Anda di halaman 1dari 29

Konsep Perilaku Manusia 1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Konsep Perilaku Manusia”. Keberhasilan dalam pembuatan makalah ini juga
tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu kami
ucapkan terima kasih.

Kami berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat berguna bagi
orang yang membacanya. Kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini belum
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun. Serta semoga makalah ini tercatat menjadi motivator bagi penulis
untuk penulisan makalah yang lebih baik dan bermanfaat.

Palembang, 24 Agustus 2019

Penulis

Konsep Perilaku Manusia 2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................2

DAFTAR ISI ..........................................................................................................3

BAB I .....................................................................................................................4

PENDAHULUAN .................................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG .............................................................................4

1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................ 5

1.3 TUJUAN ..................................................................................................5

BAB II ....................................................................................................................6

ISI ...........................................................................................................................6

2.1 PENGERTIAN PERILAKU MANUSIA ................................................6

2.2 CIRI-CIRI PERILAKU MANUSIA YANG MEMBEDAKAN DARI


MAHLUK LAIN .....................................................................................9

2.3 PROSES PEMBENTUKAN PERILAKU MANUSIA .........................11

2.4 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MANUSIA ........11

2.5 MACAM-MACAM PERILAKU MANUSIA


.......................................Error! Bookmark not defined.

2.6 DOMAIN PERILAKU MANUSIA .......................................................19

2.7 DISIPLIN ILMU YANG TERKAIT DENGAN PERILAKU


MANUSIA
............................................................................................Error!
Bookmark not defined.

2.8 CONTOH KASUS


................................................................................Error! Bookmark not
defined.

BAB III ................................................................................................................27

Konsep Perilaku Manusia 3


PENUTUP ...........................................................................................................27

3.1 KESIMPULAN .....................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sesuai dari katanya bahwa psikologi terdiri dari dua kata yang mempunyai
arti. Psikologi ini merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
Perhatian pada psikologi terutama tertuju pada masalah bagaimana tiap-tiap
individu diperngaruhi dan dibimbing oleh maksud - maksud pribadi yang mereka
hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri.
Perilaku merupakan perwujudan dari adanya kebutuhan.Perilaku
dikatakan wajar apabila ada penyesuaian diri yang harus diselaraskandengan
peran manusia sebagai individu, social, dan berketuhanan.Perilaku adalah sebuah
gerakan yang dapat diamati dari luar, seperti orang berjalan, naik sepeda, dll.
Untuk aktivitas ini mereka harus berbuat sesuatu, misal : kaki yang satu
diletakkan pada kaki yang lain.
Jika seseorang duduk diam dengan sebuah buku ditangannya, ia dikatakan
sedang berperilaku ia sedang membaca, sekalipun pengamatan dari luar sangat
minimal, sebenarnya perilaku ada dibalik tirai tubuh, didalam tubuh manusia itu
sendiri. Perilaku terdiri dari aktivitas- aktivitas yang berlangsung, baik didalam
maupun diluar.

Konsep Perilaku Manusia 4


1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang didapat yaitu:


1. Apa definisi dari perilaku manusia?
2. Bagaimana ciri-ciri perilaku manusia yang membedakan dari mahluk lain?
3. Bagaimana proses pembentukan perilaku manusia?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia?
5. Apa saja macam-macam perilaku manusia?
6. Bagaimana domain perilaku manusia?
7. Bagaimana disiplin ilmu yang terkait dengan perilaku manusia?

1.3 TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:


1. Untuk mengetahui definisi dari perilaku.
2. Untuk mengetahui bagaimana cirri-ciri perilaku manusia yang membedakan
dari mahluk lain.
3. Untuk mengetahui bagaimana proses pembentukan perilaku
4. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi perilaku.
5. Untuk mengetahui apa saja macam-macam perilaku manusia.
6. Untuk mengetahui bagaimana domain perilaku manusia.
7. Untuk mengetahui bagaimana disiplin ilmu yang terkait dengan perilaku
manusia

Konsep Perilaku Manusia 5


BAB II

ISI

2.1 KONSEP PERILAKU MANUSIA

Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia,
sedang dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam
diri manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berperilaku dalam
segala aktivitas, banyak hal yang mengharuskan berperilaku. Perilaku mempunyai
arti yang kongkrit daripada jiwa, karena lebih kongkrit, perilaku lebih mudah
dipelajari daripada jiwa dan melalui perilaku dapat dikenal jiwa seseorang.
Karakteristik perilaku ada yang terbuka dan ada juga yang tertutup. Perilaku
terbuka adalah perilaku yang dapat diketahui oleh orang lain tanpa menggunakan
alat bantu. Perilaku tertutup adalah perilaku yang hanya dapat dimengerti dengan
menggunakan alat atau metode tertentu misalnya berpikir, sedih, berkhayal,
bermimpi, dan takut.
Ada anggap dasar bahwa manusia berperilaku karna dituntut oleh
dorongan dari dalam sedangkan dorongan merupakan suatu usaha untuk
memenuhi kebutuhan yang harus terpuaskan. Jadi perilaku timbul karenadorongan
Konsep Perilaku Manusia 6
dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Terdapat berbagai macam kebutuhan
diantaranya kebutuhan dasar dan kebutuhan tambahan. Kebutuhan dasar adalah
kebutuhan yang menentukan kelangsungan hidup manusia seperti makan, minum,
perlindungan diri dan jenis. Sedangkan kebutuhan yang lainnya hanyalah
merupakan kebutuhan tambahan. Kebutuhan tambahan sifatnya mendukung atau
menambahkebutuhan dasar manusia. Sementara itu kadang manusia sulit
menentukan perbedaan antara kebutuhan dasar dan kebutuhan tambahan, hal ini
disebabkan oleh kebutuhan belum pernah nampak secara langsung dan istilah
kebutuhan penggunannya berbeda-beda dalam kehidupan sehari-hari.
Perilaku merupakan perwujudan dari adanya kebutuhan. Perilaku
dikatakan wajar apabila ada penyesuaian diri yang harus diselaraskan peran
sebagai makhluk individu, sosial dan berkebutuhan. Apabila manusia dapat
menyesuaikan diri dengan baik itulah yang disebut dengan bahagia. Ada beberapa
hal yang perlu dijadikan pedoman dalam penyesuaian diri yaitu:
a. Dapat memenuhi segala kebutuhan dengan tidak menambah dan mengurangi.
b. Tidak mengganggu manusia lain dalam memenuhi kebutuhannya.
c. Melaksanakan pertanggungjawaban dengan sewajar-wajarnya dengan
sesama.
Beberapa sarjana psikologi mendefinisikan manusia antara lain: E. Cassirer
menyatakan “Manusia adalah makhluk” dan Plato merumuskan “Manusia bukan
dipelajari berdasarkan kehidupan pribadi akan tetapi kehidupan sosial dan
politiknya” sedangkan menurut faham filsafat manusia adalah eksistensi. Manusia
tidak hanya ada atau berada di dunia, tetapi mengada.

