Buku Panduan Materi Ldks SMK Ymik PDF
Buku Panduan Materi Ldks SMK Ymik PDF
MATERI
LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN
DAN MANAJEMEN SISWA
PENGURUS OSIS DAN MPK
SMK YMIK JAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2011-2012
A. Pengertian OSIS
1. Secara Semantis
Di dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor
226 / C / Kep / O / 1993 disebutkan bahwa Organisasi Kesiswaan di Sekolah adalah OSIS.
Kepanjangan OSIS terdiri dari : Organisasi, Siswa, Intra, Sekolah.
Masing – masing mempunyai pengertian :
Organisasi : secara umum adalah kelompok kerja sama antara pribadi yang diadakan untuk
mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan lebih dahulu. Organisasi dalam hal ini
dimaksudkan sebagai satuan atau kelompok kerjasama para siswa yang dibentuk dalam usaha
untuk mencapai tujuan bersama, yaitu mendukung terwujudnya pembinaan kesiswaan.
Siswa : adalah peserta didik pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Intra : adalah di dalam sekolah dan diantara para siswanya, sehingga OSIS berarti suatu
organisasi siswa yang ada di dalam dan lingkungan Sekolah yang bersangkutan.
Sekolah : adalah suatu lembaga pendidikan tempat guru mengajar dan siswa belajar, sehingga
terjadi proses belajar mengajar, dimana para siswa dapat meningkatkan serta mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi, pandangan hidup, kebijaksanaan, kepribadian , tata
pergaulan/hubungan, dan hasil karya.
2. Secara Organisasi
OSIS adalah satu – satunya wadah organisasi siswa yang sah di Sekolah. Oleh karena itu setiap
sekolah wajib membentuk Organisasi Siswa Intra sekolah ( OSIS ), yang tidak mempunyai
hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain yang tidak menjadi bagian/alat dari organisasi
lain yang ada di luar sekolah.
3. Secara Fungsional
Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan khususnya di bidang pembinaan kesiswaan
arti yang terkandung lebih jauh dalam pengertian OSIS adalah sebagai salah satu dari empat
jalur pembinaan kesiswaan, di samping ketiga jalur yang lain yaitu: latihan Kepemimpinan,
Ekstrakurikuler dan Wawasan wiyatamandala.
4. Secara Sistem
Apabila OSIS dipandang sebagai suatu sistem, berarti OSIS sebagai tempat berkelompok siswa
dalam bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam hal ini OSIS dipandang sebagai sistem, dimana sekumpulan para siswa mengadakan
koordinasi dalam upaya menciptakan suatu organisasi yang mampu mencapai tujuan. Oleh karena
itu OSIS sebagai suatu sistem ditandai beberapa ciri pokok :
Berorganisasi pada tujuan.
Memiliki susunan kehidupan kelompok.
Memiliki sejumlah peranan.
Terkoordinasasi.
Berkelanjutan dalam waktu tertentu.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar OSIS tetap Eksis, yaitu:
1. Sumber daya.
2. Efisiensi.
3. Koordinasasi sejalan dengan tujuan.
4. Pembaharuan.
5. Kemampuan beradaptasi dengan lingkungan luar.
6. Terpenuhinya fungsi dan peran seluruh komponen.
Berdasarkan prinsip –prinsip organisasi tersebut agar OSIS selalu dapat mewujudkan peranannya
sebagai salah satu jalur pembinan kesiswaan perlu dipahami apa sebenarnya arti, peran dan
manfaat apa saja yang diperoleh melalui OSIS tersebut.
Peranan adalah manfaat atau kegunaan yang dapat disumbangkan OSIS dalam rangka pembinaan
kesiswaan.
Melalui peranan OSIS tersebut dapat ditarik beberapa manfaat sebagai berikut :
Meningkatkan nilai – nilai ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Meningkatkan kesadaran berbangsa, bernegara dan cinta tanah air.
Meningkatkan kepribadian dan budi pekerti luhur.
Meningkatkan kemampuan berorganisasi, pendidikan politik dan kepemimpinan.
Meningkatkan ketrampilan, kamandirian dan rohani.
Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani.
Menghargai dan menjiwai nilai – nilai seni, meningkatkan dan mengembangkan kreasi seni.
C. Perangkat OSIS :
Karena perangkat OSIS adalah wadah Organisasi siswa satu – satunya di sekolah. Oleh karena itu
secara otomatis siswa menjadi anggota OSIS dari sekolah yang bersangkutan dan keanggotaannya
akan berakhir dengan keluarnya siswa dari sekolah yang bersangkutan.
Perangkat OSIS terdiri dari : Pembina, Perwakilan Kelas dan Pengurus OSIS.
1. Pembina OSIS :
a. Pembina OSIS terdiri dari ;
1. Kepala Sekolah sebagai Ketua.
2. Wakil Kepala Sekolah sebagai wakil ketua.
3. Guru sebagai anggota, sedikitnya 5 ( lima ) orang dan bergantian setiap
tahun pelajaran.
3. Pengurus OSIS
a. Syarat Pengurus OSIS
1. Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memiliki budi pekerti yang baik dan sopan santun terhadap orang tua, guru
dan teman.
3. Memiliki bakat sebagai pemimipin
4. Memiliki kemauan, kemampuan, dan pengetahuan yang memadahi.
5. Dapat mengatur waktu sebaik – baiknya, sehingga pelajarannya tidak
terganggu karena menjadi pengurus OSIS.
6. Pengurus dicalonkan oleh perwakilan kelas.
7. Khusus untuk Ketua OSIS SMA ditambah persyaratan :
a. Mempunyai kemampuan berfikir yang jernih.
b. Memiliki wawasan mengenai kondisi yang sedang dihadapi
bangsanya.
8. Tidak duduk di kelas terakhir, karena akan menghadapi ujian akhir.
b. Kewajiban Pengurus
1. Menyusun dan melaksanakan Program Kerja sesuai dengan Anggaran dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.
2. Selalu menjunjung tinggi nama baik, kehormatan dan martabat sekolahnya.
3. Kepemimpinan Pengurus OSIS bersifat kolektif.
4. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban kepada rapat perwakilan kelas pada akhir
jabatannya.
5. Selalu berkonsultasi dengan pembinaOSIS.
2. Wakil Ketua :
a. Bersama – sama ketua menetapkan kebijaksanaan.
b. Memberikan saran kepada ketua dalam rangka mengambil keputusan.
c. Menggantikan ketua jika berhalangan.
d. Membantu ketua ketua jika berhalangan.
e. Bertanggung jawab kepada ketua.
f. Wakil ketua I bersama dengan wakil sekretaris I mengkoordinasi 4 seksi yaitu seksi I, II,
III, IV, wakil ketua II bersama – sama dengan wakil sekretaris II mengkoordinir 5 seksi
yaitu, seksi V, VI, VII, VIII, IX.
3. Sekretaris Umum :
a. Memberi saran / masukan kepada ketua dalam mengambil keputusan.
b. Mendampingi ketua dalam memimpin setiap rapat.
c. Menyiapkan, mendistribusikan dan menyimpan surat serta arsip yang
berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan.
d. Menyiapkan laporan, surat, hasil rapat dan evaluasi kegiatan.
e. Bersama- sama ketua menandatangai setiap surat.
f. Bertanggung jawab atas tata tertib administrasi organisasi.
g. Bertindak sebagai notulis dalam rapat, atau diserahkan kepasa wakil sekretaris.
4. Wakil Sekretaris :
a. Aktif membantu pelaksanaan tugas sekretaris.
b. Menggantikan sekretaris, jika sekretaris berhalangan.
c. Masing – masing wakil sekretaris membantu para wakil ketua mengkoordinir
seksi I, II, III, IV, dan V, VI, VII, VIII, IX.
