Anda di halaman 1dari 8

2. Sebutkan etiologi sesak napas pada pasien trauma dan nontrauma?

Trauma Non Trauma


• Benda asing • Efusi
• Pneumothorax • Asma
• Hemothorax • Penyakit valvular
• Emboli Paru • Pneumonia

Trauma:
 Sumbatan jalan napas
Sumbatan jalan napas dapat disebabkan oleh beberapa penyebab
antara lain adalah edema jalan napas bisa akibat adanya suatu infeksi,
reaksi alergi atau akibat trauma tumpul. Penyebab lain disebabkan oleh
benda asing yang masuk dalam saluran nafas, selain itu bisa disebabkan
karena adanya tumor pada saluran napas, atau akibat spasme laring
dimana disebabkan oleh tetanus.
Pada kasus ini kemungkinan terjadi akibat sumbatan benda asing,
dimana benda asing yang masuk kedalam saluran nafas dan
menyebabkan obstruksi pada jalan napas sehingga terjadi gangguan
pada proses inspirasi dan ekspirasi normal. Akibat hal tersebut
menyebabkan terjadinya usaha tubuh untuk mempertahankan pernafasan
normal dengan gejala seperti sesak napas. Adapun yang dapat dilakukan
pada kasus sumbatan jalan napas akibat benda asing antara lain
keluarkan benda asing segera mungkin dengan heimlich manuver atau
usapan jari tangan.
 Pneumothorax
Pneumothorax adalah adanya udara dalam kavum pleura.
Pneumothorax yang dimaksud dalam kasus ini adalah pneumothorax
traumatik, yaitu pneumothorax yang disebabkan oleh trauma baik
trauma tumpul, tajam bahkan ledakan. Dimana pada trauma thorax akan
disusul dengan fraktur kosta, sehingga fragmen kosta tersebut pada
gilirannya dapat menyebabkan suatu trauma tajam yang menembus
pleura parietal maupun viseralis. Akibat hal ini udara akan masuk dan
mengisi kavum pleura sehingga akan terjadi gangguan pegembangan
paru akibat beban udara pada kavum pleura sehingga akan terjadi sesak
pada pasien ini.
 Hematothorax
Hemotirax adalah adanya cairan patologis berupa darah dimana
biasanya akibat trauma thorax atau adanya suatu tanda keganasan.
Penyebab utama dari hemotoraks adalah laserasi paru atau laserasi dari
pembuluh darah interkostal atau arteri mamaria internal yang
disebabkan oleh cedera tajam atau cedera tumpul. Dislokasi fraktur dari
vertebra torakal juga dapat menyebabkan terjadinya hemotoraks.
Biasanya perdarahan berhenti spontan dan tidak memerlukan intervensi
operasi.
 Emboli paru
Emboli paru terjadi apabila terdapat suatu embolus, biasanya
merupakan bekuan darah yang terlepas dari perlengketan pada vena
ekstremitas bawah biasa terjadi akibat terjadinya fraktur, lalu
bersirkulasi melalui pembuluh darah dan jantung kanan sehingga
akhirnya tersangkut di arteri pulmonalis utama atau salah satu
percabangannya sehingga dapat menyebabkan sesak napas secara
mendadak yang berat dimana akan menyababkan infark paru. Infark
paru adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan fokus
nekrosis lokal yang diakibatkan oleh penyumbatan vaskular.