Perilaku manusia juga didorong oleh motif tertentu sehingga manusia itu
berprilaku. Dalam hal ini ada beberapa teori, diantara teori-teori tersebur dapat
dikemukakan:

1. Teori Instirng
Teori ini dikemukakan oleh McDougall ebagai pelopor dari psikologi social,
yang menerbitkan buku psikologi social yang pertama kali dan mulai saat itu
psikologi sosia menjadi pembicaraan yang cukup menarik(Iih. Baron dan Byrne,
Konsep Perilaku Manusia 7
1984; Crider, 1983). Menurut McDougall perilaku itu deisebabkan karena
instirng dan McDougall mengajukan suatu daftar insting. Insting merupakan
perilaku yang innate, perilau yang bawaan, dan isnting akan mengalami
perubahan karena pengalama, pendapat McDougall ini mendapat tanggapan yang
cukuo tajam dari F. Allport yang menertbitkan buku Psikologi Sosial pada tahun
1924, yang berpendapat bahwa perilaku manusia itu disebabakan karena banyak
factor, termasuk orang-orang yang ada disekitarnya dengan perilakunya (Iih.
Baron dan Byrne, 1984).

2. Teori dorongan (drive theory)


Teori ini bertitik tolak pada pandangan bahwa organisme itu mempunyai
dorongan-dorongan atau drieve tertentu dorongan-dorongan ini berkaitan dengan
kebutuhan-kebututuhan organisme yang mendorong organisme berprilaku. Bila
organisme ini mempunyai kebutuhan, dan organisme ingin memenuhi
kebutuhannya maka akan terjadi ketegangan dalam diri organisme itu. Bila
organism berperilaku dan dapat memenuhi kebutuhannya, maka akan terjadi
pengurangan atau reduksi dari dorongan-dorongan tersebut..karena teori ini
menurut Hull (Iih. Crider, 1983; Hergenhahn, 1976) juga disebut teori drive
reduction.

3. Teori insentif (incentive theory)


Teori ini bertitik tolak pada pendapat bahwa perilaku organize itu disebabkan
karena adanya intensif. Dengan intensif mendorong organisme berbuat atau
berperilaku. Insentif atau juga disebut juga sebagai reinforcement ada yang positif
ada yang negatif. Reinforcement yang positif adalah yang berkaitan dengan
hadiah., sedang reinforcement yang negatif berkaitan dengan hukuman.
Reinforcement yang positif akan mendororng organisme dalam berbuat, sedang
reinforcement yang negatif akan dapat menghambat organisme dalam berperilaku.
Ini berarti bahwa perilaku timbul karena adanya insentif atau
reinforcement.Perilaki semacam ini dikupas secara tajam dala psikologi belajar.

Konsep Perilaku Manusia 8


4. Teori atribusi
Teori ini ingin menjelaskan tentang sebab-sebab perilaku orang.Apakah
perilaku itu disebabkan oleh disposisi internal (misal motif, sikap, dan lain
sebagainya.) ataukah oleh keadaan eksternal.Teori ini dikemukakan oleh Fritz
Heider (Iih. Baron dan Byrne, 1984) dan teori ini manusia itu dapat atribusi
internak, tetapi juga dapat atribusi eksternal. Mengenai hal ini lebih lanjut akan
dibicarakan dalam psikologi social.

5. Teori kognitif
Apabila seseorang harus mememilih perilaku mana yang mesti dilakukan,
maka pada
uunya yang bersangkutan. Ini yang disebut sebagai moel subjective expected utiity
(SEU) (Iih. Fishbein dan Ajzen, 1975.Dengan kemampuan memilih ini berarti
fakor berpikir berperan dalam menentukan pilihannya. Dengan kemampuan
berpikir seseorang akan dapat melihat apa yang terjadi sebgai bahan
pertimbangannya disamping melihat apa yang dihadapi pada waktu sekarang dan
juga dapat elihat ke depan apa yang akan terjadi dalam seseorang bertindak.
Dalam model SEU kepentingan pribadi yang menonjol.Tetapi dalam seseorang
berprilaku kadang-kadang kepentingan pribadi dapat disingkirkan.

