BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat dipastikan. Asal mula
ilmu bela diri di nusantara ini kemungkinan berkembang dari keterampilan suku-
suku asli Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang,
perisai, dan tombak, misalnya seperti dalam tradisi suku Nias yang hingga abad
Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut,
diajarkan dari guru ke murid, sehingga catatan tertulis mengenai asal mula silat
sulit ditemukan. Sejarah silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu
diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari Pariangan, Tanah Datar di kaki Gunung
Marapipada abad ke-11. Kemudian silek dibawa dan dikembangkan oleh para
Demikian pula cerita rakyat mengenai asal mula silat aliran Cimande, yang
(pendekar) yang dibanggakan. Hal ini karena sejak awal kebudayaan Melayu telah
8
9
banyak dipengaruhi oleh kaum penyebar agama pada abad ke-14 di nusantara.
Kala itu pencak silat diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau
atau pesantren. Silat menjadi bagian dari latihan spiritual. Silat lalu berkembang
dari ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara
Silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian
yang luas yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung
organisasi silat nasional antara lain adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) di
Indonesia.
adalah Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) atau yang dikenal dengan SH
Terate adalah suatu persaudaraan "perguruan" silat yang bertujuan mendidik dan
membentuk manusia berbudi luhur,tahu benar dan salah, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, mengajarkan kesetiaan pada hati sanubari sendiri serta
Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) pada konggres pencak silat tanggal 28 Mei
dan komisariat luar negeri di Malaysia, Belanda, Russia (Moskow), Timor Leste,
10
Persaudaraan Setia Hati di desa Winongo Madiun. Pada saat itu Persaudaraan
(kadang) saja di antara siswa, karena pada saat itu organisasi Pencak Silat tidak
diizinkan oleh kolonialisme Belanda. "Setia Hati" berarti Setia pada Hati (diri)
sendiri".
Madiun) Jawa Timur, Indonesia, pada kuartal terakhir abad ke-19. Dia dijuluki
sebagai "Ngabei" sebuah gelar bangsawan eksklusif yang diberikan oleh Sultan
dan hanya untuk mereka yang telah membuktikan dirinya layak secara rohani. Dia
tinggal dan bekerja di berbagai lokasi di pulau Jawa dan Sumatera dan belajar
gaya Pencak Silat dari berbagai aliran. Di Sumatera juga belajar kerokhanian
Kombinasi ajaran spiritual (kebatinan) dan gaya pencak silat yang terbaik
dari berbagai aliran ini yang menjadi dasar untuk silat Setia Hati. Ki Ageng Hadji
diri dengan kepandaian menangkis, mengelak, dsb (Hasan Alwi dkk, 2008:1043).
ketangkasan menyerang dan membela diri, dengan memakai atau tanpa senjata
apapun (Hasan Alwi dkk, 2008:1306). Jadi dapat disimpulkan bahwa pencak silat
merupakan suatu kepandaian berkelahi dan seni bela diri khas Indonesia dengan
suatu gerakan langkah keindahan dengan menghindar yang disertai gerakan yang
Silat adalah inti sari dari pencak, yakni kemahiran untuk perkelahian atau
membela diri yang tidak dapat dipertunjukan di depan umum. Pada akhirnya, PB
IPSI pada tahun 1975 (dalam Sucipto, 2001:26-28) mendefinisikan bahwa pencak
silat adalah hasil suatu budaya manusia Indonesia untuk membela diri,
khusus yang datang dari sesama manusia. Menurut Sucipto, (2007: 10) “pencak
silat merupakan ilmu bela diri warisan budaya nenek moyang bangsa Indonesia
integritasnya”.
budaya asli Indonesia, para pendekar dan para pakar silat meyakini bahwa
masyarakat melayu menciptakan dan menggunakan ilmu bela diri ini sejak masa
12
prasejarah”. Berdasarkan arti kata pencak silat dapat dirumuskan bahwa, pencak
silat merupakan gerak dasar beladiri yang didasarkan pada peraturan yang berlaku
moyang kita. Silat adalah sebuah gerak serang bela yang erat hubungannya
dengan rohani. Menurut Atok Iskandar dalam Khasanah Pencak Silat (1997:35)
bela diri Indonesia memiliki 3 tingkatan dengan urutan Pencak, Pencak silat dan
para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pencak adalah gerak dasar bela diri
yang terikat pada aturan tertentu dan digunakan dalam belajar dan latihan atau
pertunjukan.
dasar yaitu, lokomotor, gerak non lokomotor serta gerak manipulatif. Pengertian
dari gerak dasar pencak silat adalah suatu gerak terencana, terarah, terkoordinasi
dan terkendali, yang mempunyai empat aspek sebagai satu kesatuan. Aspek yang
dimaksud adalah aspek mental dan spiritual, aspek bela diri,aspek olahraga, serta
aspek seni budaya. Pencak silat merupakan cabang olahraga yang cukup lengkap
untuk dipelajari karena memiliki empat aspek yang merupakan satu kesatuan yang
a. Kuda-kuda
Istilah kuda-kuda sangat akrab digunakan dalam bela diri pencak silat.
Posisi ini digambarkan seperti orang yang menunggang kuda agar mudah
13
dari kedua kaki dalam keadaan statis. Teknik kuda-kuda juga digunkan sebagai
latihan dasar pencak silat dalam memperkuat otot kaki. Dalam melakukan kuda-
b. Sikap Pasang
yang berpola menyerang atau menyambut. Apabila ditinjau dari system bela diri,
sikap pasang berarti kondisi siap tempur yang optimal. Sikap pasang merupakan
kombinasi dari berbagai teknik seperti kuda-kuda, sikap tubuh serta sikap tangan.
