oleh
Kelompok 3
Ananti Destiari P, S.Kep NIM 122311101041
Berlinda Damar A S.Kep NIM 122311101077
Auliya Hidayati, S.Kep NIM 132311101001
Ropichotus Salamah, S.Kep NIM 122311101003
Jamilatul Komari, S.Kep NIM 132311101004
Dwi Maulidiandari , S.Kep NIM 122311101006
Asuhan keperawatan pada klien An. P di Ruang Burn Unit RSUP Sanglah Denpasar
telah disetujui dan disahkan pada:
Hari, tanggal : ..... Maret 2017
Tempat : Ruang Burn Unit RSUP Sanglah Denpasar
Kelompok 2
(………………………………….) (………………………………….)
NIP NIP
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT (INSTALASI RAWAT INTENSIF)
I. Identitas Klien
Nama : Tn. F No. RM : 18011579
Tanggal Lahir : 31 November 1996 Tanggal masuk RS :
Jenis Kelamin : Laki-Laki Tanggal masuk IRI :
Agama : Islam Asal ruang/ RS :
Pendidikan : SMA Tanggal Pengkajian : 19 Maret 2018
Pekerjaan : Swasta Sumber Informasi : Pasien dan Rekam Medik
Status Perkawinan : Belum kawin
Alamat : Badung Bali
Keterangan:
= pasien
Tanda vital:
- Tekanan Darah : 160/80 mm/Hg
- Nadi : 107 x/menit
- Frekuensi napas : 18 x/menit
- Suhu : 37º C
Nyeri:
- P: nyeri terutama setelah dilakukan perawatan
- Q: nyeri menusuk, panas
- R: pada tubuh yang terdapat luka bakar
- S: skala nyeri 6 (NRS)
- T: nyeri terjadi secara hilang timbul
2. Pernafasan
Inspeksi : perkembangan dada simetris antara kanan dan kiri, tidak ada
jejas, tidak ada lesi, irama nafas teratur, klien tidak tampak
menggunakan otot bantu pernapasan, frekuensi pernapasan:
18x/menit, dan klien tidak tanpa menggunakan alat bantu nafas,
SpO2 99%
Palpasi : Fokal fremitus positif
Perkusi : Lapang paru sonor dikedua lapang paru.
Auskultasi : Vesikuler dikedua lapang paru, tidak terdapat suara tambahan
Rales/Wh/Stridor.
3. Kardiovaskuler
Inspeksi : bentuk dada normal, tidak ada jejas, tidak ada lesi.
Palpasi : denyutan iktus kordis teraba di ICS ke-5, CRT <2dtk, akral
ekstremitas atas dan bawah hangat.
Perkusi : Redup pada batas jantung
Auskultasi : S1 S2 tunggal, S1 terdengar pada ICS IV mid klavikula, S2
terdengar pada ICS II linea sternalis, irama reguler
4. Neurologi dan sensori
Inspeksi : Klien tidak mengalami perubahan status mental, disorientasi,
kondisi emosi stabil, pupil isokor (kanan: 3+/kiri 3+), reflek pupil normal.
5. Gastrointestinal
Inspeksi : Mulut bersih, mukosa bibir lembab, gigi tampak bersih,
pasien tampak mual, abdomen simetris, bersih, tidak ada jejas,
tidak acites.
Auskultasi : Bising usus 8 kali/menit.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada bagian abdomen.
Perkusi : Didapatkan bunyi timpani di seluruh lapang abdomen.
Pola nutrisi/ metabolik (ABCD) (saat di rumah sakit)
- Antropometeri
Tinggi badan klien : 160 cm
Berat badan klien saat MRS : 50 kg
Indeks Massa Tubuh (IMT) : 50/(1,6)2 = 19,53
Interpretasi :
Berdasarkan hasil perhitungan IMT, klien termasuk dalam kategori
normal
- Clinical Sign :
Paien tampak lemah, turgor kulit baik, keluarga mengatakan bahwasanya
setiap kali pasien makan klien bisa menghabiskan 1 porsi yang
disediakan. Pasien tidak merasakan mual dan tidak muntah, mukosa bibir
lembab.