Non Trauma :
 Efusi pleura
Efusi pleura adalah terdapatnya cairan patologis pada kavum
pleura. Namun tetap perlu diingat bahwa dalam keadaan normal kavum
pleura juga selalu terdapat cairan yang berfungsi untuk mecegah
melekatnya pleura viseralis dan pleura parietalis, sehingga dengan
demikian gerakan paru berjalan dengan mulus tanpa harus adanya friksi.
Cairan fisiologis ini disekresikan oleh pleura parietalis dan diabsorbsi
oleh pleura viseralis. Dalam keadaan normal cairan fisiologis dalam
rongga pleura ini berkisar antara 1 ml sampai 20 ml. Setiap peningkatan
jumlah cairan di atas ini harus dianggap sebagai efusi pleura. Pada
umumnya kelainan ini didasari oleh suatu proses peradangan dimana
dapat bersifat akut ataupun kronik, selain itu juga dapat sebagai salah
satu manifestasi kelainan sistemik. Akibat terdapatnya cairan patologis
pada kavum pleura akan menyebabkan gangguan pengembangan paru
sehingga pasien akan menderita sesak napas.
 Asma bronkial
Asma adalah penyakit yang ditandai dengan resistensi terhadap
aliran udara intrapulmoner yang sangat variabel dalam jangka waktu
yang pendek. Dimana pada asma terdapat kombinasi keluhan sesak
napas, rasa dada yang terhimpit, suara napas mengi (wheezing). Adapun
yang mendasari terjadinya asma adalah terpajannya sesorang oleh
alergen yang menyebabkan terjadinya reaksi alergi sehingga
menyebabkan hipersekresi mukus, edema mukosa dan bronkospasme
sehingga terjadinya obstruksi jalan nafas. Akibat obstruksi
menyebabkan pasien menderita sesak napas.
 Pneumonia
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam
mikroorganisme, yaitu bakteri, virus, jamur dan protozoa. Dari
kepustakaan pneumonia komuniti yang diderita oleh masyarakat luar
negeri banyak disebabkan bakteri Gram positif, sedangkan pneumonia di
rumah sakit banyak disebabkan bakteri Gram negatif sedangkan
pneumonia aspirasi banyak disebabkan oleh bakteri anaerob. Akhir-akhir
ini laporan dari beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri
yang ditemukan dari pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti
adalah bakteri Gram negatif.
Gambaran klinis biasanya ditandai dengan demam, mengigil, suhu
tubuh meningkat, dapat melebih 40oC, batuk dengan dahak mucoid dan
purulent, kadang-kadang disertai darah, sesak napas dan nyeri dada.
Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru.
Pada inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas,
pasa palpasi fremitus dapat mengeras, pada perkusi redup, pada
auskultasi terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang
mungkin disertai ronki basah halus, yang kemudian menjadi ronki basah
kasar pada stadium resolusi.

 Penyakit valvular
Penyakit valvular yang memiliki kemungkinan besar menyebabkan
sesak adalah stenosis katup mitralis. Dimana pada stenosis katup mitral
terjadi penyempitan pembukaan katup mitral pada fase distolik dimana
darah dipompakan dari atrium kiri menuju ventrikel kiri, namun apabila
terjadi penyempitaan pada pembukaan katup mitral di fase distolik
dimana lama kelamaan akan terjadi peningkatan volume pada atrium kiri
dan peningkatan tekanan atrium kiri. Berjalannya waktu akan diikuti
dengan peningkatan tekanan pada arteri pulmonal sehingga terjadi
ekstravasasi cairan ke jaringan interstisial paru. Sehingga akan terjadi
gangguan pengembangan atau elastisitas paru sehingga akan diikuti
dengan gejala sesak nafas.

