DASAR TEORI
Intensitas Horizontal (Bn ) yaitu besar dari medan magnetik total pada
bidang horizontal.
Medan magnetik total (B) yaitu besar dari vektor medan magnetik total.
HB
b) Paramagnetik
Material yang memiliki nilai suseptibilitas yang positif dan sangat
kecil. Paramagnetik muncul dalam bahan yang atom-atomnya memiliki momen
magnetik yang permanen dan berinteraksi satu sama lain dengan sangat lemah.
Apabila tidak terdapat medan magnet luar momen magnetik ini akan berorientasi.
Secara acak, jika diberikan medan magnet luar maka momen magnetik ini akan
cenderung menyearahkan arah momen magnetiknya dengan medan magnet luar,
tetapi dilawan oleh kecenderungan momen untuk berorientasi oleh akibat gerak
termalnya. Perbandingan momen yang menyearahkannya dengan medan ini
bergantung pada kekuatan medan magnet luar dan temperaturnya. Nilai
suseptibilitas positif dan berbanding terbalik dengan temperatur absolut. Jumlah
elektron ganjil, momen magnet atomya searah dengan medan polarisasi.
Contohnya: olivine, pyroxene, amphibole dan biotit.
Gambar 2.9. Kurva M VS H dan posisi momen magnet dari bahan paramagnetik .
c) Ferromagnetik
Material yang memiliki banyak elektron bebas pada tiap kulit elektronnya,
hal ini menyebabkan batuan ini sangat mudah berinduksi oleh medan luar, bahan
ini memiliki nilai suseptibilitas positif dan besar. Pada bahan ini sejumlah kecil
medan magnetik luar dapat menyebabkan derajat penyearahan yang tinggi pada
momen dipole magnetik atomnya. Penyearahan ini dapat bertahan sekalipun
medan magnet luar yang diberikan telah hilang. Hal ini dapat terjadi karena
momen dipole magnetik atom dari bahan-bahan menyearahkan gaya-gaya yang
kuat pada atom tetangganya sehingga dalam daerah ruang yang sempit momen ini
disearahkan satu sama lain sekalipun medan luarnya tidak ada lagi. Daerah ruang
tempat momen dipole magetik disearahkan ini disebut daerah magnetik. Pada
temperatur diatas suhu kritis yang disebut titik curie. Gerak termal acak sudah
cukup besar untuk merusak keteraturan penyearahan ini pada bahan ferromagnetik
berubah menjadi paramagnetik. Contohnya: besi.
d) Ferrimagnetik
Medium ini juga hampir sama dengan medium ferromagnetik tetapi
sebagian ada yg berbeda arah momen magnetiknya. Tanpa adanya pengaruh kuat
medan luar, arah momen magnetik paralel dan saling berlawanan, tetapi berbeda
dengan antiferromagnetik, momen paralelnya lebih besar dibandingkan momen
anti paralelnya. Medium ferro-, anti ferro, dan ferrimagnetik dipengaruhi oleh
suhu, dimana jika medium ini dipanaskan sampai pada suhu terntentu maka
medium ini akan berubah menjadi medium paramagnetik. Batasan tersebut
dinamakan suhu curie . Contohnya: ferrite.
Gambar 2.11. Kurva M VS H dan posisi momen magnet dari bahan Ferrimagnetik.
e) Antiferromagnetik
Suatu bahan batuan akan mempunyai sifat-sifat yang ditunjukkan
oleh antiferromanetik pada saat benda ferromagnetik naik sesuai dengankenaikan
temperature yang kemudian hilang setelah temperature mencapaititik curie (400 0C
– 700 0C). Harga momen magnetic kecil hingga sampai nol karna momen
magnetik saling tolak menolak. Nilai suseptibiltasnya kecil yang sama seperti
bahan paramagnetik umumnya contohnya: hematite dan chromium.
Gambar 2.12. Kurva M VS H dan posisi momen magnet dari bahan Antiferomagnetik.
b. Base – Rover
Pengukuran yang menggunakan minimal dua buah alat PPM seri G-856
atau lebih, dimana satu buah untuk pengambilan data base yang penempatan alat
PPM tersebut dipasang pada tempat yang bebas dari noise guna mencatat nilai
variasi harian dan tetap sedangkan satunya untuk pengambilan data di lapangan
guna mencatat intensitas medan total dari tiap lintasan.
c. Gradien Vertikal
Untuk pengukuran Gradien vertikal secara pengukurannya sama dapat
dilakukan secara Satu Alat atau Base-rover, hanya saja perbedaannya pada
pemakaian sensor. Jumlah sensor yang digunakan 2 buah sensor.Biasanya untuk
pemetaan medan magnet total dan variasi gradien vertikal medan magnet. Untuk
pengukuran geomagnetik itu sendiri yang secara valid, umum, standar dalam
pengukurannya yaitu menggunakan base-rover. Sedangkan untuk satu alat dan
gradien vertikal jarang digunakan dalam pengukuran secara umum. Gradien
vertikal juga hanya digunakan pengukuran untuk mengetahui batas litologi suatu
lapangan saja.