KELOMPOK 1
ANGGOTA: 1. TIARA EFENDI 15. VENNY ATMARA AGUSTINI
2. TIARA PUSPITA 16. YULICIANA SRI CENDAN
3. ZAHARA ILMIA SAFITRI 17. MIRANDA SARI
4. SEPTIA DEWI 18. KHOFIFA
5. WITA VERA MIDA 19. WINDA UMAYA
6. NURUL HIDAYAT 20. SYINDY YULISTIA
7. MEGA UTAMI 21. VINA ANNISA DILIANASARI
8. NYS DWI PERMATA A 22. PUTRI NABILAH
9. NADIA NURUL IZZATI 23. SINDY APRILIA
10. TRI OKTARIANA 24. PITIONO
11. M ZULFA RAMADHANI 25. RIKO PUTRA
12. RIZQYDIMAS SANDIKA 26. MSY NABILAH F
13. PATIMAH 27. SRI RAMADANI
14. PUTRI APRIYANDINI
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya Kami di berikan kesehatan dan kesempatan dalam menyelesaikan
makalah komunikasi ini.
Tak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu sehingga
makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Di dalam makalah ini penulis menyadari banyak terdapat kekurangan. Oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan agar menjadikan makalah ini
lebih baik lagi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................................................................................................. i
Daftar Isi ............................................................................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................................................................iii
1.1 Latar Belakang .........................................................................................................................................................................iii
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................................................................iv
1.3 Tujuan ..........................................................................................................................................................................................iv
1.4 Manfaat ......................................................................................................................................................................................iv
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................................................................1
2.1 Pengertian Komunikasi ..........................................................................................................................................................1
2.2 Suasana Komunikasi Pada Klien Dewasa .......................................................................................................................2
2.3 Model-model Komunikasi Pada Klien Dewasa ..............................................................................................................3
BAB III PENUTUP ...............................................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................................................................15
3.2 Saran .........................................................................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
iii
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Komunikasi Dewasa ?
2. Bagaimana suasana komunikasi pada klien dewasa?
3. Bagaimana penerapan model-model komunikasi pada klien dewasa?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana komunikasi dewasa.
2. Untuk mengetahui bagaimana suasana komunikasi pada klien dewasa.
3. Untuk mengetahui bagaimana penerapan model-model komunikasi pada klien
dewasa.
1.4 Manfaat
1. Sehingga mempermudah mengetahui bagaimana komunikasi dewasa.
2. Sehingga mempermudah mengetahui bagaimana suasana komunikasi pada klien
dewasa.
3. Sehingga mempermudah mengetahui bagaimana model-model komunikasi pada
klien dewasa.
iv
BAB II
PEMBAHASAN
1
2.2 Suasana Komunikasi Pada Klien Dewasa
Dengan adanya faktor tersebut yang mempengaruhi efektifitas komunikasi orang
dewasa, maka perhatian dicurahkan pada penciptaan suasana komunikasi yang
diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam berkomunikasi dengan orang
dewasa adalah :
1. Suasana hormat menghormati
Orang dewasa akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila pendapat
pribadinya dihormati, ia lebih senang kalau ia boleh turut berfikir dan
mengemukakan pikirannya.
2. Suasana saling menghargai
Segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, sistem nilai yang dan
mengesampingkan harga kendala dalam jalannya dianut perlu dihargai.
Meremehkan diri mereka akan dapat menjadi komunikasi.
3. Suasana saling percaya
Saling mempercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar adanya akan dapat
membawa hasil yang diharapkan.
4. Suasana saling terbuka
Terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk mendengarkan orang
lain. Hanya dalam suasana keterbukaan segala alternatif dapat tergali.
Komunikasi verbal dan non verbal adalah saling mendukung satu sama lain.
seperti pada anak-anak, perilaku non verbal sanna pentingnya pada orang dewasa.
Ekspresi wajah, gerakan tubuh dan nada suara. memberi tanda tentang status emosional
dari orang dewasa. Tetapi harus ditekankan bahwa orang dewasa mempunyai kendala
pada hal-hal ini.
Orang dewasa yang dirawat di rumah sakit bisa merasa tidak berdaya, tidak aman
dan tidak mampu ketika dikeiilingi oleh tokoh-tokoh yang berwenang. Status
kemandirian mereka telah berubah menjadi status dimana orang lain yang memutuskan
kapan mereka makan dan kapan mereka tidur. Ini merupakan pegalaman yang
mengancam dirinya, dirnana orang dewasa tidak berdaya dan cemas, dan ini dapat
terungkap dalam bentuk kemarahan dan agresi.
Dengan dilakukan komunikasi yang sesuai dengan konteks pasien sebagai orang
dewasa oleh para profesional, pasien dewasa akan mampu bergerak lebih jauh dari
immobilitas biopsikososialnya untuk mencapai penerimaan terhadap masalahnya.
