Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ILMU BIOMEDIK DASAR

“FERTILISASI DAN KEHAMILAN”

Disusun Oleh :

1. Tiara Puspita
2. Tri Oktariana
3. Venny Atmara Agustini
4. Vina Annisa Dilianasari
5. Winda Umaya
6. Wita Vera Mida
7. Yuliciana Sri Cendani
8. Zahara Ilmia Safitri

Kelompok : 6

Dosen Pengampu : Ns. Herawati Jaya, S.Kep, M.Kes

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


DIII KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT berkat rahmatnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Dengan judul “Fertilisasi dan kehamilan‘’ kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi dan manfaat untuk pengembangan


wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Kami mengharapkan
semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat
memberikan inpirasi terhadap pembaca. Terima Kasih.

Palembang, September 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI
Kata penghantar.……………………………………………………………...…….2

Daptar isi…..…………………………………..……………………………..….....3

BAB I pendahuluan………………………………………………………….…….4

A. Latar belakang

B. Rumusan masalah

C. Tujuan penulisan

BAB II pembahasan….……………………………………………………………6

1 .Fertilisasi……….………………………………………………..................6

a. Fungsi Fertilisasi.

b. Proses Pembuahan

2. Kehamilan.....................….……………………………………….......….11

a. Proses Kehamilan

BAB III penutupan…….…………………………………………………………16

A. Kesimpulan

B. Saran

Daftar pustaka.……………………………………………………………………18

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana seorang wanita yang didalam
rahimnya terdapat embrio atau fetus. Kehamilan dimulai pada saat masa konsepsi
hingga lahirnya janin, dan lamanya kehamilan dimulai dari ovulasi hingga partus yang
diperkirakan sekitar 40 minggu dan tidak melebihi 43 minggu (Kuswanti, 2014). Jumlah
ibu hamil di Indonesia pada tahun 2017 tercatat sekitar 5.324.562 jiwa. Sedangkan di
Jawa Tengah, jumlah ibu hamil mencapai 590.984 jiwa (Kemenkes RI, 2018).
Kondisi kesehatan calon ibu pada masa awal kehamilan akan mempengaruhi
tingkat keberhasilan kehamilan serta kondisi status kesehatan calon bayi yang masih
didalam rahim maupun yang sudah lahir, sehingga disarankan agar calon ibu dapat
menjaga perilaku hidup sehat dan menghindari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kondisi calon ibu pada masa kehamilan (Johnson, 2016).
Kehamilan merupakan suatu kondisi fisiologis, namun kehamilan normal juga
dapat berubah menjadi kehamilan patologis (Walyani, 2015). Patologi pada kehamilan
merupakan suatu gangguan komplikasi atau penyulit yang menyertai ibu saat kondisi
hamil (Sukarni & Wahyu, 2013)
Risiko tinggi pada kehamilan dapat ditemukan saat menjelang waktu kehamilan,
waktu hamil muda, waktu hamil pertengahan, saat in partu bahkan setelah persalinan
(Manuaba, 2008). Ibu hamil yang mengalami gangguan medis atau masalah kesehatan
akan dimasukan kedalam kategori risiko tinggi, sehingga kebutuhan akan pelaksanaan
asuhan pada kehamilan menjadi lebih besar (Robson and Waugh, 2012).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator kesehatan suatu
bangsa. Kematian ibu merupakan kematian seorang wanita yang dapat disebabkan pada
saat kondisi hamil atau menjelang 42 hari setelah persalinan. Hal ini dapat terjadi akibat
suatu kondisi yang berhubungan atau diperberat oleh kehamilannya maupun dalam
penatalaksanaan, tetapi bukan termasuk kematian ibu hamil yang diakibatkan karena
kecelakaan (Maternity & Putri, 2017).

