PATOLOGI KLINIK
BLOK MEKANISME DASAR PENYAKIT
Apa Saja Tesnya?
• URINALISIS
• TES CAIRAN PLEURA
• TES CAIRAN PERIKARDIUM
• TES CAIRAN LAMBUNG
• TES CAIRAN ASCITES
• TES CAIRAN SENDI
Urinalisis (tes urin) atau analisis urin adalah
pemeriksaan sampel urin secara fisik
(makroskopik), Mikroskopik dan kimia. Urinalisis
(tes urin) merupakan salah satu tes laboratorium
yang tidak hanya memberikan informasi
1. URINALISIS tentang keadaan ginjal dan saluran kemih,
(makroskopik,mikroskopik,kimia)
tetapi juga mengenai faal hati, saluran
empedu, pnkreas, korteks adrenal dan keadaan
lainnya.
Volume, warna
I. TES MAKROSKOPIK & jernih, ph, BJ
Contoh:
4. Panaskan lagi bagian atas tabung, kekeruhan yang timbul adalah presipitasi protein.
III. TES KIMIA
3.2.TES GLUKOSA URIN
(Tes Reduksi Benedict)
Bj 1,018(N) <N=tarnsudat
>N=eksudat
Tehnik perikardiosentesis :
• Pasien disandarkan pada posisi 450.
• Pungsi dilakukan secara aseptik dan lokasi pungsi
diberi anestesi lokal dengan lidokain 2%
• Dengan menggunakan jarum 16 – 18 yang
dihubungkan spoit 10 – 50 ml ditusukkan dengan
hati-hati sedalam 2 – 4 cm sampai terasa
2. TES CAIRAN tahanan lapisan perikardium pada lokasi tempat
penusukan. Tempat penusukan pada sela iga V
atau VI garis sternum kiri atau sudut intra sternum
. Lebih baik dengan bantuan echokardiographi.
PERIKARDIUM • Aspirasi cairan perikardium dan tampung dalam
wadah yang telah disediakan
(makroskopik,mikroskopik,kimia)
• Tutup luka bekas tindakan dengan kassa steril.
VOLUME, WARNA
PRA ANALITIK
Alat dan bahan : gelas ukur, tabung reaksi, strip pH,
Urinometer, pipet.
ANALITIK
Nilai rujukan: Volume :10 – 50 ml.
Warna : bening atau kuning pucat
pH : 7,3 – 7,4
BJ : 1,012 – 1,018
Bekuan : negatif
PASCA ANALITIK
Interpretasi :
Volume : > 50 ml → terjadi akumulasi cairan yang menunjukkan beratnya penyakit dan penekanan pada
jantung.
Pra analitik
Alat dan bahan : Gelas ukur, tabung reaksi,pH
Pasca analitik
meter
Interpretasi :
Analitik Volume :Kadar meningkat (hipersekresi dan hiperchlorhydria
Nilai rujukan :
Warna : Warna kehijau-hijauan (biliverdin) dan kuning
Volume : 25 -75 ml
(bilirubin), Merah, Coklat
Warna : Abu-abu mutiara dan agak keruh
Bau : Agak asam-asam Bau : Bau asam keras , Bau busuk Bau tinja, Bau alcohol
pH : 1,3 - 3,5 disebabkan oleh karena alcohol
Bau amoniak disebabkan uremia
Pus : Tidak ada
Lendir : Tidak ada Lendir : Meningkat dari mulut atau jalan
Sisa makanan : Tidak ada pernafasan
Pus :Ada , sputum yang ditelan,
Sisa Makanan : Ada, Obstruksi pada pyloris (sikatris, tumor,
motilitas kurang)
II. TES MIKROSKOPIK
Tes Mikroskopi mencakup tes eritrosit, lekosit, sel-sel epitel, tes butiran lemak dan bakteri
Praanalitik
Persiapan sampel : Sampel puasa
Alat dan bahan : Slide Pewarnaan Sudan III, Mikroskop, Pewarnaan gram
Analitik
Nilai Rujukan
Eritrosit, lekosit, sel epitel, butiran lemak dalam getah lambung normal didapat dalam jumlah kecil
Bakteri : tidak ada
Pascaanalitik
Interpretasi
Bakteri cocci besar Gram positif (+) dalam jumlah banyak ; adanya stasis achlorhydria
Bacillus Boas-Oppler ; Batang gram positif (+) yang besar berkelompok menunjukkan
adanya achlorhydria
III. TES FUNGSI SEKRESI (HCL BEBAS)
Praanalitik
Persiapan pasien : Dalam keadaan puasa
Analitik
Nilai Rujukan
HCl bebas : 25 – 50 satuan.