2.2 CIRI-CIRI PERILAKU MANUSIA YANG MEMBEDAKAN DARI


MAHLUK LAIN

Tiap individu adalah unik, dimana mengandung arti bahwa manusia yang
satu berbeda dengan manusia yang lain dan tidak ada dua manusia yang sama
persis di muka bumi ini, walaupun ia dilahirkan kembar. Manusia mempunyai
ciri-ciri, sifat, watak, tabiat, kepribadian, dan motivasi tersendiri yang
membedakannya dari manusia lainnya.Perbedaan pengalaman yang dialami
individu pada masa silam dan cita-citanya kelak dikemudian hari, menentukan

Konsep Perilaku Manusia 9


perilaku individu di masa kini yang berbeda-beda pula (Sunaryo, 2004; Purwanto,
1999).

Perilaku manusia terbentuk karena adanya kebutuhan. Menurut Maslow,


manusia memiliki 5 kebutuhan dasar, yaitu: kebutuhanfisiologis/biologis,
kebutuhan rasa aman, kebutuhan mencintai dan dicintai, kebutuhan harga diri, dan
kebutuhan aktualisasi diri (Sunaryo, 2004).
Menurut Sarkito Wirawan Sarwino (1983) dalam bukunya pengantar umum
psikologi, ciri-ciri perilaku manusia yang membedakan dari makhluk lain adalah
kepekaan sosial, kelangsungan perilaku, orientasi pada tugas, usaha dan
perjuangan, tiap individu adalah unik. Secara singkat dapat di uraikan sebagai
berikut
1. Kepekaan sosial
Artinya kemampuan manusia untuk dapat menyesuaikan perilakunya sesuai
pandangan dan harapan orang lain. Manusia adalah makhluk sosial yang dalam
hidupnya perlu kawan dan bekerja samadengan orang lain. Perilaku manusia
adalah situsional, artinya prilaku manusia akan berbeda pada situasi yang berbeda.
Contoh: perilaku manusia pada saat membesuk orang yang sedang sakit di rumah
sakit, berbeda dengan perilaku pada saat menghadiri resepsi.

2. Kelangsungan perilaku

Artinya antara perilaku yang satu ada kaitanya dengan prilaku yang lain,
prilaku sekarang adalah kelanjutan prilaku yang baru lalu ,dan seterusnya. Dalam
kata lain bahwa prilaku manusia terjadi secara berkesinambungan bakan secra
serta merta.
Contoh: seorang mahasiswa D IV keperawatan yang setiap hari mengikuti kuliah,
akhirnya lulus dan memiliki kepandaian serta keterampilan di bidang
keperawatan, kemudian mendapat pekerjaan, memperoleh penghasilan, berumah
tangga, memiliki keturunan, mendapatkan cucu,dan seterusnya.

Konsep Perilaku Manusia 10


3. Orientasi pada tugas
Artinya bahwa setiap prilaku manusia selalu memiliki orientasi pada suatu
tugas tertentu. Seorang mahasiswa yang rajin belajar menuntut ilmu, orientasinya
adalah untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan tertentu. Demikian juga individu
yang bekerja, berorientasi untuk menghasilkan sesuatu.
Contoh: seorang mahasiswa yanga sedang giat-giatnya belajar untuk menghadapi
ujian semester, pada malam hari perlu tidur agar besok paginya badan terasa segar
dan mampu mengerjakan soal dengan baik
4. Usaha dan perjuangan
Usaha dan perjuangan pada manusia tekah di pilih dan di tentukan
sendiri,serta tidak akan memperjuangkan sesuatu yang memang tidak ingin di
perjuangkan. Jadi, sebenarnya manusia memiliki cita-cita yang ingin di
perjuangkan ,sedangkan hewan hanya berjuang untuk mendapatkan sesuatu yang
sudah tersedia di alam.

5. Tiap-tiap individu manusia adalah unik


Unik disini mengandung arti bahwa manusia yang satu berbeda dengan
manusia yang lain dan tidak ada duanya manusia yang sama persis dimuka bumi
ini ,walaupun ia di lahirkan kembar. Manusia mempunyai ciri-ciri, watak, tabiat,
kepribadian, motivasi tersendiri yang membedakannya dari manusia lain.
Perbedaan pengalaman yang dialami individu pada masa silam dan cita-citanya
kelak di kemudian hari, menentukan prilaku individu di masa kini yang berbeda-
beda pula.

2.3 PROSES PEMBENTUKAN PERILAKU MANUSIA

Seperti telah dipaparkan didepan bahwa perilaku manusia sebagaian besar


ialah berupa perilaku yang dibentuk, perilaku yang dipelajari berkaitan dengan hal
tersebut maka salah satu persoalan ialah bagaimana cara membentuk perilaku itu
sesuai engan yang diharapkan

Konsep Perilaku Manusia 11


1. Cara pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan
Salah satu cara pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan kondisionig atau
kebiasaan. Dengan cara membiasakan diri untuk berprilaku seperti yang
diharapkan, akhirnya akan terbentuklah perilaku tersebut. Misal anak dibiasakan
bangun pagi, atau menggosok gigi sebelum tidur, mengucapkan terima kasih bila
diberi sesuatu oleh orang lain, membiasakan untuk tidak datang terlambat
disekolah dan sebagainya. Cara ini didasarkan atas teori belajar kondisioning baik
yang dikemukakan oleh Pavlov maupun Thorndike dan Skinner (lih.Hergenhahn,
1976). Walaupun anatara Pavlov, Thorndike dan Skinner terdapat pendapat yang
tidak seratus persen sama, namun para ahli tersebut mempunyai dasar pandangan
yang tidak jauh berbeda satu edngan yang lain. Kondisioning Thorndike dan
Skinner dikenal sebagai kondisioning klasik, sedangkan kondisioning Pavlov
dikenal dengan kondisioning operan.Walau demikian ada yang menyebut
kondisioning Thorndike sebagai kondisioning instrumental, dan kondisioning
Skinner sebagai kondisioning operan.Seperti telah dipaparkan didepan atas dasar
pandangan ini untuk pembentukan perilaku dilaksanakan dengan kondisioning
atau kebiasaan.

2. Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight)


Di samping pembentukan perilaku dengan kondisioning ata kebiasaan,
pembentukan dapat ditepuh dengan pengertian atau insight. Misal datang kuliah
jangan sampai terlambat, karena hal tersebut dapat menganggu teman-teman yang
lain. Bila naik motor harus pake helm, karena hem tersebut ntuk keamanan diri,
dan masih banyak contoh untuk mengambarkan hal tersebut. Cara ini berdasarkan
atas teori belajar kognitif, yaitu belajar dengan disertai adanya pengertian.Bila
dala eksperimen Thorndike dalam belajar yang dipentingkan adalah soal latihan,
maka eksperimen Kohler dala belajar yang penting adalah pengertian atau
insight.Kohler adalah salah seorang tokoh dala psikologi Gestalt dan termasuk
dalam aliran kognitif (Iih.Hergenhahn, 1976).

3. Pembentukan prilaku dengan menggunakan model.


Konsep Perilaku Manusia 12
Di samping cara-cara pembentukan prilaku seperti tersebut diatas,
pembentukan perilaku masih dapat ditempuh dengan menggunakan model atau
contoh. Kalau orang bicara bahwa orang tua sebagai cntoh anak-anaknya,
pemimpin sebagai panutan dipimpinannya, hak tersebut menunjukan
pembentukan prilaku dengan menggunkan model atau contoh olrh yang
dipimpinnya.Cara ini didasarkan atas teori belajar social (social learning theory)
atau learning theory yang dikemkakan oleh Bandura (1977).

2.4 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU


Menurut Green (2000), perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu:
faktor predisposisi ( predisposing factor), faktor pemungkin (enabling factor), dan
faktor penguat (reinforcing factor) (Notoatmodjo, 2003;Green, 2000).
1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor) terwujud dalam:
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensorik
khususnya mata dan telinga terhadap obyek tertentu. Pengetahuan
merupakan domain yang sangat penting untuk terbetuknya perilaku terbuka
(overt behavior).Perilaku yang didasari pengetahuan umumnya bersifat
langgeng (Sunaryo, 2004; Notoatmodjo, 2003).
b. Sikap
Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau
obyek baik yang bersifat intern maupun ekstern sehingga manifestasinya
tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu
dari perilaku yang tertutup tersebut. Sikapsecara realitas menunjukkan
adanya kesesuaian respon terhadap stimulus tertentu ( Sunaryo, 2004;
Purwanto, 1999 ).Tingkatan respon adalah menerima (receiving),
merespon(responding), enghargai (valuing), dan bertanggung jawab
(responsible) (Sunaryo, 2004; Purwanto, 1999 ).
c. Nilai-nilai

Konsep Perilaku Manusia 13


Nilai-nilai atau norma yang berlaku akan membentuk perilakuyang
sesuai dengan nilai-nilai atau norma yang telah melekat pada diri seseorang
(Green, 2000).
d. Kepercayaan
Seseorang yang mempunyai atau meyakini suatu kepercayaan tertentu
akan mempengaruhi perilakunya dalam menghadapi suatupenyakit yang
akan berpengaruh terhadap kesehatannya( Green, 2000 ).
e. Persepsi
Persepsi merupakan proses yang menyatu dalam diri individu terhadap
stimulus yang diterimanya. Persepsi merupakan proses pengorganisasian,
penginterpretasian terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau
individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan respon
yang menyeluruh dalam diri individu. Oleh karena itu dalam penginderaan
orang akan mengaitkan dengan stimulus, sedangkan dalam persepsi orang
akan mengaitkan dengan obyek. Persepsi pada individu akan menyadari
tentang keadaan sekitarnya dan juga keadaan dirinya. Orang yang
mempunyai persepsi yang baik tentang sesuatu cenderung akan berperilaku
sesuai dengan persepsi yang dimilikinya (Sunaryo, 2004; Notoatmodjo,
2003).

2. Faktor-faktor pendukung(enabling factor)


Faktor pendukung merupakan faktor pemungkin. Faktor ini bisa
sekaligus menjadi penghambat atau mempermudah niat suatu perubahan
perilaku dan perubahan lingkungan yang baik (Green, 2000). Faktor
pendukung (enabling factor) mencakup ketersediaan sarana dan prasarana
atau fasilitas.S arana dan fasilitas ini pada hakekatnya mendukung atau
memungkinkan terwujudnya suatu perilaku, sehingga disebut sebagai faktor
pendukung atau faktor pemungkin.

3. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factor)

Konsep Perilaku Manusia 14


Faktor-faktor pendorong (reinforcing factor) merupakan penguat
terhadap timbulnya sikap dan niat untuk melakukan sesuatu atau
berperilaku. Suatu pujian, sanjungan dan penilaian yang baik akan
memotivasi, sebaliknya hukuman dan pandangan negatif seseorang
akanmenjadi hambatan proses terbentuknya perilaku. Hal yang paling
berpengaruh terhadap perubahan perilaku perawat adalah motivasi.

