Anda di halaman 1dari 16

PEDOMAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM KUSTA

PUSKESMAS RONOWIJAYAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO

1
2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak beberapa tahun belakangan ini telah banyak kemajuan dicapai dalam program
pengendalian kusta di Indonesia. Berbagai layanan terkait kusta telah dikembangkan
dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang membutuhkannya yaitu para penderita kusta.
Namun demikian efektifitas maupun kualitas intervensi dan layanan tersebut masih
belum merata dan belum semuanya saling terkait. Selain itu, masih banyak tantangan
yang harus dihadapi seperti jangkauan layanan, cakupan, maupun retensi klien pada
layanan, termasuk di wilayah dengan jumlah penderita kusta yang tinggi.
Sampai saat ini penyakit kusta merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di indonesia. Di perkirakan sampai akhir tahun 2002 masih ada 13 propinsi
dan 111 kabupaten yang belum dapat di eliminasi. Eliminasi yaitu suatu kondisi di mana
penderita kusta tercatat kurang dari 10.000 penduduk diperkirakan penyakit tersebut
akan hilang secara alamiah(Djuanda 19997).
Sedangkan di JawaTimur masih menjadi masalah kesehatan masyarakat jumlah
penderita kusta di indonesia 17.000 orang dan 30% di jatim. tingginya penderita kusta
menunjukkan penularan kusta di jatim masih cukup tinggi. tahun 2015 temuan baru
penderita kusta mencapai 3.054 pasien.

B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan umum
Meningkatkan akses dan cakupan terhadap upaya promosi, pencegahan, dan
pengobatan P2 kusta serta rehabilitasi yang berkualitas tingkat puskesmas, termasuk
layanan untuk penderita kusta.

2. Tujuan khusus
a) Sebagai pedoman kegiatan pelayanan berdasarkan data program
b) Sebagai pedoman kegiatan penyuluhan kesehatan

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini meliputi :
1. Standar ketenagaan
2. Standar fasilitas
3. Tatalaksana pelayanan
4. Logistic
5. Keselamatan sasaran
6. Keselamatan kerja
7. Pengendalian mutu
D. Batasan Operasional
Program P2 Kusta adalah upaya untuk mencegah dan mengurangi serta
menanggulangi bertambah banyak penderita Kusta di masyarakat, serta meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang Kusta sehingga tidak terjadi stigma dan diskriminasi
dimasyarakat. Secara operasional, Program Kusta di Puskesmas dilakukan agar
masyarakat mengerti apa itu Kusta dan cara penularan dan pencegahannya. Disamping
itu, petugas Program Kusta Puskesmas diharapkan mampu menjadi teladan bagi
pasien, keluarga dan masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan Kusta.

1
E. Landasan Hukum
Peraturan Menteri kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas

BAB II
STANDART KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya


Sumber daya utama yang diperlukan untuk penyelenggaraan Program Kusta
Puskesmas adalah tenaga, sarana / peralatan termasuk media komunikasi, dan dana atau
anggaran.
Pengelolaan Program Kusta hendaknya dilakukan oleh koordinator yang mempunyai
kapasitas di bidang Program Kusta. Koordinator tersebut dipilih dari tenaga khusus yaitu
perawat pengelola Program Kusta. Jika tidak tersedia tenaga khusus Program Kusta
tersebut dapat dipilih dari semua tenaga kesehatan Puskesmas yang melayani pasien /
klien (dokter, perawat, bidan, sanitarian, dan lain-lain).
Semua tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas hendaknya memiliki pengetahuan
dan keterampilan dalam memberikan informasi atau konseling jika keterampilan ini ternyata
belum dimiliki, maka harus diselenggarakan program pelatihan / kursus.
Dalam upaya pelaksanaan Program Kusta perlu melibatkan sektor terkait yaitu : Camat,
kepala desa, agama, pendidikan, dan sektor terkait lainnya dengan kesepakatan peran
masing-masing dalam pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.

B. Distribusi Ketenagaan

2
Pengaturan dan penjadwalan kegiatan Program Kusta Puskesmas di koordinir oleh
Penanggung jawab Program Kusta sesuai dengan kesepakatan.

