KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Konsep Perilaku Manusia”. Keberhasilan dalam pembuatan makalah ini juga
tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu kami
ucapkan terima kasih.
Kami berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat berguna bagi
orang yang membacanya. Kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini belum
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun. Serta semoga makalah ini tercatat menjadi motivator bagi penulis
untuk penulisan makalah yang lebih baik dan bermanfaat.
Penulis
BAB I .....................................................................................................................4
PENDAHULUAN .................................................................................................4
BAB II ....................................................................................................................6
ISI ...........................................................................................................................6
BAB I
PENDAHULUAN
Sesuai dari katanya bahwa psikologi terdiri dari dua kata yang mempunyai
arti. Psikologi ini merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
Perhatian pada psikologi terutama tertuju pada masalah bagaimana tiap-tiap
individu diperngaruhi dan dibimbing oleh maksud - maksud pribadi yang mereka
hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri.
Perilaku merupakan perwujudan dari adanya kebutuhan.Perilaku
dikatakan wajar apabila ada penyesuaian diri yang harus diselaraskandengan
peran manusia sebagai individu, social, dan berketuhanan.Perilaku adalah sebuah
gerakan yang dapat diamati dari luar, seperti orang berjalan, naik sepeda, dll.
Untuk aktivitas ini mereka harus berbuat sesuatu, misal : kaki yang satu
diletakkan pada kaki yang lain.
Jika seseorang duduk diam dengan sebuah buku ditangannya, ia dikatakan
sedang berperilaku ia sedang membaca, sekalipun pengamatan dari luar sangat
minimal, sebenarnya perilaku ada dibalik tirai tubuh, didalam tubuh manusia itu
sendiri. Perilaku terdiri dari aktivitas- aktivitas yang berlangsung, baik didalam
maupun diluar.
1.3 TUJUAN
ISI
Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia,
sedang dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam
diri manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berperilaku dalam
segala aktivitas, banyak hal yang mengharuskan berperilaku. Perilaku mempunyai
arti yang kongkrit daripada jiwa, karena lebih kongkrit, perilaku lebih mudah
dipelajari daripada jiwa dan melalui perilaku dapat dikenal jiwa seseorang.
Karakteristik perilaku ada yang terbuka dan ada juga yang tertutup. Perilaku
terbuka adalah perilaku yang dapat diketahui oleh orang lain tanpa menggunakan
alat bantu. Perilaku tertutup adalah perilaku yang hanya dapat dimengerti dengan
menggunakan alat atau metode tertentu misalnya berpikir, sedih, berkhayal,
bermimpi, dan takut.
Ada anggap dasar bahwa manusia berperilaku karna dituntut oleh
dorongan dari dalam sedangkan dorongan merupakan suatu usaha untuk
memenuhi kebutuhan yang harus terpuaskan. Jadi perilaku timbul karenadorongan
Konsep Perilaku Manusia 6
dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Terdapat berbagai macam kebutuhan
diantaranya kebutuhan dasar dan kebutuhan tambahan. Kebutuhan dasar adalah
kebutuhan yang menentukan kelangsungan hidup manusia seperti makan, minum,
perlindungan diri dan jenis. Sedangkan kebutuhan yang lainnya hanyalah
merupakan kebutuhan tambahan. Kebutuhan tambahan sifatnya mendukung atau
menambahkebutuhan dasar manusia. Sementara itu kadang manusia sulit
menentukan perbedaan antara kebutuhan dasar dan kebutuhan tambahan, hal ini
disebabkan oleh kebutuhan belum pernah nampak secara langsung dan istilah
kebutuhan penggunannya berbeda-beda dalam kehidupan sehari-hari.
Perilaku merupakan perwujudan dari adanya kebutuhan. Perilaku
dikatakan wajar apabila ada penyesuaian diri yang harus diselaraskan peran
sebagai makhluk individu, sosial dan berkebutuhan. Apabila manusia dapat
menyesuaikan diri dengan baik itulah yang disebut dengan bahagia. Ada beberapa
hal yang perlu dijadikan pedoman dalam penyesuaian diri yaitu:
a. Dapat memenuhi segala kebutuhan dengan tidak menambah dan mengurangi.
b. Tidak mengganggu manusia lain dalam memenuhi kebutuhannya.
c. Melaksanakan pertanggungjawaban dengan sewajar-wajarnya dengan
sesama.
Beberapa sarjana psikologi mendefinisikan manusia antara lain: E. Cassirer
menyatakan “Manusia adalah makhluk” dan Plato merumuskan “Manusia bukan
dipelajari berdasarkan kehidupan pribadi akan tetapi kehidupan sosial dan
politiknya” sedangkan menurut faham filsafat manusia adalah eksistensi. Manusia
tidak hanya ada atau berada di dunia, tetapi mengada.
Perilaku manusia juga didorong oleh motif tertentu sehingga manusia itu
berprilaku. Dalam hal ini ada beberapa teori, diantara teori-teori tersebur dapat
dikemukakan:
1. Teori Instirng
Teori ini dikemukakan oleh McDougall ebagai pelopor dari psikologi social,
yang menerbitkan buku psikologi social yang pertama kali dan mulai saat itu
psikologi sosia menjadi pembicaraan yang cukup menarik(Iih. Baron dan Byrne,
Konsep Perilaku Manusia 7
1984; Crider, 1983). Menurut McDougall perilaku itu deisebabkan karena
instirng dan McDougall mengajukan suatu daftar insting. Insting merupakan
perilaku yang innate, perilau yang bawaan, dan isnting akan mengalami
perubahan karena pengalama, pendapat McDougall ini mendapat tanggapan yang
cukuo tajam dari F. Allport yang menertbitkan buku Psikologi Sosial pada tahun
1924, yang berpendapat bahwa perilaku manusia itu disebabakan karena banyak
factor, termasuk orang-orang yang ada disekitarnya dengan perilakunya (Iih.
