Anda di halaman 1dari 36

KOMUNIKASI NON-VERBAL

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Perkantoran


Dosen pengampu : Drs. H. Alit Sarino, M.Si.

Oleh :

Aliza Dwi Riswanti 1703121

Dinda Arisa D. Permata 1705588

Ilham Mohammad F 1704543

Marisa Multika Cahya 1701424

Yulian Puspita Dewi 1702500

PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Komunikasi Non-verbal” ini.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Bandung, Juli 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan ................................................................................ 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 3

A. Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli.......................................... 3


B. Pengertian Komunikasi Non-Verbal Menurut Para Ahli ..................... 3

BAB 3 PEMBAHASAN ....................................................................................... 7

A. Pengertian Komunikasi Non-Verbal ..................................................... 7


B. Fungsi Komunikasi Non-Verbal ............................................................ 7
C. Komponen Komunikasi Non-Verbal ..................................................... 8
D. Klasifikasi Pesan Non-Verbal.............................................................. 13
E. Ciri-Ciri Komunikasi Non-Verbal ....................................................... 18
F. Manfaat Komunikasi Non-Verbal ....................................................... 20
G. Kelebihan dan Kekurangan Komunikasi Non-Verbal ......................... 23
H. Pentingnya Komunikasi Non-Verbal ................................................... 24
I. Hambatan Komunikasi Non-Verbal .................................................... 25

ii
J. Jenis-Jenis Komunikasi Non-Verbal ................................................... 26

BAB 3 PENUTUP ..................................................................................... 29

A. Kesimpulan .......................................................................................... 29
B. Saran .................................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini komunikasi adalah hal yang sangat dalam dunia baik pekerjaan,
pendidikan, maupun kehidupan sehari-hari. Dengan adanya komunikasi, semua
kegiatan baik itu pembelajaran, pekerjaan, dll bisa terselesaikan dengan baik.
Tidak sedikit juga dalamduni pekerjaan atau kantoran dibutuhkan komunikasi
yang benar-benar baik untuk menjalin relasi yang baik Antara atasan dan bawahan
maupun sesama teman di kantor

Komunikasi merupakan satu hal penting bagi jalannya suatu organisasi, dalam
penyampainnya, komunikator harus bisa menyampaikan pesan yang baik dan
benar juga spesifik dan jelas kepada komunikan agar apa yang dimaksud oleh
komunikator bisa tersampaikan dengan jelas kepada seorang komunikan. Karena
biasanya dalam komunikasi yang terjalin Antara komunikator dan komunikan
selalu ada persepsi yang berbeda Antara keduanya, jadi seorang komunikator
harus bisa menyampaikan pesannya kepada komunikan secara jelas dan akurat

Dalam komunikasi ada yang disebit komunikasi non-verbal, komunikasi non-


verbal adalah proses komunikasi dimana pesan yang disampaikan tidak
menggunakan kata-kata. Komunikasi ini sering kita sebut dengan isyarat. Isyarat
yang biasanya tubuh kita lakukan untuk berkomunikasi, seperti lirikan mata,
kedipan, sentuhan, dan lain-lain.

Komunikasi non-verbal juga sering digunakan dalam jalannya sebuah organisasi,


tidak hanya komunikasi verbal saja. Komunikasi non-verbal juga sangat penting
digunakan dalam sebuah organisasi.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari komunikasi non-verbal?
2. Apa saja fungsi dari komunikasi non-verbal?
3. Apa saja komponen dari komunikasi non-verbal?
4. Apa saja klasifikasi pesan non-verbal?
5. Apa saja ciri-ciri komunikasi non-verbal?
6. Apa saja manfaat dari komunikasi non-verbal?
7. Apa saja jenis-jenis dari komunikasi non-verbal?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari komunikasi non-verbal
2. Untuk mengetahui fungsi dari komunikasi non-verbal
3. Untuk mnegetahui semua komponen dari komunikasi non-verbal
4. Untuk mengetahui klasifikasi dari komunikasi non-verbal
5. Untuk mengetahui ciri-ciri dari komunikasi non-verbal
6. Untuk mnegetahui manfaat dari komunikasi non-verbal
7. Untuk mengetahui jenis-jenis dari komunikasi non-verbal
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan
pembaca tentang apa dan betapa pentingnya komunikasi non-verbal
2. Manfaat penulisan makalah ini yang kedua adalah untuk memberitahu
pembaca tentang urgensi komunikasi non-verbal dan apa yang ada di
dalamnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Komunikasi menurut para ahli


1. Pengertian Komunikasi Menurut Achmad S. Ruki

Menurut Achmad S. Ruky, komunikasi merupakan proses pemindahan dan


pertukaran pesan, dimana pesan ini dapat berbentuk fakta, gagasan, perasaan,
data atau informasi dari seseorang kepada orang lain. Proses ini dilakukan
dengan tujuan untuk mempengaruhi dan/ atau mengubah informasi yang
dimiliki serta tingkah laku orang yang menerima pesan tersebut.

2. Pengertian Komunikasi Menurut Anderson

Mernurut Anderson, komunikasi merupakan proses yang dinamis. Proses


ini secara konstan berubah sesuai dengan situasi yang berlaku.

3. Pengertian Komunikasi Menurut Anwar Arifin

Komunikasi menurut Anwar Arifin merupakan sebuah konsep multi makna.


Dalam makna sosial, komunikasi merupakan proses sosial yang berkaitan
dengan kegiatan manusia dan kaitannya dengan pesan dan prilaku.

4. Pengertian Komunikasi Menurut Skinner

Menurut BF. Skinner komunikasi dapat didefinisikan sebagai prilaku verbal


atau simbolik dimana pengirimnya berusaha mendapatkan efek yang
dikehendakinya dari penerima.

B. Pengertian Komunikasi non-verbal menurut Para Ahli


1. Pengertian Komunikasi non-verbal menurut Adityawarman

3
4

Adityawarman adalah salah satu ilmuwan Indonesia yang memberikan


gagasannya mengenai komunikasi nonverbal. Menurutnya, komunikasi
nonverbal merupakan suatu komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata.
Dengan kata lain, terdapat bentuk pesan lain yang disampaikan kepada
komunikan oleh komunikator, dan hal tersebut bukanlah kata-kata. Dalam
komunikasi langsung, ketika bertatap muka misalnya, maka ucapan atau suara
yang dikeluarkan oleh pembicara merupakan bagian dari komunikasi verbal,
sementara pandangan wajah, fokus mata, mimik wajah, dan lain sebagainya
merupakan bagian dari komunikasi nonverbal.