4
Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mencatat
sekitar 830 wanita diseluruh dunia meninggal setiap harinya akibat komplikasi yang
terkait dengan kehamilan maupun persalinan dan sebanyak 99% diantaranya terdapat
pada negara berkembang. Di negara berkembang, pada tahun 2015 Angka Kematian Ibu
mencapai 239 per 100.000 kelahiran hidup, dibandingkan dengan negara maju yang
hanya mencapai 12 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2018).

B.Perumusan Masalah
Adapun beberapa masalah yang akan dirumuskan dalam memecahkan masalah
fertilisasi dan kehamilan antara lain :
1.Bagaimana Proses ferlisasi?
2. Bagaimana proese kehamilan?

C.Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui proses fetilisasi dan
kehamilan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

Fertilisasi

Fertilisasi adalah proses penyatuan kedua sel gamet, yaitu sel telur dari pihak
perempuan dan sel sperma dari pihak laki-laki. Proses fertilisasi sering juga disebut
sebagai proses pembuahan.

Hasil dari proses pembuahan di dalam fertilisasi akan menghasilkan sebuah sel
tunggal yaitu zigot. Tempat terjadinya fertilisasi pada manusia adalah di dalam tuba
fallopi wanita atau oviduct.

Pada manusia, fertilisasi yang terjadi merupakan fertilisasi internal. Fertilisasi


internal adalah proses pembuahan yang terjadi di dalam tubuh induk betina. Memang,
fertilisasi pada manusia akan menghasilkan jumlah individu yang lebih sedikit tetapi
lebih aman.

6
Fungsi Fertilisasi

Fertilisasi yang terjadi bukanlah tanpa fungsi. Pada semua mahluk hidup
termasuk manusia, fertilisasi memiliki beberapa fungsi. Fungsi utama fertilisasi adalah
menghasilkan keturunan.

Masih ada beberapa fungsi fertilisasi lainnya, :

1. Mengaktivasi sel telur untuk memulai proses perkembangan


2. Menurunkan materi genetik dari jantan dan betina ke anak
3. Membuat jumlah kromosom dari haploid menjadi diploid lagi
4. Menentukan jenis kelamin anak

Beberapa hal yang diperlukan di dalam proses fertilisasi adalah sel telur, sel
‘sperma, tuba fallopi, dan rahim. Keempat hal tersebut adalah hal yang minimal harus
ada agar bisa fertilisasi bisa terjadi.

Anda perlu tahu bahwa sel telur dan sel sperma haruslah sel yang sehat dan tidak
memiliki kekurangan untuk membuahi dan dibuahi. Selain itu, kedua sel gamet tersebut
harus merupakan dua sel gamet dari spesis yang sama.

Fertilisasi hanya bisa terjadi jika sel telur dan sel sperma dari spesis yang sama
bertemu. Contohnya, sel telur manusia akan dibuahi bila bertemu sel sperma manusia.
Hal yang sama berlaku pada mahluk hidup lainnya.

Proses Pembuahan
Berikut ini adalah beberapa tahap yang diperlukan selama proses pembuahan:

1. Proses pematangan sel gamet


Tahap utama dari fertilisasi adalah proses pematangan kedua sel gamet, yaitu sel
telur dan sel sperma. Anda bisa melihat penjelasannya di bawah ini:

7
 Proses pematangan sel telur

Sel telur yang bisa dibuahi adalah sel telur yang matang. Proses pematangan sel telur
ada di dalam ovarium. Di dalam ovarium ada sekantung sel-sel telur yang masih muda,
yaitu folikel.

Folikel yang ada di dalam ovarium akan mengalami proses pematangan oleh
sebuah hormon yaitu FSH atau Follicle Stimulating Hormone (Hormon perangsang
folikel).Hormon FSH akan merangsang folikel agar tumbuh dan menjadi lebih besar
yaitu sekitar 20 mm.

Hanya sel telur yang matang yang masih bertahan sedangkan yang lainnya akan
hancur. Setelah sel telur matang berhasil didapatkan maka folikel besar akan
merangsang hormon estrogen untuk membentuk lapisan rahim untuk tempat tumbuhnya
janin.