Selain 3 faktor diatas, ada beberapa faktor lagi yang mempengaruhi


Perilaku manusia, antara lain:
 Keturunan
Keturunan dapat diartikan sebagai pembawaan yang merupakan karunia
Tuhan Yang Maha Esa. Keturunan sering disebut pula dengan pembawaan
atau heredity. Teori tentang keturunan disampaikan oleeh Gregor Mendel
yang dikenal dengan hipotesa genetika. Teori mendel menyatakan bahwa:
1) Tiap sifat makhluk hidup dikendalikan oleh faktor keturunan.
2) Tiap pasangan merupakan penentu alternatif bagi keturunannya.
3) Pada waktu pembentukan sel kelamin, pasangan keturunan memisah
dan menerima pasangan faktor keturunan.
Dalam keturunan terdapat beberapa azas yaitu:
 Azas reproduksi yaitu kecakapan dari Ayah atau Ibu tidak dapat
diturunkan kepada anaknya karena kecakapan merupakan hasil belajar
tiap individu.
 Azas variasi yaitu penurunan sifat dari orangtua pada keturunannya
terdapat variasibaik kualitas maupun kuantitas.
 Azas jenis menyilang yaitu apa yang diturunkan kepada anak
mempunyai sasaran menyilang. Ibu akan menurunkan lebih banyak
sifatnya pada anak laki-laki dan ayah akan menurunkan lebih banyak
sifatnya pada anak perempuan.
 Azas komfromitas yaitu setiap individu akan menyerupai ciri-ciri
yang diturunkan oleh kelompok rasnya.

Konsep Perilaku Manusia 15


 Lingkungan
Lingkungan sering disebut miliu, environment atau juga disebut
nurture. Lingkungan dalam pengertian psikologi adalah segala apa yang
berpengaruh pada diri individu dalam berperilaku. Lingkungan turut
berpengaruh terhadap perkembangan pembawaan dan kehidupan manusia.
Lingkungan dapat digolongkan:
1) Lingkungan manusia. Yang termasuk ke dalam lingkungan ini
adalah keluarga, sekolah dan masyarakat. Termasuk didalamnya
kebudayaan, agama, taraf kehidupan dan sebagainya.
2) Lingkungan benda. Yaitu benda yang terdapat disekitar manusia
yang turut memberi warna pada jiwa manusia yang berada
disekitarnya.
3) Lingkungan geografis. Latar geografis turut mempengaruhi cocok
kehidupan manusia. Masyarakat yang tinggal di daerah pantai
mempunyai keahlian, kegemaran dan kebudayaan yang berbeda
dengan manusia yang tinggal didaerah yang gersang.
Pengaruh lingkungan pada individu meliputi dua sasaran yaitu:
Lingkungan membuat individu sebagai makhluk sosial dan Lingkungan
membuat wajah budaya bagi individu. Dengan lingkunngan dapat pengaruh
mempengaruhi perilaku manusia sehingga kenyataannya akan menuntut
suatu keharusan sebagai makhluk sosial yang dalam keadaan bergaul satu
dengan yang lainnya. Terputusnya hubungan manusia dengan masyarakat
pada tahun-tahun pertama perkembangan akan mengubah tabiat manusia
sebagai manusia.
Dengan individu menjadi pusat limgkungan maka dalam berhadapan
dengan lingkungan tersebut memungkinkan timbulnya peranan lingkungan
bagi individu sebagai berikut:
 Lingkungan sebagai alat bagi individu: alat untuk kepentingan
individu, alat untuk kelangsungan hidup individu dan alat untuk
kepentingan dalam pergaulan sosial.

Konsep Perilaku Manusia 16


 Lingkungan sebagai tantangan bagi individu, lingkungan berpengaruh
untuk mengubah sifat dan perilaku individu karena lingkunngan itu
dapat merupakan lawan atau tantangan bagi individu untuk
mengatasinya. Individu harus berusaha menaklukan lingkungan
sehingga menjadi jinak dan dapat dikuasainya.
 Lingkungan sebagai suatu yang harus diikuti. Sifat manusia senantiasa
ingin mengetahui sesuatu dan mencoba sesuatu dalam batas-batas
kemampuannya. Lingkungan yang beraneka ragam senantiasa
memberikan rangsangan daya tarik kepada individu untuk
mengikutinya. Individu peka akan perubahan lingkungan sehingga
individu selalu berpartisipasi didalamnya.
 Lingkungan objek penyesuaian diri bagi individu. Lingkungan
mempengaruhi individu, sehingga ia berusaha untuk menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan tersebut. Usaha untuk menyesuaikan diri
terhada lingkungan terdapat dua bentuk yaitu autoplastis dan
alloplastis. Penyesuaian diri dengan cara alloplastis berarti bahwa
individu berusaha agar lingkungan sesuai dengan dirinya, sedangkan
autoplastis penyesuaian diri dimana individu berusaha agar dirinya
sesuai dengan keadaan lingkungan yang bersangkutan.

