Makalah Komunikantor
Makalah Komunikantor
MAKALAH
Oleh :
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Komunikasi Non-verbal” ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan ................................................................................ 2
ii
J. Jenis-Jenis Komunikasi Non-Verbal ................................................... 26
A. Kesimpulan .......................................................................................... 29
B. Saran .................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini komunikasi adalah hal yang sangat dalam dunia baik pekerjaan,
pendidikan, maupun kehidupan sehari-hari. Dengan adanya komunikasi, semua
kegiatan baik itu pembelajaran, pekerjaan, dll bisa terselesaikan dengan baik.
Tidak sedikit juga dalamduni pekerjaan atau kantoran dibutuhkan komunikasi
yang benar-benar baik untuk menjalin relasi yang baik Antara atasan dan bawahan
maupun sesama teman di kantor
Komunikasi merupakan satu hal penting bagi jalannya suatu organisasi, dalam
penyampainnya, komunikator harus bisa menyampaikan pesan yang baik dan
benar juga spesifik dan jelas kepada komunikan agar apa yang dimaksud oleh
komunikator bisa tersampaikan dengan jelas kepada seorang komunikan. Karena
biasanya dalam komunikasi yang terjalin Antara komunikator dan komunikan
selalu ada persepsi yang berbeda Antara keduanya, jadi seorang komunikator
harus bisa menyampaikan pesannya kepada komunikan secara jelas dan akurat
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari komunikasi non-verbal?
2. Apa saja fungsi dari komunikasi non-verbal?
3. Apa saja komponen dari komunikasi non-verbal?
4. Apa saja klasifikasi pesan non-verbal?
5. Apa saja ciri-ciri komunikasi non-verbal?
6. Apa saja manfaat dari komunikasi non-verbal?
7. Apa saja jenis-jenis dari komunikasi non-verbal?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari komunikasi non-verbal
2. Untuk mengetahui fungsi dari komunikasi non-verbal
3. Untuk mnegetahui semua komponen dari komunikasi non-verbal
4. Untuk mengetahui klasifikasi dari komunikasi non-verbal
5. Untuk mengetahui ciri-ciri dari komunikasi non-verbal
6. Untuk mnegetahui manfaat dari komunikasi non-verbal
7. Untuk mengetahui jenis-jenis dari komunikasi non-verbal
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan
pembaca tentang apa dan betapa pentingnya komunikasi non-verbal
2. Manfaat penulisan makalah ini yang kedua adalah untuk memberitahu
pembaca tentang urgensi komunikasi non-verbal dan apa yang ada di
dalamnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
8
untuk menekankan kata atau ungkapan tertentu, atau dapat memukulkan tangan
ke meja untuk menekankan suatu hal tertentu.
9
10
komunikator harus memiliki sikap yang positif. Sementara itu, yang dimaksud
dengan pemilihan berbagai simbol yang penuh makna yang dilakukan oleh
komunikator adalah bahwa pemilihan simbol-simbol yang tepat bergantung
pada siapa yang menjadi khalayak sasaran dan bagaimana situasi lingkungan
komunikasi.
Dengan demikian, untuk menjadi komunikator yang baik, terdapat beberapa
hal yang harus kita pertimbangkan, diantaranya adalah sebagai berikut.
1) Kita harus mengenali siapa yang menjadi komunikate/penerima
pesan/khalayak sasaran.
2) Pesan yang akan kita kirimkan kepada komunikate/penerima pesan/khalayak
sasaran harus jelas.
3) Kita juga harus memahami mengapa kita mengirimkan pesan kepada
komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran.
4) Hasil apakah yang kita harapkan.
2. Pesan (Message)
Yang dimaksud dengan pesan adalah informasi yang akan kita kirimkan
kepada komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran. Pesan yang kita
kirimkan dapat berupa pesan-pesan verbal maupun pesan nonverbal. Agar
pesan menjadi efektif, maka komunikator harus memahami sifat dan profil
komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran, kebutuhan khalayak sasaran,
serta harapan dan kemungkinan respon yang diberikan oleh
komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran terhadap pesan yang dikirimkan.
