Anda di halaman 1dari 2

CHARACTER BUILDING

MEMBANGUN KARAKTER ANAK SEJAK DINI

Ledakan informasi di abad ini –barangkali – membuat banyak orang panik. Kehidupan yang menyejukan
telah berubah menjadi medan kompetisi kejam,mendorong mereka berpikir bahwa untuk bisa bertahan
hidup harus mengetahui segalanya. Karenanya, teramat wajar ketika kita dapati anak anak didik saat ini
benar- benar di pandang sebagai “ robot “cerdas yang hanya di jejali ilmu pengetahuan dan
keterampilan sehingga jam belajar menjadi saat “ pengisian “ ilmu yang sangat mengerikan.

Dewasa ini sekolah sekolah didirikan tak lebih sebagai tempat menjajakan “barang barang” bernama
ilmu pengetahuan ,yang “ harus di miliki” oleh setiap orang agar bisa bertahan hidup .karenanya ,kita
mengagumi benda abstrak berjuluk “kecerdasan” . Uang pun menjadi suatu yang paling bergengsi untuk
membeli “ barang barang “ tersebut. Sementara belajar adalah proses “transaksi” nya .

Di sekolah seperti itu ,anak anak belajar “ menguasai” pelajaran, bukan menjadi sesuatu dengan
pelajaran tersebut. Makin banyak pelajaran yang dapat mereka kuasai ,makin baik pula transaksi ynag
mereka lakukan .kita seolah olah tengah berburu anak anak cerdas yang dapat melakukan banyak
transaksi . Akan tetapi ,yang kemudian kita saksikan justru sebuah ironi. Anak anak itu mengalami
transformasi pembelajaran. Belajar matematika ,misalnya, tidak serta merta membuat mereka dapat
berpikir logis.belajar sejarah tidak memberi kesadaran dan emosi akan identitas kolektif.belajar bahasa
juga tidak membantu mereka berbahasa dengan baik dalam kehidupan sehari hari.

Globalisasi juga mempunyai andil dalam masalah di atas .kemudahan akses internet ; games online yang
marak dengan kekerasan dan aksi porno langsung maupun tak langsung sedikit banyak memberikan
pengaruh terhadap hasil pendidikan mereka sebagai aset masa depan bangsa . Kasus demi kasus terjadi,
menyiratkan kesan tidak berbekas nya pengaruh pendidikan di sekolah bagi anak anak kita .mereka tidak
memiliki langkah yang antisipatif dalam menyikapi efek globalisasi .sebaliknya mereka justru di sibukkan
dengan urusan pergaulan yng mengutamakan penampilan semu ,bukan lagi prestasi –prestasi positif
yang membanggakan.

Lantas apa yang akan terjadi bila mereka memimpin bangsa ini , sementara benteng moralnya tetap saja
sangat rapuh?

Manusia adalah gabungan yang rumit antara ruh,emosi ,akal dan fisik.setiap aspek itu,kata muhammad
quthub, seperti senar gitar yang harus di petik bersama untuk melahirkan simfoni kepribadian yang utuh
dan indah.anak anak bukan tabung besar yang harus di isi dengan pengetahuan.mereka
berubah,berbentuk,dan bermetamorfosis melalui proses –proses yang juga kompleks,dan pengetahuan
hanyalah salah satu aspeknya.

Dalam konteks tersebut ,semua pengetahuan yang mereka butuhkan untuk membangun kehidupan yang
lebih baik harus mereka pelajari .sebaliknya ,semua pengetahuan yang tidak mempunyai fungsi spesifik
dalam kehidupan riil,tidak perlu mereka pelajari . Namun jenis pengetahuan terakhir ini kata Umar bin
Khattab radhiyallohu ‘anhu ,bukan aib untuk di ketahui. Itu sebab nya rosululloh shallallahu ‘alaihi wa
sallam mengajarkan kita sebuah doa sebagaimana di riwayatkan oleh imam muslim:

”Ya alloh ,aku berlindung kepadamu dari ilmu yang tidak bermanfaat ,dari hati yang tidak khusyuk,dari
nafsu yang tidak pernah kenyang,dan dari doa yang tidak di kabulkan.”( HR.MUSLIM)

Faktanya adalah kita tidak punya kendaki atas zaman yang kelak akan di lalui anak anak kita.kita tidak
punya kendali atas perubahan perubahan itu, bahkan mungkin sekali kita sudah tidak ada ketika mereka
mengalami perubahan perubahan besar itu. Namun adalah juga fakta bahwa semakin cepat dan sering
suatu perubahan terjadi ,semakin kita membutuhkan pegangan hidup yang bersifat permanen ,yang
tidak ikut berubah dalam perubahan perubahan itu.

Jadi ,yang di butuhkan anak anak kita adalah pegangan permanen ,yaitu keyakinan dan nilai nilai
agama.agama mengajarkan mereka hakikat -hakikat besar dalam kehidupan mereka :tentang asal usul
mereka;tentang tujuan hidup mereka;tentang nilai nilai yang harus membimbing hidup mereka;tentang
faktor faktor permanen yang membentuk kualitas hidup mereka .apabila mereka belajar semua itu
dengan benar ,insyaa alloh mereka akan tumbuh dalam pusat kehidupan yang benar . Namun itu saja
tidak cukup .mereka juga membutuhkan beberapa keterampilan dasar yang di perlukan untuk bertahan
dan bertumbuh pada semua situasi ,yakni keterampilan intelektual,keterampilan emosional,dan
keterampilan fisik.

Oleh karena itu peranan pendidikan karakter pada anak anak kita untuk mengukir nilai nilai positif yang
kuat ,yang berkaitan dengan perilaku manusia terhadap penciptanya,dirinya,keluarganya,
masyarakatnya, dan lingkungannya . Pendidikan karakter biasa di mulai dengan pendidikan moral dan
etika.Dalam kaca mata islam ,moral dan etika merupakan bagian dari pendidikan akhlak . Akhlak adalah
adalah isu terpenting dalam pendidikan islam, bahkan rosululloh muhammad shallallohu ‘alaihi wa
sallam di utus oleh sang pencipta untuk membenahi akhlak manusia,sebagaimana sabdanya,

“ Bahwasanya aku di utus untuk menyempurnakan akhlak yang baik”(HR AHMAD).

Wallohu a’lam.

Anda mungkin juga menyukai