Anda di halaman 1dari 11

URTIKARIA

Disusun Oleh :
Annisa Marini
Delvia Aisyah Supriyadi
URTIKARIA
Setiap urtikaria akan
Urtikaria biasa disebut bertahan selama periode
dengan gatal-gatal, hives, waktu tertentu yang
kaligata, atau biduran. bervariasi dari beberapa
menit hingga beberapa jam
sebelum menghilang. Selama
berjam-jam atau berhari-hari,
kumpulan lesi ini dapat
timbul, hilang dan kembali
Urtikaria merupakan reaksi alergi hipersensitivitas tipe 1 lagi secara menurut.
pada kulit yang ditandai oleh kemunculan mendadak
lesi/ruam yang menonjol dan bengkak, berwarna merah
muda dengan ukuran serta bentuk yang bervariasi,
keluhan gatal dan menyebabkan gangguan rasa nyaman
yang setempat.
Etiologi 1. Faktor makanan, misalnya : telur, ikan, kerang, coklat, jenis
kacang tertentu, tomat, tepung, terigu, daging sapi, udang,
dll. Zat pewarna, penyedap rasa/bahan pengawet juga dapat
menimbulkan urtikaria.

2. Bahan hirupan (inhalan) : berupa serbuk sari bunga (polen),


debu, bulu binatang, dan aerosol.

3. Infeksi : misalnya infeksi bakteri, virus, jamur, maupun


infestasi parasit.

4. Gigitan serangga : Nyamuk, lebah dan serangga lainnya


menimbulkan urtikaria bentuk papul di sekitar tempat
gigitan, biasanya sembuh sendiri.

5. Trauma fisik/faktor cuaca : diakibatkan oleh faktor dingin,


yakni berenang atau memegang benda dingin. Faktor panas
misalnya sinar matahari, sinar UV, radiasi, dan panas
pembakaran. Faktor tekanan yaitu
goresan, pakaian ketat, ikat pinggang.
PATOFISIOLOGI
Pada awalnya alergen yang menempel pada kulit merangsang sel mast untuk membentuk
antibody (IgE), setelah terbentuk, maka IgE berikatan dengan sel mast. Setelah itu, pada saat terpapar
untuk yang kedua kalinya, maka alergen akan berikatan dengan IgE yang sudah berikatan dengan sel
mast sebelumnya. Akibat dari ikatan tersebut, maka akan mengubah kestabilan dari isi sel mast yang
mengakibatkan sel mast akan mengalami degranulasi dan pada akhirnya sel mast akan mengeluarkan
histamin. Sel mast adalah mediator kimia yang dapat menyebabkan gejala yang terjadi pada
seseorang yang mengalami urtikaria.
Pada urtikaria, maka gejala yang akan terjadi dapat meliputi merah, gatal dan sedikit ada
benjolan pada permukaan kulit, yang menyebabkan hal itu terjadi yaitu, pada dasarnya sel mast ini
sendiri terletak didekat saraf perifer, dan pembuluh darah. Kemerahan dan bengkak yang terjadi
karena histamin yang dikeluarkan sel mast itu menyerang pembuluh darah yang menyebabkan
vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas. Gatal yang terjadi juga diakibatkan karena histamin
menyentuh saraf perifer.
Pathway
Klasifikasi
4. Berdasarkan penyebab dan mekanisme2.terjadinya :
Berdasarkan morfologi
a. Dasar reaksi imunologik :
1. Berdasarkan lamanya klinis, menurut bentuknya :
1) Bergantung pada IgE (reaksi alergi tipe I).
serangana)berlangsung
Pada atopi. : a.Urtikaria Papular bila
3. Menurut luasnya dan
a.Urtikaria Akutspesifik
b) Antigen : Bila(polen, obat, venom).
berbentuk papul,
2) Ikut sertanya komplemen. dalamnya jaringan
serangan berlangsung b.Urtikaria Gutata bila
a) Pada reaksi sitotoksik (reaksi alergi tipe II). yang terkena :
<6 b)minggu tetapi besarnya sebesar
Pada reaksi kompleks imun (reaksi alergi tipe III). tetesan
a.Urtikaria Lokal,
timbul setiap
3) Reaksi hari.tipe IV (urtikaria kontak).air,
Alergi
b. Dasar reaksi non-imunologik :
b.Generalisata,
b.Urtikaria Kronik : Bila c. Urtikaria Gurata bila
c. Angioederma.
1) Langsung memacu sel mast, sehingga terjadi pelepasan mediator (misalnya obat golongan opiat : pereda
serangan berlangsung ukurannya besar-besar.
nyeri dan bahan kontras).
>62)minggu.
Bahan yang menyebabkan perubahand.Urtikaria Anular
metabolisme asam dan(misalnya aspirin, obat anti-inflamasi
arakidonat
non-steroid, golongan azodyes). Urtikaria Arsinar.
3) Trauma fisik, misalnya dermografisme, rangsangan dingin, panas atau sinar, dan bahan kolinergik.
c. Urtikaria yang tidak jelas penyebab dan mekanismenya, digolongkan sebagai urtikaria idiopatik.
MANIFESTASI KLINIS
1. Klinis tampak bentol multipel yang berbatas tegas, berwarna merah dan
gatal. Bentol dapat pula berwarna putih di tengah yang dikelilingi warna
merah. Warna merah bila ditekan akan memutih. Ukuran tiap lesi bervariasi
dari diameter beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter, berbentuk
sirkular atau serpiginosa (merambat).
2. Tiap lesi akan menghilang setelah 1 sampai 48 jam, tetapi dapat timbul lesi
baru.
3. Pada dermografisme lesi sering berbentuk linear. Secara klinis urtikaria
kadang-kadang disertai angioedema yaitu pembengkakan difus yang tidak
gatal dan tidak pitting dengan predileksi di muka, daerah periorbita dan
perioral, kadang-kadang di genitalia. Kadang-kadang pembengkakan dapat
juga terjadi di faring atau laring sehingga dapat mengancam jiwa.
PEMERIKSAAN FISIK

