Disusun oleh
Sebuah rumah sakit pendidikan di Jakarta, sebelum dipimpin oleh seorang manajer
yang berstatus kepegawaian Depkes, dipimpin oleh tenaga senior dari Fakultas Kedokteran.
Sebagai rumah sakit pendidikan, dokter-dokter fungsional disini, baik dokter umum maupun
dokter spesialis, sebagian besar adalah tenaga-tenaga Fakultas Kedokteran (Depdiknas).
Bagian-bagian klinik dan laboratorik di rumah sakit ini dikepalai oleh spesialis-
spesialis senior dibidangnya masing-masing, bahkan banyak yang sudah profesor yang
sekalikgus menjabat kepala pendidikan program S1 maupun program pasca sarjana
kedokteran/kesehatan. Dengan sendirinya, teknik manajemen pelayanan kepada para pasien
berdasarkan kesukaan masing-masing. Tugas pelayanan sehari-hari lebih banyak ditangani
oleh para dokter yang sedang mengambil spesialisasi atau co-asister, yang sedang menjalani
prkatik untuk memperoleh derajat dokter. Mereka lebih mengutamakan kepatuhan kepada
kepala bagian daripada memperhatikan kepuasan pasien. Bisa dibayangkan betapa
semrawutnya manajemen rumah sakit ini, jalur komando tidak bisa berjalan semestinya.
Daripada pusing-pusing, apalagi sama-sama tenaga fakultas, direktur lalu mengakumondasi
saja kemauan para kepala bagian, asalkan tidak memacetkan pelayanan.
Ketika direktur itu diganti dengan tenaga Depkes, direktur baru juga kesulitan
memanajemeni para kepala bagian beserta jajarannya. Disamping terlalu sedikitnya dokter-
dokter tenaga Depkes sehingga sukar untuk bargaining power dengan mereka, mereka juga
lebih senior dalam ilmu dan umur daripada direkturnya. Langkah-langkah terobosan segera
diambil, yaitu menambah dokter-dokter tenaga Depkes di setiap bagian dan laboratorium.
Selain itu, meskipun para kepala bagian tetap tidak diganti, diadakan negosiasi untuk
pemisahan tanggung jawab. Tugas manajemen pelayanan dijalankan oleh dokter-dokter
tenaga Depkes, sedangkan manajemen bidang medis dijalankan oleh dokter-dokter tenaga
fakultas. Setelah berjalan hampir satu tahun, meskipun sedikit ada peningkatan pelayanan,
direktur masih merasa belum puas karena kesulitan yang disebabkan oleh dualisme
manajemen dilapis ketiga ini masih sering terjadi.
Pertanyaan
1. Bagaimana pendapat Saudara tentang kendala manajemen rumah sakit pendidikan pada
umumnya? Apakah para kepala bagian harus dirangkap oleh kepala pendidikan dibagian
tersebut yang biasanya merupakan tenaga senior? Apa untung ruginya?
2. Menurut Saudara, apakah tindakan direktur yang baru untuk mengadakan perubahan
manajemen sudah dianggap cukup? Berikan alasan dari jawaban Saudara!
3. Jika direktur baru tidak berani mengganti para kepala bagian, usaha-usaha apa yang perlu
saudara sarankan untuk memperbaiki perilaku mereka? Jelaskan jawaban Saudara!