Lapisan rahim yang telah tumbuh ini akan ditangkap otak melalui hormon LH
(luteinizing hormone). Hormon LH inilah yang menjadi indikator untuk mendeteksi
kehamilan melalui test pack kehamilan.

 Proses pematangan sel sperma

Sel sperma juga harus melalui proses pematangan sebelum terjadinya proses
pembuahan. Proses pematangan sel sperma akan terjadi di dalam epididimis. Selama
proses pematangan, sel-sel sperma akan mendapatkan ‘modal’ untuk bisa membuahi.
Akan tetapi, hanya ada satu sperma terunggul yang berhasil membuahi sel telur.

2. Ovulasi

Setelah kedua sel gamet sama-sama matang maka harus terjadi proses ovulasi
terlebih dahulu. Sel telur matang yang didapatkan akan dilepas dari ovarium ke tuba
fallopi sekitar 24 hingga 36 jam setelah hormon LH diproduksi. Sel telur yang

8
ditangkap oleh tuba fallopi akan tetap disitu hingga muncul sel sperma dan
membuahinya.

3. Ejakulasi

Umumnya, proses pembuahan terjadi secara alami yaitu dengan cara hubungan
intim sehingga terjadi ejakulasi dan jutaan sel sperma masuk ke dalam vagina. Setiap
ejakulasi bisa terdapat sekitar 120 juta sel sperma per 1 mL cairan mani.

Namun, tahap ejakulasi ini berbeda bila proses pembuahan dilakukan secara
fertilisasi in vitro (proses bayi tabung). Jutaan sel sperma akan masuk ke dalam vagina
dan terus berenang hingga mencapai tuba fallopi.

4. Kapasitasi spermatozoa

Selama proses penyelaman sperma di dalam sistem organ kewanitaan, sperma


akan mengalami kapasitasi. Kapasitasi adalah proses penyesuaian sperma di dalam
rahim dengan cara melepas selubung glikoprotein. Dengan begitu, sperma akan tetap
bertahan di dalam rahim hingga bertemu dengan sel telur.

5. Perlekatan spermatozoa

Setelah mengalami kapasitasi, sel sperma harus bisa melekat dulu dengan zona
pelucida. Zona pelucida adalah lapisan terluar dari sel telur. Fungsi dari perlekatan
spermatozoa (sel sperma) pada zona pelucida adalah untuk memastikan bahwa jumlah
kromosom sperma sama dengan jumlah kromosom sel telur.

Jika sel sperma yang bertemu dengan sel telur manusia berbeda spesis maka sel
sperma tersebut tidak dapat melekat apalagi membuahi. Inilah tahap penting yang
menjelaskan mengapa hanya spesis yang sama yang dapat menghasilkan keturunan.

9
6. Reaksi akrosom

Sebelum spermatozoa menembus zona pelucida maka sel sperma harus


mengalami reaksi akrosom. Reaksi akrosom adalah reaksi di mana sel sperma
mengalami proses pelepasan enzim-enzim hidrolitik untuk mencerna zona pelucida
sehingga dapat ditembus.

7. Penetrasi zona pelucida

Zona pelucida yang telah diinduksi oleh reaksi akrosom dari sel sperma tertentu
akan dapat ditembus oleh sel sperma tersebut. Setelah itu, sel sperma pun akan melewati
zona pelucida.

8. Peleburan membran sel gamet

Sel sperma yang berhasil menembus zona pelucida akan masuk ke dalam
sitoplasma sel telur dengan melepaskan ekornya. Hanya kepala spermatozoa saja yang
masuk karena di dalam itu mengandung kromosom termasuk kromosom X atau Y
(penentu kelamin).