2
2.3 Model-model Komunikasi pada Klien Dewasa
1. Model Shanon & Weaver
Suatu model yang menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat
kecermatan nya. Model ini melukiskan suatu sumber yang berupa sandi atau
menciptakan pesan dan menyampaikan melalui suatu saluran kepada penerima.
Dengan kata lain model shannon & weaver mengasumsikan bahwa sumber informasi
menghasilkan suatu pesan untuk di komunikasikan dari seperangkat pesan yang
dimungkinkan. Pemancar (Transmitter) mengubah pesan menjadi suatu signal yang
sesuai dengan saluran yang digunakan.
Suatu konsep penting dalam model ini adalah adanya gangguan (Noise) yang
dapat menganggu kecermatan pesan yang disampaikan. Model Shannon-Weaver
dapat diterapkan kepada konsep komunikasi interpersonal. Model ini memberikan
keuntungan bahwa sumber informasi jelas dan berkompeten, pesan langsung kepada
penerima tanpa perantara. Tetapi model ini juga mempunyai keterbatasan yaitu tidak
terlihat nya hubungan tansaksional diantara sumber pesan dan penerima.
3
Seharusnya dalam berkomunikasi ada keseimbangan asertif dalam menerima dan
memberi antara pasien dan profesional.
4
4. Model Komunikasi Kesehatan
Komunikasi ini difokuskan pada transaksi antara professional kesehatan - klien.
3 (tiga) faktor utama dalam proses komunikasi kesehatan yaitu : 1) Relationship, 2)
Transaksi, dar 3) Konteks.
Hubungan Relationship dikondisikan untuk hubungan interpersonal, bagaimana
seorang profesional dapat meyakinkan orang tersebut. Profesional kesehatan adalah
seorang yang memiliki latar belakang pendidikan kesehatan, training dan pengalaman
dibidang kesehatan. Klien adalah individu yang diberikan pelayanan. orang lain
(significant order) penting untuk mendukung terjadinya interaksi khususnya
mendukung klien untuk mempertahankan kesehatan.
Transaksi merupakan kesepakatan interaksi antar partisipan di dalarn proses
komunikasi tersebut. yaitu kornunikasi kesehatan yang memiliki topik utama tentang
kesehatan klien dan biasanya disesuaikan dengan tempat dan situasi
5
Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku manusia
ke arah yang lebih baik sehingga perawat perlu untuk menguasai tehnik dan model konsep
komunitasi yang tepat untuk setiap karakteristik klien.
Orang dewasa memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang menetap dalam
dirinya yang sukar untuk dirubah dalam waktu singkat sehingga perlu model komunikasi yang
tepat agar tujuan dapat tercapai.
Model Konsep Komunikasi yang sesuai untuk klien dewasa adalah model interaksi
King dan model komunikasi kesehatan yang menekankan hubungan relationship yang saling
memberi dan menerima serta adanya feedback untuk mengevaluasi apakah informasi yang
disampaikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
6
PASIEN : Baik sus.
PERAWAT : Apakah ibu sudah mengerti atau perlu saya jelaskan lagi?
PASIEN : Saya rasa saya sudah mengerti sus, terima kasih sus.
PERAWAT : Kalau begitu saya permisi dulu bu.
PASIEN : Iya sus.
7
PERAWAT : Baiklah ibu, sekarang tugas saya sudah selesai. Ibu dan keluarga
biasa menunggu menunggu diruangan ini dulu, perawat linda akan
segera dating memberikan resep obat yang akan ditebus, dan
pembayarannya keluarga bias langsung ke ruang administrasi.
KELUARGA PASIEN: Iya sus,terimakasih.
PERAWAT : sama-sama . saya permisi dulu, selamat siang
KELUARGA PASIEN: Iya sus, selamat siang.
8
5. Contoh Komunikasi Perawat Kepada Pasien Dewasa Tentang Penyuluhan
Kepulangan Pasien
PERAWAT Selamat siang
PASIEN Selamat siang
PERAWAT Maaf sebelumnya bu, perkenalkan nama saya Nilu Kumala
Dewi, biasa dipanggil Dewi bu. Nama ibu Linda Ayu
Lestari, yang biasa dipanggil ibu Ayu, ibu dirawat dirumah
sakit ini sudah satu minggu dengan keterangan ibu
mengidap penyakit Mag Kronis, benar tidak bu yang saya
sampaikan ini?
PASIEN Iya benar sus
PERAWAT Oh, iya bu, Apa ibu sudah yakin merasa sehat dan siap
untuk pulang?