- Diet Pattern (intake makanan dan cairan):
No Pola Nutrisi Sebelum MRS Saat MRS
1. Frekuensi 3 kali/hari 3 kali sehari
makan
2. Porsi makan 1 piring tiap kali makan 1 porsi makan yang
disediakan ahli gizi
3. Varian Nasi, sayur Diet TKTP
makanan santan/sayur bening, Kalori 1600 kkal
tempe, tahu, ikan Protein 80 gram
(kadang-kadang) Terdiri dari nasi,
sayur, ikan, susu
4. Nafsu makan Baik Baik
5. Hidrasi Minum ± 4 gelas dalam Minum+ 5 gelas dalam
sehari sehari
Interpretasi:
Intake makanan dan cairan klien sebelum dan saat MRS mengalami
perubahan. Klien mengalami peningkatan intake makanan dan cairan saat
MRS
8. Risiko keamanan
Penilaian Resiko Jatuh pada Pasien Tn.F menggunakan
10. Spiritual
Pasien mengatakan tidak bisa menjalankan sholat 5 waktu pada saat sakit
akan tetapi pasien selalu berdoa kepada Tuhan untuk kesembuhannya. Pasien
mengatakan ini cobaan hidup dari Tuhan yang harus dia jalani dan berusaha
untuk lekas sembuh. Pasien mengatakan bahwa cobaan ini ia terima dengan
ikhlas dan lapang dada.
Interpretasi : Sistem nilai dan keyakinan pasien baik.
3. Inf. 1 gram/8jam Obat yang digunakan sebagai penurun Indikasi: Pusing, sakit kepala, distonia,
Paracetamol demam dan pereda nyeri atau memiliki Demam, anti nyeri seperti sakit kepala, mual, muntah, konstipasi;
aktivitas sebagai antipyretic sekaligus sakit gigi dan nyeri ringan lainnya. ruamkulit sederhana atau
analgetic. urtikaria krn syok anafilaksis
Kontraindikasi: (hentikan); kurang enak badan;
Hipersensitivitas, insufisiensi reaksi hipersensitivitas;
hepatoseluler berat, gagal hati. hipotensi; peningkatan kadar
transaminase hepatik;
trombositopenia, leukopenia,
neutropenia.
4. Manitol 100cc/24jam Manitol merupakan salah satu diuretik, yaitu Indikasi: Gangguan keseimbangan cairan
obat yang meningkatkan pembentukan urine Terapi dan profilaksis oliguria pada dan elektrolit, haus, sakit kepala,
oleh ginjal. Obat ini berfungsi membantu gagal ginjal akut, edema otak, mual, muntah, pusing, demam,
pengeluaran natrium dan air dari dalam peningkatan tekanan intrakranial. sensasi rasa dingin, takikardi,
tubuh sehingga kadar cairan yang beredar di hipertensi, nyeri dada,
pembuluh darah akan menurun. Dapat Kontraindikasi: hiponatremi, dehidrasi.
menembus sawar darah otak, mencegah Gagal jantung, edema paru, dehidrasi.
edema, dan memiliki efek diuresis.
5. Natrium Natrium Natrium Bikarbonat merupakan zat Indikasi: Peregangan (disletion) lambung,
Bicarbonat Bicarbonat 84% pengalkali yang memberikan ion bikarbonat. Mengatasi overdosis obat tertentu seperti flatulen, perdarahan serebral,
dalam RL habis Bikarbonat merupakan komponen basa antidepresan trisiklik dan aspirin., udem, kejang tetanus, udem
dalam 24 jam konjugat dari buffer ekstraselular yang paru, hipernatremia,
asidosis, resusitasi kardiopulmoner,
penting dalam tubuh yaitu buffer asam hiperosmolalitas, hipokalsemia,
karbonat dan bikarbonat. reaksi hemolitik sebagai pembasa urin hipokalemia, asidosis
intrakranial, alkalosis metabolik.
