Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN MODUL 3 “KESELAMATAN

KERJA”
I. SKENARIO 13 DERMATITIS KONTAK
IRITAN
• Keluhan Utama : Gatal disela-sela jari tangan kanan
• Keluhan lain/tambahan : Tidak ada sejak kurang lebih 8 bulan yang
lalu, pasien mengeluh gatal disela-sela jari tangan kanan. Awalnya
dirasakan sedikit gatal pada ujung-ujung jari tangan kiri diikuti
munculnya perubahan warna kulit menjadi kemerahan, kemudian
sering digaruk. Gatal muncul hampir setiap saat, baik pagi maupun
malam hari dan mengganggu aktifitas sehari-hari. Dua hari sejak rasa
gatal tersebut muncul gelembung-gelembung air dan menjadi luka
akibat digaruk . Pasien mengatakan bahwa tiap hari pasien harus
mencuci piring, Riwayat pengobatan pasien membeli salep di apotik
tapi tidak membaik.
• Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita keluhan yang
sama. Pasien belum pernah mengalami keluhan ini sebelumnya.
Pasien menyangkal kebiasaan minum alkohol, merokok, dan
mengonsumsi obat-obat terlarang.
II. KALIMAT KUNCI
• Gatal disela-sela jari tangan kanan
• Tidak ada sejak kurang lebih 8 bulan yang lalu
• Awalnya dirasakan sedikit gatal pada ujung-ujung jari tangan kiri
diikuti munculnya perubahan warna kulit menjadi kemerahan,
• Gatal muncul hampir setiap saat, baik pagi maupun malam hari dan
mengganggu aktifitas sehari-hari.
• Dua hari sejak rasa gatal tersebut muncul gelembung-gelembung air
dan menjadi luka akibat digaruk
• Riwayat pengobatan pasien membeli salep di apotik tapi tidak
membaik.
• Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita keluhan yang
sama.
• Pasien belum pernah mengalami keluhan ini sebelumnya
III. PERTAANYAAN
1. Anamnesis dan pemeriksaan fisis apa saja yang harus dilakukan sesuai dengan skenario?
2. Jelaskan faktor pengenalan resiko apa saja yang dapat membahayakan pasien sesuai
skenario!
3. Jelaskan bagaimana pengendalian dan penilaian penyakit akibat kerja sesuai dengan
skenario!
4. Sebutkan dan jelaskan APD (alat pelindung diri) yang harus digunakan sesuai pada
skenario!
5. Sebutkan prosedur kerja yang aman untuk seorag pasien pada scenario !
6. Jelaskan nilai ambang batas dari sabun cuci piring!
7. Sebutkan UUD yang melindungi keselamatan pekerja sesuai dengan skenario!
8. Jelaskan penatalaksanaan yang sesuai dengan kasus pada skenario!
9. Jelaskan penanganan kasus penyakit akibat kerja dalam skenario!
10. Jelaskan 7 langkah prinsip penegakkan diagnose penyakit akibat kerja sesuai dengan
scenario!
1. ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIS APA SAJA
YANG HARUS DILAKUKAN SESUAI DENGAN
SKENARIO?

Keluhan

Riwayat Riwayat
pekerjaan perjalanan
sebelumnya penyakit

ANAMNESIS

Riwayat Riwayat
pekerjaan penyakit
sekarang dahulu

Riwayat
penyakit
keluarga
Keadaan
umum

Tanda
Palpasi
Vital
PEMFIS

Keadaan
Inspeksi
gizi
Referensi : Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Primer. Edisi 1. 2013.
2. JELASKAN FAKTOR PENGENALAN RESIKO APA SAJA
YANG DAPAT MEMBAHAYAKAN PASIEN SESUAI
SKENARIO!
Jenis Bahaya Risiko Konsekuensi
Faktor Fisik :
1. Terpeleset jatuh karena lantai 1. Jatuh 1. Kelelahan
licin 2. Dehidrasi dan biang keringat 2. Batuk, pilek, hidung tersumbat
2. Lingkungan kerja yang panas 3. iritasi