Baron dan Byrne, 1984).
5. Teori kognitif
Apabila seseorang harus mememilih perilaku mana yang mesti dilakukan,
maka pada
uunya yang bersangkutan. Ini yang disebut sebagai moel subjective expected utiity
(SEU) (Iih. Fishbein dan Ajzen, 1975.Dengan kemampuan memilih ini berarti
fakor berpikir berperan dalam menentukan pilihannya. Dengan kemampuan
berpikir seseorang akan dapat melihat apa yang terjadi sebgai bahan
pertimbangannya disamping melihat apa yang dihadapi pada waktu sekarang dan
juga dapat elihat ke depan apa yang akan terjadi dalam seseorang bertindak.
Dalam model SEU kepentingan pribadi yang menonjol.Tetapi dalam seseorang
berprilaku kadang-kadang kepentingan pribadi dapat disingkirkan.
Tiap individu adalah unik, dimana mengandung arti bahwa manusia yang
satu berbeda dengan manusia yang lain dan tidak ada dua manusia yang sama
persis di muka bumi ini, walaupun ia dilahirkan kembar. Manusia mempunyai
ciri-ciri, sifat, watak, tabiat, kepribadian, dan motivasi tersendiri yang
membedakannya dari manusia lainnya.Perbedaan pengalaman yang dialami
individu pada masa silam dan cita-citanya kelak dikemudian hari, menentukan
2. Kelangsungan perilaku
Artinya antara perilaku yang satu ada kaitanya dengan prilaku yang lain,
prilaku sekarang adalah kelanjutan prilaku yang baru lalu ,dan seterusnya. Dalam
kata lain bahwa prilaku manusia terjadi secara berkesinambungan bakan secra
serta merta.
Contoh: seorang mahasiswa D IV keperawatan yang setiap hari mengikuti kuliah,
akhirnya lulus dan memiliki kepandaian serta keterampilan di bidang
keperawatan, kemudian mendapat pekerjaan, memperoleh penghasilan, berumah
tangga, memiliki keturunan, mendapatkan cucu,dan seterusnya.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau
materi tersebut harus dapat menjelaskan, menyebutkan, contoh :
menyimpulkan, meramalkan dan sebagaimana terhadap objek yang
dipelajari.
c. Aplikasi (application)
Konsep Perilaku Manusia 20
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi ini
dapat diartikan atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip
dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti
dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan,
dan sebagainya.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk yang baru. Dengan
kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dan formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada.
Azwar (2009) mengatakan bahwa sikap juga merupakan evaluasi atau reaksi
perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak memihak
(unfavorable) pada objek tertentu, sementara Sekord dan Backman dalam Azwar
(2009) mendefinisikan sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan
(afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang
terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya. Sikap yang ditujukan seseorang
merupakan bentuk respon batin dari stimulus yang berupa materi atau obyek di
luar subyek yang menimbulkan pengetahuan berupa subyek yang selanjutnya
menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap si subyek terhadap yang
diketahuinya itu (Notoatmodjo, 2005).
3. Tindakan. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (over
behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata
diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara
lain adalah fasilitas atau sarana dan prasarana. Di samping faktor fasilitas,
juga diperlukan faktor dukungan (support) (Notoatmodjo, 2005).
Disiplin ilmu yang terkait dengan perilaku manusia salah satunya adalah
disiplin ilmu yang mendukung perilaku organisasi.
Psikologi
Psikologi Sosial
Sosiologi
Sementara psikologi pada individu, sosiologi (sociology) mempelajari
manusia dalam kaitannya dengan lingkungan sosial dan kultur mereka.
Pada sosiolog telah memberikan konstribusi untuk PO melalui studi
mereka mengenai perilaku kelompok dalam organisasi, terutama
organisasi formal dan kompleks. Barangkali yang terpenting, sosiologi
telah memberikan konstribusi untuk penelitian tentang kultur organisasi,
struktur dan teori organisasi formal, teknologi organisasi, komunikasi,
kekuatan, dan konflik.
Antropologi
Antropologi (anthropology) adalah studi kemasyarakatan untuk mempejari
manusia dan aktivitas – aktivitas mereka. Sebagai contoh, kerja para
antropolog dalam kultur dan lingkungan telah membuat kita memahami
perbedaan dalam nilai – nilai fundamental, sikap, dan perilaku di antara
individu di negara dan dalam organisasi yang berbeda – beda. Banyak dari
pemahaman kita saat ini mengenai budaya organisasi, lingkungan
organisasi, dan perbedaan dalam budaya bangsa merupakan hasil kerja
para antropolog atau mereka yang menggunakan metode antropologi.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Conny Semiawan S., Prinsip dan teknik Pengukuran dan Penelitian dalam Dunia
Pendidikan, Mutiara, Jakarta 1982.
Morgan, H.G: M.H., Segi Praktis Psikiatris,Bina Rupa Aksara, Jakarta, 1991.
Sarlito Wirawan S., Pengantar Umum Psikologi, Bulan Bintang, Jakarta 1979.