Jawaban
1. Menurut saya mengenai hal tersebut, disamping masalah biaya, mengenai tenaga senior
dengan tenaga junior sangat umum dalam kendala manajemen dalam rumah sakit pendidikan
yang mana tenaga junior merarasa takut untuk memberikan kritik dan mengemukakan
pendapatnya kepada tenaga-tenaga senior, dan disamping itu tenaga senior ingin tetap
berjalan sesuai dengan apa yang dialakukan dimasa karirnya, hal ini mengakibatkan susahnya
rumah sakit pendidikan untuk maju dan berkembang. Dan kepala bagian menurut saya harus
dirangkap dengan kepala pendidikan yang mencakup bagian tersebut karena hal ini menjalin
rasa kerja sama yang baik terhadap kedua belah pihak yang mana kepala bagian merasa dapat
terbuka terhadap kepala pendidikan yang mana juga kepala pendidikan akan merasa terbuka
dengan saran dan tinjauan yang diberikan kepada kepala bagian, disamping itu ada sisi
ruginya yaitu, dalam keterbukaan tersebut dapat mengakibatkan perubahan sistem birokrasi
dalam ruma sakit tersebut secara terus menerus.
2. Menurut saya masih belum cukup, karena tindakan tersebut hanya merupakan tindakan
awal terhadap penyelesaian masalah tersebut karena setelah kebijakan tersebut dikeluarkan,
selelu terjadi masalah yang mana masih sering terjadinya dualisme manajemen dilapis ketiga
di dalam rumah sakit tersebut.
Definisi Kepribadian
Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin
S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang
berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu
rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapat dia bahwa
kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang
menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci
dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider (1964) mengartikan
penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral
maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan
emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan
kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.
Faktor Penentu Kepribadian
o Faktor keturunan
Keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu. Tinggi fisik,
bentuk wajah, gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan
irama biologis adalah karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau
secara substansial, dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut, yaitu
komposisi biologis, psikologis, dan psikologis bawaan dari individu.
Terdapat tiga dasar penelitian yang berbeda yang memberikan sejumlah kredibilitas
terhadap argumen bahwa faktor keturunan memiliki peran penting dalam menentukan
kepribadian seseorang. Dasar pertama berfokus pada penyokong genetis dari perilaku dan
temperamen anak-anak. Dasar kedua berfokus pada anak-anak kembar yang dipisahkan sejak
lahir. Dasar ketiga meneliti konsistensi kepuasan kerja dari waktu ke waktu dan dalam
berbagai situasi. Penelitian terhadap anak-anak memberikan dukungan yang kuat terhadap
pengaruh dari faktor keturunan. Bukti menunjukkan bahwa sifat-sifat seperti perasaan malu,
rasa takut, dan agresif dapat dikaitkan dengan karakteristik genetis bawaan. Temuan ini
mengemukakan bahwa beberapa sifat kepribadian mungkin dihasilkan dari kode genetis sama
yang memperanguhi faktor-faktor seperti tinggi badan dan warna rambut.
Para peneliti telah mempelajari lebih dari 100 pasangan kembar identik yang
dipisahkan sejak lahir dan dibesarkan secara terpisah. Ternyata peneliti menemukan
kesamaan untuk hampir setiap ciri perilaku, ini menandakan bahwa bagian variasi yang
signifikan di antara anak-anak kembar ternyata terkait dengan faktor genetis. Penelitian ini
juga memberi kesan bahwa lingkungan pengasuhan tidak begitu memengaruhi perkembangan
kepribadian atau dengan kata lain, kepribadian dari seorang kembar identik yang dibesarkan
di keluarga yang berbeda ternyata lebih mirip dengan pasangan kembarnya dibandingkan
kepribadian seorang kembar identik dengan saudara-saudara kandungnya yang dibesarkan
bersama-sama.
o Faktor lingkungan
Semakin konsisten karakteristik individu dan semakin sering terjadi dalam berbagai
situasi, maka semakin penting ciri-ciri itu untuk menggambarkan individu.
1. Pencarian awal atas ciri-ciri primer : Ada 16 ciri-ciri yang dianggap sebagai sumber
perilaku yang konstan dan mantap yaitu : pendiam – ramah, kurang cerdas – lebih cerdas,
dipengaruhi oleh perasaan – stabil secara emosional, penurut – dominan, serius – tak kenal
susah, bijaksana – berhati-hati, malu-malu – suka bertualang, keras – sensitif, percaya –
curiga, praktis – imaginatif, jujur – lihai, yakin – ragu-ragu, konservatif, suka
bereksperimen, tergantung kelompok – mandiri, tak terkendali – terkendali, santai –
tegang.