PASIEN Insya Allah, saya sudah merasa sehat dan siap pulang hari
ini
PERAWAT Baiklah, kalau ibu sudah merasa yakin sebelum pulang
saya akan menyampaikan informasi tentang hal-hal yang
perlu ibu ketahui dan rencana tindak lanjut perawatan
setelah ibu pulang nanti
9
PERAWAT Baiklah bu, ketika ibu pulang nanti, hal-hal yang
perlu ibu ketahui yaitu obat-obat yang sudah ditebus
seperti antasida, Agen cysoprotekfif dan pankreating ini
diminum dua kali sehari yaitu 2 jam sebelum makan dan 2
sesudah makan. Masing-masing diminum 1 tablet. Oh, ya
bu obat antisida ini berfungsi menetralisir asam lambung
dan berfungsi melindungi jaringan mukosa lambung dan
usus halus dan obat pankreating ini berfungsi untuk
mengatasi gangguan sakit pencernaan seperti perut
kembung, mual dan sering sendawa. Selain itu ibu juga
harus menjaga pola makan ibu dan juga pola tidur ibu. Ibu
juga harus menghindari makan-makanan yang dapat
merangsang meningkatnya asam lambung seperti kopi,
minuman yang beralkohol 5-20%. Hindari juga makanan
yang dapat merusak dinding lambung seperti cuka, pedas,
merica. Dan ibu harus kembali kerumah sakit yaitu 2
minggu sekali untuk terus mengkontrol kesehatan ibu!
PASIEN Oh, iya sus
PERAWAT Baiklah. Apakah ibu sudah mengerti dengan apa yang saya
sampaikan?
PASIEN Iya sus, saya sudah mengerti !
PERAWAT Maaf bu, jika ibu sudah mengerti. Jika ibu tidak keberatan
bias diulang apa yang saya sudah sampaikan !
PASIEN Iya bisa sus (pasien menjelaskan hal-hal yang sudah
disampaikan oleh perawat dengan baik dan benar)
PERAWAT Saya rasa ibu sudah benar-benar mengerti dengan apa yang
saya sampaikan dan sudah benar-benar siap untuk kembali
kerumah. Dan untuk Bapak tolong diingatkan kepada ibu
untuk melakukan hal-hal yang sudah saya sampaikan, agar
ibu bias benar-benar pulih
KELUARGA PASIEN Iya sus, Terima kasih !
PERAWAT Iya sama-sama bu, pak. Oh, ya bu. Apakah ibu sudah
menyelesaikan administrasi KRS?
10
PASIEN Iya sudah sus !
PERAWAT Baiklah, kalau sudah. Silahkan barang-baranf yang akan
dibawa dicek kembali agar tidak ada yanf ketinggalan.
Jangan lupa tetap menjaga kesehatan dan kontrol sesuai
dengan jadwal yang sudah diberikan. Kami selalu siap
membantu apabila ada yang ingin ditanyakan kepada kami
!
PASIEN Iya sus, Terima kasih !
PERAWAT Iya sama-sama bu. Saya waktunya sudah cukup dan ibu
serta bapak juga sudah siap untuk pulang. Selamat jalan
pak, bu. Mohon maaf apabila pelayanan kami selama ibu
dan keluarga disini kurang baik
PASIEN Iya sama-sama sus. Terima kasih !
PERAWAT Selamat siang pak, bu. Saya permisi !
PASIEN Iya, Selamat siang.
ORIENTASI (PERKENALAN)
PERAWAT : “Selamat pagi” buu…
PASIEN : (diam)
PERAWAT : (melanjutkan pembicaraan) Nama saya Linda Ayu Lestari, saya senang
dipanggil Linda, saya perawat yang akan merawat ibu
PASIEN : (diam)
PERAWAT : Nama ibu, Ibu susikan? Wah nama ibu yang cantik yah bu… sama seperti
ibu cantiknya…
PASIEN : (diam)
PERAWAT : Ibu, ingat dengan saya?? (kembali mengulang memperkenalkan diri
sampai pasien memberi respon)
11
PASIEN : (menoleh kearah perawat/mengangguk perlahan)
PERAWAT : (Ibu… bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keadaan ibu,
keluarga atau teman-teman-teman ibu? Ibu mau dimana kita bercakap-
cakap? Bagaimana kalau ditaman depan? Disana tempatnya nyaman dan
banyak bunga-bunga yang dapat membuat ibu merasa tenang. Mau
berapa lama bu? Bagaimana kalau 10 menit?
PASIEN : (mengangguk kepala)
PERAWAT : Ayo bu, kita kesana sekarang yah. (sambil merangkul tangan pasien)
KERJA :
PERAWAT : Apa yang ibu rasakan selama ibu dirawat disini?
PASIEN : Saya merasa sendiri
PERAWAT : Oh… Ibu merasa sendirian? Apa yang menghambat ibu dalam berteman
atau bercakap-cakap dengan pasien yang lain?
PASIEN : Iya, sus… saya takut mereka marah, saya juga takut kalau mereka tidak
mau berteman dengan saya
PERAWAT : Oh… ternyata yang ibu rasakan seperti itu? Menurut ibu, apa saja
keuntungannya kalau kita mempunyai teman?