HCl total : 50-75 satuan.
Pascaanalitik
Interpretasi
HCL bebas < 20 satuan : karsinoma, gastritis kronis, obstruksi pilorik
Ascites adalah terkumpulnya cairan intraperitoneal
berupa cairan serosa dalam jumlah yang berlebihan
yang disebabkan oleh proses inflamasi atau infeksi.
Pasca Analitik
Interpretasi ;
- Kurang dari 1000 sel / ul mennjukkan transudat dan > 1000 sel / ul menunjukkan eksudat
- Jumlah lekosit 5 – 10.000/mm3 dijumpai pada peritonitis TB
- Jumlah lekosit > 10.000/mm3 dijumpai pada pankreatitis
- Jumlah lekosit 25 – 100.000/mm3 dijumpai pada peritonitis bacterial.
Lanj..
2. Hitung Jumlah Eritrosit
Pra Analitik
Prinsip : Hitung jumlah eritrosit dialkukan bila cairan ascites berwarna kemerahan. Untuk membedakan darah tersebut akibat
punksi percobaan maka ascites yang diambil untuk hitung eritrosit tidak diambil dari cairan yang pertama keluar dari drainase
tetapi sebaiknya diambil saat pertengahan drainase.
Alat dan Bahan :
Larutan Hayem
Kamar hitung Improved New Bauer
Pipet mikro ukuran 20 ul dan 200 ul
Mikroskop.
Analitik
Cara Kerja :
1. Encerkan cairan ascites dengan larutan Hayem dengan pengenceran 200 kali
2. Hasil pengenceran diteteskan pada kamar hitung, kemudian dibaca dibawah mikroskop pada lima kotak eritrosit, hasil perhitungan dikalikan
10.000 / mm
Pasca Analitik
Interpretasi :
Jumlah eritrosit > 100.000 / mm3 menunjukkan adanya trauma atau keganasan.
Jumlah eritrosit < 100. 000 / mm3 kemungkinan eritrosit berasal dari akibat punksi percobaan.
Lanj..
3. Hitung Jenis Lekosit
Pra Analitik
Prinsip : Perbedaan morfologi lekosit dan daya serap masing - masing jenis lekosit terhadap zat warna.
Hitung jenis dilakukan selain untuk membedakan jenis inflamasi akut atau kronis juga untuk membantu
diagnosis
Alat dan Bahan : Sentrifus , Kaca obyek , Metil alcohol (fiksasi), Pewarnaan Giemsa, Pengukur waktu
Analitik
Cara Kerja :
1. Sedimen cairan ascites dibuat hapusan kemudian dibiarkan kering.
2. Fiksasi dengan metal alcohol dan setelah kering warnai dengan Giemsa biarkan selama 20 menit.
3. Kemudian bilas dengan air mengalir. Hasilnya dibaca di bawah mikroskop.
Pasca Analitik
Interpretasi :
• Hitung 1000 sel lekosit , bila PNM > 50 % inflamasi akut, infeksi bakteri dan eksudat
• Limfosit > 50 % inflamasi kronis dan transudat
• Eosinofil ditemukan pada penderita asma, parasit, infark pulmonum dan limfoma
• Lekosit muda ditemukan pada leukemia
III. TES RIVALTA
Pra Analitik
Prinsip tes ; penambahan asam asetat glacial pada cairan akan menimbulkan
terjadinya penggumpalan protein, yang terlihat sebagai kekeruhan.
Alat dan bahan : Gelas ukur, Pipet tetes, Asam acetat glacial, Aquades
Analitik
Cara Kerja :
1. Campurkan asam acetat glacial 2 tetes dalam aquades 100 ml
2. Teteskan 1 tetes cairan ascites pada permukaan larutan tersebut dan lihat kekeruhan yang timbul
(berupa awan).