2.5 MACAM-MACAM PERILAKU MANUSIA


Perilaku pada manusia dapat dibedakan antara perilaku reflektif dan
perilaku non reflektif.Perilaku yang reflektif merupakan perilaku yang terjadi atas
reaksi secara spontan terhadap stimulus yang mengenai organisme tersebut.
Misalnya reaksi kedip mata bila kena sinar , gerak lutut bila kena sentuhan palu,
menarik jari bila terkena hp dan sebagiannya. Reaksi atau perilaku reflektif adalah
perilaku yang terjadi dengan sendirinya.
Lain halnnya dengan perilaku yang non refleksi.Perilaku ini dikendalikan
atau diatur oleh pusat kesadaran atau otak. Dalam kaitan ini stimulus setelah
diterima oleh reseptor kemudian diteruskan ke otak sebagai pusat syaraf, pusat
Konsep Perilaku Manusia 17
kesadaran., baru kemudian terjadi respon. Proses inilah yang disebut proses
psikologis. Perilaku atau aktivitas atas dasar proses psikologis inilah yang disebut
perilaku psikologis.
Pada perilaku manusia, perilaku psikologis inilah yang dominan,merupakan
perilaku yang banyak pada diri manusia, di samping adanya perilaku reflektif. Di
samping perilaku manusia dapat dikendalikan atau terkendali, perilaku manusia
juga merupakan perilaku yang terintergrasi,yang berarti bahwa keseluruhan
keadaan individu itu terlihat dalam perilaku yang bersangkutan, bukan bagian
demi bagian. Karena begitu kompleksnya perilaku manusia itu maka psikologi
ingin memahami perilaku tersebut.
Brance (dalam Walgito 2004:12) “Perilaku manusia dapat dibedakan antara
perilaku yang refleksif dan perilaku yang non refleksif”.Perilaku yang refleksif
merupakan perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan terhadap stimulus yang
mengenai organisme tersebut. Misalnya reaksi kedip mata bila kena sinar,
menarik jari bila jari kena api dan sebagainya. Reaksi atau perilaku reflektif
adalah perilaku yang terjadi dengan sendirinya, secara otomatis.Stimulus yang
diterima oleh organisme atau individu tidak sampai ke pusat susunan syaraf atau
otak, sebagai pusat kesadaran, sebagai pusat pengendali dari perilaku
manusia.Lain dengan halnya perilaku non-reflektif.Perilaku ini di kendalikan atau
diatur oleh pusat kesadaran otak. Dalam kaitan ini stimulus setelah diterima oleh
reseptor kemudian diteruskan ke otak sebagai pusat syaraf, baru kemudian terjadi
respons melalui afektor. Proses yang terjadi dalam otak atau pusat kesadaran ini
disebut proses psikologi. Perilaku atau aktivitas atas dasar proses psikologis inilah
yang disebut aktivitas psikologis atau perilaku psikologis.
Skinner seorang ahli psikologi (dalam Notoatmodjo, 2010:20) merumuskan
bahwa “perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus
(rangsangan dari luar)”. Dengan demikian perilaku manusia terjadi melalui proses
stimulus, organisme, respons sehingga teori Skinner ini disebut dengan teori “ S-
O-R” (Stimulus, Organisme, Respons ).
Notoatmodjo (2010:21) berdasarkan teori “S-O-R” tersebut, maka perilaku
manusia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
Konsep Perilaku Manusia 18
1. Perilaku tertutup (covert behavior) .
Perilaku tertutup terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut masih
belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang
masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan
sikap terhadap stimulus yang bersangkutan.Bentuk “unobservable behavior”
atau “covert behavior” yang dapat diukur adalah pengetahuan dan sikap.

2. Perilaku terbuka (overt behavior)


Perilaku terbuka terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut sudah
berupa tindakan atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau
“observable behavior”.
Notoatmodjo (2010:25) mengemukakan bahwa perilaku dapat dibatasi
sebagai jiwa (berpendapat, berfikir, bersikap dan sebagainya).Untuk memberikan
respon terhadap situasi di luar objek tersebut.Respon ini dapat bersifat pasif (tanpa
tindakan). Bentuk operasional dari perilaku dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga)
jenis, yaitu :
a. Perilaku dalam bentuk pengetahuan, yaitu dengan mengetahui situasi dan
rangsangan.

b. Perilaku dalam bentuk sikap, yaitu tanggapan perasaan terhadap keadaan


atau rangsangan dari luar diri si subyek, sehingga alam itu sendiri akan
mencetak perilaku manusia yang hidup di dalamnya, sesuai dengan sifat
keadaan alam tersebut (lingkungan fisik) dan keadaan lingkungan sosial
budaya yang bersifat non fisik, tetapi mempunyai pengaruh kuat terhadap
pembentukan perilaku manusia. Lingkungan ini adalah merupakan
keadaan masyarakat dan segala budi daya masyarakat itu lahir dan
mengembangkan perilakunya.

Perilaku dalam bentuk tindakan, yang sudah konkrit berupa perbuatan


terhadap situasi dan suatu rangsangan dari luar.

Konsep Perilaku Manusia 19


2.6 DOMAIN PERILAKU MANUSIA
Benyamin Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2005), membagi perilaku
manusia kedalam 3 domain, ranah atau kawasan yakni:
1) Kognitif (cognitive)
2) Afektif (affective)
3) Psikomotorik (psychomotor)
Dalam perkembangannya, teori ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil
pendidikan kesehatan, yakni pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), tindakan
(practice).
1. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui pancaindera manusia yaitu indera pengelihatan, pendengaran,
penciumaan, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2005).
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat
yaitu:
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang paling rendah. Oleh sebab itu
tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja
untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara
lain, menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, dan sebagainya.
Contoh : dapat menyebutkan manfaat dari pemeriksaan kehamilan.

b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau
materi tersebut harus dapat menjelaskan, menyebutkan, contoh :
menyimpulkan, meramalkan dan sebagaimana terhadap objek yang
dipelajari.

c. Aplikasi (application)
Konsep Perilaku Manusia 20
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi ini
dapat diartikan atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip
dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti
dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan,
dan sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk yang baru. Dengan
kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dan formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada.

Menurut Arikunto (2005) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan


diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu: Pengetahuan
baik: jika hasil presentase 76- 100%, pengetahuan cukup jika hasil persentase
56-75% dan pengetahuan kurang jika hasil persentase <56%.

