menegaskan bahwa mani‐ menyenangkan sudah sesuai dengan
pulasi induksi suasana hati berhasil baik. rencana penelitiannya. Cek manipulasi juga
Brifiol, Petty, Valle, Rucker, dan dilakukan dengan menanyakan kepada
Beceera (2007) melakukan cek manipulasi partisipan apakah mereka membaui sesua‐
dengan mengajukan satu pertanyaan untuk tu. Namun cek manipulasi akan lebih
mengukur kekuasaan sebagaimana dirasa‐ meyakinkan jika ditanyakan pula apakah
kan oleh partisipan. Pertanyaannya adalah aromanya menyenangkan ataukah tidak.
seberapa besar kekuasaan yang dirasakan
oleh partisipan selama berinteraksi dengan
Penutup
partisipan dalam peran yang berbeda, yaitu
sebagai atasan atau bawahan. Hasil analisis Manipulasi merupakan salah satu
data dengan anava menunjukkan bahwa karakteristik utama penelitian eksperimen.
kondisi kekuasaan tinggi memang berbeda Dengan manipulasi kondisi, peneliti dapat
secara signifikan dibandingkan kondisi menciptakan sesuatu yang langka terjadi
kekuasaan rendah. Dengan demikian cek ataupun sesuatu yang baru. Kondisi yang
manipulasi telah berfungsi untuk meyakin‐ langka atau baru itu sukar diharapkan
kan bahwa manipulasi peran kekuasaan terjadi secara alamiah. Pada gilirannya
telah berhasil dilakukan oleh paneliti. peneliti melihat perubahan perilaku partisi‐
Meskipun sebagian cek manipulasi pan yang disebabkan oleh kondisi tertentu
dengan mudah dapat kita temukan pada yang diciptakannya. Manipulasi dapat dila‐
artikel‐artikel jurnal, namun sebagian cek kukan dengan beberapa cara, yaitu melalui
manipulasi tidak dinyatakan secara eks‐ penciptaan lingkungan fisik, pemberian
plisit. Cek manipulasi yang dilakukan oleh tugas, dan melakukan induksi sebagai
Ihlbaek, Love, Eilertsen, dan Magnussen perangsang.
(2003) diduga dilakukan bersamaan dengan Agar dapat diketahui bahwa mani‐
penjelasan tentang seluk‐beluk eksperimen pulasi telah berjalan sebagaimana diran‐
yang sebenarnya (lazim disebut sebagai cang, peneliti perlu melakukan cek mani‐
debriefing). Partisipan pada kondisi adegan pulasi. Cek manipulasi akan menunjukkan
nyata dipertemukan dengan pemeran bahwa setiap kondisi sudah sesuai dengan
perampok yang sudah mencopot topeng‐ konsep yang diajukan peneliti. Bahkan cek
nya. Para pemeran itu menawarkan manipulasi akan memperlihatkan kredi‐
evaluasi terhadap perilaku partisipan bilitas suatu eksperimen sebagai cara untuk
selama adegan nyata berlangsung dan menguji hubungan kausal. Meskipun
mengomentari peristiwa perampokan itu. belum merupakan keharusan untuk mela‐
Tampaknya peneliti berusaha untuk mela‐ porkan cek manipulasi dalam artikel jurnal,
kukan cek manipulasi dengan mencermati perlu mencantumkan bukti‐bukti bahwa
BULETIN PSIKOLOGI 107
SUGIYANTO
108 BULETIN PSIKOLOGI