6. Ketua Seksi :
a. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan seksi yang menjadi tanggung
jawabnya.
b. Melaksanakan kegiatan seksi yang telah diprogram.
c. Memimpin rapat.
d. Menetapkan kebijaksanaan seksi dan mengambil keputusan berdasarkan
musyawarah dan mufakat.
e. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban pelaksanaan kegiatan seksi
kepada ketua melalui koordinator.
BAB. 2
FORUM ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH ( OSIS )
1. RAPAT – RAPAT.
1. Rapat – rapat terdiri dari : Rapat Pleno Perwakilan Kelas yang dihadiri oleh
seluruh anggota perwaklian kelas.
2. Rapat Pengurus :
1. Rapat pleno pengurus adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh anggota pengurus
OSIS.
a. Penyusunan program kerja tahunan OSIS, penilaian pelaksanaan program
kerja OSIS pengurus sebelumnya yang belum terlaksana.
b. Penilaian program keraja tengah tahunan dan program kerja tahunan yang
dijalani.
c. Membahas laporan pertanggung jawaban OSIS pada akhir masa jabatan.
2. Rapat pengurus harian adalah rapat pengurus yang dihadiri oleh ketua dan wakil
ketua , sekretaris dan wakil sekretaris, bendahara dan wakil bendahara untuk
membicarakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan sehari – hari.
c. Tahap Pemilihan :
1. Paling lambat dalam waktu satu minggu setelah ditetapkan calon pengurus OSIS,
pimpinan rapat Perwakilan Kelas mengadakan rapat pleno perwakilan kelas dengan
acara utama pencaolan pengurus OSIS.
Dedihymik@yahoo.co.id
ANGGARAN DASAR ( AD )
OSIS SMK YMIK JAKARTA
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
SMK YMIK
Komp.DPR.RI Joglo 11640 Telp.5840517
Kembangan Jakarta Barat
Web. www.smk-ymik.com
E-mail .ymiksmk@yahoo.co.id
=================================================================
Bab I
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
Bab II
Pasal 4
Pasal 5
Organisasi ini bertujuan mempersiapkan Siswa sebagai kader penerus cita – cita
Perjuangan bangsa dan sumber insani pembangunan nasional, guna :
a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan budi
pekerti luhur.
b. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan.
c. Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani.
d. Memantapkan kepribadian dan mandiri.
e. Mempertebal rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Pasal 6
1. Organisasi ini bersifat intra Sekolah, dan merupakan satu – satunya organisasi siswa yang syah
disekolah sebagai wadah siswa berorganisasi dan menampung seluruh kegiatan siswa, serta tidak
ada hubungan organisasi dengan OSIS di Sekolah lain, atau tidak menjadi bagian dari organisasi
lain di luar Sekolah.
2. Organisasi ini hanya berhak mewakili siswa dari Sekolah yang bersangkutan.
KEUANGAN Pasal 7
1. Anggota organisasi ini secara otomatis adalah siswa yang masih aktif belajar pada Sekolah ini
2. Anggota organisasi ini tidak memerlukan kartu anggota.
3. Keanggotaan berakhir apabila siswa yang bersangkutan tidak menjadi siswa pada Sekolah ini, atau
siswa yang bersangkutan pindah Sekolah.
Pasal 8
Keuangan organisasi ini diperoleh dari dana yang disediakan Sekolah, dan sumbangan yang tidak
mengikat serta dari usaha lain yang syah.
Bab IV
Pasal 9
Bab V
PERANGKAT OSIS
Pasal 10
JABATAN Pasal
11
Masa jabatan anggota perwakilan kelas dan pengurus selama satu tahun. Dimulai dari awal tahun ajaran
dan berakhir pada akhir tahun ajaran.
Bab VII
PENUTUP
Pasal 12
1. Hal – hal yang belum diatur dlam Anggaran dasar ini, akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga,
atau peraturan lain yang syah.
2. Anggaran Rumah tangga mengatur lebih rinci hal – hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar.
3. Anggaran Rumah Tangga disusun oleh masing – masing Sekolah, dan disusun berdasarkan
Anggaran Dasar.
Dedihymik@yahoo.co.id
ANGGARAN RUMAH TANGGA ( ART )
OSIS SMK YMIK JAKARTA
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
SMK YMIK
Komp.DPR.RI Joglo 11640 Telp.5840517
Kembangan Jakarta Barat
Web. www.smk-ymik.com
E-mail .ymiksmk@yahoo.co.id
=================================================================
BAB I
PENGERTIAN
Pasal 1
BAB II
MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
Pasal 2
1. Maksud pembinaan kesiswaan adalah mengusahakan agar siswa dapat tumbuh dan berkembang
sebagai manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional berdasarkan
Pancasila.
2. Pembinaan kesiswaan dilakasanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler.
Pasal 3
3. Tujuan pembinaan kesiswaan adalah meningkatkan peran serta dan inisiatif para siswa untuk menjaga
dan membina sekolah sebagai Wiyatamandala sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh yang
bertentangan dengan kebudayaan nasional, menumbuhkan daya tangkal pada diri siswa terhadap
pengaruh negatif yang datang dari luar maupun dari dalam lingkungan sekolah, meningkatkan
apresiasi dan penghayatan seni, menumbuhkan sikap berbangsa dan bernegara, meneruskan dan
mengembangkan jiwa, semangat serta nilai – nilai 45, serta meningkatkan kesegaran jasmani dan
rohani.
Pasal 4
Sasaran pembinaan kesiswaan adalah seluruh siswa kelas I, II, dan III
BAB III
MATERI DAN JALUR PEMBINAAN KESISWAAN
Pasal 5
Pasal 6
BAB IV ORGANISASI
KESISWAAN Pasal 7
1. Sekolah membentuk Organisasi Kesiswaan yang berupa Organisasi Siswa Intra Sekolah disingkat
OSIS.
2. OSIS merupakan satu – satunya wadah organisasi di sekolah untuk mencapai tujuan pembinaan dan
pengembangan kesiswaan
3. OSIS bersifat intra sekolah, artinya tidak ada hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain, dan
tidak menjadi bagian dari organisasi lain yang ada diluar sekolah.
4. OSIS merupakan wadah organisasi sekolah, oleh karena itu setiap siswa secara otomatis menjadi
anggota OSIS dari sekolah dan keanggotaan itu secara otomatis berakhir dengan keluarnya siswa dari
sekolah.
Pasal 8
1. Perangkat OSIS terdiri dari Pembina OSIS, Perwkilan Kelas dan Pengurus OSIS.
2. Pembina OSIS terdiri dari Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan Guru.
3. Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah karena jabatannya, bertindak selaku Ketua dan Wakil
Ketua.
4. Guru – guru secara bergantian setiap tahun pelajaran menjadi anggota Pembina OSIS.
5. Susunan Kepengurusan dan Jumlah keanggotaan Pembina OSIS disesuaikan dengan keadaan dan
keperluan sekolah.
6. Kelas terdiri dari wakil – wakil kelas, setiap kelas diwakili oleh 2 ( dua ) orang siswa.
7. Pengurus OSIS terdiri dari :
a. Seorang Ketua dan dua orang Wakil ketua.
b. Seorang sekretaris dan dua orang Wakil sekretaris.
c. Seorang Bendahara dan seorang wakil Bendahara.
d. Sembilan Orang Ketua Seksi, yaitu ;
1. Ketua Seksi Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Ketua Seksi Kehidupan Berbangasa dan Bernegara.
3. Ketua Seksi Pendidikan Pendahuluan Bela Negara.
4. Ketua Seksi Kepribadian dan Berbudi pekerti Luhur.
5. Ketua Seksi Organisasi, Pendidikan Politik, dan Kepemimpinan.
6. Ketua Seksi Ketrampilan dan Kewiraswastaan.
7. Ketua Seksi Kesegaran Jasmani dan Daya Kreasi Seni .
8. Ketua Seksi Persepsi, Apresiasi, dan Kreasi Seni.
9. Ketua Seksi Keamanan dan Perindangan.
8. Setiap Ketua Seksi dapat mengangkat beberapa anggota seksi, untuk membawahi sub seksi kegiatan.
Pasal 9
1. Pembina OSIS bertanggung jawab atas seluruh pengolahan, pembinaan dan pengembangan OSIS
di sekolah.