2. Pengertian Komunikasi non-verbal menurut Resberry

Bagi Resberry, komunikasi nonverbal adalah suatu tindakan dan perilaku


manusia yang memiliki makna. Pengertian ini sangat luas, karena setiap
perilaku atau tindakan kita, bisa jadi mengandung makna tertentu yang bahkan
tidak kita sadari akan tetapi dipersepsi oleh orang lain.

3. Pengertian Komunikasi non-verbal menurut Atep Adya Barata

Komunikasi nonverbal menurut Atep Adya Barata adalah suatu jenis


komunikasi yang diungkapkan lewat objek di setiap kategori lainnya
(the object language), komunikasi yang menggunakan gerak (gesture)
sebagai sinyal (sign language), serta komunikasi melalui tindakan atau
gerakan tubuh manusia (action language). Pengertian Atep ini lebih
sebenarnya secara tidak langsung menunjukkan kategori-kategori atau jenis-
jenis dari komunikasi nonverbal, seperti gestur, aksi, objek, dan lain
sebagainya.

4. Pengertian Komunikasi non-verbal menurut Agus M. Hardjana


5

Pengertian komounikasi nonverbal menurut Drs. Agus M. Hardjana, M.Sc.,


Ed., adalah sebuah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk non
verbal, yaitu tanpa kata-kata. Pengertian ini identik dengan pengertian yang
dijelaskan oleh Adityawarman di atas. Keduanya sama-sama menekankan
bahwa komunikasi nonverbal menggunakan pesan yang bukan dalam bentuk
kata-kata, walaupun tidak dijelaskan lebih lanjut apa saja kategori yang dapat
dianggap sebagai “nonverbal” itu sendiri.

5. Pengertian Komunikasi non-verbal menurut Mark L. Knapp

Komunikasi nonverbal dalam pandangan Mark L Knapp adalah semua


peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Dengan kata lain,
komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan di luar
kata-kata baik dari ucapan ataupun tulisan. Pengertian ini, seperti yang sudah
kamu duga, agaknya sama dengan pengertian yang telah kita bahas di atas
yaitu dari Adityawarman dan juga Agus Hardjana. Dengan demikian dapat
diartikan bahwa secara umum elemen ketiadaan pesan teks baik terucap
ataupun tertulis adalah salah satu ciri komunikasi nonverbal.

6. Pengertian Komunikasi non-verbal menurut Hudjana

Salah satu ilmuwan komunikasi Indonesia, Hudjana, mendefinisikan


komunikasi nonverbal sebagai suatu proses penciptaan dan pertukaran pesan
yang tidak menggunakan kata-kata, seperti komunikasi yang menggunakan
gerakan tubuh, sikap, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak, dan juga
sentuhan. Pengertian ini nampaknya menambahi wawasan kita tentang ruang
lingkup dari “nonverbal” yang dijelaskan oleh Hudjana melingkupi gerakan
tubuh, sikap, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak serta sentuhan,
6

7. Pengertian Komunikasi non-verbal menurut Sasa Djuarsa


Sendjaja

Sementara itu menurut Sasa Djuarsa Sendjaja, komunikasi nonverbal adalah


komunikasi yang menggunakan pesan-pesan yang diekspresikan dengan
sengaja atau tidak sengaja melalui gerakan, tindakan, perilaku atau suara-
suara atau vokal yang berbeda dari penggunaan kata-kata dalam bahasa.
Agaknya pengertian ini kembali mempertegas bahwa komunikasi nonverbal
jelas tidak melibatkan pesan dalam bentuk ucapan ataupun tulisan.

8. Pengertian Komunikasi non-verbal menurut Judee K. Burgon &


Thomas J. Saine
Dalam pandangan Judee dan Thomas, komunikasi nonverbal merupakan
tindakan-tindakan manusia yang secara sengaja dikirimkan dan
diintepretasikan seperti tujuannya dan memiliki potensi akan adanya umpan
balik dari si penerima pesan tersebut. Dari pengertian ini terdapat syarat
kesengajaan dalam suatu proses komunikasi nonverbal. Artinya, suatu proses
pertukaran informasi yang tidak disengaja meskipun dilakukan dengan
simbol-simbol nonverbal, dalam pengertian ini tidak dapati dihitung sebagai
suatu komunikasi nonverbal.
7
BAB III
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI NONVERBAL


Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa
komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Komunikasi
nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak
menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah
menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata,
penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-
simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara,
gaya emosi, dan gaya berbicara.
Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi
"tidak menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi
non-verbal dengan komunikasi non lisan. Contohnya, bahasa isyarat dan
tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan
kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi
nonverbal. Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi bawah
sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal ataupun nonverbal.

B. FUNGSI KOMUNIKASI NONVERBAL


Komunikasi nonverbal dapat menjalankan fungsi penting. Periset
nonverbal mengindentifikasi enam fungsi utama (Ekman, 1965; Knapp, 1978).
1. Untuk menekankan
Kita menggunakan komunikasi nonverbal untuk menonjolkan atau
menekankan bagian dari pesan verbal. Misalnya saja, mungkin tersenyum

8
untuk menekankan kata atau ungkapan tertentu, atau dapat memukulkan tangan
ke meja untuk menekankan suatu hal tertentu.

9
10

2. Untuk melengkapi atau Complement


Untuk memperkuat warna atau sikap umum yang dikomunikasikan oleh
pesan verbal. Jadi, anda mungkin tersenyum ketika menceritakan kisah lucu
atau menggeleng-gelengkan kepala ketika menceritakan ketidak jujuran
seseorang.
3. Untuk menunjukkan kontradiksi
Kita secara sengaja mempertentangkan pesan verbal kita dengan gerakan
nonverbal. Contohnya anda dapat menyilangkan jari anda atau mengedipkan
mata untuk menunjukkan bahwa apa yang anda katakan tidak benar.
4. Untuk mengulangi atau repetisi
Kita dapat mengulangi atau merumuskan ulang makna dari pesan verbal.
Misalnya, anda dapat menyertai pernyataan verbal “apa benar?” dengan
mengangkat alis mata anda atau anda dapat menggerakkan kepala atau tangan
untuk mengulangi pesan verbal “ayo kita pergi”
5. Untuk menggantikan atau subtitusi
Komunkasi nonverbal juga dapat menggantikan pesan verbal. Misalnya,
“oke” dengan tangan anda tanpa berkata apa-apa. Anda dapat menganggukan
kepala untuk mengatakan “iya” atau menggelengkan kepala untuk mengatakan
“tidak”.