Hal ini sangat penting baik dalam komunikasi tatap muka maupun
komunikasi bermedia. Tanpa adanya pesan, maka kita tidak memiliki alasan
untuk melakukan komunikasi. Jika kita tidak dapat mengemas informasi
dengan baik, maka kita belum siap untuk memulai proses komunikasi.
3. Encoding
12
komunikasi. Kita dapat belajar apa yang berjalan dengan baik dan apa yang
tidak sehingga kita dapat berlaku secara efisien ketika kita melakukan
komunikasi di lain waktu.
8. Konteks (Context)
Yang dimaksud dengan konteks dalam proses komunikasi adalah situasi
dimana kita melakukan komunikasi. Konteks dapat berupa lingkungan dimana
kita berada dan dimana komunikate/penerima pesan berada, budaya organisasi,
dan berbagai unsur atau elemen seperti hubungan antara komunikator dan
komunikate. Komunikasi yang kita lakukan dengan rekan kerja bisa jadi tidak
sama jika dibandingkan dengan ketika kita berkomunikasi dengan atasan kita.
Sebuah konteks dapat membantu menentukan gaya kita berkomunikasi.
9. Gangguan (Noise)
Dalam proses komunikasi, gangguan atau interferensi dalam proses
encode atau decode dapat mengurangi kejelasan komunikasi. Gangguan dalam
proses komunikasi dapat berupa gangguan fisik seperti suara yang sangat
keras, atau perilaku yang tidak biasa. Gangguan dalam proses komunikasi juga
dapat berupa gangguan mental, gangguan psikologis, atau gangguan semantik.
Dalam proses komunikasi, gangguan dapat berupa segala sesuatu yang dapat
mengganggu dalam proses penerimaan, penafsiran, atau penyediaan umpan
balik tentang sebuah pesan.
10. Efek (Effect)
Yang dimaksud dengan efek dalam proses komunikasi adalah pengaruh
atau dampak yang ditimbulkan komunikasi yang dapat berupa sikap atau
tingkah laku komunikate/penerima pesan. Komunikasi dapat dikatakan
berhasil apabila sikap serta tingkah laku komunikate/penerima pesan sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh komunikator. Namun, apabila efek yang
15
bermaksud kasar pada orang yang dihadapinya. Begitu juga orang Betawi,
yang tidak jarang menunjuk dengan memajukan mulut, sambil berucap “ke
sono-no!”, beberapa suku Afrika yang menunjuk dengan mencibirkan bibir
bawah menganggap cara menunjuk Amerika sebagai kasar.
b. Gerakan Kepala
Dibeberapa Negara, anggukan kepala malah berarti “tidak” seperti di
Bulgaria, sementara isyarat “ya”di Negara itu adalah mengelengkan kepala.
Orang inggris, seperti orang Indonesia, menganggukan kepala bahwa mereka
mendengar dan menyetujui.
c. Postur Tubuh dan Posisi Kaki
Postur tubuh sering bersifat simbolik, seseorang cenderung mengapresiasi
berlebihan orang bertubuh tinggi dan seimbang. Banyak orang berusaha mati-
matian untuk mencapai postur tubuh yang ideal dengan mengontrol makanan,
berolahraga, mengonsumsi jamu atau obat, dan bahkan bedah plastik. Bahkan
cara duduk, berdiri dan berbaring dapat mengomunikasikan serangkaian
makna yang terbatas namun menarik.
Menjamurnya pusat pusat kebugaran diberbagai kota di Negara menunjukan
kecenderungan tersebut. Status seseorang juga dapat terlihat lewat cara ia
meletakan tangannya ketika berdiri dan berbicara dengan orang lain.