Faktor Kimia :
Tangan berkontak langsung dengan Tangan mengkerut, nyeri tangan dan Dermatitis Kontak Alergi, Dermatitis
sabun cuci piring yang mengandung iritasi pada kulit kontak Iritan
bahan kimia
Faktor biologis :
Bakteri infeksi TB, thypoid
Jamur
Faktor ergonomik :
1. Posisi membungkuk yang terlalu 1. Kelainan bentuk tulang belakang 1. Sakit punggung, Low back Pain,
lama pada saat mencuci piring (kifosis) CTS
2. Gerakan Repetitif saat mencuci 2. Luka 2. Tangan tergores dan berdarah
piring
Faktor psikososial :
Jem kerja yang terlalu lama Stamina menurun Kecapekan. Pusing
menyebabkan kurang bersantai dan stress Badan pegal - pegal
kurang waktu untuk beristirahat

Referensi : Djojodibroto, R. Darmanto. 2012. Kesehatan Kerja di Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
3. JELASKAN BAGAIMANA PENGENDALIAN DAN
PENILAIAN PENYAKIT AKIBAT KERJA SESUAI DENGAN
SKENARIO!
Eliminasi Substitusi
Eliminasi factor kimia penyebab dermatitis Substitusi yang bisa dilakukan :
di tempat kerja dapat dilakukan dengan
cara : Mengganti sabun cuci piring dengan sabun
lain
Tidak menggunakan bahan kima penyebab
dermatitis kontak iritan Mengganti peralatan mencuci

Pengendalian penyakit
akibat kerja

Engineering control Administrative control


Memakai sarung tangan saat mencuci untuk Membatasi waktu kerja (istirahat) dan
mengurangi pajanan langsung dari bahan mencuci tangan dan kaki setelah selesai
kimia dalam sabun cuci piring mencuci piring.

Referensi : Nurmianto, Eko. 2008. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi ketiga. Surabaya: Guna Widya
4. SEBUTKAN DAN JELASKAN APD (ALAT PELINDUNG
DIRI) YANG HARUS DIGUNAKAN SESUAI PADA
SKENARIO!

1. Djojodibroto, R. Darmanto. 2012.


Kesehatan Kerja di Perusahaan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Referensi : Djojodibroto, R. Darmanto. 2012. Kesehatan Kerja di Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
5. SEBUTKAN PROSEDUR KERJA YANG AMAN UNTUK
SEORAG PASIEN PADA SCENARIO

- Saat mengambil piring yang kotor gunakan sarung


tangan
- Saat mencuci piring gunakan sarung sarung tangan ,
sepatu boot, dan clemek plastic
- Mencuci piring dengan duduk atau berdiri dengan ember
mencuci sejajar dengan tubuh tanpa membungkuk
- Buat tempat rak piring / keranjang piring yang tidak
terlalu tinggi atau jauh dari jangkauan dari tubuh
- Setelah mencuci piring bilas kedua tangan dan kaki
dengan air bersih
Referensi : Praya, Abi. 2008. Penyakit Akibat Kerja. Bandung. ITB
6. JELASKAN NILAI AMBANG BATAS
DARI SABUN CUCI PIRING!