9. Perlindungan dari sperma lain

Kepala sel sperma yang akan masuk akan mengaktivasi sel telur untuk
melanjutkan pembelahan meiosis yang berguna untuk proses pembuahan. Selain itu,
aktivasi sel telur juga akan mencegah polispermia (mencegah masuknya sel sperma
yang lain).

10. Difusi sperma dan ovum

Setelah sel telur teraktivasi maka dinding terdalam sel telur akan terbentengi dari
sel sperma yang lain. Setelah itu, akan terbentuk pronukleus jantan dari dalam kepala
sel sperma dan pronukleus betina dari sel telur.

10
Pembentukan pronukleus jantan dan betina akan mengalami syngami atau
penyatuan keduanya. Penyatuan kedua pronukleus ini akan mengalami difusi dan
terjadilah fertilisasi atau proses pembuahan.

Hasil dari fertilisasi adalah zigot yang akan terus mengalami pembelahan mitosis hingga
menjadi sebuah embrio atau cikal bakal janin. Janin pun akan berkembang selama
kurang lebih 9 bulan di dalam rahim dan menunggu hari kelahirannya.

Kehamilan
Proses kehamilan adalah proses dimana bertemunya sel telur dengan sel sperma
hingga terjadi pembuahan. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40 minggu
atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri
adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya
sperma dengan telur) yang terjadi dua minggu setelahnya. Dalam dunia kedokteran,
proses kehamilan dibagi menjadi tiga fase sesuai dengan pertumbuhan fisik bayi.
Masing-masing fase tersebut disebut trimester.

Trimester Pertama (Minggu 0 – 12)

Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai dari periode
germinal sampai periode terbentuknya fetus.
A. Periode Germinal (Minggu 0 – 3)

11
Proses pembuahan telur oleh sperma yang terjadi pada minggu ke-2 dari hari
pertama menstruasi terakhir. Telur yang sudah dibuahi sperma bergerak dari tuba fallopi
dan menempel ke dinding uterus (endometrium).
B. Periode Embrio (Minggu 3 – 8 )
Proses dimana sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi
mulai terbentuk seperti mata, mulut dan lidah mulai terbentuk, sedangkan hati mulai
memproduksi sel darah. Janin mulai berubah dari blastosis menjadi embrio berukuran
1,3 cm dengan kepala yang besar

C. Periode Fetus (Minggu 9 – 12)


Periode dimana semua organ penting terus bertumbuh dengan cepat dan saling
berkaitan dan aktivitas otak sangat tinggi.

Trimester kedua (Minggu 12 – 24)

Pada trimester kedua ini terjadi peningkatan perkembangan janin. Pada minggu
ke-18 kita bisa melakukan pemeriksaan dengan ultrasongrafi (USG) untuk mengecek
kesempurnaan janin, posisi plasenta dan kemungkinan bayi kembar. Jaringan kuku,
kulit dan rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke 20 – 21. Indera penglihatan
dan pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak mata sudah dapat membuka dan
menutup. Janin (fetus) mulai tampak sebagai sosok manusia dengan panjang 30 cm.

 Trimester ketiga (24 -40)

12
Dalam trimester ini semua organ tubuh tumbuh dengan sempurna. Janin
menunjukkan aktivitas motorik yang terkoordinasi seperti menendang atau menonjok
serta dia sudah memiliki periode tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh lebih lama
dibandingkan masa bangun. Paru-paru berkembang pesat menjadi sempurna. Pada bulan
ke-9 ini , janin mengambil posisi kepala di bawah dan siap untuk dilahirkan. Berat bayi
lahir berkisar antara 3 -3,5 kg dengan panjang 50 cm.