C. KOMPONEN KOMUNIKASI NONVERBAL


1. Komunikator /Sumber/Pengirim Pesan (Communicator/Source/Sender)
Dalam proses komunikasi, yang menjadi sumber komunikasi adalah
sender atau pengirim pesan. Komunikator adalah seseorang yang mengirimkan
pesan. Terdapat beberapa faktor dalam diri komunikator yang menentukan
efektivitas komunikasi yaitu sikap komunikator dan pemilihan berbagai simbol
yang penuh makna. Yang dimaksud dengan sikap komunikator adalah bahwa
11

komunikator harus memiliki sikap yang positif. Sementara itu, yang dimaksud
dengan pemilihan berbagai simbol yang penuh makna yang dilakukan oleh
komunikator adalah bahwa pemilihan simbol-simbol yang tepat bergantung
pada siapa yang menjadi khalayak sasaran dan bagaimana situasi lingkungan
komunikasi.
Dengan demikian, untuk menjadi komunikator yang baik, terdapat beberapa
hal yang harus kita pertimbangkan, diantaranya adalah sebagai berikut.
1) Kita harus mengenali siapa yang menjadi komunikate/penerima
pesan/khalayak sasaran.
2) Pesan yang akan kita kirimkan kepada komunikate/penerima pesan/khalayak
sasaran harus jelas.
3) Kita juga harus memahami mengapa kita mengirimkan pesan kepada
komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran.
4) Hasil apakah yang kita harapkan.
2. Pesan (Message)
Yang dimaksud dengan pesan adalah informasi yang akan kita kirimkan
kepada komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran. Pesan yang kita
kirimkan dapat berupa pesan-pesan verbal maupun pesan nonverbal. Agar
pesan menjadi efektif, maka komunikator harus memahami sifat dan profil
komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran, kebutuhan khalayak sasaran,
serta harapan dan kemungkinan respon yang diberikan oleh
komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran terhadap pesan yang dikirimkan.
Hal ini sangat penting baik dalam komunikasi tatap muka maupun
komunikasi bermedia. Tanpa adanya pesan, maka kita tidak memiliki alasan
untuk melakukan komunikasi. Jika kita tidak dapat mengemas informasi
dengan baik, maka kita belum siap untuk memulai proses komunikasi.
3. Encoding
12

Encoding adalah proses mengambil pesan dan mengirim pesan ke dalam


sebuah bentuk yang dapat dibagi dengan pihak lain. Informasi yang akan
disampaikan harus dapat di-encode atau dipersiapkan dengan baik. Sebuah
pesan harus dapat dikirimkan dalam bentuk dimana komunikate/penerima
pesan/khalayak sasaran mampu melakukan decode atau pesan tidak akan dapat
dikirimkan.
Untuk dapat melakukan encode sebuah pesan, maka kita sebagai
komunikator harus memikirkan apa yang komunikate/penerima
pesan/khalayak sasaran butuhkan agar dapat memahami atau melakukan
decode sebuah pesan. Kita harus menggunakan bahasa yang dapat dengan
mudah dimengerti dan konteks yang dikenal baik oleh komunikate/penerima
pesan/khalayak sasaran. Orang yang melakukan encode disebut dengan
encoder.
4. Media atau Saluran Komunikasi (Channel)
Media atau saluran komunikasi adalah media atau berbagai media yang
kita gunakan untuk mengirimkan pesan. Jenis pesan yang kita miliki dapat
membantu kita untuk menentukan media atau saluran komunikasi yang akan
kita gunakan. Yang termasuk ke dalam media atau saluran komunikasi adalah
kata-kata yang diucapkan, kata-kata yang tercetak, media elektronik, atau
petunjuk nonverbal. Dalam komunikasi modern, yang dimaksud media atau
saluran komunikasi sebagian besar merujuk pada media komunikasi massa
seperti radio, televisi, dan lain-lain serta internet sebagai media komunikasi.
Pemilihan media atau saluran komunikasi yang tepat dapat menentukan sukses
tidaknya komunikasi yang kita lakukan.
5. Decoding
Decoding terjadi ketika komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran
menerima pesan yang telah dikirimkan. Dibutuhkan keterampilan komunikasi
13

untuk melakukan decode sebuah pesan dengan baik, kemampuan membaca


secara menyeluruh, mendengarkan secara aktif, atau menanyakan atau
mengkonfirmasi ketika dibutuhkan. Jika sebagai komunikator kita menemui
orang yang mengalami kesulitan atau kelemahan dalam keterampilan
komunikasi, maka kita perlu untuk mengirim ulang pesan dengan cara berbeda.
Atau, kita dapat membantu komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran
untuk memahami pesan dengan cara memberikan informasi tambahan yang
bersifat menjelaskan atau mengklarifikasi. Orang yang menerima pesan
disebut dengan decoder.
6. Komunikate/Penerima pesan (Communicatee/Receiver)
Komunikasi tidak akan terjadi tanpa kehadiran komunikate/penerima
pesan. Ketika komunikate/penerima pesan menerima sebuah pesan, maka ia
akan menafsirkan pesan, dan memberikan makna terhadap pesan yang
diterima. Komunikasi dapat dikatakan berhasil manakala
komunikate/penerima pesan/ menerima pesan sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh komunikator (Baca juga : Komunikasi Asertif).
7. Umpan Balik (Feedback)
Apapun media atau saluran komunikasi yang digunakan untuk
mengirimkan pesan, kita dapat menggunakan umpan balik untuk membantu
kita menentukan sukses tidaknya komunikasi yang kita lakukan. Jika kita
berada dalam komunikasi tatap muka dengan komunikate/penerima pesan,
maka kita dapat membaca bahasa tubuh dan memberikan pertanyaan untuk
memastikan pemahaman. Jika kita berkomunikasi secara tertulis maka kita
dapat mengetahui sukses tidaknya komunikasi melalui respon atau tanggapan
yang kita peroleh dari komunikate/penerima pesan.
Dalam beberapa kasus, umpan balik memiliki peran yang tak ternilai
dalam membantu kita sebagai komunikator untuk memperbaiki keterampilan
14