2. Perwakilan Kelas bertugas memilih Pengurus OSIS, mengajukan usul – usul untuk dijadikan program
kerja OSIS dan menilai laporan pertanggung jawaban Pengurus OSIS pada akhir masa jabatannya.
3. Perwakilan Kelas bertanggung jawab langsung kepada Pembina OSIS.
4. Pengurus OSIS bertugas menyusun dan melaksanakan program kerja OSIS sesuai dengan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan menyampaikan laporan pertanggung jawaban kepada Rapat
Perwakilan Kelas pada akhir masa jabatannya.
5. Pengurus OSIS bertanggung jawab langsung kepada Perwakilan kelas dan Pembina OSIS.
6. Pengurus OSIS mempunyai masa kerja selama satu tahun pelajaran.
BAB V
LATIHAN KEPEMIMPINAN
Pasal 10
Pasal 11
(2). Materi latihan disusun ke dalam kurikulum latihan kepemimpinan dan garis-garis program latihan
kepemimpinan;
(3). Perjanjian materi latihan dalam suatu latihan kepemimpinan dilaksanakan melalui metode :
ceramah. Tanya jawab, diskusi, penugasan, penulisan dan laporan kertas kerja, praktek lapangan
dan bentuk-bentuk lain yang relevan.
(4). Sertifikat diberikan kepada Pembina OSIS terdiri dari Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan
Guru.
Pasal 12
BAB VI
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
Pasal 13
Kegiatan Ekstrakurikuler dilakukan di luar jam pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah, di sekolah
atau di luar sekolah, secara berkala atau hanya pada waktu-waktu tertentu.
Pasal 14
Kegiatan tersebut pada ayat (1) di atas dapat ditambah dan dikembangkan sesuai dengan kondisi
sekolah.
Tanggung jawab pembinaan kesiswaan di sekolah dilakukan oleh Kepala Sekolah, kegiatan sehari-hari
dilakukan oleh Wakil Kepala Sekolah atau guru yang ditunjuk.
BAB VIII
BIAYA
Pasal 17
BAB IX
PENUTUP
Pasal 18
Hal-hal yang belum tercantum pada ART ini akan diatur lebih lanjut oleh Pembina OSIS, Perwakilan
Kelas, dan Pengurus OSIS.
Dedihymik@yahoo.co.id
MATERI TATA
KRAMA
OSIS SMK YMIK JAKARTA
MATERI TATA
KRAMA
A. Tujuan
Setelah selesai mengikuti kegiatan ini siswa diharapkan :
Dapat mengetrapkan tata krama berbicara, tata krama pergaulan, dan tata krama penampilan yang
baik.
B. Pengertian
Tata krama adalah kebiasaan sopan santun yang disepakati dalam lingkungan pergaulan antara
manusia setempat dan berlaku dalam kurun waktu tertentu. Secara harfiah tata krama terdiri dari dua
kata :yaitu tata berarti adat, aturan dan lain – lain. Dan Krama berarti sopan santun, kelakuan atau
perbuatan.
Selain itu ada sebutan untuk tata krama yaitu etika dan telah menjadi bagian dalam hidup kita.
Secara umum perlu diingat dalam berbicara dengan seseorang perlu menghindari sikap – sikap
sebagai berikut :
a. Memotong pembicaraan orang.
b. Memborong pembicaraan.
c. Berbicara tanpa memandang orang yang diajak berbicara.
d. Berbicara kepanjangan tanpa arah.
e. Acuh tak acuh terhadap pembicaraan teman bicara.
F. Fragmen
1. Dialog Siswa dan Guru.
Adin : Hallo JJJ Selamat pagi Pak Jack.
P. Jack : Selamat pagiJJ.( dilanjutkan jabat tangan)
Bagaimana kabarmu sekarang ?
Adin : OooJJ.baik – baik, terima kasih pak Jack.
Pak JackJJ,saya kemarin bertemu sampeyan di Mall, mborong belanja ya Pak
JackJJJ.
Pak Jack : YaJ.sedikit mencari perlengkapan.
OoJ. Ya jangan lupa nanti hari Senin waktu upacara jangan lupa mengenakan
seragam Putih Biru.
Adin : YesJJ.OkeJ.!
G. Langkah Kegiatan
a. Prosedur
1. Setiap gugus dibagi – bagi dalam sub gugus ( kelompok kecil ) oleh pendamping OSIS dan dipilih
ketua kelompoknya.
2. Setiap sub gugus terdiri dari 4 atau 5 anak.
3. Guru pendamping gugus memberi penjelasan tentang tata krama ( kegiatan ini diberi waktu 10
menit ).
4. Pendamping OSIS mengajak / memberi kesempatan pada kelompok kecil / sub gugus untuk
menanggapi masalah Fragmen “ Dialog siswa dan Guru “ dan menuliskan pendapatnya di kertas
tentang sikap siswa pada fragmen tersebut, hasilnya diserahkan pada Pendamping OSIS
( kegiatan ini diberi waktu 10 menit ).
5. Kelompok kecil / sub gugus membuat ringkasan hasil penjelasan guru tentang tata krama dalam
lembaran kertas ( ditulis sebaik mungkin ) dan hasilnya ditempelkan di dinding kelas ( kegiatan ini
diberi waktu 10 menit ).
6. Setiap kelompok diberi kesempatan menjelaskan hasil ringkasannya melalui ketua kelompoknya
( kegiatan ini diberi waktu 5 menit untuk setiap kelompok kecil ).
7. Guru pendamping atau pendamping OSIS memberikan tanggapan / kesimpulan.
8. Pendamping OSIS menyebutkan hasil penilaiannya terhadap setiap kelompok kecil / sub gugus
dan menyebutkan peringkatnya.
9. Guru atau pendamping OSIS memberikan penghargaan terhadap kelompok yang terbaik sebagai
prestasi dalam mengikuti kegiatan ini.
10. Seluruh kegiatan dalam sub bab G, waktu 35 menit.
Dedihymik@yahoo.co.id
MATERI
WAWASAN WIYATA MANDALA
OSIS SMK YMIK JAKARTA
MATERI
WAWASAN WIYATA MANDALA
A. Tujuan
Setelah selesai mengikuti materi ini siswa diharapkan :
a. Dapat mengerti hakekat, makna dan prinsip – prinsip Wawasan Wiyatamandala.
b. Dapat mengetrapkan Wawasan Wiyatamandala dalam proses pendidikan di sekolah.
C. Langkah Kegiatan
1. Pembina OSIS memberi penjelasan tentang wawasan Wiyatamandala ( kurang lebih 10 menit )
2. Peserta LDKS dibagi – bagi dalam kelompok diskusi oleh Panitia OSIS dan dipilih ketua
kelompoknya.
3. Setiap kelompok diskusi terdiri dari 8 sampai 10 anak.
4. Panitia OSIS mengajak/memberi kesempatan pada kelompok diskusi untuk mendiskusikan
pengertian Wawasan Wiyatamandala dan menceritakan ulang dengan bahasa kelompoknya
sendiri ( ditulis di selembar kertas ), kemudian memberikan contoh secara tertulis tentang
kegiatan – kegiatan yang tidak boleh dilakukan disekolah. ( kegiatan ini diberi waktu 15 menit ).