C. Jadwal Kegiatan
Jadwal pelaksanaan kegiatan Program P2 Kusta di sepakati dan di susun bersama
dengan sektor terkait dalam pertemuan lokakarya mini lintas sektor tahunan

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah wilayah

Gambar 1.Wilayah kerja UPT Puskesmas Ronowijayan


Wilayah kerja UPT Puskesmas Ronowijayan merupakan dataran rendah dan

tinggi. Adapun batas-batas wilayah UPT Puskesmas Ronowijayan adalah sebagai

berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten

Gambar 1. Wilayah kerja Puskesmas Ronowijayan


3
Wilayah kerja Puskesmas Ronowijayan merupakan daerah dataran rendah. Adapun
batas-batas wilayah Puskesmas Ronowijayan adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan
2. Sebelah Timur berbatasan dengan
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan
4. Sebelah Barat berbatasan dengan

B. Denah Ruang Puskesmas RONOWIJAYAN


Koordinator pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dilakukan oleh penanggung
jawab UKM Program Kusta yang menempati ruang UKM dari gedung Puskesmas. Pelaksanaan
rapat koordinasi dilakukan di Aula Puskesmas RONOWIJAYAN.

C. Standar Fasilitas
Fasilitas pendukung yang ada di Puskesmas RONOWIJAYAN antara lain :
1. Pedoman Pelaksanaan Program Kusta Di Puskesmas : 1 Buah
2. Pedoman Pelayanan konseling dan testing Kusta: 1 buah Standar sarana/peralatan
Program Kusta Puskesmas minimalnya adalah sebagai berikut :
No Jenis Sarana / Peralatan Jumlah

1 Flipcharts & Stands 1 set

2 Over Head Projector (CHP) 1 buah

3 Amplifier & Wireless Microphone 1 set

4 Kamera Foto 1 buah

4
5
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
Kegiatan dalam programmencakup :
1. Strategi Penemuan
a. Penemuan pasien kusta secara umum dilakukan secara pasif dengan promosi
aktif,. Penjaringan yang dicurigai kusta dilakukan di unit pelayanan kesehatan ;
didukung dengan penyuluhan secara aktif, baik oleh petugas kesehatan maupun
masyarakat, untuk meningkatkan cakupan penemuan yang dicurigai Kusta.
Keterlibatan semua layanan dimaksudkan untuk mempercepat penemuan dan
mengurangi keterlambatan pengobatan. Penemuan secara aktif pada
masyarakat umum, dinilai tidak efektif
b. Penemuan secara aktif dapat di lakukan terhadap
1) Kelompok resiko tinggi yang terdiri dari keluarga atau anak dari penderita
kusta/kontak serumah.
2) Pemeriksaan terhadap terhadap anak SMP/SD/TK/Sederajat (Survei
sekolah)
3) Pemeriksaan terhadappenderita baru dalam suatu wilayah kecil misal
Desa/kelurahan
4) Pemeriksaan terhadap survei khusus yaitu pemeriksaan yang dilakukan dari
rumah ke rumah.

2. DIAGNOSIS KUSTA
1. Diagnosa Kusta pada orang dewasa
Semua pasien yang di konsulkan dicurigai Kusta di konseling dan selanjutnya di tes
laborat.
2. Diagnosa Kusta pada anak Semua sekolah terutama SMP/SD/TK dari desa yang
ada penderitanya kusta, harus diperiksa minimal 1 tahun sekali .
3. Rujukan
Pasien yang sekiranya tidak bisa ditangani di puskesmas dirujuk ke rumah sakit
kusta Kediri.