komunikasi. Kita dapat belajar apa yang berjalan dengan baik dan apa yang
tidak sehingga kita dapat berlaku secara efisien ketika kita melakukan
komunikasi di lain waktu.
8. Konteks (Context)
Yang dimaksud dengan konteks dalam proses komunikasi adalah situasi
dimana kita melakukan komunikasi. Konteks dapat berupa lingkungan dimana
kita berada dan dimana komunikate/penerima pesan berada, budaya organisasi,
dan berbagai unsur atau elemen seperti hubungan antara komunikator dan
komunikate. Komunikasi yang kita lakukan dengan rekan kerja bisa jadi tidak
sama jika dibandingkan dengan ketika kita berkomunikasi dengan atasan kita.
Sebuah konteks dapat membantu menentukan gaya kita berkomunikasi.
9. Gangguan (Noise)
Dalam proses komunikasi, gangguan atau interferensi dalam proses
encode atau decode dapat mengurangi kejelasan komunikasi. Gangguan dalam
proses komunikasi dapat berupa gangguan fisik seperti suara yang sangat
keras, atau perilaku yang tidak biasa. Gangguan dalam proses komunikasi juga
dapat berupa gangguan mental, gangguan psikologis, atau gangguan semantik.
Dalam proses komunikasi, gangguan dapat berupa segala sesuatu yang dapat
mengganggu dalam proses penerimaan, penafsiran, atau penyediaan umpan
balik tentang sebuah pesan.
10. Efek (Effect)
Yang dimaksud dengan efek dalam proses komunikasi adalah pengaruh
atau dampak yang ditimbulkan komunikasi yang dapat berupa sikap atau
tingkah laku komunikate/penerima pesan. Komunikasi dapat dikatakan
berhasil apabila sikap serta tingkah laku komunikate/penerima pesan sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh komunikator. Namun, apabila efek yang
15

diharapkan oleh komunikator dari komunikate/penerima pesan tidak sesuai


maka dapat dikatakan komunikasi menemui kegagalan.
Menurut Soeganda Priyatna (2004 : 13), efek yang ditimbulkan dari proses
komunikasi dapat kita lihat dari adanya pendapat pribadi, pendapat publik,
ataupun pendapat mayoritas.
1) Pendapat pribadi adalah dampak yang ditimbulkan dari komunikasi dan dapat
berupa sikap atau pendapat yang diberikan oleh komunikate/penerima pesan
tentang masalah tertentu.
2) Pendapat publik atau pendapat umum adalah suatu penilaian sosial tentang hal
yang penting dan memiliki arti sebagai hasil dari tukar pikiran yang dilakukan
oleh setiap individu secara sadar dan rasional. Pendapat publik umumnya
ditujukan untuk mobilisasi massa.
3) Pendapat mayoritas adalah pendapat terbanyak dalam masyarakat atau publik.

D. KLASIFIKASI PESAN NONVERBAL


1. Kinesik atau Gerak Tubuh
Bidang yang menelaah bahasa tubuh adalah kinesika ( kinesics), suatu
istilah yang diciptakan seorang perintis studi bahasa nonverbal, Ray L.
Birdwhistell. Setiap anggota tubuh seperti wajah (termasuk senyuman dan
pandangan mata), tangan, kepala, kaki dan bahkan tubuh secara keseluruhan
dapat digunakan sebagai isyarat simbolik. Karena dalam hidup, semua anggota
badan senantiasa bergerak.
a. Isyarat Tangan
Penggunaan isyarat tangan dan maknanya jelas berlainan dari budaya ke
budaya. Meskipun dibeberapa Negara, telunjuk digunakan untuk menunjukkan
sesuatu, hal itu tidak sopan di Indonesia. Tentu saja ada pengecualian, misalnya
orang Batak dan orang Amerika, biasa menunjuk dengan telunjuk tanpa
16

bermaksud kasar pada orang yang dihadapinya. Begitu juga orang Betawi,
yang tidak jarang menunjuk dengan memajukan mulut, sambil berucap “ke
sono-no!”, beberapa suku Afrika yang menunjuk dengan mencibirkan bibir
bawah menganggap cara menunjuk Amerika sebagai kasar.
b. Gerakan Kepala
Dibeberapa Negara, anggukan kepala malah berarti “tidak” seperti di
Bulgaria, sementara isyarat “ya”di Negara itu adalah mengelengkan kepala.
Orang inggris, seperti orang Indonesia, menganggukan kepala bahwa mereka
mendengar dan menyetujui.
c. Postur Tubuh dan Posisi Kaki
Postur tubuh sering bersifat simbolik, seseorang cenderung mengapresiasi
berlebihan orang bertubuh tinggi dan seimbang. Banyak orang berusaha mati-
matian untuk mencapai postur tubuh yang ideal dengan mengontrol makanan,
berolahraga, mengonsumsi jamu atau obat, dan bahkan bedah plastik. Bahkan
cara duduk, berdiri dan berbaring dapat mengomunikasikan serangkaian
makna yang terbatas namun menarik.
Menjamurnya pusat pusat kebugaran diberbagai kota di Negara menunjukan
kecenderungan tersebut. Status seseorang juga dapat terlihat lewat cara ia
meletakan tangannya ketika berdiri dan berbicara dengan orang lain.
d. Ekspresi Wajah dan Tatapan Mata
Kontak mata punya dua fungsi dalam komunikasi antar pribadi. Pertama,
fungsi pengatur untuk memberi tahu orang lain apakah anda akan melakukan
hubungan dengan orang tersebut atau menghindarinya. Kedua fungsi ekpresif,
yaitu memberi tahu orang lain bagaimana perasaan anda terhadapnya. Tangan
dan lengan adalah transmisi utama dari bahasa tubuh, namun gerakan dari kaki
dan kepala juga penting. Mereka terkoordinasi secara dekat dengan cara
berbicara dengan komunikasi verbal. Kode-kode bahasa tubuh bisa
17