5. Kelompok diskusi membuat ringkasan hasil diskusinya dalam lembaran kertas ( ditulis
sebaik mungkin ) dan hasilnya ditempelkan didinding kelas ( kegiatan ini diberi waktu 5 menit ).
6. Setiap kelompok diberi kesempatan menjelaskan hasil ringkasannya
( menceritakan ulang ) keseluruh peserta melalui ketua kelompoknya ( kegiatan ini diberi waktu
5 menit untuk setiap kelompok ).
7. Pembina OSIS atau Panitia OSIS memberikan tanggapan / kesimpulan.
8. Panitia OSIS memberikan penghargaan terhadap kelompok yang mendapatkan peringkat
terbaik sebagai prestasi dalam mengikuti kegiatan ini.
Dedihymik@yahoo.co.id
MATERI
MANAGEMENT
KEPEMIMPINAN ( LEADERSHIP )
OSIS SMK YMIK JAKARTA
MATERI LDKMS
KEPEMIMPINAN
(LEADERSHIP)
I. PENDAHULUAN
Pengantar
Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen tidak lain “merupakan suatu kiat
atau kewibawaan yang mampu menggerakkan orang lain baik secara perseorangan
maupun kelompok di dalam suatu organisasi sehingga menimbulkan kemauan dan
kemampuan untuk melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan”.
Berdasarkan rumusan pengertian kepemimpinan secara sederhana tersebut, memberikan makna
bahwa dalam lingkup kepemimpinan mengandung banyak dimensi : tugas dan fungsi
kepemimpinan, criteria keberhasilan, sumber, syarat yang perlu dipenuhi oleh seorang pemimpin,
serta kemampuan professional dalam mewujudkan tugas dan fungsi kepemimpinan.
Dalam kerangka manajemen, kepemimpinan berfungsi sebagai salah satu piranti penggerak,
motor atau motivator sumber daya yang ada dalam organisasi, sehingga peran kepemimpinan
diharapkan mampu mendinamisasikan organisasi dalam mencapai tujuan.
Melalui pembinaan dan pengembangan diri kepada para pelaku kepemimpinan diharapkan
memiliki kualitas :
Mampu memahami dan menghayati tugas dan tanggung jawabnya sebagai pemimpin. Sebab
dengan memahami dan menghayati tugas dan tanggung jawab kepemimpinannya diharapkan
pola piker, sikap dan perilakunya dapat :
merumuskan atau mendefinisikan misi organisasi yang diembannya.
Berperilaku mewujudkan tercapainya tujuan organisasi.
Memelihara keutuhan serta mengembangkan organisasi.
Menghindarkan atau menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi dalam organisasi.
Kemampuan menciptakan kesadaran dan tanggung jawab orang-orang yang menjadi tanggung
jawabnya (anggota), sehingga setiap orang yang menjadi tanggung jawabnya merasa dengan
sadar sebagai bagian dari kehidupan organisasi yang dipimpinnya.
Kemampuan menciptakan etos kerja yang tinggi sebagai pencerminan dari rasa ikut memiliki,
melaksanakan dan mengamankan tugas dan tanggung jawabnya.
Kemampuan menimbulkan dinamika organisasi yang dipimpinnya sesuai laju perkembangan,
kebutuhan dan ilmu serta tehnoligi.
Substansi
Kepemimpinan OSIS pada dasarnya menyangkut dua substansi pokok, yaitu : aspek-aspek
kepemimpinan dan masalah keosisan. Substansi kepemimpinan meliputi berbagai dimensi, baik
secara teoritis maupun aplikasinya. Demikian pula masalah OSIS baik sebagai suatu definisi
maupun sebagai organisasi kait-mengait melibatkan berbagai pengertian.
Lingkup Kepemimpinan OSIS meliputi para pembina, perwakilan kelas, pengurus dan para siswa
anggota OSIS.
OSIS sebagai organisasi pada hakekatnya berperan sebagai salah satu jalur pembinaan
kesiswaan, disamping tiga jalur yang lain, yaitu latihan kepemimpinan, ekstrakurikuler dan jalur
wawasan wiyatamandala.
OSIS dalam kerangka pembinaan kesiswaan paling tidak perlu dilihat dari dua aspek yaitu OSIS
sebagai suatu definisi dan OSIS sebagai organisasi yang berperan ganda terhadap pembinaan
kesiswaan.
Peran OSIS akan berhasil mewujudkan fungsinya apabila didukung adanya kemauan dan
kemampuan memimpin dari para pembina, pengurus, perwakilan serta kesadaran dari para
anggota OSIS. Oleh sebab itu peranan kepemimpinan baik bagi para pembina, perwakilan,
pengurus maupun anggotanya merupakan kunci penentu keberhasilan OSIS.
Kemauan dan kemampuan para pelaku kepemimpinan OSIS hanya dapat berperan dengan
sebaik-baiknya apabila secara teratur, terencana dan berkelanjutan dilaksanakan pembinaan dan
pengembangan bagi para pelaku kepemimpinan tersebut.
Oleh sebab itu kepemimpinan dalam rangka pengelolaan OSIS mutlak diperlukan dengan hasil
yang diharapkan :
1) menunjang keberhasilan peranan OSIS dalam usaha mendukung terwujudnya wawasan
wiyatamandala.
2) Membina, meningkatkan serta lebih memantapkan kepemimpinan pengurus dan anggota
OSIS, sehingga melahirkan kepemimpinan OSIS yang berwibawa.
3) Terciptanya dinamika OSIS sebagai satu-satunya organisasi siswa intra sekolah dalam usaha
membina kehidupan para siswa untuk mendukung tercapainya tujuan proses belajar
mengajar.
II. LATAR BELAKANG TEORI
1. Definisi
Salah satu dari sekian banyak definisi tentang kepemimpinan menyebutkan, bahwa
kepemimpinan adalah “The art of gettings things done throught other people”.
Definisi singkat tersebut memberikan indikasi bahwa :
Keberhasilan seorang pemimpin sangat ditentukan oleh kecakapan mereka didalam saling
kerjasama, dan berkomunikasi secara tepat dengan orang lain.
Kepemimpinan adalah suatu proses interaksi dinamis atau kerjasama antara seseorang dengan
orang lain atau lingkungan kerja.
Dalam proses kerjasama atau komunikasi banyak variable (significant) yang harus selalu
dipertimbangkan dan diperhatikan oleh setiap pemimpin, yaitu :
1) Perundang-undangan/AD-ART, kebijaksanaan serta peraturan-peraturan lainnya.
2) Variabel waktu
3) Interaksi antara sumber daya manusia, system dan berbagai macam sarana dan
sebagainya.
4) Efektifitas.
5) Untung dan rugi.
6) Terpercaya dan berpengalaman.
7) Kewibawaan, status dan konflik.
Dengan demikian derajat kepemimpinan seseorang akan banyak didominasi atau ditentukan
sejauh mana penguasaan seseorang pemimpin terhadap segi-segi :
Kesadaran terhadap pribadi dirinya, terhadap orang lain dan situasi.
Kesadaran terhadap berbagai macam kesulitan yang dihadapi, persepsi dan komunikasi yang
tepat.
Kelenturan dan fleksibilitas mental.
Kecakapan untuk memecahkan masalah.
Kemauan untuk mengambil keputusan.
Kemauan untuk bekerja.
3. Kualifikasi Pemimpin
Aktivitas seorang pemimpin pada dasarnya diarahkan demi tercapainya tujuan melalui
kelompok (orang lain) atau anggota organisasi yang dipimpinnya. Oleh sebab itu pemimpin
yang paling baik atau berhasil adalah seseorang yang mampu memengaruhi bukan hanya
bawahannya, melainkan juga rekan dan atasannya.
