Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MATA KULIAH AGAMA

Dosen Pembimbing : Aditya Novali, M.Pd.i

Disusun oleh :

Muliya PO.71.20.1.19.063
Vina annisa Diliana PO. 71.20.1.19.093
Miftah Huljannah PO.71.20.1.19.060

D3 KEPERAWATAN
KELOMPOK 1 TINGKAT 1B
POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Aditya


Novali, M.Pd.i selaku dosen mata kuliah Psikologi yang sudah memberikan
kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini.

Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya
kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang


khususnya bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat
kata-kata yang kurang berkenan.

Palembang, 2 September 2019


Penyusun,

Kelompok 4
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Akhlak yang mulia ini kemudian ditekankan karena disamping akan
membawa kebahagiaan bagi individu, juga sekaligus membawa kebahagiaan
bagi masyarakat pada umumnya. Dengan kata lain bahwea akhlak pertama
yang ditampilkan seseorang, manfaatnya adalah untuk orang yang
bersangkutan.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana akhlak mulia dan kehidupan terapeutik
Bagaimana akhlak mulia dan kehidupan terapeutik bagi kehidupan

C. Tujuan Masalah
Untuk mengetahui akhlak mulia dan kehidupan terapeutik
Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen
Untuk memahami bagaimana akhlak mulia dan kehidupan terapeutik
BAB II
Pembahasan

AKHLAK MULIA DAN KEHIDUPAN TERAPEUTIK

1. Pengertian Akhlak Mulia


Akhlak. Kajian Akhlak Tauhid. Akhlak berarti prilaku, sikap, perbuatan,
adab dan sopan santun. Akhlak mulia berati seluruh prilaku umat manusia yang
sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Hadist yaitu adab sopan santun yang
dicontohkan dan diajarkan Rasulullah Muhammad SAW kepada kepada seluruh
umat manusia ketika beliau masih hidup. Akhlak beliau adalah Al-Quran.
Akhlak atau adab sopan santun yang telah dicontohkan dan diajarkan
Rasulullah Muhammad SAW itu meliputi akhlak manusia kepada Allah SWT
dan Akhlak terhadap sesama ciptaan Allah, termasuk didalamnya akhlak
terhadap diri sendiri karena diri sendiri itu termasuk ciptaan Allah Juga, lahir
dan batin.

Secara garis besar, akhlak mulia itu dapat dikelmpokkan kedalam dua kelompok
yaitu:
1. Akhlak kepada Allah
Akhlak mulia kepada Allah berati mengikuti seluruh perintah yang telah
disampikan Allah kepada Rasul yang Maha Mulia Muhammad SAW. Seluruh
perintah tersebut sudah tercatat dalam Al-Quran dan Hadist.
2. Akhlak kepada ciptaan Allah
Akhlak terhadap ciptaan Allah meliputi segala prilaku, sikap, perbuatan, adab
dan sopan santun sesama ciptaan Allah yang terdiri atas ciptaan Allah yang gaib
dan ciptaan Allah yang nyata, benda hidup dan benda mati.
Mengingat sangat luasnya cakupan akhlak ini karena menyangkut seluruh aspek
kehidupan manusia, maka secara garis besar struktur akhlak mulia terhadap seluruh
ciptaan Allah itu dapat digambarkan seperti struktur sederhana berikut ini.
1. Ciptaan Allah yang gaib
a. Gaib Dalam Arti Positif
1. Malaikat
2. Qada dan Qadar
3. Kiamat, Alam Kubur, Padang Mashar Dll
4. Sorga, Neraka dan Segala Penghuninya
5. Dan Lain – Lain

b. Gaib Dalam Arti Negatif


- Iblis, Jin, Syetan
- Benda serta Alam Gaib Lainnya

2. Ciptaan Allah yang Nyata


- Sesama manusia
- Nabi dan Rosul
- Keluarga
1. Diri Sendiri
2. Orang Tua
3. Kerabat Dekat, Kerabat Jauh dan Seterusnya
4. Tetangga Dekat dan Tetangga Jauh
5. Sesama Muslim
6. Non Muslim

- Selain Manusia
1. Tumbuhan
2. Hewan

- Benda Mati
1. Bumi dan Segala Isinya
2. Benda Luar Angkasa

Walau struktur yang disampaikan masih sangat jauh dari lengkap dan sempurna,
namun diharapkan akan bisa memberikan gambaran cakupan akhlak mulia yang sudah
dicontohkan dan diajarkan Rasulullah Muhammad SAW
Seluruh sikap dan perilku serta adab sopan santun terhadap semua ciptaan Allah sudah
termuat dan tercantum dalam Al-Quran dan Hadist. Tinggal bagaimana kita bisa
mempelajarinya secara benar dan teliti serta mengamalkannya

Pembahasan masalah Akhlak adalah pembahasan yang sangat luas, sama


luasnya dengan seluruh asoek kehidupan manusia serta variasi – variasinya.