2. The Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) : adalah salah satu kerangka kerja kepribadian
dengan 100 pertanyaan yang menanyakan kepada orang bagaimana mereka biasanya
bertindak atau merasa dalam situasi tertentu. Individu pada akhirnya akan diklasifikasikan
sebagai ekstrovet (E) dan intovert (I), sensing (S) atau intuitif (N), berpikir (T) atau
merasa (F), dan memahami (P) atau menilai (J). Hasilnya nanti akan dirangkai seperti
misalnya INTJ dalah kaum visioner, ESTJ adalah pengorganisasi, ENTP adalah pengagas,
dllnya.
3. Model lima besar : adalah 5 dimensi dasar hasil riset terbaru yang melandasi semua ciri
dan meliputi sebagian besar variasi yang signifikan dalam kepribadian manusia, yaitu :
a Ekstraversi : mencakup tingkat kesenangan seseorang akan hubungan. Orang yang
ekstravert akan cenderung suka berkelompok, tegas, dan mampu bersosialisasi. Kaum
introvert cenderung pendiam, malu-malu, dan tenang.
b Kemampuan untuk bersepakat : merujuk pada kecennderungan untuk tunduk pada
orang lain. Orang yang skornya tinggi akan kooperatif, hangat, dan percaya.
Sedangkan yang rendah akan dingin, tidak mampu bersepakat, dan antagonistik.
c Sifat mendengarkan suara hati : merupakan ukuran dari keandalan. Orang yang
peka terhadap suara hati akan bertanggung jawab, terorganisir, dapat dipercaya, dan
gigih. Sedangkan yang sebaliknya akan mudah bingung, tidak terorganisir, dan tidak
handal.
d Stabilitas emosional : merujuk pada kemampuan untuk bertahan terhadap stress.
Orang yang skornya tinggi akan cenderung tenang, percaya diri, dan aman. Yang
sebalinya akan cenderung gelisah, cemas, gugup, tertekan, dan tidak aman.
e Keterbukaan terhadap pengalaman : merujuk pada kisaran minat individual dan
kekaguman terhadap hal baru. Orang yang terbuka akan kreatif, ingin tahu, dan
sensitif secara artistik. Sedangkan yang sebaliknya akan konvensional dan
menemukan kenyamanan dalam keakraban.
Penelitian atas kredibilitas Lima Besar ini menghasilkan sejumlah besar bukti bahwa individu
yang dapat dipercaya, andal, hati-hati, teliti, mampu membuat rencana, terorganisasi, kerja
keras, gigih, dan berorientasi pada prestasi cenderung memilki jabatan yang lebih tinggi
dalam sebagian besar atau semua kedudukan.
Machiavellianisme
Machiavellianisme adalah tingkat di mana seorang individu pragmatis,
mempertahankan jarak emosional, dan yakin bahwa hasil lebih penting daripada proses.
Karakteristik kepribadian Machiavellianisme berasal dari nama Niccolo Machiavelli,
penulis pada abad keenam belas yang menulis tentang cara mendapatkan dan
menggunakan kekuasaan.
Narsisisme
Narsisisme adalah kecenderungan menjadi arogan, mempunyai rasa kepentingan diri
yang berlebihan, membutuhkan pengakuan berlebih, dan mengutamakan diri sendiri.
Sebuah penelitian mengungkap bahwa ketika individu narsisis berpikir mereka adalah
pemimpin yang lebih baik bila dibandingkan dengan rekan-rekan mereka, atasan mereka
sebenarnya menilai mereka sebagai pemimpin yang lebih buruk. Individu narsisis
seringkali ingin mendapatkan pengakuan dari individu lain dan penguatan atas keunggulan
mereka sehingga individu narsisis cenderung memandang rendah dnegan berbicara kasar
kepada individu yang mengancam mereka. Individu narsisis juga cenderung egoisdan
eksploitif, dan acap kali memanfaatkan sikap yang dimiliki individu lain untuk
keuntungannya.
