Kasus : Ny. Kartika mempunyai anak perempuan umur 17 tahun dan sekarang telah hamil
diluar nikah. Ibunya ingin menggugurkan bayi yang ada dikandungan anaknya supaya bisa
tetap melanjutkan studinya tetapi juga takut dosa.
Nama Pemeran:
Ibu : Ibu lagi tidak ada pekerjaan hari ini, memangnya ada apa kok mukamu kelihatan
pucat banget. Kamu sakit?
Anak : tidak ibu, aku baik-baik saja. Namun ada sesuatu yang aku harus ceritakan kepada
Ibu.
Anak : aku sudah beberapa minggu merasa mual-mual dan muntah-muntah. Kemudian aku
pergi ke apotik untuk membeli alat tes kehamilan dan ternyata aku hamil bu
Ibu : Apa? Kamu hamil nak? Memangnya laki-laki siapa yang tega berbuat begitu
kepadamu? Sungguh keterlaluan sekali
Anak : Mika pacarku. Tapi aku tidak mau berbuat hal yang tak mungkin kulakukan, karena
aku takut menanggung dosa yang sangat besar, lagi pula aku masih ingin
melanjutkan sekolah.
Keesokan harinya adalah hari minggu. Ibu mengajak anaknya ke klinik tidak jauh dari
rumah mereka.
P. B : Silahkan duduk
P. A : bagaimana mbak delvia, ada yang bisa saya bantu? Ada keluhan apa?
Anak : saya malu mau cerita. Masalah saya ini terlalu memalukan untuk diceritakan. Jadi
begini, saya sudah telat 3 bulan dan kemarin saya cek ternyata positif
P. A : ya, lalu..
Anak : saya sebenarnya tidak ingin anak ini ada dirahim saya secepat ini, walaupun saya
tau ini karena kekhilafan saya dan pacar saya, tapi saya tetap tidak ikhlas menerima
kehadiran anak ini. Saya masih ingin sekolah, saya masih ingin melanjutkan masa
depan saya
P. A : iya, saya tau bagaimana perasaanmu. Tapi kamu tidak boleh menolak kehadiran
anak ini
Anak : saya ingin menggugurkan kandungan ini mas, tapi takut dosa
P. A : sabar mbak, saya paham betul apa yang sedang anda alami sekarang. Tidak ada
masalah yang tidak ada jalan keluarnya. Sekarang, apa anda sudah memikirkan apa
yang terjadi jika anak dalam kandungan itu kamu gugurkan dan apa yang terjadi bila
kamu mempertahankan anak itu?
Anak : saya belum memikirkan semua itu, lalu saya harus bagaimana? Saya belum ikhlas
menerima anak ini
P.B : maaf ya mbak saya memotong pembicaraan, saya hanya memberikan sedikit
penjelasan yang diharapkan bisa membantu kamu dalam mengambil keputusan.
Kalau kamu tetap ingin menggugurkan kandunganmu, maka akan ada resiko
kesehatan fisik dan mentalmu. Kamu bisa saja mengalami kematian akibat
perdarahan yang hebat atau pembiusan yang gagal.
Anak : bagaimanapun juga dia anak saya. Tapi apa saya sanggup jika harus membesarkan
anak ini dengan keadaan saya yang Seperti ini? Tolong saya
P. A : maaf ya mbak, kalua mbak kamu masih ingin melakukan itu saya tidak bisa
P. A : jadi begini mbak, besar resiko dari tindakan yang ingin mbak ambil, dari segi medis
mbak mempunyai kemungkinan yang sangat kecil untuk bisa selamat setelah
melakukan abortus, dari segi kemanusiaanpun memiliki sisi yang sangat buruk mbak,
bagaimana jika mbak yang berada dalam posisi janin yang mbak kandung, pasti
mbak tidak mau untuk digugurkan oleh ibu mbak, andai saja janin yang ada dalam
kandungan mbak itu jika bisa berbicara pasti dia mengatakan kalau mbak jangan
menggugurkannya, dia ingin merasakan kasih sayang mbak sebagai ibunya. Jadi
tolong mbak, jangan gugurkan janin itu ya mbak, coba saja mbak bayangkan kalau
mbak yang ada di posisi janin mbak. Apa yang mbak rasakan?
Anak : Maaf ya mas, saya khilaf, saya nggak mau mengaborsi anak saya, ya tuhan maafkan
saya, saya nggak ingin melakukan dosa yang lebih besar lagi.
Anak : saya tidak akan menggugurkan kandungan saya mas, saya janji akan merawat anak
saya dengan penuh kesabaran dan kasih sayang
Ibu : mas, tolong maafkan perbuatan kami yang ingin membunuh janin ini, maafkan
kami mas!
P. B : sudah ibu, yang terpenting sekarang ibu sudah tau, mana yang benar dan mana yang
salah, untuk kedepanya saya harap ibu dan anak ibu bisa menjaga janin ini dan
berikan semua yang terbaik untuk janin yang mbak kandung ini
Ibu : terima kasih mas sudah mencegah kami agar tidak melakukan kesalahan yang
sangat besar. Baiklah mas, sekarang kami pamit dulu
P.B : iya bu, hati-hati dijalan dan jangan lupa ibu dan mbak untuk selalu menjaga janin
itu dengan baik agar bisa tumbuh menjadi orang besar dan berguna bagi banyak
orang