Anda di halaman 1dari 5

Sub Tema: Nirkertas dan konservasi pohon

Perkembangan Teknologi Sebagai Upaya Peningkatan Konservasi


Muhammad Quthbil Irsyad
Universitas Negeri Semarang
quthbilirsyad@students.unnes.ac.id

Sebagai mahasiswa, penggunaan kertas bisa dikatakan sebagai makanan sehari-hari, entah sebagai sarana
untuk tugas, laporan praktikum, dan hal lainnya. Di Industri 4.0 ini penggunaan kertas mungkin sudah sedikit
dianggap sedikit kuno yang mana kertas sudah digantikan dengan teknologi. Buku yang semula dibuat
menggunakan kertas, hanya dibaca secara luring, dan sulit untuk diakses, sekarang diubah dengan
teknologi menjadi sebuah EBook (Electronic Book) yang mengurangi penggunaan kertas, bisa diakses
secara daring sehingga dapat diakses dimana pun dan kapan pun.

Konservasi

Sebelum merambah ke materi konservasi, kita perlu mengenal terlebih dahulu apa itu konservasi. Istilah
“konservasi” berasal dair kata dalam bahasa Inggris yaitu “conservation”, bersumber dari kata con (together)
dan servare (to keep, to save), diartikan sebagai upaya memelihara milik kita (to keep, to save what we
have), dan menggunakan milik tersebut secara bijaksana (wise use). Ide ini dikemukakan oleh Theodore
Roosevelt (1902), orang Amerika pertama yang mengemukakan konsep konservasi.(Retnoningsih:2019).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri, konservasi berarti pemeliharaan dan perlindungan sesuatu
secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan mengawetkan, pengawetan, dan
pelestarian. Maka bisa kita simpulkan makna konservasi berarti kita menjaga, melindungi, merawat, dan
melestarikan apa yang kita miliki serta menggunakannya secara bijaksana. Bijaksana dalam hal ini berarti
kita bertanggung jawab atas apa yang kita perbuat. Misalnya ketika menebang pohon untuk mengambil
kayunya, kita juga harus bertanggung jawab dengan mengganti pohon yang telah kita tebang tersebut dan
menggantinya dengan bibit pohon yang baru agar pohon yang kita tebang tadi tetap telestarikan.

Jenis konservasi

Konservasi memiliki berbagai macam jenis, beberapa diantaranya yaitu:

1. Konservasi Air
Konservasi air dimasa depan mungkin akan menjadi yang terbesar. Menurut World Health
Organization (Organisasi Kesehatan Dunia), lebih dari satu milyar orang di dunia tidak memiliki
akses ke air minum yang aman. Di Indonesia dan negara-negara Asia sendiri juga mungkin nantinya
akan menghadapi krisis air karena meningkatnya populasi sedangkan kesediaan air bersih terbatas.

2. Konservasi tanah.
Dust Bowl pada tahun 1930 menggambarkan dampak dramatis dari pengelolaan tanah yang buruk.
Dengan kombinasi kondisi kering dan berangin, Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional
memperkirakan bahwa dampaknya berlangsung hingga delapan tahun di beberapa negara bagian,
yang berakibat hilangnya lapisan tanah paling atas (erosi).
Hilangnya tanah lapisan atas sangat penting karena sebagian besar nutrisi tanah ditemukan di
lapisan tanah ini. Erosi tanah memperkenalkan kontaminan dan sentimen ke sumber daya air,
meningkatkan dampak lingkungan. Saat ini, praktik pertanian dan pengelolaan lahan memfokuskan
konservasi tanah sebagai cara untuk memastikan kualitas nutrisi tanah dan mencegah polusi air.

3. Konservasi energi
Meningkatnya biaya bahan bakar fosil dan meningkatnya masalah lingkungan telah menjadikan
konservasi energi sebagai prioritas utama bersama pemerintah dan individu. Penghematan energi
mungkin sesuatu yang sederhana , contohnya mematikan lampu saat meninggalkan ruangan. juga
menggunakan bahan bakar alternative. Tujuan konservasi energi adalah untuk menyeimbangkan
kebutuhan energi dengan dampak lingkungan dari pemenuhan kebutuhan tersebut.

Selain ketiga jenis diatas masih banyak lagi jenis konservasi seperti taman nasional, cagar alam, taman laut,
kebun raya, konservasi udara, dan lain-lain. Namun, pokok bahasan kali ini adalah konservasi pohon atau
juga bisa diperluas lagi menjadi konservasi hutan.