Konsep Perilaku Manusia 21


2. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat
langsung tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang
tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi
terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan
reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo, 2005).

Azwar (2009) mengatakan bahwa sikap juga merupakan evaluasi atau reaksi
perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak memihak
(unfavorable) pada objek tertentu, sementara Sekord dan Backman dalam Azwar
(2009) mendefinisikan sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan
(afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang
terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya. Sikap yang ditujukan seseorang
merupakan bentuk respon batin dari stimulus yang berupa materi atau obyek di
luar subyek yang menimbulkan pengetahuan berupa subyek yang selanjutnya
menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap si subyek terhadap yang
diketahuinya itu (Notoatmodjo, 2005).

Azwar (2009) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok


yang saling menunjang yaitu:

1. Komponen kognitif, merupakan representasi apa yang dipercayai oleh


individu pemilik sikap, komponen ini berisi kepercayaan stereotipe yang
dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan.

2. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek


emosional.

3. Komponen konatif merupakan asfek kecenderungan berperilaku tertentu


sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang dan berisi tendensi atau
kecenderungan untuk bertindak/bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-
cara tertentu.

Konsep Perilaku Manusia 22


Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total
attitude). Dalam Penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan,
dan emosi memegang peranan penting.

3. Tindakan. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (over
behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata
diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara
lain adalah fasilitas atau sarana dan prasarana. Di samping faktor fasilitas,
juga diperlukan faktor dukungan (support) (Notoatmodjo, 2005).

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan


wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari
atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung,
yakni dengan mengobservasi tindakan atau tindakan responden.

2.7 DISIPLIN ILMU YANG TERKAIT DENGAN PERILAKU MANUSIA

Disiplin ilmu yang terkait dengan perilaku manusia salah satunya adalah
disiplin ilmu yang mendukung perilaku organisasi.

Konsep Perilaku Manusia 23


Perilaku organisasi merupakan bidang ilmu terapan yang dibentuk
berdasarkan kontribusi dari sejumlah bidang yang berkaitan dengan perilaku.
Bidang- bidang yang utama adalah psikologi dan psikologi sosial, sosiologi, dan
antropologi. Seperti yang akan kita pelajari, konstribusi psikologi sebagian besar
ada pada tingkat analisis individual atau mikro, sementara bidang – bidang
lainnya menambah pemahaman kita tentang konsep – konsep makro, seperti
proses kelompok dan organisasi.

 Psikologi

Psikologi (psychology) adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur,


menjelaskan, dan terkadang mengubah perilaku manusia dan makhluk lain. Pada
psikolog memfokuskan diri mempelajari dan berupaya memahami perilaku
individual. Mereka yang telah memberikan konstribusi dan terus menambah
pengetahuan PO adalah teoritikus pengetahuan, teoritikus kepribadian, psikolog
konseling, dan yang terpenting, psikologi industri dan organisasi.

Psikologi industri/organisasi pada zaman dahulu memfokuskan diri mereka


dengan masalah rasa lelah, bosan, dan faktor – faktor lain yang relevan dengan
kondisi – kondisi kerja yang dapat menghargai kinerja yang efisien. Baru – baru
ini, konstribusi – konstribusi mereka telah diperluas sehingga mencakup
pengetahuan, persepsi, kepribadian, emosi, pelatihan, keefektifan kepemimpinan,
kebutuhan dan kekuatan motivasional, kepuasan kerja, proses pembuatan
keputusan, penghargaan kinerja, ukuran sikap, teknik seleksi karyawan, rancangan
kerja, dan stres pekerjaan.

 Psikologi Sosial

Psikologi sosial (social psychology) memadukan konsep dari psikologi dan


sosiologi, meskipun pada umumnya dianggap sebagai cabang dari
psikologi. Psikologi sosial berfokus pada pengaruh seseorang terhadap
individu lainnya. Satu bidang utama yang banyak diteliti oleh psikologi
Konsep Perilaku Manusia 24
sosial adalah perubahan cara menerapkannya dan cara mengurangi
hambatan terhadap penerimaannya. Selain itu, kita juga menemukan
psikologi - psikologi sosial yang memberikan konstribusi signifikan
dalam bidang pengukuran, pemahaman, dan perubahan sikap, pola
komunikasi, dan pembangunan kepercayaan. Akhirnya, para sosial telah
memberikan konstribusi yang penting terhadap studi kita tentang perilaku,
kekuatan, dan konflik kelompok.

 Sosiologi
Sementara psikologi pada individu, sosiologi (sociology) mempelajari
manusia dalam kaitannya dengan lingkungan sosial dan kultur mereka.
Pada sosiolog telah memberikan konstribusi untuk PO melalui studi
mereka mengenai perilaku kelompok dalam organisasi, terutama
organisasi formal dan kompleks. Barangkali yang terpenting, sosiologi
telah memberikan konstribusi untuk penelitian tentang kultur organisasi,
struktur dan teori organisasi formal, teknologi organisasi, komunikasi,
kekuatan, dan konflik.

 Antropologi
Antropologi (anthropology) adalah studi kemasyarakatan untuk mempejari
manusia dan aktivitas – aktivitas mereka. Sebagai contoh, kerja para
antropolog dalam kultur dan lingkungan telah membuat kita memahami
perbedaan dalam nilai – nilai fundamental, sikap, dan perilaku di antara
individu di negara dan dalam organisasi yang berbeda – beda. Banyak dari
pemahaman kita saat ini mengenai budaya organisasi, lingkungan
organisasi, dan perbedaan dalam budaya bangsa merupakan hasil kerja
para antropolog atau mereka yang menggunakan metode antropologi.