mengindikasikan bangkitnya emosi secara umum atau kondisi emosional yang


spesifik.
2. Sentuhan (Haptiks)
Studi tentang sentuh – menyentuh di sebut haptika (haptics), seperti foto,
adalah suatu prilaku nonverbal yang multi makna, dapat menggantikan seribu
kata.
Menurut Heslin terdapat lima kategori sentuhan yang merupakan sesuatu
rentang dari yang sangat impresional hingga yang sangat personal. Kategori-
kategosi tersebut adalah :
1) Fungsional-professional. Disini sentuhan bersifat “dingin” dan berorentasi
bisnis, misalnya pelayan toko membantu pelanggan memilih pakaian.
2) Sosial-sopan. Prilaku dalam situasi ini membangun dan memperteguh
pengharapan, aturan dan praktik sosial yang berlaku, misalnya berjabat tangan.
3) Persahabatan-kehangatan. Kategori ini meliputi setiap sentuhan yang
menandakan afeksi atau hubungan yang akrab, misalkan dua orang yang saling
merangkul setelah mereka lama berpisah.
4) Cinta. Kategori ini merujuk kepada sentuhan yang menyatakan ketertarikan
emosional.
3. Paralinguistik atau Suara
Parabahasa atau vokalia (vokalis), merujuk aspek-aspek suara selain
ucapan yang dapat dipahami misalnya kecepatan berbicara berupa tinggi atau
rendah, intensitas (volume), suara, intonasi, dialek, suara terputus putus, suara
yang getar, suitan, siulan, tawa, tangisan, gerutuan, gumaman, desahan, dan
sebagainya. Setiap karakteristik suara ini mengkomunitaskan emosi dan
pikiran seseorang. Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang
berhubungan dengan cara mengucapkan pesan verbal, satu pesan yang sama
dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan secara berbeda.
18

Mehrabian dan Ferris menyebutkan bahwa parabahasa adalah hal


terpenting kedua setelah ekspresi wajah dalam menyampaikan perasaan atau
emosi. Menurut formula mereka, parabahasa punya andil 38% dari keseluruhan
impak pesan. Oleh karena ekspresi wajah punya andil 55% dari keseluruhan
impak pesan, dan lebih dari 90% isi emosionalnya ditentukan secara nonverbal.
4. Penampilan fisik
Bagaimana cara seseorang berpakaian, warna, model pakaian, menyisir
rambut, merupakan unsur-unsur tampilan yang menunjukkan sebuah pesan.
Simbol nonverbal seperti ini erat kaitannya dengan penilaian budaya. Setiap
orang punya persepsi mengenai penampakan fisik seseorang, baik itu
busananya (model, kualitas bahan, warna) dan juga ornament lain yang dipakai
seperti kacamata, sepatu, tas, jam tangan, kalung, gelang, cicin, anting-anting,
dan sebagainya. Seringkali orang juga memberi makna tertentu pada
karakteristik fisik orang yang bersangkutan, seperti bentuk wajah, warna kulit,
model rambut, dan sebagainya.
1) Busana
Nilai-nilai agama, kebiasaan, tuntutan lingkungan yang tertulis atau tidak
tertulis nilai kenyamanan dan tujuan pencitraan semua itu mempengaruhi dari
cara kita berdandan. Banyak subkultural atau komunitas mengenakan busana
yang khas sebagai simbol keanggotaan mereka dalam kelompok tersebut,
sebagian orang berpandangan bahwa pilihan atas pakaian mencerminkan
kepribadiannya.
2) Bau-bauan
Bau-bauan terutama yang menyenangkan (wewangian, seperti parfum)
telah berabad -abad digunakan orang untuk menyampaikan pesan mirip cara
yang dilakukan hewan. Perbedaan persepsi atas bau-bauan dapat menimbulkan
kesalah pahaman ketika orang berbeda budaya berkomunikasi.
19

3) Karektaristik fisik
Suatu studi menunjukan bahwa daya tarik fisik merupakan salah satu ciri
penting dalam teori pribadi, meskipun bersikap implicit. Orang yang menarik
fisik secara ajen dinilai lebih pandai bergaul, luwes, tenang, hangat secara
seksual, menarik, responsive, persuasi dan berhasil dalam karir dari pada orang
yang tidak menarik. Ciri-ciri fisik seperti tinggi badan, warna kulit, warna
rambut dan gaya sisiran serta bentuk wajah juga mengandung pesan nonverbal.
Orang memberikan kesan mengenai orang lain berdasarkan ciri-ciri semuanya
ini dan bergantung pada aspek nonverbal.
5. Progsemik atau Penggunaan Ruangan Personal dan Sosial
Setiap budaya punya cara khas dalam mengkonseptualisasi ruang, baik
dalam rumah, di luar rumah maupun dalam hubungan dengan orang lain.
Edward T. Hall adalah antropolog yang menciptakan istilah progsemics
(proksemika) sebagai bidang studi yang menelaah persepsi manusia atas ruang
(pribadi dan sosial), cara manusia menggunakan ruang dan pengaruh ruang
terhadap komunikasi. Ada empat jarak yang biasanya digunakan yaitu jarak
akrab (50 cm) pembicaraan untuk dua sahabat dekat, jarak pribadi (50-125 cm)
yang terjadi secara sepintas atau kebetulan, jarak sosial (125 cm- 4 m) untuk
urusan bisnis dan jarak umum (lebih dari 4 m) mengenai apa saja.
6. Konsep Waktu
Waktu menentukan hubungan antara manusia, pola hidup manusia pada
waktu dipengaruhi oleh budaya. Waktu berhubungan erat dengan perasaan
manusia. Kronemika (cronemics) adalah studi dan interpretansi atas waktu
sebagai pesan bagaimana kita mempersiapkan dan memperlakukan. Waktu
sebagai simbolik menunjukan sebagai jati diri, siapa diri kita dan kesadaran
akan lingkungan.
7. Warna
20

Sering seseorang mengunakan warna untuk menunjukan suasana


emosional, cita, rasa, afiliasi politik dan bahkan mungkin meyakinkan agama.
Dalam tiap budaya terdapat konvensi tidak tertulis mengenai warna pakaian
yang layak dipakai ataupun tidak. Seperti halnya kaum wanita umumnya lebih
bebas memilih warna pakaian dari pada pria. Hingga derajat tertentu antara
warna tampaknya ada hubungan antara warna yang digunakan dengan kondisi
fisiologi dan psikologis manusia.
Menurut Johson, perilaku nonverbal memiliki beberapa ciri sebagai berikut:
1. Merupakan kebiasaan yang bersifat otomatis dan jarang disadari.
2. Berfungsi mengungkapkan perasaan yang sebenarnya, kendatipun dengan
kata-kata seseorang berusaha menyembunyikannya.
3. Sarana utama untuk mengungkapkan emosi
4. Memiliki makna yang berlainan pada berbagai lingkungan budaya yang
berbeda.
5. Memiliki makna yang berbeda dari satu orang kepada orang lain, atau pada
orang yang sama namun berlainan waktu.