Konservasi Pohon

Konservasi pohon sendiri merupakan upaya pemeliharaan dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk
mencegah kerusakan dan kemusnahan pohon itu sendiri. Konservasi ini berfokus pada tumbuhan baik yang
dilindungi maupun tidak dilindungi. Seperti yang kita ketahui sendiri tumbuhan merupakan suatu bagian
dari sumber daya alam yang memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan. Dalam suatu ekosistem di
bumi,tumbuhan merupakan penghasil oksigen terbesar di dunia yang mana oksigen tersebut sangat kita
butuhkan untuk bernafas. Tidak hanya itu tumbuhan juga berfungsi sebagai bahan pangan, penyaring udara
sekaligus pembersih udara, bahan pakaian, bahan baku obat, bahan bangunan, bahan pembuat kertas, dan
yang lainnya.

Perlu diketahui sebelumnya bahwa penggunaan sumber daya tumbuhan yang terus menerus untuk
kebutuhan manusia tanpa disertai dengan pelestarian tentu akan menyebabkan kepunahan. Dewasa ini
penggunaan tumbuhan untuk pembuatan kertas sudah semakin marak dan merajalela. Bahan utama
pembuatan kertas dari bahan dasar kayu yang sudah dibentuk menjadi bubur kertas yang selanjutnya
diproses menjadi kertas. Alasan kayu dijadikan bahan dasar dikarenakan kayu memiliki kualitas lebih baik
dalam proses pembuatan kertas dan jenis kertas yang diproduksi lebih bagus ketimbang bahan baku lain.
Jika dalam produksi kertas pasti ada juga kayu yang harus dikorbankan dalam produksinya.

Hampir seluruh lembaga-lembaga di Indonesia seperti lembaga pemerintahan, lembaga sosial, lembaga
pendidikan dan lembaga-lembaga lain menggunakan kertas dalam kegiatan sehari-harinya. Penggunaan
kertas sendiri yang paling banyak terutama berada pada lembaga pendidikan, baik dari sekolah dasar,
menengah pertama, menengah atas, maupun perguruan tinggi. contoh saja penggunaan kertas pada
lembaga pendidikan adalah ketika ulangan, untuk bahan baku buku, serta absensi.

Nirkertas dan konservasi pohon

Saat ini, kondisi hutan Indonesia sekarang lambat laun sudah mulai banyak mengalami eksploitasi besar-
besaran yang menyebabkan banyaknya hutan yang mulai gundul disana -sini.Dalam memproduksi kertas
pasti memerlukan kayu sebagai bahan dasar pembuatan kertas, kemungkinan besar penyebab hutan
gundul salah satu faktor penyebabnya ialah dalam hal memproduksi kertas.
Coba bayangkan, berapa kertas yang telah kita gunakan dari awal kita lahir sampai sekarang, berapa ton
kertas yang telah digunakan untuk bahan ulangan lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia, berapa
jumlah kertas yang digunakan untuk bahan pemilu yang berlangsung selama 5 tahun sekali itu. Kertas yang
digunakan itu sama dengan beribu-ribu, berjuta-juta- maupun bermilyar-milyar pohon yang ditebang
kemudian diolah menjadi sebuah kertas.

Oleh karena itu, penggunaan kertas perlu kita minimalisir sekecil mungkin. Perusahaan-perusahaan kertas
saat ini memang sudah sangat banyak dan kita mungkin tidak dapat melakukan apapun pada mereka yang
menebang hutan-hutan yang mana hutan merupakan penghasil oksigen yang kita hidup setiap hari. Namun
seiiring dengan perkembangan teknologi, kita bisa mendapatkan sebuah solusi untuk menggantikan kertas.
Teknologi bukan hanya menjadi solusi untuk pengganti kertas, tetapi juga merupakan solusi untuk
perkembangan konservasi-konservasi lainnya.

Pengertian Teknologi

Teknologi (Inggris: technology) adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Teknologi mempermudah segala sesuatu
baik dari segi social, ekonomi, dan kebudayaan. Teknologi juga dapat membantu perkembangan-
perkembangan konservasi yang ada di Indonesia, salah satunya adalah konservasi pohon.