Ada beberapa teori bagaimana seorang pemimpin dapat berhasil melaksanakan tugas dan
fungsinya, yaitu : teori sifat, teori perilaku dan teori kontingensi.
a. Teori Sifat.
Teori ini mencoba mengidentifikasi sifat-sifat yang membedakan antara orang-orang besar
atau orang-orang terkenal dalam sejarah dengan orang-orang biasa.
Dalam studi teori ini melakukan identifikasi profil dari sifat-sifat pemimpin dengan bukan
pemimpin
Berdasarkan penelitian, ada sederetan sifat baik yang bersifat fisik maupun non fisik, yang
diperlukan dalam keberhasilan seorang pemimpin.
Studi teori sifat menekankan pada tiga masalah pokok, yaitu cirri-ciri fisik, kepribadian dan
kecakapan. Oleh sebab itu berdasarkan teori sifat tersebut keberhasilan seorang
pemimpin akan ditentukan oleh dominasi sifat-sifat yang dimiliki, yaitu :
1. Kondisi fisik (physical characteristic)
* tinggi badan
* berat badan
* kesehatan
* penampilan
* bentuk badan/perawakan
* daya kerja (energy)
2. Kepribadian (personality)
* percaya diri (self confidance)
* berpengaruh (dominance)
* penuh kemauan, cita-cita (ambition)
* kematangan, emosi, pengendalian diri
* tekun (parsistance
3. Memiliki kemampuan
* kecerdasan
* kelancaran berbicara
* pengetahuan
* kepandaian (scholarship)
* kemampuan memberikan pertimbangan dan mengambil keputusan
* wawasan
* keaslian (originality)
* kemampuan menyesuaikan diri (adaptability)
Tetapi berdasarkan hasil penelitian lebih lanjut, bahwa diantara sederetan sifat-sifat tersebut
ada enam macam sifat pribadi seseorang yang berkaitan dengan keberhasilan manajerial,
yaitu :
1) Tingkat aktivitas atau daya kerja (energy).
2) Kecakapan mengorganisasikan dan merencanakan.
3) Kecakapan bekerjasama (interpersonal competence).
4) Kecakapan kognitif.
5) Dorongan atau motivasi kerja.
6) Pengendalian diri dan daya tahan.
b. Teori Perilaku
Apabila studi teori sifat ditekankan pada identifikasi sifat-sifat yang membedakan antara
pemimpin dan bukan pemimpin, sebaliknya teori perilaku memfokuskan penelitiannya pada
dua hal pokok, yaitu :
1. Perilaku para pemimpin
2. Berbagai macam perilaku pemimpin yang berpengaruh terhadap penampilan dan
kepuasan bawahan.
Oleh sebab itu secara singkat, “Studi teori perilaku adalah berbagai macam perilaku
pemimpin yang menimbulksn pengaruh terhadap penampilan dan rasa puas bawahan”.
Sebagai hasil studi para pakar, perilaku pemimpin pada dasarnya dikatagorikan ke
dalam dua kelompok, yaitu :
1) Berorientasi pada hubungan kerja (Human Relation Oriented)
2) Berorientasi pada pekerjaan (Task Oriented)
Dalam studi yang lain orientasi pada hubungan kerja disebut pula “employe centered”,
sedang orientasi pada pekerjaan disebut “production centered”. Dan oleh Gary A. Yukl di
dalam bukunya berjudul “Leadership in Organization” halaman 121 – 125, perilaku
kepemimpinan tersebut diidentifikasikan ke dalam 19 (sembilan belas) katagori perilaku
(Taxonomy) yaitu :
1) Mengutamakan pelaksanaan tugas (performance emphesis)
Perilaku pemimpin menekankan pada :
• Pentingnya pendayagunaan/penampilan bawahan
• Memperbaiki/meningkatkan produktivitas dan efisiensi
• Memperhatikan kapasitas kerja bawahan
• Selalu mengikuti penampilan kerja bawahan
c. Teori Kontingensi
Teori kepemimpinan kontingensi disebut pula “Life Cycle Theory”, yang dalam
perkembangannya dikenal “Teori Kepemimpinan Situasi”. Berdasarkan penelitian teori
kepemimpinan ini, gaya atau perilaku kepemimpinan berbeda-beda dari suatu situasi ke
situasi lain. Oleh sebab itu seorang pemimpin harus mampu melakukan diagnosa dengan
sebaik-baiknya terhadap situasi Seorang pemimpin yang baik menurut teori ini harus
mampu membawakan perilakunya sesuai dengan situasi, mampu memperlakukan bawahan
sesuai dengan kebutuhan dan motif yang berbeda-beda.
Dengan demikian perilaku kepemimpinan yang terbaik, yaitu kepemimpinan yang efektif,
adalah perilaku kepemimpinan yang dapat menyesuaikan kepemimpinannya dengan situasi
yang dihadapi.
Sedangkan situasi yang dimaksud dalam hal ini, ialah pengertian yang mencakup : waktu,
tuntutan pekerjaan, kemampuan bawahan, iklim organisasi, harapan dan kemauan atasan,
teman sejawat dan bawahan. Sejauh mana seorang pemimpin harus memperhatikan situasi
sangat tergantung pada “tingkat kedewasaan bawahan” dalam tugas-tugas tertentu, fungsi
dan tujuan yang akan dicapai.
Ada indikasi tertentu untuk menentukan tingkat kedewasaan bawahan, yaitu bawahan
yang :
1) memiliki tujuan, kemampuan untuk merencanakan dan mencapai tujuan.
2) Memiliki rasa tanggung jawab dalam arti mempunyai kemauan (motivasi) dan
kemampuan (kompetensi).
3) Memiliki pendidikan dan pengalaman.
4) Memiliki kemampuan dan pengalaman teknis dalam melaksanakan tugas, serta percaya
diri dan memiliki harga diri.
Tingkat kedewasaan bawahan berbeda-beda satu dengan yang lain, bergantung pada
tugas, fungsi atau tujuan tertentu yang dipercayakan.
Kesimpulannya, bahwa inti dari teori kepemimpinan kontingensi atau situasi adalah
sebagai berikut :
1) Perilaku kepemimpinan cenderung berbeda-beda dari situasi ke situasi lain bergantung
pada tingkat kedewasaan bawahan.
2) Ada empat perilaku kepemimpinan, yaitu :
a) Direktif, seorang pemimpin yang cenderung untuk mengutamakan perintah,
petunjuk dan pengawasan.
Ciri-cirinya :
(1) pemimpin menentukan semua keputusan, yang bertalian dengan pekerjaan dan
memerintahkan semua bawahan untuk melaksanakan.
(2) Pemimpin menentukan semua standar bagaimana bawahan melaksanakan
tugas.
(3) Pemimpin memberikan ancaman dan hukuman kepada bawahan yang tidak
berhasil melaksanakan tugas yang di tentukan.
(4) Pemimpin kurang percaya terhadap bawahan dan sebaliknya bawahan tidak
sepenuhnya percaya pada atasan.
(5) Bawahan sedikit sekali terlihat dalam proses pengambilan keputusan.
(6) Hubungan kerjasama antara pemimpin dengan bawahan dalam suasana yamg
saling mencurigai.
4. Kriteria Keberhasilan
Untuk mengetahui apakah seorang pemimpin berhasil dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya atau peranannya, ada beberapa indikasi yaitu :
a) Dinamika organisasi.
b) Pengaruh atau kewibawaan pemimpin.
c) Sikap bawahan terhadap atasan.
ad a. Dinamika organisasi
Organisasi yang berfungsi ganda, maupun sebagai alat untuk mencapai tujuan, kaitannya
dengan keberhasilan kepemimpinan seseorang dalam memimpin organisasi dapat dilihat
melalui berbagai indikasi sebagai berikut :
1) penampilan kelompok
2) pencapaian tujuan kelompok
3) berlangsungnya hidup kelompok
4) pertumbuhan kelompok
5) kesiagaan kelompok
6) kemampuan menyelesaikan krisis
ad b. Pengaruh pemimpin
Pengaruh atau kewibawaan pimpinan sangat menentukan keberhasilan. Seorang pemimpin
yang berhasil, dapat dilihat melalui berbagai indikasi, yaitu :
1) apakah pemimpin meningkatkan rasa kebersamaan kelompok, kerjasama anggota,
motivasi bawahan, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, pemecahan konflik di
antara bawahan.