Perbedaan sesak nafas trauma dan nontrauma

Trauma Non Trauma

Ada riwayat trauma Tanpa riwayat trauma

Sering disertai tanda syok Tidak disertai tanda syok

Akut (tiba- tiba) Sudah ada riwayat perjalanan


penyakit tertentu

KLASIFIKASI SYOK
Klasifikasi syok yang dibuat berdasarkan penyebabnya menurut Isselbacher, dkk,
(1999, hal 219) :
1. Syok Hipovolemik atau oligemik
Perdarahan dan kehilangan cairan yang banyak akibat sekunder dari
muntah, diare, luka bakar, atau dehidrasi menyebabkan pengisian ventrikel tidak
adekuat, seperti penurunan preload berat, direfleksikan pada penurunan volume,
dan tekanan end diastolic ventrikel kanan dan kiri. Perubahan ini yang
menyebabkan syok dengan menimbulkan isi sekuncup (stroke volume) dan curah
jantung yang tidak adekuat.
2. Syok Kardiogenik
Syok kardiogenik ini akibat depresi berat kerja jantung sistolik. Tekanan
arteri sistolik < 80 mmHg, indeks jantung berkurang di bawah 1,8 L/menit/ m2,
dan tekanan pengisian ventrikel kiri meningkat. Pasien sering tampak tidak
berdaya, pengeluaran urin kurang dari 20 ml/ jam, ekstremitas dingin dan sianotik.
Penyebab paling sering adalah 40% lebih karena miokard infark ventrikel kiri,
yang menyebabkan penurunan kontraktilitas ventrikel kiri yang berat, dan
kegagalan pompa ventrikel kiri. Penyebab lainnya miokarditis akut dan depresi
kontraktilitas miokard setelah henti jantung dan pembedahan jantung yang lama.
Bentuk lain bisa karena gangguan mekanis ventrikel. Regurgitasi aorta atau mitral
akut, biasanya disebabkan oleh infark miokard akut, dapat menyebabkan
penurunan yang berat pada curah jantung forward (aliran darah keluar melalui
katub aorta ke dalam sirkulasi arteri sistemik) dan karenanya menyebabkan syok
kardiogenik.
3. Syok Obstruktif Ekstra Kardiak
Syok ini merupakan ketidakmampuan ventrikel untuk mengisi selama
diastole, sehingga secara nyata menurunkan volume sekuncup (Stroke Volume)
dan berakhirnya curah jantung. Penyebab lain bisa karena emboli paru masif.
4. Syok Distributif
Bentuk syok septic, syok neurogenik, syok anafilaktik yang menyebabkan
penurunan tajam pada resistensi vaskuler perifer. Patogenesis syok septic
merupakan gangguan kedua system vaskuler perifer dan jantung.

DERAJAT SYOK
Berat dan ringannya syok menurut Tambunan Karmel, dkk, (1990, hal 2).
1. Syok Ringan
Penurunan perfusi hanya pada jaringan dan prgan non-vital seperti kulit,
lemak, otot rangka, dan tulang. Jaringan ini relative dapat hidup lebih lama
dengan perfusi rendah, tanpa adanya perubahan jaringan yang menetap
(irreversible). Kesadaran tidak terganggu, produksi urin normal atau anya sedikit
menurun, asidosis metabolic tidak ada atau ringan.
2. Syok Sedang
Perfusi ke organ vital selain jantung dan otak menurun (hati, usus, ginjal,
dan lainnya). Organ- organ ini tidak dapat mentoleransi hipoperfusi lebih lama
seperti lemak, kulit, dan otot. Oligouria bisa terjadi dan asidosis metabolic. Akan
tetapi kesadaran relative masih baik.
3. Syok Berat
Perfusi ke jantung dan otak tidak adekuat. Mekanisme kompensasi syok
beraksi untuk menyediakan aliran darah ke dua organ vital.
Pada syok lanjut terjadi vasokonstriksi di semua pembuluh darah lain.
Terjadi oligouria dan asidosis berat, ganguan kesadaran dan tanda- tanda
hipoksia jantung (EKG Abnormal, curah jantung menurun).

Tanda-tanda Syok

1. Syok Hipovolemik 
 Manifestasi klinik dari syok adalah hipotensi, pucat,

berkeringat dingin, sianosis, kencing berkurang, oligouria, ganggua kesadaran,


sesak nafas.
2. Syok Septik/ Syok Bakteremik 


a. Fase Hiperdinamik/ Syok panas (warm shock):

Gejala dini:


1) Hiperventilasi


2) Tekanan vena sentral meninggi

3) Indeks jantung naik


4) Alkalosis


5) Oligouria


6) Hipotensi


7) Daerah akral hangat


8) Tekanan perifer rendah


9) Laktikasidosis

b. Fase Hipodinamik:


1) Tekanan vena sentral menurun


2) Hipotensi

3) Curah jantung berkurang 


4) Vasokonstriksi perifer 


5) Daerah akral dingin 


6) Asam laktat meninggi 


7) Keluaran urin berkurang 


3. Syok Neurogenik


Tekanan darah turun, nadi tidak bertambah cepat, bradikardi, sesudah pasien
menjadi tidak sadar, barulah nadi bertambah cepat. Pengumpulan darah di dalam
arteriol, kapiler, dan vena, maka kulit terasa agak hangat dan cepat berwarna

kemerahan. 


4. Syok Kardiogenik
Pasien tidak sadar atau hilangnya kesadaran secara tiba- tiba. Sianosis
akibat dari aliran perifer berhenti.

Anda mungkin juga menyukai