d. Ekspresi Wajah dan Tatapan Mata
Kontak mata punya dua fungsi dalam komunikasi antar pribadi. Pertama,
fungsi pengatur untuk memberi tahu orang lain apakah anda akan melakukan
hubungan dengan orang tersebut atau menghindarinya. Kedua fungsi ekpresif,
yaitu memberi tahu orang lain bagaimana perasaan anda terhadapnya. Tangan
dan lengan adalah transmisi utama dari bahasa tubuh, namun gerakan dari kaki
dan kepala juga penting. Mereka terkoordinasi secara dekat dengan cara
berbicara dengan komunikasi verbal. Kode-kode bahasa tubuh bisa
17
3) Karektaristik fisik
Suatu studi menunjukan bahwa daya tarik fisik merupakan salah satu ciri
penting dalam teori pribadi, meskipun bersikap implicit. Orang yang menarik
fisik secara ajen dinilai lebih pandai bergaul, luwes, tenang, hangat secara
seksual, menarik, responsive, persuasi dan berhasil dalam karir dari pada orang
yang tidak menarik. Ciri-ciri fisik seperti tinggi badan, warna kulit, warna
rambut dan gaya sisiran serta bentuk wajah juga mengandung pesan nonverbal.
Orang memberikan kesan mengenai orang lain berdasarkan ciri-ciri semuanya
ini dan bergantung pada aspek nonverbal.
5. Progsemik atau Penggunaan Ruangan Personal dan Sosial
Setiap budaya punya cara khas dalam mengkonseptualisasi ruang, baik
dalam rumah, di luar rumah maupun dalam hubungan dengan orang lain.
Edward T. Hall adalah antropolog yang menciptakan istilah progsemics
(proksemika) sebagai bidang studi yang menelaah persepsi manusia atas ruang
(pribadi dan sosial), cara manusia menggunakan ruang dan pengaruh ruang
terhadap komunikasi. Ada empat jarak yang biasanya digunakan yaitu jarak
akrab (50 cm) pembicaraan untuk dua sahabat dekat, jarak pribadi (50-125 cm)
yang terjadi secara sepintas atau kebetulan, jarak sosial (125 cm- 4 m) untuk
urusan bisnis dan jarak umum (lebih dari 4 m) mengenai apa saja.
6. Konsep Waktu
Waktu menentukan hubungan antara manusia, pola hidup manusia pada
waktu dipengaruhi oleh budaya. Waktu berhubungan erat dengan perasaan
manusia. Kronemika (cronemics) adalah studi dan interpretansi atas waktu
sebagai pesan bagaimana kita mempersiapkan dan memperlakukan. Waktu
sebagai simbolik menunjukan sebagai jati diri, siapa diri kita dan kesadaran
akan lingkungan.
7. Warna
20
memberikan petunjuk bagi kita untuk memberi penilaian. Setiap perilaku itu
mempunyai makna, masing-masing melakukan komunikasi.
2. Isyarat nonverbal bersifat kontekstual
Artinya pesan yang terkandung dalam isyarat non-verbal tergantung pada
konteksnya (tempat, waktu dan situasi). Mengedipkan mata pada seorang
wanita di bis kota dan dimeja poker beda maknanya. Kedipan di meja poker
akan mendapat uang banyak, kedipan di bis kota, sifatnya menggoda.
3. Isyarat nonverbal bersifat paket
Perilaku nonverbal, apakah itu gerakan tangan, mata, otot tubuh, biasanya
bersifat paket. Semua bagian tubuh biasanya berkerja sama untuk
komunikasikan makna tertentu. Misalnya, kita ingin mengetahui seseorang
sedang marah atau tidak, maka isyarat kita lihat adalah apakah kata-kata
verbalnya diikuti isyarat nonverbal, seperti tubuh dan wajah yang memegang,
dahi berkerut, dan sikap yang sedang siap untuk berkelahi.
4. Isyarat nonverbal dapat dipercaya
Hasil peneletian menunjukkan hampir selalu terdapat kekonsistenan
antara bahasa verbal dan nonverbal pun berdusta. Hasil penelitian para akhli
juga menemukan, biasanya orang berbohong saat berbicara, menggunakan
kata-kata lebih sedikit. Orang yang berbohong cenderung menggunakan jeda
(pause) yang lebih lama, sebelum menjawab pertanyaan. Ciri lain orang
berbohong, mereka yang menggunakan kata-kata yang konkret. Mereka
biasanya menggunakan istilah-istilah yang umum seperti, “Yah, seperti itulah”.
Mereka juga jarang menyebutkan namatempat atau nama orang secara spesifik.
Ciri lainnya adalah saat bicara sering menutup mulutnya dengan tangan yang
posisi ibu jarinya di pipi.