Kontraindikasi: Peringatan dan Perhatian:
Alkalosis metabolik maupun respiratori,
hipokalsemia, pasien yang mengalami
banyak kehilangan klorida akibat
muntah maupun pembersihan (suction)
gastrointestinal secara kontinyu, dan
pada pasien dengan risiko mengalami
alkalosis hipokloremik yang diinduksi
oleh diuretik. Natrium bikarbonat secara
oral tidak boleh digunakan apabila
digunakan sebagai antidotum untuk
mengatasi keracunan akut akibat asam
mineral kuat.
6. Fentanyl 300mg dalam 50cc Fentanyl adalah jenis obat opiat yang Indikasi: Depresi nafas, kekakuan
NaCl 24 jam memiliki fungsi sebagai pereda rasa sakit Suplemen analgesik narkotik pada otot, hipotensi, bradikardia,
kuat. Obat ini bekerja dengan mengikat anestesi regional atau general. laringospasme, mual &
beberapa reseptor opioid di sistem saraf
muntah. Menggigil, tidak
pusat (otak dan sumsum tulang belakang)
yang akan menurunkan kemampuan pasien bisa istirahat, halusinasi pasca
untuk merasakan sakit serta bereaksi Kontraindikasi: op, gejalaekstrapiramidal bila
terhadap rasa sakit. Depresi pernapasan. digunakan dengan trankuilizer
Cedera kepala. Alkoholisme akut. seperti droperidol. Pergerakan
Serangan asma akut. Intoleransi. mioklonik, pusing, apnea,
Hamil, laktasi. reaksi alergi.
Kontraindikasi:
Hipersensitivitas terhadap komponen
dalam sediaan.
VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium
Kelompok II
ANALISA DATA
2. DS: Klian mengatakan tangan kanan dan kiri Luka bakar Kerusakan
serta punggungnya melepuh karena tersengat integritas kulit
listrik Kerusakan pada
epidermis dan dermis
DO:
1. Luka tertutup kassa dan elastisbanded kulit
Kerusakan integritas
kulit
4. DS: Klien mengatakan tidak dapat melakukan Cedera fisik (luka bakar) Defisit perawatan
aktivitas sehari-hari secara mandiri diri
DO: Tirah baring (000102)
- Pasien dibantu ketika makan dan menjaga
kebersihan diri Kelemahan
- kuku sedikit panjang
- Klien terpasang kateter urin Defisit perawatan diri
5. DS: Klien mengatakan tidak dapat melakukan Cedera fisik (luka bakar) Resiko jatuh
aktivitas sehari-hari secara mandiri
DO: Tirah baring
- ADL klien dibantu
- Klien terpasang infus di tangan kiri Kelemahan
- Klien dibantu untuk mobilisasi
- Skala morse 9 (resiko tinggi) Resiko jatuh
fisik
2. 19 Maret 2018 Keruskan integritas kulit berhubungan dengan Kelompok II
cidera kimiawi
3. 19 Maret 2018 Defisit Perawatan diri berhubungan dengan Kelompok II
2 Kerusakan Setelah diberikan asuhan Perawatan Luka: Luka Bakar (3661) Perawatan Luka Bakar (3661)
integritas jaringan keperawatan selama 5x24jam 1. Lakukan monitor terhadap 1. Karakteristik luka, termasuk
berhubungan diharapkan pasien mampu karakteristik luka, warna, ukuran, drainase, warna, ukuran, dapat
dengan luka bakar mempertahankan integritas kulit pus menentukan tindakan yang
dengan kriteria hasil : sesuai jenis luka
Integritas jaringan: kulit & 2. Normal saline membantu
membran mukosa (1101) 2. Bersihkan luka dengan normal saline membersihkan luka dengan
1) Ukuran lesi/ luas luka pada kandungan elektrolit
kulit pasien berkurang seimbang dengan cairan tubuh
2) Derajat luka bakar menurun 3. Lakukan wound dressing (burnazin, 3. Wound dressing mencegah
3) Terdapat granulasi jaringan sufratule, kasa steril) kontaminasi luka dari zat-zat