Sikap pasang ditinjau dari taktik penggunaan terdiri dari sikap pasang terbuka,
yakni sikap pasang dengan sikap tangan dan lengan yang tidak melkindungi tubuh
dan sikap pasang tertutup, yakni sikap pasang dengan sikap tangan dan lengan
c. Belaan
hindaran. Belaan terbagi dua, yakni tangkisan dan hindaran. Tangkisan adalah
d. Hindaran
e. Pukulan
pelaksanaan teknik pukulan pada pencak silat tidak semuanya dapat dilakukan
efektivitas serta keselamatan dari seorang pesilat. Teknik pukulan yang sering
f. Tendangan
serangan jarak jangkauan jauh serta sedang dengan menggunakan tungkai sebagai
pertandingan olahraga pencak silat. Tidak semua teknik tendangan dalam olahraga
pertandingan pencak silat olahraga antara lain tendangan lurus, sabit, ”T”,
4. Media Pembelajaran
mengerti. Media adalah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan
(dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Proses belajar mengajar
terdapat penerima pesan, penerima pesan itu adalah siswa. Media itu berinteraksi
dengan siswa melalui indera yang mereka gunakan. Siswa dirangsang dengan
menggunakan kombinasi dari beberapa indera supaya dapat menerima pesan itu
lebih lengkap.
Media pembelajaran adalah suatu alat bantu yang digunakan oleh guru
agar kegiatan belajar berlangsung secara efektif. Sadiman (2006:7) media adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta
pembelajaran yang memuat materi yang ingin disampaikan, tujuan yang ingin
dan teknik yang digunakan untuk mengefektifkan interaksi dan komunikasi antar
pembelajaran adalah suatu alat bantu yang digunakan oleh guru untuk menunjang
belajar.
penerima pesan. Media yang ada sekarang ini memiliki ragam yang bervariasi.
Terdapat tiga klasifikasi media pembelajaran yaitu, media visual, media audio dan
media audio visual. Menurut Anitah (2008:12) media visual juga disebut media
suatu media untuk menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima pesan melalui
indera pendengaran. Pengertian dari media audio visual adalah media yang tidak
variatif sehingga para siswa dapat belajar dari berbagai sumber belajar yang tidak
hanya terbatas pada guru dan buku paket atau buku teks. Menurut Zulkarnain
pelajaran. Pendapat yang sama disampaikan oleh Susilana dan Cepi (2008:5) yang
mengungkapkan bahwa kata media berasal dari kata latin yang merupakan bentuk
jamak dari kata medium, yang mempunyai arti perantara atau pengantar.
pikiran, perasaan, perhatian, minat serta perhatian siswa sehingga proses belajar
terlaksana dengan baik (Sadiman, 2002:6). Menurut Azhar Arsyad (2005:7) media
pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam
maupun di luar kelas. Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997:2) media
adalah segala sesuatu atau bentuk yang digunakan dan dimanfaatkan dalam proses
penyampaian informasi.
Media meliputi semua sumber belajar yang dibutuhkan oleh siswa untuk
mempunyai banyak jenisnya, yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan guru
dan diperlukan saat kegiatan belajar berlangsung. Rudi & Breatz (dalam Trianto,
media audio visual gerak, b) media audio visul diam, c) media audio semi gerak,
d) media visual gerak, e) media visual diam, f) media audio, dan g) media cetak.
Menurut Asyhar (2012: 44) ada empat jenis media pembelajaran, yaitu: a)
penyajiannya membagi media dalam tujuh kelompok yaitu (a) media grafis, bahan
cetak, dan gambar diam; (b) media proyeksi diam; (c) media audio; (d) media
18
audio visual; (e) media gambar hidup/film; (f) media televisi; (g) multi media.
dengan karakteristik yang lebih lengkap, media audio visual memiliki kemampuan
untuk dapat mengatasi kekurangan dari media audio atau media visual semata.
Misalnya film bingkai dan film rangkaian yang dilengkapi dengan suara. Media
ini menjadi lebih efektif penggunannya bila dibandingkan dengan media pesan
dan lebih memahami materi yang diajarkan karena penyampaian materi dengan
media audio visual bisa lebih menarik perhatian daripada penyampaian materi
melalui ceramah. Selain itu, media audio visual memberikan kesan positif karena
lebih menarik, lebih menyenangkan, dan memberikan memori yang kuat pada
penglihat-an siswa sehingga siswa dapat lebih memahami dan meresapi makna
visual yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Menurut
Djamarah dan Zain (2006:124), media audio visual adalah media yang
mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Sedangkan menurut Basuki Wibawa
dan Farida Mukti (2001:72) media audio-visual seperti film ataupun video,
Pemahaman ini tidak tidak terlalu tepat. Karena kigiatan research tidak
hanya dilakukan pada tahap needs assessment, tapi juga pada proses
kegiatan pengumpulan data, analisis data, validasi ahli, dan validasi empiris atau
adalah sebuah strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk
memperbaiki praktik.” Pada dasarnya Model Borg dan Gall bagian dari penelitian
inovasi produk atau model pembelajaran yang tiada henti sehingga diharapkan
akan selalu ditemukan produk atau model pembelajaran yang selalu aktual dengan
Fatmawati Utami yang dilakukan pada tahun 2013. Judul dari penelitian tersebut
Membaca Indah Tembang Dolanan pada Siswa Kelas 2 Sekolah Dasar. Hasil dari
Kudus.
C. Kerangka Pikir