PASIEN : Kita bisa punya teman cerita
PERAWAT : Wah benar, ada teman untuk cerita. Apa lagi bu?
PASIEN : Kita bisa minta tolong ketik kita membutuhkan bantuan
PERAWAT : Nah, kalau kerugiannya tidak mempunyai teman apa yah bu?
PASIEN : Kita merasa sendiri didunia ini
PERAWAT : Ya, apa lagi bu?
PASIEN : Kita tidak punya teman bercerita, mengeluhkan yang kita rasakan, tidak
bisa meminta bantuan dengan orang lain
PERAWAT : Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman yah. Kalau begitu inginkan
bu? Belajar bergaul dengan orang lain?
PASIEN : Iya, saya mau…
PERAWAT : Bagus, bagaimana kalau kita sekarang belajar berkenalan dengan orang
lain?
PASIEN : Iya sus…
PERAWAT : Begini bu, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama
kita dan nama panggilan yang kita sukai, asal kita dan hobi, selanjutnya
12
ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Bagaimana bu?
Apakah ibu sudah mengerti?
PASIEN : Iya sus
PERAWAT : Kalau begitu, ayo ibu dicoba yah! Misalnya saya belum kenal dengan ibu.
Coba berkenalan dengan saya!”
PASIEN : Baik sus… Nama saya susi mangiri, senang dipanggil susi, Asal saya dari
kendari, hubi saya menyanyi. Kalau ibu namanya siapa? Suka dipanggil
siapa? Asalnya dari mana? Hobinya apa bu?
PERAWAT : Ya bagus sekali, ternyata ibu mengerti yah! Setelah ibu berkenalan dengan
orang lain, ibu bias melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang
menyenangkan ibu bicarakan
TERMINASI:
PERAWAT : Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan?
PASIEN : Saya senang sekali sus, saya tidak sabar untuk langsung berkenalan
dengan orang lain
PERAWAT : Bagus sekali semangat ibu. Selanjutnya ibu dapat mengingat-ingat apa
yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada sehingga ibu lebih siap untuk
berkenalan dengan orang lain
PASIEN : Baik suster…
PERAWAT : Mau jam berapa mencobanya?
PASIEN : Terserah suster saja
PERAWAT : Baiklah bu, besok pagi jam 10 saya akan dating kesini untuk mengajak
ibu berkenalan dengan teman-teman saya, ada suster cindy, kiky, dewi dan
rany. Mereka baik-baik semua kok bu. Bagaimana ibu maukan?
PASIEN : Iya sus…
PERAWAT : Baiklah ibu… kalau begitu saya permisi dulu, jika ibu ingin bertemu saya.
Silahkan dating keruang jaga perawat, saya ada disana bu sampai jam 9
malam, sampai jumpa lagi bu susi
PASIEN : Iya suster… sampai jumpa
Komunikasi pada pasien jiwa, perawat tidak bisa melanjutkan tahapannya, jika pasien
belum dapat merespon apa yang perawat sampaikan. Perawat harus mengulangi sampai pasien
13
dapat meresponnya. Jika pasien sudah dapat merespon, perawat dapat melanjutkan tahapan
dalam komunikasi pada pasien jiwa.
BAB III
PENUTUP
14
3.1 Kesimpulan
Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku manusia,
sehingga komunikasi dikembangkan dan dipelihara secara terus menerus. Komunikasi
bertujuan untuk memudahkan, melancarkan, melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu dalam
rangka mencapai tujuan optimal, baik komunikasi dalam lingkup pekerjaan maupun hubungan
antar manusia.
Suasana komunikasi pada klien dewasa antara lain : suasana hormat menghormati, suasana
saling menghargai, suasana saling percaya, dan suasana saling terbuka.
Model-model komunikasi pada klien dewasa yaitu : model komunikasi shanon dan weaver,
model komunikasi leary, model komunikasi king, dan model komunikasi kesehatan.
3.2 Saran
1. Diharapkan kepada mahasiswa/mahasiswi agar dapat mengerti dan memahami apa yang
dimaksud dengan konikasi.
2. Diharapkan kedapa mahasiswa/mahasiswi agar dapat mengetahui suasana dalam komunikasi
pada klien dewasa.
3. Diharapkan kepada mahasiswa/mahasiswi adar dapat mengetahui model-model komunikasi
pada klien dewasa.
DAFTAR PUSTAKA
15
Mundakir. (2006). Komunikasi Keperawatan: aplikasi dalam pelayanan. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Ellis, R., Gates, R.,dan Kenworthy, N. 2000. Komunikasi Interpersonal dalam Keperawatan:
Teori dan Praktik. Penerjemah: Susi Purwoko. Jakarta: EGC.
16