Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS JENANGAN
Jl. Raya Jenangan No 37, Kec.Jenangan Telp. (0352) 118531
PONOROGO

Kerangka Acuan Kegiatan /KAK


Bulan Imunisasi Anak Sekolah/ BIAS
Puskesmas Jenangan Tahun 2016
A. Pendahuluan

Pemberian Imunisasi untuk anak sekolah dasar, merupakan imunisasi


lanjutan yang bertujuan meningkatkan perlindungan terhadap penyakit
Campak, Defteri dan Tetanus.Kegiatan ini setrategi jangka panjang untuk
mencapai imunisasi TT lengkap( T5 ) dalam Rangka mempertahankan
status Eliminasi Tetanus Neonatal & Maternal. Kegiatan BIAS ini secara
operasional dinilai sangat efisien dan efektif oleh karena sasarannya yang
sudah terorganisir.

B. LatarBelakang

Dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan manusia melalui pembinaan


usaha kesehatan anak sekolah.Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
prestasi belajar anak sekolah melalui perilaku Hidup Bersih dan Sehat.Hal
ini memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang humoris
dan optimal dalam rangka pembentukan Manusia Indonesia Seutuhnya.

Sebagai bagian dari UKS pada tahun 1997, Kementrian Kesehatan,


Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Pendidikan, Kementrian Agama
telah mencanangkan pelaksanaan Imunisasi bagi anak Sekolah Dasar.
Pelaksanaan BIAS pada saat ini kelas I mendapatkan Imunisasi Campak
dan DT, sedangkan kelas 2 dan kelas 3 mendapatkan Imunisasi Td.

Kekebalan terhadap penyakit Tetanus dan Campak pada Imunisasi Dasar


hanya diperoleh melalui Imunisasi Tetanus minimal sebanyak dua
dosis.Perlindungan jangka panjang diperoleh jik amendapatkan Imunisasi
Tetanus sebanyak 5 (Lima) Dosis (T5).

Di dalam kelahiran hidup di tingkat Kabupaten /kota diperlukan upaya


pencapaian status T5 bagi semua WUS. Menurut WHO Pemberian
Imunisasi DT & Td pada anak Sekolah Dasar atau sederajat merupakan
upaya mencapai status T5 bagi setiap individu.

Campak adalah penyakit yang sangat potensial untuk menimbulkan


wabah.Kasus Campak dengan gizi buruk angka kematian campak
Indonesia adalah Negara keempat terbesar penduduknya di dunia yang
memiliki angka kesakitan Campak sekitar 1 juta pertahun dengan 30.000
kematian yang menyebabkan Indonesia menjadi salah satu dari 47 negara
prioritas yang di identifikasikan oleh WHO dan UNICEF untuk
melaksanakan akselerasi dalam rangka mencapai eliminasi campak.

Berdasarkan data subdit Surveilans pada tahun 2011 terdapat 23.282


kasus suspek campak sedangkan tahun 2012 terdapat 15. 865 kasus
Campak, hal ini menunjukan kasus campak di Indonesia masih cukup
tinggi.

Strategi untuk skselerasi dalam mencapai elemenasi Campak adalah


pemberian Imunisasi rutin dengan cakupan tinggi(> 95%) di tingkat
Nasional >90% disetiap kabupaten/ kota.Serta memastikan semua anak
telah mendapatkan Imunisasi campak yang ke-2 untuk menghilangkan
kelompok rawan campak yang terdapat pada anak usia sekolah sehingga
dipandang pula untuk melakukan pemberian Imunisasi campak lanjutan
pada anak sekolah.

