Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MATA KULIAH PENILAIAN FORMASI

LOG RESISTIVITY

Oleh :

SUSILO ADI PURNOMO


115.170.024

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2020
1. WIRELINE LOGGING juga dapat digunakan sebagai dasar
Log merupakan suatu grafik dalam korelasi bawah permukaan.
kedalaman/waktu dari suatu set data
yang menunjukkan parameter diukur 3. LOG RESISTIVITAS
secara berkesinambungan di dalam 3.1 PENGERTIAN
sebuah sumur pemboran (Harsono, 1997). Resistivitas atau tahanan jenis
Prinsip dasar wireline log adalah suatu batuan adalah suatu kemampuan
mengukur parameter sifat-sifat fisik dari batuan untuk menghambat jalannya arus
suatu formasi pada setiap kedalaman listrik yang mengalir melalui batuan
secara kontinyu dari sumur pemboran. tersebut (Darling, 2005). Nilai resistivitas
Adapun sifat-sifat fisik yang diukur rendah apabila batuan mudah untuk
adalah potensial listrik batuan/kelistrikan, mengalirkan arus listrik, sedangkan nilai
tahanan jenis batuan, radioaktivitas, resistivitas tinggi apabila batuan sulit
kecepatan rambat gelombang elastis, untuk mengalirkan arus listrik.
kerapatan formasi (densitas), dan Log Resistivity digunakan untuk
kemiringan lapisan batuan, serta mendeterminasi zona hidrokarbon dan
kekompakan formasi yang kesemuanya zona air, mengindikasikan zona
tercermin dari lubang bor. Well Logging permeabel dengan mendeteminasi
dapat dilakukan dengan dua cara dan porositas resistivitas, karena batuan dan
bertahap yaitu openhole logging dan matrik tidak konduktif, maka
casedhole logging. kemampuan batuan untuk
menghantarkan arus listrik tergantung
2. LOG LISTRIK pada fluida dan pori.
Log listrik merupakan alat rekaman 3.2 ALAT UNTUK LOG
paling tua yang dipakai dalam industri RESISTIVITAS
perminyakan. Kurva-kurva SP dan Alat-alat yang digunakan untuk
resistivitas adalah merupakan rekaman mencari nilai resistivitas (Rt) terdiri dari
standar yang harus ada dalam setiap dua kelompok yaitu Laterolog dan
penampang stratigrafi sumur bor. Induksi. Yang umum dikenal sebagai log
Kegunaan log listrik adalah untuk Rt adalah LLd (Deep Laterelog
interpretasi litologi dan dapat juga Resistivity), LLs (Shallow Laterelog
digunakan untuk mendeteksi zona yang Resisitivity), ILd (Deep Induction
mengandung minyak atau tidak. Log ini
Resisitivity), ILm (Medium Induction 2) Induksi
Resistivity), dan SFL. Prinsip kerja dari induksi yaitu
1) Laterolog dengan menginduksikan arus listrik ke
Prinsip kerja dari laterelog ini formasi. Pada alat memanfaatkan arus
adalah mengirimkan arus bolak- balik bolak-balik yang dikenai pada kumparan,
langsung ke formasi dengan frekuensi sehingga menghasilkan medan magnet,
yang berbeda. Alat laterolog (DLT) dan sebaliknya medan magnet akan
memfokuskan arus listrik secara lateral menghasilkan arus listrik pada kumparan.
ke dalam formasi dalam bentuk lembaran Secara umum, kegunaan dari log
tipis. Ini dicapai dengan menggunakan induksi ini antara lain mengukur
arus pengawal (bucking current), yang konduktivitas pada formasi, mengukur
fungsinya untuk mengawal arus utama resistivitas formasi dengan lubang
(measured current) masuk ke dalam pemboran yang menggunakan lumpur
formasi sedalam-dalamnya. Dengan pemboran jenis “oil base mud” atau
mengukur tegangan listrik yang “fresh water base mud”. Penggunaan
diperlukan untuk menghasilkan arus Lumpur pemboran berfungsi untuk
listrik utama yang besarnya tetap, memperkecil pengaruh formasi pada
resistivitas dapat dihitung dengan hukum zona batulempung/shale yang besar.
ohm.Alat ini biasanya digunakan untuk Penggunaan Log Induksi
resistivitas menengah-tinggi. menguntungkan apabila :
a) Cairan lubang bor adalah insulator
misal udara, gas, air tawar,atauoil base
mud.
b) Resistivity formasi tidak terlalu besar
Rt < 100 Ω
c) Diameter lubang tidak terlalu besar.