2) Apakah pemimpin menaruh perhatian terhadap efisiensi tenaga ahli yang ada,pengaturan
kegiatan, akumulasi dari berbagai sumber, kesediaan dari kelompok untuk menghadapi
perubahan dan krisis.
3) Apakah pemimpin mampu mmeningkatkan kualitas kerja, menciptakan rasa percaya diri
para bawahan, dan menghasilkan kecakapan bawahan dan memberikan sumbangan
terhadap pertumbuhan kejiwaan dan pengembangan bawahan.
Sehubungan dengan adanya tiga buah pertanyaan diatas ada beberapa seperangkat gejala-
gejala sikap bawahan terhadap kepemimpinan atasan, yaitu :
1) ketidakhadiran atau absensi.
2) Perbuatan semaunya.
3) Kesedihan.
4) Keluhan terhadap atasan.
5) Permintaan pindah.
6) Sikap lambat.
7) Pemogokan.
8) Kejadian-kejadian yang sengaja menyabot peralatan dan fasilitas pelayanan.
9) Sikap permusuhan terhadap atasan.
“JJJJ..mengajak dan menghimbau semua bawahan atau pengikut, agar dengan penuh
kemauan untuk memberikan sumbangan dalam mencapai tujuan organisasi sesuai dengan
kemampuan teknis bawahan itu secara maksimal”.
Berdasarkan definisi tersebut paling tidak ada tiga macam kemampuan pokok yang
memberikan ciri kepemimpinan, yaitu :
a. kemampuan untuk memahami bahwa manusia itu pada hakekatnya memiliki kekuatan
motivasi dalam waktu yang bervariasi serta situasi yang berbeda. Untuk itu maka setiap
pemimpin perlu memahami dan memiliki kemampuan “berkomunikasi”.
b. Memiliki kemampuan untuk menimbulkan semangat, dalam hal ini pemimpin memerlukan
kemampuan “memotivasi”.
c. Memiliki kemampuan untuk berbuat dengan cara tertentu, sehingga menimbulkan suasana
yang merangsang lahirnya suatu respon dan motivasi. Oleh sebab itu setiap pemimpin perlu
melengkapi diri dengan kemampuan “mengambil keputusan”.
b. Motivasi
Mengingat pentingnya peranan kepemimpinan dalam organisasi, maka menjadi kewajiban
utama bagi pemimpin untuk secara terus-menerus berusaha :
1) mengamati dan memahami tingkah laku bawahan,
2) mencari dan menentukan sebab-sebab tingkah laku bawahan,
3) memperhitungkan, mengawasi dan mengubah serta mengarahkan tingkah laku
bawahan.
Ada beberapa hal yang perlu dipahami oleh setiap pemimpin, hal-hal yang berkaitan
dengan motivasi, yaitu : factor yang berpengaruh, langkah-langkah memotivasi dan teknik
motivasi.
1) Faktor yang berpengaruh pada motivasi
Ada beberapa factor yang berpengaruh terhadap motivasi, yaitu lingkungan kerja yang
didalamnya meliputi :
a) kebijaksanaan yang telah ditetapkan : prosedur kerja, berbagai rencana dan
program kerja.
b) Persyaratan kerja yang perlu dipenuhi.
c) Tersedianya alat-alat dan sarana dalam mendukung pelaksanaan kerja.
d) Gaya kepemimpinan atasan.
e) Kualifikasi bawahan yang meliputi :
(1) kemampuan kerja
(2) semangat atau moral kerja
(3) rasa kebersamaan dalam kehidupan kelompok
(4) prestasi dan produktifitas kerja.
2) Langkah-langkah motivasi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu petunjuk atau langkah-langkah motivasi
bawahan atau orang lain.
a) pemimpin harus memahami semua perilaku bawahan.
b) Pemimpin harus berorientasi kepada motivasi bawahan yang berbeda satu dengan
yang lain.
c) Pemimpin harus mengetahui latar belakang kehidupan pribadi, pendidikan,
pengalaman, cita-cita dan harapan yang berbeda-beda.
d) Pemimpin harus mengetahui masing-masing segi teknis, ekonomis, social dan
psikologi yang menjadi daya dorong motivasi bawahan.
e) Pemimpin harus memberikan keteladanan.
f) Pemimpin harus mampu mempergunakan keahlian :
• Menciptakan iklim
• Membuat pekerjaan berarti
• Memberi ganjaran
• Berbuat dan bersikap adil
• Umpan balik yang mendorong
• Bergaul dengan bawahan
g) Pemimpin harus berbuat dan berperilaku realistic.
3) Teknik motivasi
Didalam memotivasi bawahan ada dua macam teknik, yaitu dengan cara negatif dan
cara positif.
a) Dengan cara negatif. Agar orang lain melakukan sesuatu, pemimpin melakukan
perbuatan, seperti :
(1) memaksa
(2) mengancam
(3) memukul
(4) dan sebagainya
b) Dengan cara positif. Pemimpin melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
(1) menjelaskan tujuan organisasi kepada setiap bawahan
(2) mengusahakan agar bawahan menyadari, memahami, serta menerima baik
tujuan tersebut.
(3) Menjelaskan filsafat yang dianut pimpinan organisasi.
(4) Menjelaskan kebijaksanaan yang ditempuh oleh pimpinan organisasi dalam
mencapai tujuan.
(5) Mengusahakan setiap bawahan agar mengerti struktur organisasi.
(6) Menjelaskan peranan yang diharapkan oleh pimpinan yang harus dilaksanakan
oleh bawahan.
(7) Menekankan pentingnya kerjasama.
(8) Memperlakukan setiap bawahan dengan penuh pengertian.
(9) Memberikan penghargaan serta pujian, teguran, serta bimbingan kepada
bawahan.
(10) Meyakinkan setiap bawahan dengan bekerja baik, tujuan pribadi masing-
masing bawahan dapat dipenuhi.
c. Pengambilan Keputusan
Sesuai dengan fungsinya seorang pemimpin akan terlibat dalam proses pengambilan
keputusan. Agar pengambilan keputusan tersebut dapat dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya dalam arti mampu mendukung tercapainya tujuan organisasi secara efektif, maka
seorang pemimpin perlu memahami pengertian dan sifat-sifat pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan ialah suatu proses pemilihan di antara tindakan-tindakan alternatif
yang ada.
Sifat pengambilan keputusan dapat dikatagorikan kedalam tiga hal :
1) Keputusan perseorangan (otoritas)
Merupakan keputusan yang dibuat oleh seseorang yang berwenang, lalu disampaikan
kepada para anggota kelompok sebagai suatu perintah. Para anggota kelompok diminta
pendapat sebelumnya. Biasanya keputusan semacam ini dibuat oleh para ahli
dibidangnya.
2) Keputusan konsultatif
Setiap anggota kelompok diminta pendapatnya kemudian ditampung, sedangkan
pengolahan dan pengambilan keputusannya ditentukan oleh pihak yang berwenang.
3) Keputusan kelompok (consensus)
Setiap anggota kelompok diminta pendapatnya dan dilibatkan dalam pengambilan
keputusan, sehingga tercapai kesepakatan bersama.
Oleh sebab itu kepemimpinan OSIS sebagai salah satu perwujudan daripada kepemimpinan
nasional, tidak boleh tidak harus berazaskan pula kepada nilai-nilai luhur Pancasila.