Pasca Analitik
Interpretasi :
Positif (terbentuk awan putih kebiruan eksudat
Negatif (tidak terbentuk awan putih) transudat
Pemeriksaan cairan sendi diindikasikan
pada keadaan-keadaan dimana terdapat
penambahan jumlah cairan sendi (efusi), atau
adanya perubahan fisik akibat efusi tersebut
misalnya pembengkakan sendi yang fluktuatif.
Teknik pengambialan cairan sendi disebut
“arthrocentesis” harus dilakukan secara asepsis
2. TES CAIRAN SENDI oleh tenaga yang berpengalaman dan
(makroskopik,mikroskopik,kimia) tekniknya berbeda tergantung sendi tempat
pengambilan cairan .
Teknik Arthrocentesis
Cara kerja :
1. Penyuntikan dilakukan dalam keadan yang steril
2. Tentukan tempat pengambilan yang tepat dan tandai dengan pulpen
3. Atur posisi penderita sedemikian rupa, sehingga struktur sasaran suntikan dalam keadaan rileks
4. Lakukan pembersihan serta tindakan asepsis pada tempat yang akan disuntik
5. Jika prosedur diperkirakan berlangsung lama atau sulit, dapat diberikan semprotan etilklorida atau anestesi lokal
dengan infiltrasi lidokain melalui jarum yang sangat halus
6. Umumnya pendekatan dilakukan dari bagian ekstensor untuk menghindari trauma neurovaskuler
7. Setelah semua prosedur di atas dilakukan aspirasi dapat dimulai dengan menusuk perlahan-lahan tempat yang
telah diberi tanda
8. Jika ada efusi, jumlah cairan yang diambil dapat berkisar 10-20 ml
9. Tampunglah aspirat ke dalam 4 tabung yang telah disiapkan
10. Tabung I (tanpa koagulan) : untuk tes makroskopik, viskositas dan tes musin
11. Tabung II (dengan antikoagulan EDTA) : untuk tes mikroskopik, hitung jenis sel dan sel
12. Tabung III (tabung harus steril berisi heparin atau EDTA) : untuk tes mikrobiologi
13. Tabung IV (tanpa koagulan) : untuk tes kimia dan imunologi
14. Setelah aspirasi, sendi hendaklah dalam keadan rileks.
I. TES MAKROSKOPIK
TES PERSIAPAN PASIEN DAN ALAT DAN BAHAN PRINSIP TES
Pra Analitik SAMPEL
Volume Tidak ada Gelas ukur Makin banyak volume makin luas
kerusakan
Warna dan Tidak ada Tabung jernih Setiap kelainan memberi warna
kejernihan berbeda
• Bekuan spontan
• Warna dan kejernihan : ✓ Cara kerja :
Biarkan sample selama satu jam, lihat apakah ada bekuan atau
✓Cara kerja : perhatikan warna
tidak
dan kejernihan sample, bedakan ✓ Nilai rujukan : tidak membeku
darah akibat aspirasi dengan
darah yang betul berasal dari • Bekuan mucin (mucin clot)
cairan sendi ✓ Cara kerja :
✓Nilai rujukan : tidak berwarna 1. Buat larutan asam acetat 7N dari 40,8 ml asam acetat glacial
dan 100 ml air
dan jernih
2. Masukkan 4 ml air aquades dalam tabung reaksi kemudian
masukkan 1 ml cairan sendi lalu tambahkan 1 tetes asam
acetat 7N aduk kuat-kuat kemudian baca reaksi segera
✓ Nilai rujukan : mucin normal terlihar bekuan kenyal dalam cairan
jernih
I. TES MAKROSKOPIK, Lanj..
Pasca Analitik
Volume
Interpretasi : > 3,5 ml abnormal • Viscositas
Warna dan kejernihan ✓ Interpretasi:
• Viskositas tinggi non Inflamasi
Interpretasi :
• Viskositas menurun (<4 cm) inflamasi dan septic
Kurang jernih : non inflamasi • Viskositas bervariasi hemoragik
Kuning keputihan: Inflamasi spesifik dan
non spesifik karena bertambahnya lekosit • Bekuan spontan
✓ Interpretasi:
Kuning kehijauan: Septik atau purulen
• Bekuan positif proses peradangan, makin besar
Merah kecoklatan: hemotagik bekuan makin berat peradangan