Secara garis besar fungsi dan tujuan pengamalan akhlak mulia bagi umat
manusia adalah :

1. Sebagai pengamalan Syariat Islam


Sebagai pengamalan Syariat Islam. Islam sebagai agama rahmat bagi seluruh
alam semeste telah ,e,berikan tuntunan prilaku dan etika secar sempurna, sehingga
dengan niat karena Allah SWT, pengamalan akhlak yang mulia itu insya Allah akan
menjadi ibadah bagi umat islam yang mengamalkanya.
2. Sebagai Identias
Sebagai Identias, Akhlak mulia ini diperuntukkan oleh Allah kepada manusia
yang berakal budi karena dengan tuntunan akhlak yang mulia akanbisa
membedakan antara manusia denga hewan.
3. Pengatur Tatanan Sosial
Akhlak Mulia Sebagai Pengatur Tatanan Sosial berarti dengan pengamalan
akhlak mulia yang sudah dicontohkan oleh yang Mulia Saydina Muhammad SAW
mengukuhkan bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah bisa dan
lepas dari pengaruh lingkungannya. Dengan akhlak mulia ini tatanan sosial yang
terbentuk semakin memberikan makna dan nilai yang tidak saling merugikan.
4. Rahmat Bagi Seluruh Alam
Akhlak Mulia Sebagai Rahmat Bagi Seluruh Alam berarti akhlak mulia yang
diperuntukkan bagi manusia tidak hanya mengatur tatanan hubungan manusia
dengan manusia lainnya tetapi juga hubungan antara manusia dengan makhluk –
makluk lain selian manusia dan alam sekitarnya.
5. Perlindungan Diri dan Hak Azazi Manusia ( HAM )
Akhlak Mulia Sebagai Perlindunagn Diri dan Hak Azazi Manusia ( HAM )
berarti dengan menjalin hubungan yang baik berdasarkan hukum dan syariat agama
akan terbentuk hubungan yang saling menghargai dan saling menguntungkan.

ASPEK-ASPEK TERAPEUTIK
1. IMAN
Iman berarti percaya dengan penuh keyakinan, tidak saja dilakukan secara lisan dan
dibenarkan oleh hati, tetapi juga dilaksanakan dalam perbuatan nyata.
Keimanan adalah dasar dari agama, yang dalam agama Islam dikenal sebagai rukun
iman, yaitu:

1. Iman terhadap Tuhan Yang Maha Esa


2. Iman terhadap para malaikat
3. Iman terhadap kitab suci
4. Iman terhadap para Rasul
5. Iman terhadap hari akhir
6. Iman terhadap qodlo dan qodar

2. Islam

Islam adalah mematuhi apapun yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dengan
jalan mengikuti segala perintahnya serta mematuhi semua larangannya.Islam
mengajarkan sikap tunduk, patuh, pasrah dan berserah diri kepada Tuhan secara tulus.
Islam bukan sebagai suatu sistem keagamaan melainkan pokok-pokok ibadah dalam
agama islam yang dikenal sebagai rukun Islam. Rukun Islam yaitu ada 5:

1. Mengucapkan kalimat syahadah


2. Menegakkan shalat
3. Melakukan puasa pada bulan suci Ramadhan
4. Membayar zakat
5. Melakukan ibadah haji bagi yang mampu
2. Ihsan

Secara umum ihsan berarti sebagai kebaikan atau kebajikan, dalam hal ini
akhlak yang terpuji.

Menurut Rasulullah SAW yang dimaksud dengan “ihsan” adalah kondisi ibadah
yang demikian khusyuknya sehingga seakan-akan dapat melihat (dengan mata
ruhani) bahwa Tuhan hadir di hadapan kita dan kalau kondisi ibadah seperti itu
tidak bisa diraih, yakinlah bahwa Tuhan Maha Melihat apa yang kita lakukan dan
apa yang ada dalam hati sanubari kita.

4. Hubungan Iman, Islam dan Ihsan

Iman, Islam dan Ihsan sebagai trilogi ajaran Ilahi, satu sama lain dan merupakan
tingkatan bagi seseorang dalam kualitas keberagamannya. Karena islam tidak absah
tanpa iman dan iman tidak mungkin tanpa Islam. Sebab Islam dulu baru iman dan
ihsan menduduki tingkat yang paling tinggi. Orang Islam yang semuanya memiliki
sifat muhsin.