Pemantauan diri
Pemantauan diri adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan perilakunya
dengan faktor situasional eksternal. Individu dengan tingkat pemantauan diri yang tinggi
menunjukkan kemampuan yang sangat baik dalam menyesuaikan perilaku dengan faktor-
faktor situasional eksternal. Bukti menunjukkan bahwa individu dengan tingkat
pemantauan diri yang tinggi cenderung lebih memerhatikan perilaku individu lain dan
pandai menyesuaikan diri bila dibandingkan dengan individu yang memiliki tingkat
pemantauan diri yang rendah.
Kepribadian tipe A
Kepribadian proaktif
Tidak ada tipe kepribadian umum untuk satu negara tertentu. Namun budaya suatu
negara mempengaruhi karakteristik yang dominan dari penduduknya, Ini dapat dilihat dengan
memperhatikan lokus kendali dan kepribadian tipe A. Misalnya saja, dalam budaya seperti
Amerika Utara, orang percaya bahwa mereka dapat mendominasi lingkungan mereka,
sebaliknya dengan orang-orang di Timur Tengah. Hal ini menyebabkan proporsi orang-orang
internal dalam angkatan kerja Amerika lebih besar daripada angkatan kerja Arab saudi dan
Iran.
Kecocokan orang dengan pekerjaan adalah mencocokkan enam tipe kepribadian dan
mengemukakan bahwa kecocokkan antara tipe kepribadian dan lingkungan kedudukan
menentukan kepuasan dan keluar masuknya karyawan. Teori ini dikemukakan oleh John
Holland, tipe-tipenya antara lain :
Teori ini mengatakan bahwa kepuasan paling tinggi berarti keluar masuknya karyawan paling
rendah bila kepribadian dan kedudukan/jenis pekerjaannya sesuai.
Kecocokan organisasi-orang : yaitu bahwa orang meninggalkan pekerjaan yang tidak cocok
dengan kepribadiannya.
Definisi Emosi
Sebuah organisasi yang berjalan baik adalah organisasi yang berhasil meniadakan
frustasi, takut, marah, benci, marah, gembira, dls. Emosi-emosi tersebut adalah antithesis dari
rasionalitas. Beberapa emosi, terutama bila ditampilkan pada saat yang salah, dapat
mengurangi kinerja karyawan. Namun realitasnya tetap saja bahwa karyawan membawa serta
satu komponen emosi bersama mereka ke tempat kerjanya dan tidak ada studi yang
komprehensif tanpa mempertimbangkan peran dari emosi ditempat kerja.
Berkaitan dengan emosi, ada 3 hal yang terjalin erat satu sama lain, yaitu pengaruh
(affect), emosi, dan suasana hati (mood). Pengaruh meliputi kisaran luas perasaan yang
dialami orang, merupakan satu konsep yang meliputi baik emosi maupun suasana hati.
Akhirnya, suasana hati adalah perasaan yang cenderung menjadi kirang intens dibandingkan
emosi, dan yang kekurangan stimulus kontekstual.
Emosi adalah reaksi terhadap suatu objek, bukan suatu sifat. Sedangkan suasana hati
tidak dikaitkan dengan suatu objek. Emosi dapat berubah menjadi suasana hati bila kita
kehilangan fokus pada objek yang kontekstual.
Berkaitan dengan perilaku organisasi, satu istilah yang terkait adalah tenaga kerja
emosional, yang terjadi apabila karyawan mengekspresikan secara organisasional emosi yang
diinginkannya selama transaksi antar pribadi. Dulunya konsep ini dikembangkan berkaitan
dengan pekerjaan-pekerjaan jasa, namun dewasa ini konsep tersebut telah menjadi relevan
dengan hampir setiap pekerjaan. Dalam tuntutannya, karyawan perlu membedakan antara
emosi yang dirasakan dengan emosi yang ditunjukkan agar tidak terjadi dilema.
