• Landasan ini di karenakan masih banyak peternak yang masih berpola tradisional,
kurangnya informasi, kurang pengertian tentang perkandangan, belum paham dan
belum menyadari penting sanitasi kandang yang berdampak terhadap kesehatan
ternak
• Hal ini lah masih banyak peternak yang merasa gagal dalam beternak khususnya
untuk kambig. Kambing merupakan salah satu ternak yang mudah untuk di
ternakan dan dapat di gunakan sebagai konsumsi. Namun di masyarakan kambing
ini hanya menyumbangkan beberapa persen di akibatkan pertambahan bobot
badan yang kurang di karenakan dari system pemiliharaan yang kurang baik.
• Ada beberapa hal pokok yang harus di perhatikan dalam usaha ternak kambing
antara lain :
➢ Mengenal bangsa atau jenis kambing, karena tiap jenis kambing memillki
karateristik masing-masing yang mempengaruhi pertambahan bobot badan
➢ Ciri-ciri kambing untuk bibit. Usahakan cek terlebih dahulu kondisi fisik bibit
yang akan di beli
➢ Bahan pakan yang di gunakan serta cara pemberian
➢ Tata laksana (pemberian pakan, sanitasi kandang, pencegahan penyakit)
• Mengenal jenis kambing pedaging, ada beberapa jenis kambing yang di ternakan
sebagai hewan potong antaa lain :
➢ Kambing kacang, asli dari Indonesia dengan ciri badan kecil, pendek.
Telinga pendek, tegak, lehe pendek, punggung meninggi, bertanduk (jantan
dan betina), tinggi badan 55 – 65 cm, bobot hidup jantan ± 25 kg betina ±
20 kg
➢ Kambing peranakan etawa, persilangan antara local dengan etawa, dengan
ciri telinga panjang 18 – 30 cm, bobot hidup dewasa jantan 40 kg betina 35
kg
➢ Kambing boer, salah satu kambing pedaging yang memiliki pertumbuhan
cepat, umur 5-6 bulan memiliki bobot 34-45 kg dengan PBBH 0,02-0,04 kg
per hari, umur 2-3 tahun dewasa jantan 120kg-150 kg dan betina 80-90 kg.
➢ Kambing Gembrong, terdapat di Bali, tubuhnya lebih besar dari kambing
kacang
Kambing di ambil susunya :
➢ Kambing saanen, memliki bulu cukup pendek di bandingkan dengan
kambing lain, berwarna putih, ekor tipis dan pendek, jantan dan betina tidak
memliki tanduk, memiliki bobot untuk jantan dewasa 68-91 kg dan betina
36-63 kg, tinggi 81 cm memliki bobot 61 kg dan dengan tinggi mencapai 91
cm memiliki bobot 81 kg
➢ Kambing etawah, asli dari Jamnapari India dengan ciri hidung melengkung,
telinga panjang 30 cm, kaki panjang, jantan dan betina bertanduk, tinggi
badan 90 – 127 cm betina 76 – 92 cm, bobot dewasa jantan 68 – 91 kg
betina 36 – 63 kg, rataan hasil produksi susu ± 3 liter/ekor/hari dengan
ambing relative lebih besar.
• Untuk memilih calon bibit perlu di perhatikan hal berikut :
➢ Jantan : tubuh yang sehat, besar, tidak cacat, dada lebar, kaki lurus, gagah,
aktif, nafsu kawin tinggi, buah zakar normal (2 sama besar), alat kelamin
kenyal dan dapat ereksi, bulu bersih dan mengkilat.
➢ Betina : sehat, tidak terlalu gemuk,tidak cacat tubuh, kaki lurus, alat kelamin
normal, memiliki sifat keibuan, ambing normal, memiliki keturanan yang
produksi bagus, bulu bersih dan mengkilat, panggul besar.
• Untuk memilih bibit untuk umur juga harus di perhatikan yakni berumur satu tahun
atau sudah “poel” atau tanggal gigi. Penentuan umur bisa di lihat dari pertumbuhan
gigi dengan cara membuka mulut kambing atau domba di lihat bagian gigi susu
atau gigi depan sudah berganti dengan gigi permanen yang menandakan bahwa
kambing tersebut sudah cukup umur.
• Mengatur perkawinan, dewasa kelamin pada umumnya umur 6 – 8 bulan sudah
mulai birahi. Umur pertama di kawinkan 10 – 12 bulan untuk betina, untuk jantan
lebih dari 1 tahun.
• Tanda – tanda birahi :
➢ Gelisah
➢ A3 (abang, aboh, anget)
➢ Vulva memerah peningkatan
➢ Ekor di gesek2 kan
➢ Diam bila di naiki pejantan
➢ Nafsu makan turun
➢ Keluar leleran lendir bening
• Lama birahi ±30 jam sikuls birahi 17 hari.
• Waktu yang tepat untuk mengawinkan 12-18 jam setelah tanda2 birahi terlihat/.
Untuk memudahkan perkawinan jadikan satu dalam kandang. Hindari perkawinan
antar saudara, anak dengan bapak atau dengan induk.