Dengan demikian Pancasila sebagai sumber dari segala kehidupan dan kebijaksanaan,
mengandung makna :
a. Pancasila sebagai ideologi terbuka, tidak menutup kemungkinan operasionalisasinya perlu
menyesuaikan dengan perkembangan dan dinamika jamannya, baik dalam menghadapi
kemajuan berbagai ilmu dan teknologi, perubahan social budaya dan perkembangan politik.
b. Kepemimpinan Pancasila sebagai bagian daripada kebijaksanaan pengelolaan bangsa dan
negara, secara nasional tidak menutup kemungkinan untuk membuka diri terhadap berbagai
pengaruh, dinamika kiat kepemimpinan dunia, namun tetap bersumber dan berakar pada nilai-
nilai kepribadian nenek moyang.
Oleh sebab itu, kepemimpinan OSIS sebagai bentuk atau perwujudan kepemimpinan nasional
atau kepemimpinan Pancasila, tetap berakar pada nilai-nilai luhur kepemimpinan Pancasila.
c. Kepemimpinan Pancasila pada hekekatnya tercermin pada nilai-nilai yang terkandung di dalam
12 (dua belas) azas, yaitu :
1) taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) ing ngarso sung tulodo
3) ing madyo mangun karso
4) tut wuri handayani
5) waspada purba wasisa
6) ambeg paramarta (bersikap adil, mampu membedakan yang penting dan tidak)
7) prasaja (tulus, ikhlas)
8) satya (konsekuen)
9) hemat
10) terbuka
11) legawa
12) kesatria
d. Untuk lebih jauh memahami kepemimpinan Pancasila sebagai bagian dari kebijaksanaan
pengelolaan bangsa dan negara dan sekaligus sebagai kepemimpinan modern ada beberapa
hal mendasar yang perlu dipahami oleh setiap pelaku kepemimpinan organisasi.
1) Ciri atau sifat modern Kepemimpinan Pancasila tercermin ke dalam ketiga hal pokok,
yaitu :
a) Berorientasi jauh kedepan.
Akibat adanya berbagai perubahan dan perkembangan yang terjadi diluar organisasi
menuntut perilaku kepemimpinan Pancasila yang selalu berorientasi ke masa depan,
artinya :
(1) mampu mengantisipasikan perubahan yang akan terjadi dan mengendalikannya
secara terus-menerus.
(2) Mampu mempergunakan berbagai macam teknik dan perencanaan yang setrategik
didalam menghadapi berbagai perubahan yang potensial di lingkungan kerjanya.
(3) Mampu menjawab perubahan dengan segala macam tantangan yang terjadi dan
diperkirikan akan terjadi dengan secara baik dan akurat.
2) Pola pikir Kepemimpinan Pancasila yang berciri modern dijiwai oleh empat azas :
a) Azas kebersamaan atau azas integralistik.
Azas kebersamaan atau integralistik yang dimaksud dalam kepemimpinan Pancasila
antara lain tercermin adanya pola pikir, sikap dan perilaku :
• Pemimpin tidak terpisah dengan yang dipimpin.
• Antara pemimpin dan yang dipimpin merupakan kesatuan organis.
• Antara pemimpin dan yang dipimpin saling pengaruh-mempengaruhi
• Antara pemimpin dan yang dipimpin bukan unsur yang saling bertentangan,
sehingga tidak perlu terjadi dualisme antara pemimpin dan yang dipimpin.
• Masing-masing unsur yang terkait dalam kegiatan mempunyai tempat dan kewajiban
sendiri-sendiri dan merupakan kesatuan organis.
• Pemimpin tidah memihak kepada suatu golongan yang paling kuat, tetapi juaga tidak
menganggap kepentingan seseorang sebagai pusat.
• Eksistensi pemimpin sangat bergantung pada yang dipimpin.
b) Azas kekeluargaan dan gotong-royong.
Azas ini menggambarkan organisasi tata hubungan anggota masyarakat, dimana
masing-masing mengerti akan kedudukan dan fungsinya dalam mencapai kesejahteraan
dan kebahagiaan bersama.
Cirri-ciri azas ini :
• Dilandasi oleh cinta kasih saying dan pengorbanan.
• Titik tumpu bukan menonjolkan kepentingan pribadi melainkan keselamatan dan
kebahagiaan seluruh anggota.
• Manifestasi tata hubungan ini berbentuk tolong-menolong, Bantu-membantu.
• Masing-masing individu diakui sebagai pribadi yang penuh dalam kedudukannya
sebagai anggota organisasi.
• Mereka bersatu jiwa, dalam pemecahan masalah dilakukan secara musyawarah dan
semangat gotong-royong.
3) Dilihat dari sisi lain makna Kepemimpinan Pancasila mengandung tiga aspek pokok :
a) aspek kognitif, artinya kepemimpinan Pancasila merupakan satu pengertian, satu
kesatuan makna yang dapat dipelajari, dimengerti dan dipahami.
b) Aspek afektif, berarti bahwa di dalam kepemimpinan Pancasila mengandung berbagai
ajaran moral, spiritual, masalah-masalah kewajiban dan larangan.
c) Aspek motorik, yaitu bahwa kepemimpinan Pancasila bukan hanya sekedar sekumpulan
pengertian yang di dalamnya berisi ajaran, melainkan mengandung nilai-nilai yang dapat
diamalkan dalam tingkah laku dan perbuatan nyata.
Berdasarkan uraian mengenai latar belakang teori kepemimpinan secara umum di atas,
kepemimpinan OSIS sebagai salah satu strategi pembinaan kesiswaan bersumber pada
kepemimpinan universal dengan segala macam teori serta kepemimpinan Pancasila. Untuk lebih
jauh memahami makna kepemimpinan OSIS, perlu dikaji dan dipahami pengertian seperti :
sumber, tugas dan tanggung jawab, maksud dan tujuan, kualifikasi serta ukuran sampai sejauh
mana kepemimpinan OSIS berhasil melaksanakan tugasnya. Masing-masing dimensi secara garis
besar mengandung substansi sebagai berikut :
1. Tugas dan Tanggung Jawab
Secara teoritis telah dikemukakan ada empat macam tugas pokok seorang pemimpin, yaitu :
merumuskan atau mendefinisikan misi organisasi, mengusahakan tercapainya tujuan atau misi
organisasi, mempertahankan keutuhan organisasi dan yang terakhir mengatasi konflik.
b) Sebagai alat atu wadah mencapai tujuan, OSIS sangat berperan dalam :
(1) menumbuhkan dan mengembangkan berbagai macam kemampuan seperti :
managerial, leadership, berkomunikasi, kematangan berfikir (rasionalitas) dan
nilai-nilai kepribadian siswa.
(2) Menumbuhkan, mengembangkan karier siswa.
(3) Mengembangkan berbagai disiplin ilmu.
(4) Menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai social budaya.
(5) Tempat untuk saling bertukar pengalaman dan pengetahuan.
(6) Wadah/sarana mencapai tujuan pembinaan kesiswaan.