Dimensi emosi
Bukti menunjukkan bahwa perbedaan antara pria dan wanita dalam hal emosi adalah
bila menyangkut reaksi emosional dan kemampuan untuk membaca orang lain. Wanita
menunjukkan ungkapan emosi yang lebih besar daripada pria, mengalami emosi secara lebih
hebat, lebih nyaman dalammengungkapkan emosi, lebih baik dalam membaca petunjuk-
petunjuk non-verbal dan paralinguistik, dan lebih sering menampilkan ekspresi dari emosi
yang positif maupun negatif, kecuali kemarahan.
Mark Elliot Zuckerberg (lahir di White Plains, New York, 14 Mei 1984; umur 31
tahun) adalah seorang pemrogram komputerdan pengusaha Internet. Ia dikenal karena
menciptakan situs jejaring sosial Facebook bersama temannya, yang dengan itu ia menjadi
pejabat eksekutif dan presiden. Facebook didirikan sebagai perusahaan swasta pada tahun
2004 oleh Zuckerberg dan teman sekelasnya Dustin Moskovitz, Eduardo Saverin, dan Chris
Hughes ketika menjadi mahasiswa di Universitas Harvard. Pada tahun 2010, Zuckerberg
terpilih sebagai Person of the Year versi majalah Time. Pada 2011, kekayaan pribadinya
ditaksir mencapai $17,55 miliar.
Mark sendiri terkenal sebagai anak pintar yang pandai dalam sastra klasik dan fasih dalam
empat bahasa. Hobi mengutak-atik program perangkat lunak pun sudah dijabaninya
sejak remaja.
Mark adalah anggota Alpha Epsilon Pi. Pada awalnya Mark Zuckerberg hanyalah
seorang mahasiswa dari Universitas Harvard. Mark lalu membuat suatu sistem jejaring sosial
untuk kelasnya. Tetapi setelah ia membuat sistem tersebut, ternyata semakin banyak saja
orang yang tergabung didalamnya. Sistem itu lama-kelamaan telah menjaring universitas
terdekat dari tempatnya kuliah, dan inilah awal dari Facebook yang kita kenal saat ini.
Facebook telah memiliki anggota lebih dari 400 juta orang. Tentunya Facebook tidak begitu
saja menjadi besar dan sukses seperti saat ini. Pasti ada hal-hal khusus pada Mark Zuckerberg
(Zuck) pendiri sekaligus pemilik facebook terutama dalam memimpin perusahaannya.
Dalam mengelola perusahaannya, Mark Zuckerberg menerapkan konsep kepemimpinan
terbuka. Dan sesuai dengan misinya, yaitu membuat dunia menjadi terbuka dan menciptakan
sesuatu yang membantu orang-orang terhubung dan berbagi segala hal yang penting bagi
mereka, revolusi, aliran informasi dan minimalisme.
Mark Zuckerberg rutin mengundang seluruh karyawannya ke dalam sesi tanya jawab
setiap hari Jumat selama satu jam. Di sesi tersebut, mereka membicarakan seluruh
permasalahan perusahaan. Namun, beberapa hal yang sifatnya sensitif seperti rencana akuisisi
perusahaan, tetap menjadi rahasia. Facebook juga seringkali terbuka terhadap perubahan-
perubahan dan inovasi yang dilakukannya. Pengguna Facebook sering diajak berpendapat
mengenai bagaimana privacy policy dalam Facebook. Hal ini membuat penggunanya
semakin merasa terlibat dengan perusahaan tersebut.
