Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 02 Maret 2019 di balai desa Burujul
wetan pada kader yang memenuhi kriteria didapatkan 20 responden penelitian. Adapun
Hasil penelitian tersebut dapat dijabarkan dalam distribusi sebagai berikut :

A. Gambaran Karakteristik Responden


1. Karakteristik Usia
Umur Jumlah Presentase (%)
Remaja (<25 tahun) 1 5%
Dewasa (26-45 tahun) 9 45%
Lansia (>46 tahun) 10 50%
Total 20 100%

Tabel 4.1 Interpretasi Karakteristik Usia

Berdasarkan distribusi umur pada responden pada table diatas menunjukkan


kelompok usia mayoritas berada pada usia lansia dan dewasa yaitu 10 orang
(50%) diikuti dengan dewasa (45%), dan remaja 1 orang (5%).
2. Karakteristik Jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)


Laki-Laki 0 0%
Perempuan 20 100%
Total 20 100%

Tabel 4.2 Interpetasi Karakteristik Jenis Kelamin

39
Pada penelitian ini distribusi jenis kelamin peserta di desa Burujul wetan
menunjukkan seluruh peserta responden berjenis kelamin perempuan, yaitu
sebanyak 20 orang (100%)
3. Karakteristik Pendidikan

Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase (%)


Tamat SD 5 25%
Tamat SMP 7 35%
Tamat SMA 7 35%
Tamat
1 5%
Akademik/sarjana
Total 20 100%

Tabel 4.3 Interpretasi Karakteristik Pendidikan

Berdasarkan distribusi status pendidikan responden (Tabel 4.3) menunjukkan


kelompok pendidikan SMA dan SMP yang tertinggi keduanya berjumlah 7
orang (35%). Tingkat pendidikan tertinggi pada responden di desa Luwang
yaitu Strata-1 1 orang (5%) dan yang terendah yaitu tamat SD sebanyak 5 orang
(25%).
4. Karakterisik Pekerjaan

Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase (%)


Tidak Bekerja/IRT 15 75%
Petani 0 0%
Pegawai 0 0%
Swasta/Wiraswasta
2 10%
Buruh 2 10%
Pelajar/Mahasiswa 1 5%

40
Total 20 100%

Tabel 4.4 Interpretasi Karakteristik Pendidikan

Berdasarkan distribusi status pekerjaan responden (Tabel 4.4) menunjukkan


kelompok pekerjaan responden sebagian besar yang mengikuti penelitian yaitu
IRT sebanyak 15 orang (75%) diikuti dengan wiraswasta dan buruh yang
keduanya sebanyak 2 orang (10%), dan berprofesi sebagai pelajar/mahaisswa
sebanyak 1 orang (5%).

B. Analisis Univariat
Analisis univariat adalah cara analisis dengan mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Pada umumnya analisis
ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel.

1. Gambaran nilai pretest dan posttest kader desa Burujul wetan

No. Nama Nilai Sebelum Nilai Sesudah


1 Ny. E 50 70

2 Ny. Y 60 85

3 Ny. AB 70 85

4 Ny. EY 70 80

5 Ny. I 75 85

6 Ny. EM 75 80

7 Ny. N 85 90

8 Ny. EL 60 80

9 Ny. W 80 100

41
10 Ny. K 60 75

11 Ny. ELA 85 90

12 Ny. KM 90 100

13 Ny. NH 60 80

14 Ny. IIN 50 75

15 Ny. U 80 90

16 Ny. Y 80 100

17 Ny.USW 65 90

18 Ny. R 80 85

19 Ny. SS 45 75

20 Ny. EMBI 70 85

Tabel. 4.5 Rekapitulasi Hasil Nilai Responden


2. Gambaran Responden Menurut Tingkat Pengetahuan Terhadap upaya
Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Pretest.

Pengetahuan Jumlah Persentase (%)


Baik 7 35%
Cukup 10 50%
Kurang 3 15%
Total 20 100%

Tabel 4.6 Interpretasi Hasil Pengetahuan Responden Saat Pretest


3. Gambaran Responden Menurut Tingkat Pengetahuan Terhadap upaya
Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Posttest.

Pengetahuan Jumlah Persentase (%)


Baik 16 80%
Cukup 4 20%

42
Kurang 0 0%
Total 60 100%

Tabel 4.7 Interpretasi Hasil Pengetahuan Responden Saat Post test

Saat pengambilan data penelitian tingkat pengetahuan dilakukan pretest


dan posttest yang berisi 20 soal yang berisi materi-materi pertanyaan mengenai
tuberculosis. Pada data pretest didapatkan hasil (Tabel 4.7) mayoritas peserta
memiliki tingkat pengetahuan cukup 10 orang (50%), baik 7 orang (35%) dan
kurang 3 orang (15%), mengenai penyakit tuberculosis.