Gambar 1. Prinsip Kerja Alat Laterolog


(Harsono, 1997)
penggunaannya harus digunakan dan
dikorelasikan dengan log lainnya. Log
induksi memberikan resolusi batas
lapisan sangat buruk, tetapi pada saat
yang sama semua efek lapisan dirata-
rata sedemikian rupa untuk membuat tren
litologi menonjol.

Gambar 2. Prinsip Kerja Alat Induksi


(Harsono, 1997)

Alat- alat mikro-resistivitas yang


mampu memberikan resolusi lapisan
yang sangat baik, yang terbaik dari
semua alat logging. Inilah kemampuan
yang digunakan dalam dipmeter dan alat Gambar 3. Kontras karakteristik resolusi lapisan
dari alat resistivitas dan aplikasi geologinya
pencitraan listrik. Pada skala yang
(G. Asquith &D. Krygowsky 2004)
berbeda, alat induksi hanya memberikan
gambaran dari lapisan - lapisan itu
sendiri, dan batas-batas lapisan sedikit
diinterpretasikan.

3.3 KEGUNAAN LOG


RESISTIVITAS
Untuk tujuan geologi, log
resistivitas yang digunakan harus
diketahui kemampuan resolusinya. Log
microtool memberikan resolusi sangat
baik untuk dapat digunakan dalam
interpretasi lapisan geologi. Log Gambar 4. Format khas log resistivitas. (1)
microtool ini paling baik digunakan kombinasiDual Laterolog; (2) induction,

untuk menginterpretasikan karakteristik kombinasi spherically focused log.


(Schlumberger, 1989)
lapisan. Para-laterologs mampu
menggambarkan lapisan pada skala yang
tepat untuk indikasi batas lapisan, tetapi
Ketika suatu formasi di bor, air ditempati oleh campuran dari air filtrat
lumpur pemboran akan masuk ke dalam lumpur dengan Komposisi semula.
formasi sehingga membentuk 3 zona c. Uninvaded Zone
yang terinvasi dan mempengaruhi Merupakan zona yang tidak
pembacaan log resistivitas, yaitu : mengalami infiltrasi dan terletak paling
a. Flushed Zone jauh dari lubang bor, serta seluruh pori-
Merupakan zona infiltrasi yang pori batuan terisi oleh Komposisi semula.
terletak paling dekat dengan lubang bor
serta terisi oleh air filtrat lumpur yang
mendesak Komposisi semula (gas,
minyak ataupun air tawar). Meskipun
demikian mungkin saja tidak seluruh
Komposisi semula terdesak ke dalam
zona yang lebih dalam.
Gambar 5. Profil sumurbor terinvasi lumpur
b. Transition Zone
Merupakan zona infiltrasi yang
lebih dalam keterangan zona ini
3.4 CHART LOG RESISTIVITAS

Gambar 6. Chart Respon Log Resistivity

Gambar 7. Chart Respon Log Resistivity


Gambar 8. Chart Respon Log Resistivity

Gambar 6, gambar 7 dan gambar8 merupakan contoh respon chart log resistivitas
untuk beberapa kasus litologi yag berbeda.
3.5 DAFTAR PUSTAKA Schlumberger. 1989. “Log Interpretation
Principles/Application”. Seventh
Asquith, George B. 1976. “Basic Well Log
Printing. Texas.
Analysis for Geologist”. American
Association of Petroleum Geologist.
Oklahoma.
Asquith, George B. dan Daniel A.
Krygowski. 2004. “Basic Well Log
Analysis, 2nd Edition”. Tulsa,
Oklahoma: AAPG. AAPG Methods
in Exploration Series 16.
Darling, Toby. 2005. Well Logging and
Formation Evaluation. Oxford:
Elsevier Publishing Company.
Harsono, Adi. 1997. “Evaluasi Formasi
dan Aplikasi Log”. Schlumberger
Oilfield Services. Jakarta.
Koesumadinata R.P. 1980. “Geologi
Minyak dan Gasbumi, Edisi-2. Jilid
1 dan 2”. Bandung: ITB.
Schlumberger. 2009. “Geoframe
ELANplus Advanced Petrophysical
Interpretation”. SIS. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai