NAMA : ERIKA
NIM : L041191017
TUGAS :4
Soal:
1. Sejarah Maritim di Indonesia.
Jawab:
Sepertiga wilayah Indonesia terdiri dari bentangan perairan, mulai dari laut hingga danau
dan sungai. Secara khusus laut memiliki peranan penting dalam dinamika politik dan
masyarakat Indonesia. Dari sudut pandang masa kini, laut tidak lagi dipandang sebagai
pemisah daratan atau pulau-pulau tetapi lebih sebagai pemersatu. Selain itu, laut merupakan
urat nadi penting dalam komunikasi antar tempat di nusantara.
Pada tahun 1980-an muncul gagasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), yang memberikan
kedaulatan kepada Negara kepulauan untuk menggarap sumber daya maritimnya. Belitung
termasuk dalam jajaran pulau-pulau terdepan (Zuhdi 2006: 8). Kemudian, perhatian terhadap
Sejarah Maritim membawa perubahan besar dalam metodologi Historiografi Indonesia. Sudut
pandang Sejarah Indonesia bertambah dengan “sudut pandang dari laut.” Maksudnya,
dinamika kelautan menjadi bagian perubahan di Indonesia terutama yang “berlangsung di
daratan.” Dengan begitu, penulisan sejarah Indonesia menjadi lengkap dan komprehensif.
Dalam pemikiran Susanto Zuhdi (2006), seorang Guru Besar Sejarah Indonesia di Universitas
Indonesia, perspektif Tanah Air perlu memperoleh pertimbangan dalam Historiografi
Indonesia. Penulisan Sejarah Maritim berawal dari karya A.B. Lapian (1987) yang
mengetengahkan trikotomi tipologi dalam konstelasi dan dinamika di laut, sebagai Raja Laut,
Bajak Laut dan Orang Laut.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di Dunia. Negeri ini memiliki bentang
Laut wilayah 70% dibanding dengan luas daratan yang hanya 30%.
Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia tidak pelak lagi terbukti dengan
pengakuan dunia yang tertuang dalam UNCLOS (United Nation Convention on the Law of
the Sea) yang diratifikasi oleh negara-negara sedunia, serta melalui Deklarasi Juanda yang
mengatur hal-hal yang berkaitan kedaulatan Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan
adanya temuan-temuan situs prasejarah dibeberapa belahan pulau. Penemuan situs prasejarah
di gua-gua Pulau Muna, Seram dan Arguni yang dipenuhi oleh lukisan perahu-perahu layar,
menggambarkan bahwa nenek moyang Bangsa Indonesia amerupakan bangsa pelaut.
Kepulauan Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting sejak abad ke-7, yaitu
ketika Kerajaan Sriwijaya di Palembang menjalin hubungan perdagangan dan agama dengan
Tiongkok dan India. Kerajaan-kerajaan hindu dan budha telah tumbuh pada awal abad 7
Masehi, diikuti para pedagang yang membawa agama Islam serta berbagai kekuatan Eropa
yang saling bertempur untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah semasa era
penjelajahan samudra.
Kerajaan Sriwijaya
Sriwijaya adalah suatu kerajaan Maritim yang kuat di pulau Sumatra dan banyak memberi
pengaruh di Nusantara terutama masalah Maritim. Kekuasaan Kerajaan Sriwijaya
membentang dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga ke Kamboja, Thailand dan
Semenanjung Malaya.
Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan terkaya dan mempunyai jumlah perahu dan kapal
terbesar di dunia. Namun juga merujuk kitab-kitab “musuh Majapahit” misalnya Kidung
Sundayana, Hikayat Banjar, Hikayat Raja-raja Pasai, Sejarah Melayu, Hikayat Hang Tuah
dan sebagainya
Kerajaaan Gowa
Kerajaan Gowa adalah salahsatu kerajaan yang terkenal di Sulawesi Selatan .
Kerajaan Gowa menjadi kerajaan Islam berkat dakwah dari Datuk ri Bandang dan
Sulaeman dari Minangkabau, pada (1605).Kerajaan Gowa dan Tallo akhirnya dapat
menguasai kerajaan lainnya. Dua kerajaan itu lazim disebut Kerajaan Makassar. Makassar
tumbuh menjadi pelabuhan yang ramai karena letaknya di tengah- tengah antara Maluku,
Jawa, Kalimantan, Sumatra, dan Malaka.
Arkeologi maritim menemukan banyak bangkai kapal di bawah laut negeri ini, dengan
tahun pembuatan mulai dari abad 7 SM, memiliki teknologi pembuatan yang belum ada
duanya di dunia.Catatan-catatan dari para penjelajah, geographer, atau sejarawan berbagai
belahan dunia (Mesir, Yunani, China), menggambarkan tentang penjelajahan pelaut-pelaut
Nusantara, dengan kapal, hasil bumi, dan hasil budaya tinggi, ke berbagai sudut dunia.
Persenjataan, alat musik, hingga ilmu perbintangan dari berbagai kawasan, sejak dari
Afrika, Timur Tengah, India, hingga Polynesia, memperlihatkan bagaimana pengaruh
kultural sudah jauh lebih dulu sebelum bangsa asing datang ke negeri ini.
"Jadi sebenarnya konsep poros maritim itu sudah berusaha dibuat sejak zaman Presiden
Soekarno," kata purnawirawan Mayor Jenderal TNI TB Hassanudin saat berbincang
dengan metrotvnews.com.
Pemerintah juga berusaha menutup "lubang" di laut antar pulau dengan memperjuangkan
konsep negara kepulauan dengan mengeluarkan deklarasi Juanda. Berdasarkan hukum laut
yang berlaku saat itu, batas teritorial diukur dari garis pantai dan menyebabkan ada laut bebas
di antara pulau-pulau Indonesia. Indonesia terus mengupayakan konsep negara kepulauan
diterima negara lain dan menggunakan patokan pantai terluar sebagai titik ukur batas
teritorial. Konsep ini pun disetujui dalam PBB lewat UNCLOS (Konvensi Hukum Laut PBB)
1982 yang diratifikasi dalam UU 17 tahun 1985. Akhirnya luas laut Indonesia bertambah
hingga 2,5 kali. Industri maritim Indonesia pun semakin menggeliat.Beberapa perusahaan
pelayaran niaga bermunculan dan semakin makmur. Selain menguasai perniagaan di laut
Indonesia yang memiliki luas 5,8 juta km2, industri maritim Indonesia juga berhasil
menembus pasar dunia. "Para era saya masih berlayar tahun 80an, Indonesia bisa dibilang
menguasai ASEAN," kata Bobby. Kapal berbendera Indonesia pun bisa ditemui hampir di
seluruh pelabuhan negara Asia Tenggara.