Selain itu Zuckerberg juga lebih memikirkan hal jangka panjang, dibandingkan
kepuasan yang cepat. Orang yang sukses biasanya akan tergoda menjual perusahaannya, lalu
menciptakan bisnis lain yang lebih hebat. Zuckerberg pun telah berulang kali menerima
kesempatan untuk menjual social media-nya kepada peminat yang berani membeli dengan
harga tinggi. Namun ia bertahan, karena percaya bahwa akan ada potensi yang lebih besar
dan lebih baik di masa depan. Intuisinya ternyata tepat. Facebook sekarang telah menjadi
social media terpopuler saat ini.
CIRI-CIRI PEMIMPIN TRANSFORMASIONAL
Bass mengidentifikasi tiga ciri gaya kepemimpinan transformasional yaitu; karismatik,
stimulasi intelektual dan perhatian individual (Yukl, 1989). Bass (1990) dalam revisinya
mengidentifikasi inspirasional sebagai salah satu ciri kepemimpinan transformasional.
Dengan demikian ciri-ciri gaya kepemimpinan transformasional
terdiri atas: karismatik, inspirasional, stimulasi intelektual dan perhatian secara
individual. Bass dan Avolio (dalam Yukl, 1989 ) menguraikan keempat ciri tersebut sebagai
beriku
Pemimpin yang inspirasional oleh Bass dan Avolio (dalam Yukl, 1989) diartikan
sebagai sejauh mana seorang pemimpin mampu mengkomunikasikan suatu visi yang menarik,
mampu menggunakan simbol-simbol untuk memfokuskan usaha pengikut dan memodelkan
perilaku yang sesuai. Pemimpin yang inspirasional mampu memberikan visi-visi tentang apa
yang mungkin dan bagaimana memperolehnya. Pemimpin mampu meningkatkan makna
dan mempromosikan harapan-harapan positif tentang kebutuhan-kebutuhan yang harus
dikerjakan.
.
c) Stimulasi Intelektual ( Intellectual Stimulation )
Konsekuensi logis dari praktik stimulasi intelektual ini, seorang pemimpin harus
selalu siap dan mengembangkan kapasitas untuk memecahkan masalah dengan caranya
sendiri, secara kreatif dan inovatif. Ukuran dari efektivitas kepemimpinan adalah seberapa
banyak kemampuan anggota dalam menyelesaikan tugas tanpa kehadiran pemimpin (Bass,
1990).
Melalui praktik stimulasi intelektual ini anggota diberi kesempatan seluas- luasnya
oleh pemimpin untuk bertindak secara kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan masalah.
Dengan kata lain, anggota diberi kesempatan oleh pemimpin untuk berekspresi diri dan
mengembangkan diri.
dari informasi yang didapatkan mengenai profil Mark Zuckerberg dan dengan
dikaitkan dengan ciri-ciri gaya kepemimpinan transformasional seperti diatas, maka saya
berpendapat bahwa Mark Zuckerberg dalam memimpin perusahaannya dengan gaya
transformasional. pendapat tersebut didasarkan oleh fakta bahwasanya Mark memliki ciri-ciri
yang sama dengan ciri-ciri gaya kepemipinan transformasional yang ada pada teori yang
disampaikan oleh ahli yaitu Mark merupakan pemimpin yang karismatik, yang ditunjukkan
dengan tindakan-tindakan yang sudah ia lakukan dan ia juga bisa menjadi role model bagi
para bawahannya. Mark juga merupakan sosok yang selalu menginspirasi bagi para
karyawannya, bahkan ia juga bisa menjadi sosok inspirasi bagi banyak orang di luar
perusahaannya. selanjutnya Mark juga selalu memberikan stimulus intelektual, yang
ditunjukkan dengan upaya Mark untuk mendorong karyawannya untuk bisa menyelesaikan
masalah-masalah yang ada di perusahaan dan selalu memberikan perkembangan bagi
perusahaannya. terakhir, Mark juga merupakan sosok pemimpin yang memperhatikan
bawahannya secara personal yang dapat meningkatkan kinerja dari karyawan dalam
perusahaannya.