Pada Tahun 2011-2013 Indonesia tercatat sebagai Negara kedua dengan


kasus Defteri terbanyak di dunia.Berdasarkan data surveilans pada tahun
2010 dan 2012 terjadi peningkatan jumlah kasus Defteri di beberapa
Provinsi di Indonesia. Untuk memutus rantai penularan penyakit Defteri
dilakukan upaya pencegahan dengan pemberian Imunisasi Defteri pada
Bayi dan dilanjutkan dengan Imunisasi pada anak sekolah dasar kelas
1,2dan 3.Pentingnya penyuluhan tentang BIAS pada guru dan orang tua
murid.

C. Landasan Hukum

•Undang Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan.

•UU Nomor 12 tahun 2008 tentang perubahan kedua atas UU Nomor


32/2004 tentang Pemerintahan Daerah.

• UU Nomor 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara


PemerintahPusat dan Pemerintah Daerah.

• Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

• UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional.

• PP RI NO.38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan


Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi Dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota.

• Peraturan pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang pengelolaan dan


Penyelenggaraan Pendidikan.

•Peraturan pemerintah No.23 Tahun 2011 tentang peran Gubernur selaku


Wakil Pemerintah Pusat
•Surat keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri
Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri RI No.
1/U/SKB/2003, No. 1067/Menkes/SKB/VII/2003, No. MA/230A/2003,
No. 26/2003, tanggal 23 Juli 2003.

• Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri


Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri RI No:
2/P/SKB/2003; No: 1068/Menkes/SKB/VII/2003; No: MA/230/B/2003;
No: 4415-404 Tahun 2003 tanggal 23 Juli 2003 tentang Tim Pembina
Usaha Kesehatan Sekolah.

• Kepmenkes No.1457 tahun 2003 tentang Standar Pelayanan Minimal.

• Permenkes RI Nomor 42 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan


Imunisasi.

D. Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan Umum

- Memberikan perlindungan jangka panjang bagi anak Indonesia


terhadap penyakit campak, Defteri dan Tetanus.
2. Tujuan Khusus

- Diperolehnya perlindungan bagi anak terhadap penyakit Campak


Seumur Hidup.
- Diperolehnya Perlindungan bagi anak terhadap penyakit Defteri selama
10 tahun.
- Diperolehnya Perlindungan bagi anak terhadap penyakit Tetanus
selama 25 tahun.
E. Cara Melaksanakan Kegiatan

1. Persiapan :

a. Pendataan sasaran dan penjaringan status imunisasi.

- Pada setiap awal tahun ajaran baru petugas puskesmas meminta data
jumlah murid SD/Mi pada Sekolah Dasar yang ada di wilayah Kerja
puskesmas, terutama Kelas 1,2, dan 3 menurut gender.

b. Sosialisasi

- Pada Sosialisasi tentang BIAS dapat dilakukan baik langsung maupun


tidak langsung.
- Secara langsung dilakukan di setiap sekolah Dasar/MI yang ada
sasaran BIAS maupun pada orang tua/wali sasaran.

- Secara tidak langsung dapat diberikan pengumuman lewat


Masjid/Gereja atau lewat Radio.

c. Persiapan logistik

1. Vaksin

- Jenis Vaksin yang harus disiapkan

- Campak dengan pelarutnya

- DT

- Td

- Vaksin Campak = Jumlah kelas 1

IP Vaksin Campak (8)

-Vaksin DT = Jumlah Kelas 1

IP Vaksin DT (8)

-Vaksin Td = Jumlah Kelas 2 & 3

IP Vaksin Td (8)

2. Alat Suntik

- Alat suntik yang disiapkan ADS 0,5 cc & ADS 5 cc

3. Safety Box

- Adalah kotak tempat pembuangan limbah medis tajam dengan


tujuan untuk keamanan bagi petugas.

2. Pelaksanaan :

a. Menyiapkan Vaksin dan Logistik lainnya

-Untuk menjaga Vaksin agar Poten, Vaksin yang belum dipakai harus
disimpan dalam lemari ES di Puskesmas /PusTu dengan suhu antara 2º -
8º.