• 1. Tingkat keasaman (pH) sabun cuci


piring kurang lebih berkisar antara 10- 12,
sementara pH yang dapat ditoleransi oleh
kulit manusia adalah 6 – 9.
• 2. Total kandungan fosfat dalam sabun cuci
piring (diukur sebagai STTP) < 18 gr per
100 gr produk sabun cuci piring (18% berat
produk).
Referensi : Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit Terkait Kerja. Diakses pada 16 Juni 2017 http://library.usu.ac.id/download/ft/07002746.pdf
7. UNDANG-UNDANG YANG MELINDUNGI
KESELAMATAN PEKERJA SESUAI DENGAN
SCENARIO!
• UU No. 1 Tahun 1970
• Setiap pekerja di Indonesia berhak atas jaminan keselamatan dan kesehatan kerja.
Direktur dan pekerja wajib menjalankan UU keselamatan kerja dengan segala hak
para pekerja untuk mendapatkan jaminan keselamatan dalam bekerja. Yaitu
dengan mendapatkan tempat kerja yang memadai sesuai dengan jenis pekerjaan,
pencahayaan, dan suhu yang sesuai, alat pelindung diri yang memadai, dll.
• UU PAK & PAHK
• Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi No. PER 01/MEN/1981 kewajiban
melaporkan PAK.
• PAK: setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan / lingkungan kerja keadaan ini
harus dilaporkan paling lama 2 x 24 jam.
PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA
Pengurus perusahaan wajib:
• Melakukan tindakan preventif agar penyakit akibat kerja tidak
terulang.
• Menyediakan alat pelindung diri untuk digunakan tenaga kerja.
Tenaga kerja wajib:
• Memberi keterangan pada dokter
• Memakai APD
• Memenuhi syarat pencegahan PAK
• Meminta kepada pengurus agar melaksanakan
• Syarat pencegahan
Tenaga kerja bentuk:
• Menyatakan keberatan bila pencegahan PAK diragukan olehnya.
• Perlindungan dari majikan
Untuk melindungi keselamatan para pekerja dan untuk
merealisasikan produktivitas optimal, skema kesehatan dan
keselamatan kerja harus disediakan (Pasal 87 ayat 1 UU No.
13/2003)
• Perlindungan gratis
Untuk melindungi keselamatan pekerja guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal, maka perusahaan wajib
menyediakan dan menyelenggarakan upaya dan skema
keselamatan dan kesehatan kerja (pasal 86 ayat 2 UU
N0.13/2003)

Referensi : Undang-undang Keselamatan Kerja. Diakses 15 Juni 2017. http://www.depkes.go.id/downloads/ergonomic.


8. JELASKAN PENATALAKSANAAN YANG SESUAI
DENGAN KASUS PADA SKENARIO!

FARMAKOTERAPI
A. Topikal (2x sehari) B. Oral sistemik
• Pelembab krim hidrofilik urea 10% • Antihistamin hidroksisin (2x1 tablet) selama maksimal
• Kortikosteroid 2 minggu, atau
• Desonid krim 0,05% (bila tidak tersedia dapat • Loratadine 1x10 mg/hari selama maksimal 2
diberikan fluosinolon asetonid krim 0,025%) minggu.
• Pada kasus DKI kumulatif dengan manifestasi klinis
likenifikasi dan hiperpigmentasi, dapat diberikan
golongan betametason valerat krim 0,1% atau
mometason furoat krim 0,1%
• Pada kasus dengan infeksi sekunder, perlu
dipertimbangkan pemberian antibiotik topikal.

Referensi : Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Primer. Edisi 1. 2013.
Konseling dan Edukasi:
• Konseling untuk menghindari bahan iritan di rumah
saat mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
• Edukasi menggunakan alat pelindung diri seperti
sarung tangan saat melakukan pekerjaan mencuci
piring.
• Memakai sabun dengan pH netral dan
mengandung pelembab.

Referensi : Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Primer. Edisi 1. 2013.
9. JELASKAN PENANGANAN KASUS
PENYAKIT AKIBAT KERJA DALAM
SKENARIO!
Simptomatis

Promosi Isolasi
Kesehatan Kerja Pajanan

Penanganan
Return to Work Proses Rujukan
Kasus PAK

Fitness for Suerveilans


Work Kesehatan Kerja

Biological
Monitoring

Referensi : Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit Terkait Kerja. Diakses pada 16 Juni 2017 http://library.usu.ac.id/download/ft/07002746.pdf
9. JELASKAN 7 LANKAH PRINSIP PENEGAKKAN
DIANOSA PENYAKIT AKIBAT KERA SESUAI
DENGAN SKENARIO !
Langkah 1 : Tetapkan Diagnosis

Langkah 2 : Identifikasi paparan potensi risiko bahaya

Langkah 3 : Cari ubungan antara langka ke-2 dengan gangguan kesehatan yang
timbul

Langkah 4 : Evaluasi dosis pajanan

Langkah 5 : Cari peranan fakktor individu/kerja dalam timbulnya PAK

Langkah 6 : Cari peranan faktor diluar kerja

Langkah 7 : Tetapan diagnosis PAK

Referensi : Nurmianto, Eko. 2008. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi ketiga. Surabaya: Guna Widya
Thank you

Anda mungkin juga menyukai