4) Luka tidak terjadi infeksi eksternal
4. Pertahankan teknik steril selama 4. Teknik steril mencegah
melakukan perawatan luka infeksi
5. Rencanakan jadwal rawat luka atau
penggantian dressing berikutnya 5. Penggantian dressing
membuat pasien lebih nyaman
dan mencegah kontaminasi
bakteri
3 Hambatan Tujuan: 1. Kaji kemampuan mobilisasi klien 1. Menentukan tindakan ROM
mobilitas fisik 2. Motivasi klien untuk latihan yang akan dilakukan
berhubungan Setelah dilakukan tindakan mobilisasi dengan sering merubah
dengan nyeri, keperawatan selama 3 x 24 jam, posisi miring kanan kiri 2. Motivasi yang baik dari klien
penurunan pasien mampu melaksanakan 3. Ajarkan pada klien dan keluarga dan keluarga dapat
kekuatan otot aktivitas fisik sesuai dengan tentang pentingnya mobilisasi meningkatkan latihan
kemampuannya. 4. Ajarkan pada klien dan keluarga mobilisasi
Kemampuan mobilitas fisik cara penggunaan alat bantu 3. Mobilisasi sebagai salah satu
Kriteria hasil: mobilisasi pencegahan kontraktur, dan
1. Rentang gerak normal 5. Lakukan dan ajarkan keluarga dekubitus
2. Tidak terjadi kontraktur latihan ROM
3. Tidak terjadi dikubitus 4. Alat bantu seperti kruk untuk
4. Peningkatan kemampuan latihan mobilisasi
ambulasi berpindah dan 5. ROM aktif dapat dilakukan
merubah posisi di tempat jika klien kooperatif dan dapat
tidur mempraktekkan ROM pasih
3333 3333
5555 5555
A: Masalah hambatan mobilitas fisik teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
Rabu 1. Mengkaji kemampuan mobilisasi klien 08.00 WITA
21 Maret Hasil: klien hanya dapat duduk, miring kanan dan S:
kiri Kelompok II
2018 Klien mengatakan bisa duduk agak lama namun sulit menggerakkan
2. Memotivasi klien untuk latihan mobilisasi
20.00 kakinya
dengan sering merubah posisi miring kanan
kiri O:
Hasil: Klien sedikit takut sering miring kanan
dan kiri tanpa dibantu 1. Klien tampak bedrest
3. Mengajarkan klien ROM 2. Terpasang infus di tangan kiri
Hasil: Klien mmenggerakkan tubuh 3. Mobilisasi duduk secara perlahan
semampunya 4. Klien lebih sering duduk
5. Kekuatan otot :
3333 3333
5555 5555
A: Masalah hambatan mobilitas fisik teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
DIAGNOSA: Defisit Perawatan diri berhubungan dengan nyeri luka bakar
WAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI
Senin 1. Menentukan jumlah dan jenis bantuan yang 13.32 WITA
19 Maret dibutuhkan klien diantaranya mandi, S: Klien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara
Kelompok II
2018 berpakaian, dan toileting mandiri
O:
08.00 Hasil: klien membutuhkan batuan untuk - Pasien dibantu ketika makan dan menjaga kebersihan diri
madi, berpakaian, dan toileting - kuku sedikit panjang
2. Menjaga privacy klien dalam melakukan Klien terpasang kateter urin
perawatan diri A: Masalah defisit perawatan diri belum teratasi
Hasil: Menutup tirai klien
P: lanjutkan intervensi
3. Memfasilitasi klien untuk dapat mandi dan
berpakaian
Hasil: Klien mau dibantu untuk mandi dan
berpakaian
4. Memfasilitasi klien untuk dapat BAB/BAK
Hasil: Klien BAK menggunakan kateter dan
belum BAB
Selasa 1. Menentukan jumlah dan jenis bantuan yang 13.32 WITA
20 Maret dibutuhkan klien diantaranya mandi, S:
Kelompok II
2018 berpakaian, dan toileting Klien mengatakan hanya bisa duduk, miring kanan dan kiri serta