E. CIRI-CIRI KOMUNIKASI NONVERBAL


1. Isyarat nonverbal bersifat komunikatif
Dalam satu interaksi, setiap perilaku nonverbal selalu
mengkomunikasikan sesuatu. Dengan kata lain,kita tidak mungkin tidak
bertingkah laku, contoh diam. Saat diam, kita juga sudah mengkomunikasikan
sesuatu, duduk diam mendengarkan musik. Apa yang sedang dilakukan atau
tidak dilakukan, sengaja atau tidak sengaja, di situ ada pesan yang dapat dibaca
atau ditafsirkan oleh orang lain. Devito menyebutkan gerakan otot di sekitar
mata, tingkat kontak mata, atau cara mereka saling memandang, semua
21

memberikan petunjuk bagi kita untuk memberi penilaian. Setiap perilaku itu
mempunyai makna, masing-masing melakukan komunikasi.
2. Isyarat nonverbal bersifat kontekstual
Artinya pesan yang terkandung dalam isyarat non-verbal tergantung pada
konteksnya (tempat, waktu dan situasi). Mengedipkan mata pada seorang
wanita di bis kota dan dimeja poker beda maknanya. Kedipan di meja poker
akan mendapat uang banyak, kedipan di bis kota, sifatnya menggoda.
3. Isyarat nonverbal bersifat paket
Perilaku nonverbal, apakah itu gerakan tangan, mata, otot tubuh, biasanya
bersifat paket. Semua bagian tubuh biasanya berkerja sama untuk
komunikasikan makna tertentu. Misalnya, kita ingin mengetahui seseorang
sedang marah atau tidak, maka isyarat kita lihat adalah apakah kata-kata
verbalnya diikuti isyarat nonverbal, seperti tubuh dan wajah yang memegang,
dahi berkerut, dan sikap yang sedang siap untuk berkelahi.
4. Isyarat nonverbal dapat dipercaya
Hasil peneletian menunjukkan hampir selalu terdapat kekonsistenan
antara bahasa verbal dan nonverbal pun berdusta. Hasil penelitian para akhli
juga menemukan, biasanya orang berbohong saat berbicara, menggunakan
kata-kata lebih sedikit. Orang yang berbohong cenderung menggunakan jeda
(pause) yang lebih lama, sebelum menjawab pertanyaan. Ciri lain orang
berbohong, mereka yang menggunakan kata-kata yang konkret. Mereka
biasanya menggunakan istilah-istilah yang umum seperti, “Yah, seperti itulah”.
Mereka juga jarang menyebutkan namatempat atau nama orang secara spesifik.
Ciri lainnya adalah saat bicara sering menutup mulutnya dengan tangan yang
posisi ibu jarinya di pipi.
5. Isyarat nonverbal dikendalikan oleh aturan
22

Ada beberap aturan-aturan yang berlaku dalam proses nonverbal. Hanya


memiliki kedudukan lebih tinggi yang boleh menyentuh pundak. Misal seorang
direktur menyentuh pundak bawahannya, bukan bawahannya yang menyentuh
pundak direkturnya, risikonya akan dipecat. Selain itu, bila atasannya ingin
berdiri di dekat bawahannya, maka posisinya cenderung lebih dekat dibanding
bila sang bawahan yang memiliki keinginan untuk mendekat, pasti jarak
bawahan lebih jauh.
6. Isyarat nonverbal bersifat metakomunikasi
Antara pesan yang satu dengan pesan yang lain (baik isyarat verbal dengan
isyarat nonverbal, atau isyarat nonverbal dengan isyarat nonverbal) saling
berhubungan, saling mengkomunikasikan, dan saling menguatkan. Misalnya,
seorang sales sedang menawarkan produknya kepada calon customer-nya. Ia
tidak hanya berkomunikasi secara verbal, tetapi juga berkomunikasi nonverbal.
Kata-katanya, penampilan tubuh, gaya rambut, cara berpakaian, jam
tangan,dan cara berjalan, semua mengkomunikasikan dirinya serta produk
yang ditawarkan.
F. MANFAAT KOMUNIKASI NONVERBAL
Adapun manfaat penggunaan komunikasi non verbal dalam bisnis,
sebagai berikut:
1. Efisien
Komunikasi non verbal sangatlah penting artinya bagi pengirim dan
penerima pesan, karena sifatnya yang efisien. Suatu pesan non verbal dapat
disampaikan tanpa harus berpikir panjang dan komunikan juga dapat
memahami makna pesan dengan cepat. Misalnya, jabat tangan sebagai tanda
salam formal dalam dunia bisnis.
2. Dapat menafsirkan maksud maupun sikap mereka secara lebih akurat
23

Jika seseorang dapat belajar membaca pesan-pesan non verbal yang


disampaikan orang lain, maka ia akan dapat menafsirkan maksud maupun
sikap mereka secara lebih akurat. Misalnya, ketika para karyawan merasa
kecewa maka bisa dilihat dari menurunnya semangat kerja seperti sering absen
kerja, dan lain sebagainya.
3. Dapat membantu menentukan kredibilitas dan potensi kepemimpinan
seseorang
Jika seseorang dapat belajar mengelola kesan yang telah dibuat dengan
bahasa isyarat, ekspresi wajah, suara dan penampilan maka seseorang tersebut
akan dapat melakukan komunikasi dengan baik. Dengan kata lain, seorang
manajer (pemimpin) sekaligus harus dapat menjadi komunikator yang baik. Ia
harus mengetahui bagaimana menyampaikan pesan-pesan bisnisnya kepada
para bawahannya.
4. Kesahihannya (Rebilitas)
Salah satu manfaat lainnya komunikasi non verbal dalam bisnis adalah
kesahihannya (reabilitas). Hal ini berkaitan dengan tingkat kepercayaan yang
tinggi terhadap kebenaran pesan-pesan yang disampaikan dengan
menggunakan bahasa isyarat.
5. Mudah mendeteksi kecurangan atau kejujuran orang lain
Dengan memperhatikan komunikasi non verbal, seseorang dapat
mendeteksi kecurangan atau kejujuran orang lain. Tidak heran bila seseorang
lebih percaya pada pesan-pesan yang disampaikan melalui komunikasi non
verbal daripada pesan-pesan yang disampaikan melalui komunikasi verbal.
Orang yang curang dapat menutupi dengan berbagai argument tetapi ia tidak
dapat menutupi gerak-gerik tubuhnya yang gelisah dan ekspresi wajahnya.
6. Sulit dimanipulasi
24