B. Metode
Dalam upaya mencapai tujuan pelayanan program kusta di perlukan peran petugas
dan tokoh masyarakat dalam mengkomunikasikan informasi tentang kusta kepada
masyarakat.
Penyuluhan/sosialisasi tentang kusta, baik penularan, dan pencegahannya serta
pengobatan dan dampak kecacatan yang ditimbulkan dari penyakit kusta tersebut.
a. Pemeriksaan kontak serumah (survei kontak).
Tujuannya mencari penderita baru yang mungkin sudah lama dan belum berobat
dengan sasaran anggota keluarga yang tinggal serumah dengan penderita
minimal 1 tahun sekali
b. Organizing (pengorganisasian)

6
Agar tujuan tercapai maka dibutuhkan pengorganisasian petugas kusta yang
disahkan oleh kepala puskesmas.
c. Actuating (Penggerak)
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti
dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas,
dan kerjasama. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk
mencapai visi, misi dan program kerja organisasi.
d. Controlling (Mengendalikan)
Agar perkejaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program kerja maka
dibutuhkan pengontrolan. Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi
hingga audit.

D. Langkah Kegiatan
1. Langkah Kegiatan
a. Merencakan teknis kegiatan Program kusta
b. Membentuk tim atau kepanitian kegiatan penyuluhan
c. Mengalokasikan anggaran untuk kegiatan Program kusta
2. Persiapan
Diseminasi informasi kegiatan tingkat kecamatan dan pihak lain yang terkait
3. Pelaksanaan
a. Menetapkan mekanisme koordinasi antar sektor terkait dengan leading sektor dari
Puskesmas (penanggung jawab Program Kusta)
b. Membentuk dan mengaktifkan kelembagaan untuk pelaksanaan kegiatan Program
Kusta di tingkat kecamatan.
c. Melaksanakan kegiatan Program Kusta sesuai dengan jadwal yang telah disusun
4. Monitoring evaluasi
a. Monitoring pelaksanaan kegiatan Program Kusta
b. Melaporkan pelaksanaan kegitan Program Kusta

BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan Program Kusta direncanakan
dalam pertemuan lokakarya mini lintas program sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda
yang akan dilaksanakan.

7
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegaitan Program Kusta perlu


diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko
terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan

8
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan Program Kusta perlu


diperhatikan keselamatan kerja petugas Kusta, karyawan Puskesmas dan lintas sektor terkait
dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada
saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko terhadap harus dilakukan untuk tiap-tiap
kegiatan yang akan dilaksanakan.

9
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan Program Kusta dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan


indikator sebagai berikut :
Melakukan pengkajian terhadap fasilitas yang ada, logistik, SDM, kerja sama jejaring.
Hasil / capaian yang didapat dilakukan analisis tindak lanjut untuk mendapatkan capaian yang
maksimal; dengan melakukan pembahasan bersama semua pelaksana unit kerja terkait untuk
mendapatkan solusi / jalan keluar

10
BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi petugas program P2 Kusta dan lintas sektor terkait
dalam pelaksanaan program Kusta dengan tetap memperhatikan prinsip proses pembelajaran
dan manfaat. Keberhasilan kegiatan program P2 Kusta tergantung pada komitmen yang kuat
dari semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dan peran serta
aktif masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit kusta.

11
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga Puskesmas RONOWIJAYAN Kabupaten
Ponorogo pada Tahun 2016 ini mendapat kesempatan untuk melaksanakan akreditasi.
Akreditasi bagi Puskesmas RONOWIJAYAN Kabupaten Ponorogo sangatlah penting
untuk meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan bagi pasien serta masyarakat. Untuk
menunjang pelaksanaan akreditasi di Puskesmas RONOWIJAYAN Kabupaten Ponorogo maka
diperlukan pedoman pelayanan di Puskesmas RONOWIJAYAN.
Harapan kami mudah mudahan pedoman pelayanan ini ndapat member manfaat dan
bagi Puskesmas RONOWIJAYAN, sehingga akreditasi di Puskesmas RONOWIJAYAN
Kabupaten Ponorogo berjalan lancar dan menjadi Puskesmas yang lebih baik.

12
Ponorogo, 10 Februari 2018

Kepala Puskesmas RONOWIJAYAN

dr. Hj.Endang Purwanti


Penata Tingkat I
NIP. 19720624 200604 2 013

PEDOMAN PROGRAM

KUSTA

13
PUSKESMAS RONOWIJAYAN

DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO

TAHUN 2015

14

Anda mungkin juga menyukai