Budak wanita yang tinggal di masjid ini senantiasa mendatangi Ummul Mukminin ‘Aisyah binti
Abu Bakar sembari menyenandungkan bait syair yang amat membekas dalam jiwanya,
Ummul mukminin ‘Aisyah pun bertanya, “Mengapa engkau selalu membaca syair tersebut setiap
kali hendak duduk bersamaku?”
Tersebutlah seorang bocah perempuan yang mengenakan kerudung merah berhiaskan mutiara.
Tatkala berjalan ke sana ke mari, ada seekor burung yang terbang merendah, lalu merenggut
kerudung itu dari si gadis.
Tak lama kemudian, keluarga si gadis kecil yang berasal dari para pembesar pun melakukan
pencarian. Oleh para pembesar, budak wanita pelantun syair itulah yang dituduh. Sebab hanya
seorang budak, wanita ini dituduh mencuri kerudung berhiaskan mutiara milik si bocah
perempuan.
Seketika itu juga, si budak wanita berseru penuh bahagia, “Itukah kerudung yang kalian
tuduhkan bahwa aku yang mencurinya? Aku tidak bersalah. Itulah kerudung yang kalian cari!”
Setelah mengalami kejadian yang benar-benar di luar logikanya itu, si budak wanita memutuskan
diri masuk ke dalam Islam yang mulia. Nuraninya bekerja, otaknya berpikir, tubuhnya tergerak.
Ia sadar, tak ada yang mampu menolongnya untuk keluar dari persoalan pelik yang bisa
mengancam kehormatannya selain karena pertolongan dari Allah Ta’ala.
Akhirnya, si budak wanita yang sudah berislam ini mendatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam dan mendirikan kemah di sekitar masjid. Ia bersama Ummul Mukminin ‘Aisyah binti
Abu Bakar dan senantiasa mengumandangkan syair sebagai wujud terima kasihnya kepada Allah
Ta’ala karena pertolongan-Nya.
KISAH MUALLAF
NIM : 115170024
YOGYAKARTA
2017