Ketika klien, mitra bisnis, dan konsumen mendengar berita


menyenangkan maka ekspresi wajahnya nampak ceria dan berseri-seri. Begitu
pula sebaliknya, jika klien, mitra bisnis, dan konsumen mendengar berita yang
kurang menyenangkan maka ekspresi wajahnya akan dengan mudah berubah
menjadi murung dan terlihat tidak bersemangat.
7. Meregulasi perilaku verbal
Sikap memberitahu atau menandakan suatu keadaan atau waktu seperti
ketika di dalam sebuah meeting atau rapat diskusi, merapihkan alat-alat kantor,
dan mulai membereskan sebagai tanda bahwa waktu meeting atau rapat diskusi
sudah selesai.
8. Mengatur
Komunikasi non verbal memberikan penekanan khusus dalam mengatur
pesan yang disampaikan, sehingga terjadi keserasian selama pesan verbal
disampaikan. Misalnya, ketika seseorang akan memberikan tanggapan
terhadap pembahasan di dalam meeting atau rapat diskusi suatu perusahaan
maka orang tersebut akan mengangkat satu tangannya ke atas sebagai tanda
kesopanan untuk masuk dalam pembicaraan tersebut.
9. Untuk mengulangi
Ketika seseorang dihadapkan dengan sebuah pernyataan yang didengar
bertolak belakang dengan yang dipikirkan, pastinya otak akan merespon
berupa gerakan-gerakan isyarat atau bertanya langsung kepada rekannya.
Misalnya, ketika sedang meeting atau rapat diskusi ada seorang yang
bingung biasanya mengerutkan dahinya atau menggerakkan alis ke atas dengan
ekspresi wajah yang menujukkan bahwa dirinya tidak paham.
10. Kontradiksi
Kontadiksi adalah suatu pernyataan majemuk yang bernilai salah untuk
semua kemungkinan premis-premisnya. Ketika sebuah pesan disampaikan
25

biasanya tidak langsung dipahami oleh komunikan tetapi menimbulkan


anggapan-anggapan lain seperti ketika seseorang salah dalam berkomunikasi
dengan klien, mitra bisnis, atau konsumen maka rekan bisnisnya memberikan
suatu tanda dengan menggunakan bahasa isyarat yang menandakan bahwa
dirinya salah.

G. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KOMUNIKASI NON VERBAL


1. Kelebihan komunikasi nonverbal
a. Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan noverbal ketimbang
pesan verbal.
b. Pesan nonverbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari
penipuan, distorsi, dan kerancuan. Sehingga pesan nonverbal memiliki
kesahihan ( realiabilitas) tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap kebenaran
pesan-pesan yang disampaikan.
c. Pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan
untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Fungsi metakomunikatif
artinya memberikan informasi tambahan yang memeperjelas maksud dan
makna pesan.
d. Pesan nonverbal merupakan cara komunikasi yang lebih efisien dibandingkan
dengan pesan verbal.Karena pesan non verbal tidak harus berpikir panjang dan
para audiens dapat menangkap artinya dengan cepat.
e. Pesan nonverbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat.
f. Memberi sifat, melengkapi, menentang atau mengembangkan pesan-pesan
verbal.
g. Faktor-faktor nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi
interpersonal.
26

h. Pesan verbal mempunyai fungsi repetisi, substitusi, kontradiksi, komplemen,


dan aksentuasi.
2. Kekurangan komunikasi nonverbal
a. Pesan nonverbal jarang dapat diatur oleh komunikator secara sadar.
b. Komunikasi nonverbal memiliki sifat yang kurang terencana atau terstruktur
sehingga sulit dipelajari.
c. Proses belajar yang dialami seseorang untuk dapat mealkukan perilaku
nonverbal sulit dijelaskan.

H. PENTINGNYA KOMUNIKASI NONVERBAL


Sebagian orang mungkin menganggap bahwa komunikasi verbal
sangatlah penting dalam kehidupan manusia. Tapi taukah anda bahwa
komunikasi nonverbal juga tidak kalah pentingnya? Komunikasi nonverbal
adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-
kata. Komunikasi nonverbal dapat berupa gerakan, ekspresi wajah, kontak
mata, ataupun sentuhan.
Dale G. Leather mengatakan ada 6 (enam) alasan mengapa pesan nonverbal
penting, yaitu sebagian berikut :
1. Faktor-faktor komunikasi nnverbal sangat menentukan makna dalam
komunikasi interpersonal.Komunikasi nonverbal dapat menunjang komunikasi
verbal yang kita lakukan kepada lawan bicara kita.
2. Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan melalui pesan nonverbal dari
pada pesan verbal. Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan komunikasi
tanpa kita sadari memiliki peran yang penting dalam kehidupan kita. Perasaan
dan emosi lebih mudah disampaikan melalui pesan nonverbal. Sebagai contoh,
teman anda sedang bersedih dan menyendiri lalu anda bertanya apa yang terjadi
kepadanya, namun teman anda hanya menggelengkan kepalanya sebagai
27

jawaban. Dari komunikasi tersebut anda bisa mengetahui bahwa lawan bicara
anda sebenarnya sedang bersedih, namun tidak ingin menceritakan sebab
kesedihannya. Ilustrasi tersebut menandakan bahwa pesan nonverbal
cenderung lebih mudah diterima, karena kita bisa memahami ekspresi lawan
bicara kita dalam berkomunikasi sehingga kita bisa merasakan secara langsung
emosi dari lawan bicara.
3. Pesan nonverbal enyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari
penipuan, distorsi, dan kerancuan. Selain itu komunikasi nonverbal juga dapat
membuat kita terhindar dari kerancuan dan memperkecil kemungkinan untuk
tertipu oleh lawan bicara. Bahasa nonverbal kebanyakan adalah bahasa spontan
yang seringkali digunakan untuk melengkapi komunikasi verbal. Seseorang
bisa saja berkata “tidak” sambil menggelengkan kepalanya, namun ekspresi
tubuhnya justru mengatakan sebaliknya. Manusia cenderung lebih jujur
berkomunikasi melalui pesan nonverbal.
4. Pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan
untuk mencapai komunikasi berkualitas tingi.
5. Pesan nonverbal merupakan sarana sugesti yang tepat.