Hasil data post test didapatkan setelah dilakukan intervensi berupa


penyuluhan yang menyeluruh kepada peserta responden. Penyuluhan tersebut
berupa pemberian informasi mengenai penyakit tuberkulosis lalu setelah
intervensi tersebut diambil data kuesioner ulang seperti data sebelumnya. Pada
data post test (Tabel 4.7) didapatkan peningkatan pengetahuan peserta
mengenai tuberkulosis dengan hasil pengetahuan baik 16 orang (80%) dan
cukup 4 orang (20%) dan tidak ada responden yang mendapatkan hasil
pengetahuan yang kurang.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
diperlukan sebagai dukungan dalam menimbulkan rasa percaya diri maupun
sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang
(Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan dalam penelitian ini adalah responden
mampu mengetahui tentang penyakit tuberkulosis dan upaya pencegahan
penyakit tuberkulosis.

43
Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa sumber informasi yang
diperoleh dari berbagai sumber maka seseorang cenderung mempunyai
pengetahuan yang luas. Pengetahuan tentang penyakit tuberkulosis dan upaya
pencegahannya yang didapatkan oleh responden berasal dari berbagai sumber,
seperti buku, media massa, penyuluhan atau pendidikan dan melalui kerabat.
Adanya informasi baru mengenai suatu hal dari media massa memberikan
landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

Hasil penelitian pada 20 responden menunjukkan bahwa sebelum


mendapatkan intervensi berupa penyuluhan tingkat pengetahuan responden
tentang penyakit tuberkulosis dan upaya pencegahan penyakit tuberkulosis
yang baik sebesar 35%, pengetahuan yang cukup sebesar 50% dan pengetahuan
yang kurang sebesar 15%, dan setelah dilakukan intervensi penyuluhan dan di
begikan kuisioner ulang, didapatkan peningkatan hasil pengetahuan berupa
sebagian besar responden berpengetahuan baik (80%), dan sisa nya
berpengetahuan cukup (20%), serta tidak didapatkan hasil pengetahuan
responden yang kurang.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden


memiliki pengetahuan yang baik terhadap penyakit tuberkulosis dan upaya
pencegahan penyakit tuberkulosis. Pengetahuan yang baik tersebut didapatkan
melalui berbagai faktor, seperti buku, media massa, penyuluhan dari Puskesmas
dan dari kerabat terdekat yang memberitahukan tentang pentakit TBC dan
upaya pencegahannya.

Pengetahuan yang baik dalam penelitian ini adalah wawasan atau


pemahaman yang dimiliki responden tentang penyakit TBC dan upaya
pencegahannya yang mencakup pengertian, penyebab, penularan, tanda dan
gejala, komplikasi, faktor risiko dan tindakan pencegahan penyakit TBC.
Pengetahuan yang baik mengenai upaya pencegahan penyakit tuberkulosis

44
akan sangat mempengaruhi perilaku masyarakat dalam melakukan upaya
pencegahan penyakit tuberkulosis. Masyarakat dengan pengetahuan yang baik
diharapkan dapat melakukan upaya pencegahan penyakit tuberkulosis yang
tepat. Kesadaran akan tumbuh pada masyarakat untuk melakukan upaya
pencegahan penyakit tuberkulosis jika warga mempunyai pengetahuan yang
baik.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wahyuni (2008), tingkat


pengetahuan responden tentang penyakit tuberkulosis dan perilaku pencegahan
penularan penyakit tuberkulosis di desa Sidorejo didapatkan nilai presentase
sebesar 42,5% yang berpengetahuan baik. Pada penelitian ini juga melaporkan
bahwa pengetahuan baik yang didapatkan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti media massa, pengalaman, usia dan lingkungan.

Hal tersebut sesuai dengan penelitian ini dimana pengetahuan yang


dimiliki responden didapatkan melalui media massa, buku, pengalaman
responden, penyuluhan dari Puskesmas, dan informasi tentang penyakit TBC
dan upaya pencegahannya yang didapatkan dari kerabat terdekat. Latar
belakang pendidikan dari responden juga mempengaruhi pengetahuan yaitu
mayoritas pendidikan responden adalah SMA. Sesuai dengan teori, semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang akan semakin baik tingkat pengetahuannya
(Notoatmodjo, 2007).

Berdasarkan data yang diperoleh tingkat pendidikan responden


mayoritas adalah SMP dan SMA, namun tingkat pengetahuan yang dimiliki
responden juga didapatkan melalui media massa, buku, pengalaman responden,
penyuluhan dari puskesmas, dan informasi tentang penyakit TB Paru dan upaya
pencegahannya yang didapatkan dari kerabat terdekat. Pada penelitian ini latar
belakang pendidikan dari responden tidak terlalu mempengaruhi tingkat

45
pengetahuan karena responden masih dapat memperoleh informasi dari –
sumber tersebut.

46

Anda mungkin juga menyukai