5. Isyarat nonverbal dikendalikan oleh aturan
22
jawaban. Dari komunikasi tersebut anda bisa mengetahui bahwa lawan bicara
anda sebenarnya sedang bersedih, namun tidak ingin menceritakan sebab
kesedihannya. Ilustrasi tersebut menandakan bahwa pesan nonverbal
cenderung lebih mudah diterima, karena kita bisa memahami ekspresi lawan
bicara kita dalam berkomunikasi sehingga kita bisa merasakan secara langsung
emosi dari lawan bicara.
3. Pesan nonverbal enyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari
penipuan, distorsi, dan kerancuan. Selain itu komunikasi nonverbal juga dapat
membuat kita terhindar dari kerancuan dan memperkecil kemungkinan untuk
tertipu oleh lawan bicara. Bahasa nonverbal kebanyakan adalah bahasa spontan
yang seringkali digunakan untuk melengkapi komunikasi verbal. Seseorang
bisa saja berkata “tidak” sambil menggelengkan kepalanya, namun ekspresi
tubuhnya justru mengatakan sebaliknya. Manusia cenderung lebih jujur
berkomunikasi melalui pesan nonverbal.
4. Pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan
untuk mencapai komunikasi berkualitas tingi.
5. Pesan nonverbal merupakan sarana sugesti yang tepat.
Maka dari itu, komunikasi verbal atau komunikasi yang disampaikan melalui
perkataan bukanlah satu satunya hal yang terpenting dalam berkomunikasi.
Kita juga harus memperhatikan pesan nonverbal yang disampaikan agar kita
dapat memahami lawan bicara sehingga terjadi komunikasi yang baik dan
terhindar dari salah paham dalam berkomunikasi.
I. HAMBATAN KOMUNIKASI NON VERBAL
Komunikasi nonverbal sangat penting bagi kebermaknaan suatu
komunikasi, namun sulit untuk dipelajari karena memiliki hambatan-hambatan
yaitu :
28
a. Jarak intim
Jarak dari mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah kaki. Biasanya jarak
ini untuk bercinta, melindungi, dan menyenangkan.
b. Jarak personal
Jarak yang menunjukkan perasaan masing – masing pihak yang berkomunikasi
dan juga menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan, jarak ini berkisar
antara satus etengah kaki sampai empat kaki.
c. Jarak sosial
Dalam jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran orang lain, karena itu
dalam jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan menekan orang
lain, keberadaannya terlihat dari pengaturan jarak antara empat kaki hingga dua
belas kaki.
d. Jarak publik
Jarak publik yakni berkisar antara dua belas kaki sampai tak terhingga.
6. Vokalik (Paralanguage)
Vokalik atau paralanguage adalah unsur non verbal dalam suatu ucapan,
yaitu cara berbicara. ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik.
Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara,
kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain itu,
penggunaan suara-suara pengisi seperti “mm”, “e”, “o”, “um”, saat berbicara
juga tergolong unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti
ini harus dihindari.
7. Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan
tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan
dan warna. Dalam komunikasi sehari-hari, 35% berupa komunikasi verbal dan
65% berupa komunikasi non-verbal.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Berdasarkan kseimpulan dari makalah, maka penulis memberikan saran
sebagai berikut:
1. Salam melakukan komunikasi non-verbal, komunikator harus
memerhatikan cara dan komponen yang ada agar pesan yang ingin
tersampaikan bisa tersampaikan dengan jelas dan akurat
2. Dalam melakukan komunikasi non-verbal, komunikator juga
memerlukan kecakapan dan cara melakukan komunikasi non-verbal
yang baik dan benar.
31
DAFTAR PUSTAKA
https://pakarkomunikasi.com/contoh-komunikasi-non-verbal-dalam-dunia-kerja
https://pakarkomunikasi.com/cara-komunikasi-non-verbal
https://khusnia.wordpress.com/pengantar-ilmu-komunikasi/07-komunikasi-
nonverbal/
https://pakarkomunikasi.com/manfaat-komunikasi-non-verbal-dalam-bisnis
https://nurularohmah.wordpress.com/2017/05/19/komunikasi-verbal-dan-non-
verbal/