1. Inspeksi : Kulit tampak


kemerahan, terdapat batas
pinggir yang jelas (timbul
2. Palpasi : Terasa adanya edema
secara tiba-tiba, memudar bila
dan pembengkakan serta
disentuh, jika digaruk akan
timbul bilur-bilur yang baru), adanya nyeri tekan.
tampak adanya edema dan
pembengkakan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan imunologis seperti pemeriksaan kadar Imunoglobulin E, eosinofil dan komplemen.
• Tes eliminasi makanan dengan cara menghentikan semua makanan yang dicurigai untuk beberapa waktu, lalu
mencobanya kembali satu per satu.
• Pemeriksaan darah, urin, dan feses rutin untuk menilai ada tidaknya infeksi yang tersembunyi atau kelainan pada alat
dalam. Cryoglobulin dan cold hemolysin perlu diperiksa pada dugaan urtikaria dingin.
• Pemeriksaan gigi, telinga-hidung-tenggorok, serta usapan vagina perlu untuk menyingkirkan dugaan adanya infeksi
fokal.
• Pada urtikaria fisik akibat sinar dapat dilakukan tes foto tempel.
• Tes kulit, meskipun terbatas kegunaannya dapat dipergunakan untuk membantu diagnosis. Uji gores (scratch test)
dan uji tusuk (prick test), serta tes intradermal dapat dipergunakan untuk mencari alergen inhalan, makanan,
dermatofit dan kandida.
• Pemeriksaan histopatologik, walaupun tidak selalu diperlukan, dapat membantu diagnosis. Biasanya terdapat
kelainan berupa pelebaran kapiler di papilla dermis, geligi epidermis mendatar, dan serat kolagen membengkak. Pada
tingkat permulaan tidak tampak infiltrasi seluler dan pada tingkat lanjut terdapat infiltrasi leukosit, terutama disekitar
pembuluh darah.
• Suntikan mecholyl intradermal dapat digunakan pada diagnosis urtikaria kolinergik.
• Tes dengan es (ice cube test) pada urtikaria dingin.
• Tes dengan air hangat pada urtikaria panas (Irga, 2009).
PENATALAKSANAAN
1. Non Farmakologi
Menghindari allergen yang diperkirakan sebagai penyebab dari urtikaria.
2. Farmakologi
Untuk pengobatan secara farmakologi yang bisa dilakukan adalah dengan
memberikan obat antihistamin. Antimistamin ini sendiri sekarang sudah terbit 2
generasi, Generasi I dengan efek sedative nya (yang dapat menyebabkan
kantuk) dan antihistamin generasi II yang tidak lagi mempunyai efek sedative.
Antihistamin generasi II ini lebih aman untuk mereka yang mempunyai
pekerjaan berat yang harus tahan kantuk. Selain dengan antihistamin,
kortikosteroid pun bisa dipakai untuk kombinasi.
KONSEP ASKEP

Anda mungkin juga menyukai