Maka dari itu, komunikasi verbal atau komunikasi yang disampaikan melalui
perkataan bukanlah satu satunya hal yang terpenting dalam berkomunikasi.
Kita juga harus memperhatikan pesan nonverbal yang disampaikan agar kita
dapat memahami lawan bicara sehingga terjadi komunikasi yang baik dan
terhindar dari salah paham dalam berkomunikasi.
I. HAMBATAN KOMUNIKASI NON VERBAL
Komunikasi nonverbal sangat penting bagi kebermaknaan suatu
komunikasi, namun sulit untuk dipelajari karena memiliki hambatan-hambatan
yaitu :
28

1. Hambatan konsepsi atau pemahaman


Dalam komunikasi bisa terjadi kesalahpahaman antara orang-orang yang
berkomunikasi. Kesalahpahaman itu terjadi karena beberapa sebab yaitu,
sebagai berikut :
a. Komunikasi nonverbal bersifat insting dan tidak dapat dipelajari
b. Adanya keyakinan bahwa komunikasi nonverbal seperti ekspresi wajah dan
postur tubuh mereflesikan ciri biologis dan kematangan yang bersifat herediter
dari komunikator
c. Banyaknya isyarat yang digunakan dalam komunikasi membuatnya sulit untuk
dipelajari secara praktis dan sistematis dalam hubungannya dengan perilau
manusia.
2. Hambatan sejarah
Pada awalnya, cara pergerakan dalam penggunaan bahasa dianggap perlu
dilakukan untuk menarik perhatian audience, bukan sebagai pelengkap dan
pembuat pesan yang ingin disampaikan.
3. Hambatan metodologi
Diperlukan peralatan yang mahal untuk mempelajari komunikasi yang
mahal.
J. JENIS-JENIS KOMUNIKASI NON VERBAL
1. Objek
Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang
sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap
termasuk salah satu stereotip. Misalnya orang sering lebih menyukai orang lain
yang cara berpakaiannya menarik.
2. Sentuhan (Haptic)
Sentuhan adalah komunikasi yang paling sering dilakukan oleh manusia.
Sentuhan dapat termasuk bersalaman, menggenggam tangan, sentuhan di
29

punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk


komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang
penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebab kan suatu perasaan pada sang
penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.
3. Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam
komunikasi non verbal. Kronemik disebut juga dengan komunikasi temporal,
yaitu cara seorang individu mengorganisasi dan menggunakan waktu dan
pesan yang diciptakan. Penggunaan waktu dalam komunikasi non verbal
meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, mencakup
banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu
tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).
4. Kinetik
Kinetik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat
dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu
kata atau frasa, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk
mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya
memukul meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau
mengendalikan jalannya percakapan; atau untuk melepaskan ketegangan.
5. Proksemik
Proxemik atau bahasa ruang, yaitu jarak yang digunakan ketika
berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi kita
berada. Pengaturan jarak menentukan seberapa jauh atau seberapa dekat
tingkat keakraban kita dengan orang lain, menunjukkan seberapa besar
penghargaan, suka atau tidak suka dan perhatian kita terhadap orang lain, selain
itu juga menunjukkan simbol sosial. Dalam ruang personal, dapat dibedakan
menjadi 4 ruang interpersonal yaitu:
30

a. Jarak intim
Jarak dari mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah kaki. Biasanya jarak
ini untuk bercinta, melindungi, dan menyenangkan.
b. Jarak personal
Jarak yang menunjukkan perasaan masing – masing pihak yang berkomunikasi
dan juga menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan, jarak ini berkisar
antara satus etengah kaki sampai empat kaki.
c. Jarak sosial
Dalam jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran orang lain, karena itu
dalam jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan menekan orang
lain, keberadaannya terlihat dari pengaturan jarak antara empat kaki hingga dua
belas kaki.
d. Jarak publik
Jarak publik yakni berkisar antara dua belas kaki sampai tak terhingga.
6. Vokalik (Paralanguage)
Vokalik atau paralanguage adalah unsur non verbal dalam suatu ucapan,
yaitu cara berbicara. ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik.
Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara,
kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain itu,
penggunaan suara-suara pengisi seperti “mm”, “e”, “o”, “um”, saat berbicara
juga tergolong unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti
ini harus dihindari.
7. Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan
tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan
dan warna. Dalam komunikasi sehari-hari, 35% berupa komunikasi verbal dan
65% berupa komunikasi non-verbal.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komunikasi non-verbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan


tidak menggunakan kata-kata. Dalam komunikasi non-verbal memiliki fungsi
dan komponen yang didalamnya memang harus dimiliki oleh setiap
komunikator yang akan melakukan komunikasi non-verbal, komunikasi non-
verbal ini biasa kita sebut dengan Bahasa isyarat dengan menggunakan tubuh
sebagai medianya. Komunikasi non-verbal juga memiliki manfaat yang
memang sangat berguna bagi para komunikator yang menjalaninya.

B. Saran
Berdasarkan kseimpulan dari makalah, maka penulis memberikan saran
sebagai berikut:
1. Salam melakukan komunikasi non-verbal, komunikator harus
memerhatikan cara dan komponen yang ada agar pesan yang ingin
tersampaikan bisa tersampaikan dengan jelas dan akurat
2. Dalam melakukan komunikasi non-verbal, komunikator juga
memerlukan kecakapan dan cara melakukan komunikasi non-verbal
yang baik dan benar.

31
DAFTAR PUSTAKA

https://pakarkomunikasi.com/contoh-komunikasi-non-verbal-dalam-dunia-kerja

https://pakarkomunikasi.com/cara-komunikasi-non-verbal

https://khusnia.wordpress.com/pengantar-ilmu-komunikasi/07-komunikasi-
nonverbal/

https://pakarkomunikasi.com/manfaat-komunikasi-non-verbal-dalam-bisnis

https://nurularohmah.wordpress.com/2017/05/19/komunikasi-verbal-dan-non-
verbal/

Anda mungkin juga menyukai