Perkembangan teknologi dan konservasi pohon

Sebelum berkembangnya sebuah teknologi, Seluruh kegiatan perkantoran, pendidikan, social, dan kegiatan
lain sangat bergantung pada penggunaan kertas, padahal kertas sendiri berasal dari sebuah pohon yang
kayunya diambil sebagai bahan baku. Dengan perkembangan teknologi yang sekarang, kita dapat
membandingkan betapa jauhnya perbedaan sebelum dan sesudah perkembangan teknologi. Beberapa
perbandingan diantaranya adalah:

1. Dulu memakai buku teks, sekarang memakai ebook

Buku teks sampai saai ini memang masih dipakai, namun dengan munculnya ebook, buku akan secara
otomatis sedikit tersingkir karena kepraktisan sebuah ebook. Buku elektronik (disingkat Buku-e atau
ebook) atau buku digital adalah versi elektronik dari buku. Jika buku pada umumnya terdiri dari
kumpulan kertas yang dapat berisikan teks atau gambar, maka buku elektronik berisikan informasi
digital yang juga dapat berwujud teks atau gambar. Ebook dapat disimpan dalam gawai maupun laptop
sehingga mudah untuk dibawa kemana saja. Selain itu, Ebook juga dapat di unduh secara gratis dan
yang paling penting ebook dapat membantu meminimalisir penggunaan kertas.

2. Dulu ujian nasional dilaksanakan secara manual, sekarang ujian nasional dilakukan dengan berbasis
computer

Ujian Nasional merupakan suatu hal yang setiap tahunnya diadakan di Indonesia dan bisa dikatakan hal
ini sangat membuang banyak kertas. Pada tahun 2017, Indonesia mulai menggunakan sistem UNBK
(Ujian Nasional Berbasis Komputer). Pada praktek awal, hal ini memang sangat membutuhkan biaya
yang lumayan besar untuk pembelian computer dan internet. Namun dalam tahun-tahun selanjutnya,
biaya yang digunakan akan lebih kecil daripada biaya ujian nasional dengan menggunakan kertas. Selain
itu, penggunaan kertas yang biasanya dipakai tiap tahun itu menjadi semakin berkurang dan sampai
pada akhirnya tidak menggunakan kertas lagi.

3. Dulu Absensi menggunakan kertas, sekarang menggunakan sistem fingerprint dan sistem daring.

Sebelum adanya teknologi, absensi awalnya menggunakan kertas yang terdapat nama-nama di
dalamnya, namun sekarang banyak instansi atau lembaga yang menggunakan sistem fingerprint dan
sistem daring, dengan sistem ini, absensi akan lebih mudah tercatat di computer dan terntunya hal ini
juga merupakan salah satu cara untuk meminimalisir penggunaan kertas.

Perkembangan teknologi selain mempermudah pekerjaan manusia, juga dapat meningkatkan upaya
konservasi. Selain tiga contoh diatas, sebenarnya masih banyak lagi contoh yang lainnya. Penggunaan
kertas seiring dengan perkembangan teknologi mungkin semakin minim. Bahkan mungkin dimasa depan
kertas tidak akan menjadi sebuah kebutuhan. Saat ini, kertas merupakan alat yang sangat penting, tapi
tumbuhan lebih penting dari sebuah kertas. Tanpa adanya tumbuhan, kita tidak akan bisa bernafas.
Bayangkan, apabila seluruh tumbuhan di dunia ini ditebang, tentunya kita sebagai manusia tidak akan bisa
bernafas. Kita harus secara bijak menggunakan sebuah kertas dan jangan pernah membuang-buang kertas.

Perkembangan teknologi memang sangat membantu dalam peningkatan konservasi, namun itu tidak dapat
mengubah realitas bahwa kebutuhan manusia akan kehidupan sangat besar. Dalam pemenuhan kebutuhan
itu manusia pasti akan memanfaatkan semua yang ada di dunia yang salah satunya tadi adalah tumbuhan
atau pohon. Walaupun dimasa depan nanti kertas tidak digunakan, akan tetapi tumbuhan dan hutan akan
terus dimanfaatkan oleh manusia. Oleh karena itu, sebagai manusia kita juga harus memikirkan kondisi
alam, ketika menebang sebuah pohon, kita harus memiilih mana pohon yang memang harus ditebang,
jangan sampai pohon yang muda ikut tertebang. Selain itu reboisasi juga harus dilakukan, jangan seenaknya
menebang hutan dan menjadikan hutan gundul karena hal ini akan menambah sebuah masalah. Sebaiknya,
seiring dengan perkembangan teknologi dan manusia yang semakin besar, pemerintah juga perlu ikut serta
dalam menjaga dan melestarikan alam agar ketika nanti di masa depan dapat membawa dampak yang
positif bagi kita.
DAFTAR PUSTAKA

Retnoningsih, Amin dkk. 2019. Pendidikan Konservasi Tiga Pilar. Semarang:Universitas Negeri Semarang

Welborglodge.2002. Types of Conservation: A Brief Discussion of Various Types di https://www.brighthub


.com/environment/science-environmental/articles/93544.aspx (di akses 27 September 2019)

Anda mungkin juga menyukai