Firman Allah SWT dalam QS. Al-Hujarat : 14



Artinya : Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami Telah beriman". Katakanlah:
"Kamu belum beriman, tapi Katakanlah 'kami Telah tunduk', Karena iman
itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan
Rasul-Nya, dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu;
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Bila kita renungkan bahwa Allah SWT telah memberi petunjuk mengenai hidup
yang baik dan selamat, serta meraih kondisi mental yang sehat. Dan untuk meraih
semua itu salah satunya dengan mengembangkan pribadi dan kesehatan jiwa,
mengamalkan rukun Islam dan Rukun Iman dan lain-lain.

5. Prinsip-prinsip Islam untuk Pengembangan Pribadi dan Kesehatan Jiwa

Kondisi kejiwaan yang sehat merupakan hasil dari kondisi pribadi yang matang
secara emosional, intelektual dan sosial serta terutama matang dalam keimann dan
ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Suatu tipe mausia ideal dengan kualitas-kualitasnya mungkin sulit dicapai, namun
dapat diupayakan dengan berbagai usaha yang dilakukan secara sadar, aktif dan
terencana sesuai dengan prinsip yang terungkap dalam QS. Ar-Raad : 11

Artinya : Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

Ayat ini menunjukkan bahwa Islam mengakui kebebasan berkehendak dan


menghargai pilihan pribadi untuk menentukan apa yang terbaik baginya. Dalam hal ini
manusia diberi kebebasan untuk secara sadar dan aktif melakukan lebih dahulu
berbagai upaya untuk meningkatkan diri dan mengubah nasibnya dan baru setelah itu
hidayah Allah SWT diraih dengan usaha-usaha yang sesuai dan berdasarkan Al-Qur'an
dan Al Hadits.
6. Tiga Upaya Peningkatan diri untuk mengubah nasib menjadi lebih baik lagi,
yaitu: 8
1. Hidup secara Islami

Berusaha secara sadar untuk mengisi kegiatan sehari-hari dengan hal-hal yang
bermanfaat dan sesuai dengan nilai-nilai aqidah, syariah dan akhlak, aturan-aturan
negara dan norma-norma kehidupan bermasyarakat serta menjauhi hal-hal yang
dilarang agama.

2. Melakukan latihan intensif yang bercorak psikoedukasi

Dengan pelatihan ini diharapkan, para peserta sadar diri akan keunggulan dan
kelemahannya, mampu menyesuaikan diri, menemukan arti dan tujuan hidupnya
dan menyadari serta menghayati betapa pentingnya meningkatkan diri.

3. Meningkatkan kualitas ibadah

Salah satu contohnya dengan shalat khusyu. Bila hal itu bisa dilakukan pasti
segala sifat jelek akan sirna dan akan menjadi pribadi seorang mukmin sejati yang
senantiasa mendapat bimbingan dan petunjuk-Nya. Shalat kusyu merupakan
indikator keimanan, sehingga melalui kekhusyukan shalatnya seseorang dapat
menilai sendiri kadar keimanan dirinya.
BAB III
Penutup

A. Latar Belakang
Akhlak atau adab sopan santun yang telah dicontohkan dan diajarkan Rasulullah
Muhammad SAW itu meliputi akhlak manusia kepada Allah SWT dan Akhlak
terhadap sesama ciptaan Allah, termasuk didalamnya akhlak terhadap diri sendiri
karena diri sendiri itu termasuk ciptaan Allah Juga, lahir dan batin.
Aspek-aspek terapetik yang terkandung dalam ajaran Islam yaitu Iman, Islam
dan Ihsan, sebagai ajaran Trilogi Illahi sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia
terutama jiwanya. Al-Qur'an mengantarkan ke dalam kesempurnaan Insani
sehingga mewujudkan kebahagiaan jiwa manusia dalam kehidupan dunia dan
akhirat.

B. Saran
Demikianlah makalah singkat kami, kami menyadari banyaknya kekurangan di
dalam penyusunan. Maka dari pada itu kami meminta maaf dan kami
mengharapkan kepada para pembaca, teman-teman dan Bapak dosen agama untuk
memberikan kritik dan sarah agar makalah kami ini menjadi lebih baik dimasa yang
akan datang. Atas perhatiannya kami ucapkan Terima Kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Bastaman, Hanna Djumhanam Integrasi PSikologi dengan Islam, Yogyakarta: Yayasan Insan

Kamil, 2005.

Hawari, Dadang, Al-Qur'an Ilmu Kedokteran JIwa dan Kesehatan Jiwa, Jakarta: Dana Bhakti

Primayasa, 1996.

Najati, Muhammad Utsman, Psikologi dalam Al-Qur'an Bandung: Pustaka Setia, 2005.

Anda mungkin juga menyukai