- Vaksin Campak disimpan dekat dengan evaporator sedangkan


penyimpanan Vaksin DT/Td disimpan dalam lemari Es harus jauh dari
Evaporator.

- Untuk membawa Vaksin dan Pelarut dalam kegiatan BIAS harus di


Vaccine carrier yang berisi 4 cool pack /kotak dingin cair. Pelarut
Campak dimasukkan ke lemari es 1 hari sebelum pelaksanaan BIAS.
b. Penyuntikan

1. Penyiapan Sasaran

- Diberi penyuluhan dulu tentang manfaat Imunisasi.

- Diajak beroda bersama

2. Pemberian Imunisasi

a. - P astikan vaksin masih berkualitas poten

- Label kemasan Vaksin masih ada dan terbaca

- Vaksin tidak mengalami pembekuan

- Belum melewati ketentuan masa pakai /ED.

b. Gunakan alat suntik sekali pakai atau ADS.

- Pastikan ADS belum Kadaluarsa

- Kemasan utuh tidak robek

c. Dosis dan cara pemberian Imunisasi

- Dosis yang diperlukan untuk Vaksin Campak dan DT, Td

adalah 0,5 ml.

- Tempat Penyuntikan adalah lengan atas sedikit di bawah


insertio M.deltoid.

-Vaksin disuntikan secara intramuskular /IM.

-Suntikan vaksin dengan posisi jarum suntik 90º

-Suntikan pelan-pelan untuk mengurangi rasa nyeri.

d. Langkah-langkah Penyuntikan

-Bersihkan kulit dengan kapas yang sudah dibasahi dengan air

matang /Aquades.

-Tunggu kering

-Untuk mencegah terjadinya abses dingin Vaksin dalam

Vial yang belum dibuka agar dihangatkan dengan cara

menggengganya dan di kocok kuat agar merata.

-Kemudian suntikan Vaksin dilokasi dan cara yang sesuai

ketentuan.
-Setelah Vaksin masuk jarum dikeluarkan.

-Alat suntik bekas langsung dimasukan kedalam safety box

tanpa ditutup kembali.

- Jika ada perdarahan kapas tetap ditekan pada lokasi suntikan

hingga darah berhenti.

3. Pencatatan dan Pelaporan

1. Memberi surat edaran pemberitahuan jadwal BIAS pada semua SDN / Mi


tembusan pada UPTD Pendidikan Tingkat Kecamatan dan PPAI

2. Setelah selesai kegiatan semuanya harus di catat dan dilaporkan ke Dinas


Kesehatan.

F. Sasaran dan Jadwal


Jenis dan Jadwal serta sasaran pemberian Imunisasi

No. Jenis Vaksin Pemberian Sasaran Waktu pemberian Imunisasi


1. Campak 1 Kali Klas 1 Bulan September
2. DT 1 Kali Klas I Bulan November
3. Td 1 Kali Klas II Bulan November
4. Td 1 Kali Klas III Bulan November
•Tempat Pelaksaan

Pemberian Imunisasi diberikan dalam gedung sekolah atau di ruang belajar lain
untuk kelancaran pelayanan sehingga kualitas pelayanan dapat terjamin.

G. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan


1. Evaluasi ketepatan jadwal pelaksanaan kegiatan BIAS dilakukan oleh petugas
2. Pelaporan evaluasi dibuat oleh petugas dan ditunjukkan ke koordinator imunisasi

H. Pencatatan, Pelaporan, Dan Evaluasi Kegiatan

1. Pencatatan hasil kegiatan Bias dilakukan dalam buku ...........


2. Pelaporan hasil kegiatan :
a. Dibuat oleh petugas setelah pelaksanaan kegiatan Bias
b. Direkap oleh koordinator imunisasi puskesmas selanjutnya dikirim ke Dinas
Kesehatan.

3. Evaluasi
Evaluasi hasil pelaksanaan BIAS dilaporkan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo.

Anda mungkin juga menyukai