2.8 CONTOH KASUS PERILAKU MANUSIA

Konsep Perilaku Manusia 25


JohnLennon dikenal dunia karena menjadi salah satu anggota pendiri grup
band paling berpengaruh dari abad ke-20, The Beatles. John Winston Lennon
lahir pada tanggal 9 Oktober 1940 di Liverpool, Inggris dari pasangan Julia
Stanley dan Alfred “Alf ” Lennon. John dibesarkan oleh bibinya yng bernama
Mimi Smith dan pamannya yang bernama George Smith.John banyak mengalami
kejadian tragis semasa hidupnya. Kesuksesan The Beatles membawa John pada
kepopularitasan yang mengakibatkan John mengkonsumsi obat-obatan dan
bermain perempuan.
Pernikahannya dengan Chyntia Powell pada tahun 1962 menghasilkan
seorang anak yang bernama Julian pada tahun 1963. Chyntia dan John bercerai
pada tahun 1967.Pada tahun 1966 John bertemu Yoko Ono dan tiga tahun
setelahnya mereka menikah. Setelah berehnti dengan The Beatles, John bersama
Yoko mengejar solo karir memproduksi lagu bertajuk “imagine” dan “happy
Xmas”. Pernikahannya dengan Yoko menghasilkan anak bernama Sean Taro
Lennon pada tahun 1975.John lalu vakum dari industry musiknya selama empat
tahun untuk membesarkan anak nya. Pada tanggal 8 Desember tahun 1980, John
Lennon dibunuh oleh Mark David Chapman di depan gedung apartemennya di
Dakota.
John yang dikenal sangat berpengaruh pada masanya ternyata memiliki
masa yang sangat kelam.Dimulai dari kekerasan yang dilakukannya pada anak
dari pernikahan pertamanya bersama Chyntia Powell.John sebenarnnya tidak
menginginkan anak dari pernikahannya.John juga melakukan kekerasan dengan
membenturkan kepala istrinya kedinding.John yang termakan oleh
kepopularitasan nya banyak mengkonsumsi obat-obatan dan bermain wanita.John
juga pernah mematahkan tulang rusuk temannya karena dituduh homoseksul. John
juga seringkali berselingkuh dari istrinya dan akhirirnya bercerai karena terpesona
oleh Yoko Ono yang kala itu akan menjadi istri keduanya. John tetap banyak
melakukan kekerasan. Dia diagnose menderita bipolar dan menjadi disleksia.
Dibalik semua itu ternyata John Lennon memiliki masa kecil yang tidak
bahagia. Dimulai dari perceraian orang tuanya, didikan yang keras dari sang bibi,
masa remaja yang dipenuhi dengan kasus kenakalan disekolah seperti membaca
Konsep Perilaku Manusia 26
majalah pornografi, dan kala itu John juga menyaksikan kematian ibunya ditabrak
mobil polisi. John juga kehilangan figur seorang ayah.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku manusia


merupakan hasil dari segala pengalaman serta interaksi manusia dengan
lingkungannya.Perilaku manusia terdiri dari beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku manusia, sifat-sifat umum dan khusus perilaku manusia,
bentuk-bentuk perubahan perilaku, dan macam-macam perilaku manusia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku terdiri Faktor Personal, dan Faktor
Situsional. Sifat-sifat umumnya terdiri dari pengamatan, perhatian, tanggap, fantasi,
ingatan, berfikir, motif.Bentuk-bentuk perilakunya yaitu, perbahan alamiah,
perubahan terencana, kesediaan untuk berubah.Begitu juga macam-macam
perilakunya yaitu perilaku refleks dan perilaku refleks bersyarat.
Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa manusia itu unik dan
berbeda, dari perbedaan itu pula yang menyebabkan adanya interaksi sosial
diantara manusia.Teori-teori diatas juga menunjukkan pada kita bahwa perilaku
itu didorong dan diarahkan ketujuan. Mereka juga menunjukkan pada kita bahwa
perilaku yang ingin mencapai tujuan cenderung untuk menetap.Terkadang
manusia merasa nyaman dengan perbedan tetapi ada juga yang tidak merasa

Konsep Perilaku Manusia 27


nyamandalam perbedaan yang ada dikarenakan lingkungan tempat manusia
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Walgito, bimo.2010.Pengantar Psikologi Umum.Yogyakarta.CV.Andi Offset.


Widayatun, Tri Rusmi.1999.Ilmu Perilaku.Jakarta.CV.Sagung Seto.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-afipkhoiru-5471-3-
babii.pdf

Abdul Aziz El Quussy, Ilmu Jiwa, Prinsip dan Implementasinya dalam


Pendidikan, Bulan Bintang, Jakarta, Jakarta 1976.

Abd. Rachaman S. dan Soependri S.,Psikologi Umum dan Sosial, CV Dharma


Bhakti, Jakarta 1978.

Agus Sujanto, Psikologi Umum, Aksara Baru, Jakarta 1981.

Conny Semiawan S., Prinsip dan teknik Pengukuran dan Penelitian dalam Dunia
Pendidikan, Mutiara, Jakarta 1982.

J. Wulur, Ilmu Jiwa Anak, Ganaco, Bandung, 1971.

Morgan, H.G: M.H., Segi Praktis Psikiatris,Bina Rupa Aksara, Jakarta, 1991.

Sarlito Wirawan S., Pengantar Umum Psikologi, Bulan Bintang, Jakarta 1979.

Konsep Perilaku Manusia 28


Konsep Perilaku Manusia 29

Anda mungkin juga menyukai