• Pemeliharaan induk bunting, setelah kawin apabila bunting kambing telihat
tenang, nafsu makan meningkat dan tidak birahi 19 hari berikutnya.
• Tanda – tanda induk yang akan melahirkan :
➢ Pinggul mengendur
➢ Ambing sangat besar dan putting susu terisi penuh
➢ Alat kelamin (vulva) membengkak, warna merah dan lembab
➢ Gelisah, menggaruk-garuk lantai kandang, dan mengembik
➢ Nafsu makan menurun
• Jika posisi anak menjelang kelahiran ada kendala segera di tolong (dokter hewan
atau petugas setempat) apabila tidak segera di tangani menyebabkan kematian
pada induk karena abis tenaga dan anak yang tidak segera keluar.
• Ada beberapa system pemeliharaan yang dapat di gunakan dan masing-masing
memiliki kelebihan dan kekurangan pada perkembangan ternak, antara lain :
➢ Sistem ekstensif, membiarkan hewan/di umbar dan mencari makan sendiri.
Biasanya di gembalakan pada ladang atau tegalan. Hasil dari system ini
tidak optimal karena pertambahan bobot badan tidak terlalu signifikan.
➢ Intensif, pemeliharaan di lakukan dalam kandang dan makanan di
sediakan. Biasanya system ini di gunakan untuk feedlot/penggemukan.
Pada system ini di batasi ruang geraknya sehingga exercise yang di
lakukan sangat minim dan pakan yang di konsumsi tidak di olah menjadi
energy melainkan menjadi daging dan meningkatkan bobot badan.
➢ Campur intensif dan ekstensif, dalam system ini ternak di pelihara pada 2
waktu. Pada waktu tertentu di biarkan pad ladang mencari makan sendiri
biasanya pada pagi hari sampai menjelang siang kemudian pada waktu
tertentu di masukkan dalam kandang di pelihara secara intensif.
• Tatalaksana meliputi kandang :
• Kandang memliki fungsi sebagai tempat berlindung dari panas dan hujan, tempat
istirahat, makan minum dan tempat bereproduksi sehingga memiliki peranan yang
sangat penting.
• Kandang yang ideal untuk kambing harus nyaman, mudah tatalaksana
pemeliharaan serta efisien.
• Letak kandang:
➢ Kandang dibuat relative lebih tinggi dari daerah sekitar mencegah
terjadinya banjir, tidak lembab, jauh dari kebisingan
➢ Sirkulasi udara teratur, terhindar dari angin kencang
➢ Mendapatkan sinar matahari cukup
➢ Jauh dari pemukiman penduduk karena dapat mengakibatkan penularan
penyakit atau hal yang lain
➢ Dekat dengan sumber air, sumber air tidak tercemar oleh bahan-bahan
yang membahayakan ternak
➢ Lokasi mudah di jangkau
➢ Mudah di awasi oleh peternak
➢ Transpotasi mudah di akeses
• Bahan yang di gunakan untuk kandang memiliki bahan yang cukup kuat tetapi
dapat terjangkau dari segi harga seperti kayu atau bamboo, bahan mudah di
dapat, konstruksi bahan tidak mudah lapuk.
• Konstruksi kandang :
- Atap diusahakan dari bahan atap ringan, memiliki daya serap panas relative
kecil. Lokasi kandang jika daerah panas bisa menggunakan rumbia
sedangkan daerah dingin menggunakan seng di buat sedikit miring agar air
hujan dapat mengalir
- Dinding terbuat dari papan yang kuat agar bisa menahan angin serat suhu
udara ekstrim
- Tinggi kandang dari tanah 50 – 70 cm, dari alas ke atap kurang lebih 2
meter tujuannya agar sirkulasi udara lebih baik kandang menjadi lebih sejuk
sehingga ternak tidak stress.
- Lantai di buat sedikit miring agar air kencing mengalir keluar, lebar bilah ±
3cm, jarak antar bilah 1,5 cm, jarak lantai dari permukaan tanah 60-80 cm
- Kolong di gali sedalam >20 cm terapat saluran yang mengarah ke bak
penampungan
- Penampungan kotoran jarak ± 10 m dari kandang dan pemukiman
penduduk
• Model kandang ada 2, kandang panggung dan kandang lemprak
➢ Kandang panggung :
➢ Alas dari terbuat dari kayu, celah di buat 1,5 - 2 cm
➢ Dinding kandang di buat dengan tinggi 70 – 80 cm
➢ Tinggi panggung dari tanah 50 – 70 cm, tinggi alas – atas kandang 2 meter
➢ Ukuran palung pakan 25 – 40 cm, lebar atas 40 – 50 cm, kedalaman palung
30 – 40 cm
➢ Lubang kepala untuk mencapai pakan 20 – 25 cm
➢ Kandang lemprak
➢ Kandang lemprak tidak di lengkapi dengan alas kayu langsung dari tanah
bercampur dengan sisa pakan dan kotoran
➢ Alas di balik 3 – 6 bulan di gunakan sebagai pupuk kandang