13
Proses Melahirkan
Melahirkan adalah ujung dari proses penantian yang panjang selama kehamilan.
Pada manusia usia kehamilan hingga melahirkan rata-rata 280 hari. Ada perbedaan
penyebutan untuk menggambarkan usia kehamilan, dokter kandungan menyebut 40
minggu dihitung dari hari pertama mens terakhir dan berpedoman bahwa 1 bulan adalah
28 hari. Orang awam sering menyebut 9 bulan 10 hari dengan anggapan 1 bulan 30 hari.
Semuanya tepat, tergantung dari mana pedoman atau patokan yang dianut.Persalinan
adalah proses keluarnya janin dari dalam rahim ke dunia luar. Proses Persalinan dapat
dilakukan melalui jalan lahir/vagina (persalinan pervaginam) atau persalinan melalui
sayatan pada dinding perut dan dinding rahim (persalinan perabdominam) atau dikenal
dengan bedah sesar (seksio sesarea).
Pada manusia 90 % persalinan dapat dilakukan melalui jalan lahir, hanya
sebagian kecil yang membutuhkan persalinan melalui operasi/ bedah sesar.Persalinan
melalui vagina sering kali awam disebut persalinan normal. Memang benar namun ada
perbedaan antara persalinan normal dengan persalinan spontan. Pada persalinan
pervaginam dapat dilakukan secara spontan (menggunakan tenaga dan usaha ibu

14
sendiri) atau menggunakan bantuan alat khusus. Sedangkan pada persalinan normal
adalah persalinan spontan pada presentasi kepala (kepala keluar lebih dahulu)

(Proses melahirkan)

15
BAB III

PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Kehamilan terjadi ketika hubungan seksual dilakuka pada saat wanita dalam
masa ovulasi atau asa subur dan sperma dari pria membuahi sel telur dari wanita
tersebut. Telur yang telah dibuahi akan menempel pada dinding rahim, yang akan
bertumbuh dan berkembang selama kira-kira 40 minggu. Ovum yang diibuahi oleh
sperma akan menjadi satu. Banya sperma yang melekat pada dinding ovum tetapi hanya
satu sperma yang berhasil membuahi ovum. Beberapa jam setelah pembuahan maka
akan terjadi stadium zygote (ovum yang sudah dibuahi dan terbentuk 2 sel jaringan).
Setelah pembuahan, sel telur yang telah dibuahi tersebut akan berkembang menjadi
sekelompok sel ( berjumlah ratusan) seperti bola. Sel-sel yang berada di dalam akan
berkembang menjadi janin sementara sel-sel yang terletak di bagian luar akan
membentuk trofoblas. Sel-sel yang membentuk trofoblas inilah yang kelak akan
menjadi plasenta.
Dalam tiga hari akan terbentuk sel yang sama besarnyadan masuk pada stadium
morula.Stadium ini terus berkembang dan menjadi stadium blastula. Pada stadium ini
terbentuk sel-sel yang akan membentuk dinding blastula dan akan membentuk suatu
simpai yang disebut sebagai trofoblas. Trofoblas mempunyai kemampuan
menghancurkan dan mencairkan jaringan menemukan lapissan endometrium ( lapisan
paling dalam dari rahim). Nidasi terjadi pada dinding depan atau dinding belakang
rahim. Jika nidasi ini terjadi barulah dapat disebut adanya kehamilan. Setelah itu
blastula tumbuh pesat dan membentuk jaringan embrio yang selanjutnya terbentuk
jaringan endokterm, mesoderm, dan entoderm. Masing-masing jaringan akan
membentuk masing-masing organ yang berbeda-beda. Selanjutnya embrio ini terus
tumbuh menjadi janin.

16
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya, namun sebagai
manusia kami tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah ini diwaktu yang
akan datang.

17
DAFTAR PUSTAKA

Arif, (et.all).2000, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Edisi 3, Jakarta : Media


Aesculapius

Bobak, Lowdermik, Jensen. 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4, Jakarta :
EGC

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Nugraheny, Esti. 2010. Asuhan Kebidanan Pathology. Yogyakarta : Putra Rihama

Prawirohardjo, Sarwono, 2005. Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Sarwono, 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

18

Anda mungkin juga menyukai