2) Siapapun yang akan diangkat dan ditugaskan untuk menduduki tanggung jawab sebagai
pemimpin siswa harus memiliki kualifikasi kepemimpinan.
a) Persyaratan kepemimpinan secara umum, yaitu :
(1) kondisi fisik (physical characteristic)
(2) nilai-nilai kepribadian (personality)
(3) memiliki berbagai macam kemampuan
(4) berwibawa
(5) berorientasi pada 19 (sembilan belas) butir perilaku, yaitu :
• berorientasi pada tugas
• bertenggang rasa
• membangkitkan kepercayaan
• bersedia menghargai dan memberikan pengakuan
• bersedia memberikan imbalan
• melibatkan sesama siswa ke dalam pengambilan keputusan
• memberikan delegasi wewenang
• bersedia memberikan klarifikasi bawahan
• menetapkan tujuan
• memberikan pelatihan
• menyebarkan informasi
• melibatkan bawahan dalam memecahkan masalah
• mampu merencanakan
• melakukan koordinasi
• mengusahakan fasilitas kerja
• berfungsi sebagai wakil organisasi
• menciptakan suasana kerjasama
• mampu mengendalikan konflik
• selalu memberikan pendapat dan kritik
b) Secara khusus pembina dan pengurus OSIS harus memahami persyaratan yang
telah ditetapkan, yaitu :
(1) berbudi pekerti yang baik, sopan santun terhadap orang tua, guru dan teman-
teman siswa.
(2) Memiliki bakat sebagai pemimpin
(3) berkemauan, kemampuan dan pengetahuan yang memadai
(4) dapat mengatur waktu, sehingga pelajaran tidak terganggu
(5) dicalonkan oleh perwakilan kelas
2. Kualifikasi
Kepemimpinan OSIS pada hakekatnya tercermin pada tugas dan fungsi pembina, pemimpin
dan perwakilan OSIS. Agar pengangkatan kepemimpinan OSIS dapat berhasil dengan sebaik-
baiknya perlu dipertimbangkan secara matang persyaratan seperti yang telah dirumuskan baik
secara umum yang berlaku dalam konsep kepemimpinan, maupun persyaratan-persyaratan
khusus yang telah digariskan dalam rangka kebijaksanaan pembinaan kesiswaan secara
nasional.
3. Kriteria Keberhasilan
Keberhasilan kepemimpinan, apabila dikaitkan denag teori GARY A. YUKL dapat dilihat dan
dirasakan melalui tiga macam indikasi, yaitu : dinamika organisasi, kewibawaan pimpinan, dan
sikap sesama siswa terhadap pimpinan.
a. Dinamika OSIS sebagai organisasi.
Dapat dilihat dan dirasakan melalui pelaksanaan program empat jalur dan delapan macam
materi pembinaan kesiswaan, yaitu dari program ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa sampai pada program apresiasi, persepsi dan kreasi seni.
Disamping itu juga dapat dilihat keadaan sekolah sebagai lingkungan pendidikan, apakah
benar-benar menunjang proses belajar mengajar tanpa ada intervensi dari dalam maupun
dari luar yang membahayakan, termasuk pula terwujudnya program 5K.
4. Pelatihan
Salah satu indikasi kehidupan organisasi modern ialah adanya sifat dinamis, artinya organisasi
itu bergerak dan berkembang secara dinamis akibat pengaruh ilmu dan teknologi. Oleh karena
itu kepemimpinan OSIS sebagai bagian dari Kepemimpinan Nasional dan juga merupakan
kepemimpinan yang bersifat modern harus siap untuk mengikuti, menyesuaikan dan
mengantisipasikan terhadap perkembangan situasi ilmu dan teknologi.
Pelatihan adalah suatu proses secara terencana, sistimatik dan berkelanjutan untuk
meningkatkan derajat kualitas keterampilan kepemimpinan. Pelatihan sebagai salah satu
bentuk pembinaan dan pengembangan adalah suatu proses usaha untuk meningkatkan
kealitas kemampuan kepemimpinan. Dengan demikian sasaran pembinaan dan pengembangan
adalah kualitas pelaku kepemimpinan yang meliputi sifat-sifat pribadi, kewibawaan, pola dan
sikap, serta perilaku kepemimpinan.
Oleh sebab itu sasaran pelatihan kepemimpinan diarahkan pada tiga macam sasaran khusus,
yaitu :
a. Keterampilan teknis, dalam arti penguasaan pengetahuan mengenai metoda, proses,
prosedur, macam-macam teknik untuk melaksanakan kegiatan khusus dan kemampuan
untuk menggerakkan, memanfaatkan berbagai sarana dan peralatan yang diperlukan untuk
mendukung kegiatan OSIS yang bersifat khusus.
c. Keterampilan yang bersifat konseptual, dalam hal ini pelatihan diarahkan untuk
meningkatkan keterampilan seorang pemimpin di dalam kemampuan analisis, berfikr secara
rasional, mampu dalam berbagai macam konsepsi, kreatif di dalam berbagai ide dan
pemecahan masalah.
Tujuan dan hasil dari pembianaan dan pengembangan tidak lain agar para pelaku
kepemimpinan selalu bersikap dan berperilaku sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya,
sehingga mampu menggerakkan seluruh anggota OSIS dan sumber-sumber yang lain dalam
rangka mencapai tujuan OSIS.
V. KESIMPULAN
1. Definisi kepemimpinan OSIS, adalah “Kiat atau kewibawaan para pembina, pengurus,
perwakilan kelas atau anggota OSIS yang dapat menggerakkan, mendayagunakan dan
mengendalikan kemauan dan kemampuan sesama pengurus, perwakilan, dan atau anggota
OSIUS, baik secara perorangan maupun kelompok dalam mencapai tujuan OSIS.
2. Kepemimpinan OSIS sebagai salah satu jalur kebijaksanaan pembinaan kesiswaan, diwarnai
oleh tiga sumber :
a. nilai-nilai kepemimpinan nasional atau kepemimpinan Pancasila, artinya pola piker,
pelaksanaan kepemimpinan OSIS harus selalu bersumber kepada m12 (dua belas ) azas
kepemimpinan Pancasila, yaitu taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, ing ngarso sung
tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani, waspada, ambeg paramarta, prasaja,
setya, hemat, terbuka, legawa, dan kesatria. Kecuali itu kepemimpinan OSIS juga harus
mengacu kepada : ciri atau sifat-sifat modern kepemimpinan Pancasila, empat ciri OSIS
yang menjiwai sifat modern kepemimpinan Pancasila, sisi lain dari nilai-nilai strategi
kepemimpinan Pancasila.
b. Kebijaksanaan sektoral di bidang pendidikan dasar dan menengah, sehingga dengan
demikian kepemimpinan OSIS harus selalu dalam kaitan usaha menunjang terwujudnya
keberhasilan kebijaksanaan di bidang pendidikan dasar dan menengah, khususnya bidang
pembinaan kesiswaan.
c. Arus modernisasi, ajaran dari kepemimpinan dunia serta perkembangan ilmu dan teknologi,
tidak boleh tidak akan berpengaruh terhadap kehidupan para siswa. Oleh sebab itu
kepemimpinan OSIS sebagai salah satu strategi pembinaan kesiswaan, harus terbuka
terhadap berbagai teori positif yang berkembang di dunia manajemen, khususnya dibidang
kepemimpinan. Tanpa menyesuaikan perkembangan-perkembangan baru yang dinamis di
bidang manajemen dan leadership, kepemimpinan OSIS akan ketinggalan oleh
perkembangan pola piker, sikap, dan perilaku siswa yang dinamis, dalam arti tidak
bertentangan dengan nilai-nilai moral dan kepribadian bangsa.
Dedihymik@yahoo.co.id
Lampiran 1
AKTIVITAS KEPEMIMPINAN
N a m a : JJJJJJJJJJJJJJJJJJJ.
Jabatan : JJJJJJJJJJJJJJJJJJJ.
Kelas : JJJJJJJJJJJJJJJJJJJ.
Tahun Pelajaran : 2011/2012
Kesetiaan
Tanggung Jawab
Prestasi
Hubungan
Sesama Siswa
Prakarsa
Kepribadian
Kerjasama
Reliabilitas
(Terpercaya)
Dimensi Karier
Kurang
60 - 69 70 - 79 80 - 89 90 - 100
dari 60
Pembina OSIS,
JJJJJJJJJJJ.
Dedihymik@yahoo.co.id