06.00 Hasil: klien membutuhkan batuan untuk sedikit menggerakkan tangannya
madi, berpakaian, dan toileting
2. Menjaga privacy klien dalam melakukan O:
perawatan diri
- Klien tampak bedrest
Hasil: Menutup tirai klien - Terpasang infus di tangan kiri
3. Memfasilitasi klien untuk dapat mandi dan - Mobilisasi duduk secara perlahan
berpakaian - Pasien dibantu ketika makan dan menjaga kebersihan diri
Hasil: Klien mau dibantu untuk mandi dan - kuku sedikit panjang
berpakaian - Klien terpasang kateter urin
4. Memfasilitasi klien untuk dapat BAB/BAK A: Masalah defisit perawatan diri belum teratasi
Hasil: Klien BAK menggunakan kateter dan P: lanjutkan intervensi
belum BAB
Rabu 2. Mengkaji kemampuan mobilisasi klien 08.00 WITA
21 Maret Hasil: klien hanya dapat duduk, miring kanan S:
Kelompok II
2018 dan kiri
Klien mengatakan hanya bisa duduk, miring kanan dan kiri serta
20.00 3. Memotivasi klien untuk latihan mobilisasi
sedikit menggerakkan tangannya
dengan sering merubah posisi miring kanan
kiri O:
Hasil: Klien sedikit takut sering miring kanan
dan kiri tanpa dibantu - Klien tampak bedrest
4. Mengajarkan klien ROM - Pasien dibantu ketika makan dan menjaga kebersihan diri
Hasil: Klien mmenggerakkan tubuh - kuku sedikit panjang
- Klien terpasang kateter urin
semampunya A: Masalah defisit perawatan diri belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
DIAGNOSA: Resiko jatuh berhubungan dengan kelemahan
WAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI
Senin 1. Mengidentifikasi tingkat kesadaran 13.33 WITA
19 Maret Hasil: Kesadaran compos mentis, GCS 456 S: Klien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara
Kelompok II
2018 2. Mengidentifikasi faktor resiko jatuh mandiri
Hasil: Skala morse 9 (resiko tinggi) O:
08.00 - ADL klien dibantu
3. Memasang bed side rails
Hasil: bed side rails terpasang - Klien terpasang infus di tangan kiri
- Klien dibantu untuk mobilisasi
4. Memastikan bed dalam kondisi terkunci
Skala morse 9 (resiko tinggi)
Hasil: Bed tidak bergerak
A: Masalah resiko jatuh belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
Selasa 1. Mengidentifikasi tingkat kesadaran 13.33 WITA
20 Maret Hasil: Kesadaran compos mentis, GCS 456 S: Klien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara
Kelompok II
2018 2. Mengidentifikasi faktor resiko jatuh mandiri
Hasil: Skala morse 9 (resiko tinggi) O:
06.00 - ADL klien dibantu
3. Memasang bed side rails
Hasil: bed side rails terpasang - Klien terpasang infus di tangan kiri
- Klien dibantu untuk mobilisasi
4. Memastikan bed dalam kondisi terkunci
- Skala morse 12 (resiko tinggi)
Hasil: Bed tidak bergerak
A: Masalah resiko jatuh belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
Rabu 1. Mengidentifikasi tingkat kesadaran 08.00 WITA
21 Maret Hasil: Kesadaran compos mentis, GCS 456 S: Klien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara
Kelompok II
2018 2. Mengidentifikasi faktor resiko jatuh mandiri
Hasil: Skala morse 12 (resiko tinggi) O:
20.00 - ADL klien dibantu
3. Memasang bed side rails
Hasil: bed side rails terpasang - Klien terpasang infus di tangan kiri
- Klien dibantu untuk mobilisasi
4. Memastikan bed dalam kondisi terkunci
- Skala morse 12 (resiko tinggi)
Hasil: Bed tidak bergerak
A: Masalah resiko jatuh belum teratasi
P: lanjutkan intervensi